Dwi Fitria
http://jurnalnasional.com/
Jakarta kembali mengadakan sebuah pameran seni rupa akbar dua tahunan, Biennale. Kegiatan utama Biennale, sebuah pameran besar yang digelar di beberapa tempat, Galeri Nasional, Senayan City, dan Grand Indonesia berlangsung mulai 6 hingga 27 Februari 2009 lalu.
Kota adalah sebuah zona tarik menarik, sebuah arena di mana seluruh penduduknya berinteraksi dalam jejaring sosial yang cukup rumit dan tersusun dari berbagai kepentingan. Tema Arena diambil bukan mempermasalahkan kerumitan ini, pameran ini justru dimaksudkan untuk meredefinisi kembali kerumitan kota ke dalam arena-arena yang dapat dikenali. Oleh karena itulah Bienale kali ini dibagi dalam tiga tema besar, Zona Pemahaman, Zona pertarungan, dan Zona Cair.
Yang membedakan Biennale kali ini dengan Biennale-biennale sebelumnya adalah bahwa Biennale tahun ini bersifat internasional dan mengundang perupa dari negara-negara semisal Malaysia, Vietnam, Singapura, Thailand, Jerman, Australia, Amerika, dan Italia.
Selain itu Biennale tahun ini juga mengolaborasikan kegiatan pameran rupa dengan kegiatan-kegiatan lain termasuk Gelar Koreografi Kota, Pesta Sastra Jakarta, Festival Teater Jakarta, Pameran Foto Ruang Perempuan, dan Lokakarya Pembuatan Komik untuk napi anak-anak di LP Anak Tangerang. Sebagian kegiatan itu telah berlangsung pada 2008 lalu.
Biennale kali ini dibuat agar tidak berjarak dengan masyarakat kota, oleh karena itulah, karya beberapa seniman sengaja ditempatkan di ruang publik. Karya Angki Purbandono, sebuah billboard berjudul Sarinah: Tanpa Nama ditempatkan di salah satu sudut pusat perbelanjaan Sarinah di Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Sementara Saleh Husein membuat sebuah instalasi berukuran besar di bagian bawah jembatan layang di depan Stasiun Tebet berjudul Taman Catur. Menggambarkan kuda catur berwarna putih dan hitam di tiang-tiang penyangga jembatan layang, dan menempatkan beberapa meja catur di antara tiang-tiang tersebut.
Sebuah pameran berjudul Territories & Boundaries yang dikuratori oleh Farah Wardani akan menjadi kegiatan pamungkas Bienale XIII. Pameran ini akan dilangsungkan pada 28 Maret hingga 11 Maret 2009 mendatang di Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki.
http://jurnalnasional.com/
Jakarta kembali mengadakan sebuah pameran seni rupa akbar dua tahunan, Biennale. Kegiatan utama Biennale, sebuah pameran besar yang digelar di beberapa tempat, Galeri Nasional, Senayan City, dan Grand Indonesia berlangsung mulai 6 hingga 27 Februari 2009 lalu.
Kota adalah sebuah zona tarik menarik, sebuah arena di mana seluruh penduduknya berinteraksi dalam jejaring sosial yang cukup rumit dan tersusun dari berbagai kepentingan. Tema Arena diambil bukan mempermasalahkan kerumitan ini, pameran ini justru dimaksudkan untuk meredefinisi kembali kerumitan kota ke dalam arena-arena yang dapat dikenali. Oleh karena itulah Bienale kali ini dibagi dalam tiga tema besar, Zona Pemahaman, Zona pertarungan, dan Zona Cair.
Yang membedakan Biennale kali ini dengan Biennale-biennale sebelumnya adalah bahwa Biennale tahun ini bersifat internasional dan mengundang perupa dari negara-negara semisal Malaysia, Vietnam, Singapura, Thailand, Jerman, Australia, Amerika, dan Italia.
Selain itu Biennale tahun ini juga mengolaborasikan kegiatan pameran rupa dengan kegiatan-kegiatan lain termasuk Gelar Koreografi Kota, Pesta Sastra Jakarta, Festival Teater Jakarta, Pameran Foto Ruang Perempuan, dan Lokakarya Pembuatan Komik untuk napi anak-anak di LP Anak Tangerang. Sebagian kegiatan itu telah berlangsung pada 2008 lalu.
Biennale kali ini dibuat agar tidak berjarak dengan masyarakat kota, oleh karena itulah, karya beberapa seniman sengaja ditempatkan di ruang publik. Karya Angki Purbandono, sebuah billboard berjudul Sarinah: Tanpa Nama ditempatkan di salah satu sudut pusat perbelanjaan Sarinah di Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Sementara Saleh Husein membuat sebuah instalasi berukuran besar di bagian bawah jembatan layang di depan Stasiun Tebet berjudul Taman Catur. Menggambarkan kuda catur berwarna putih dan hitam di tiang-tiang penyangga jembatan layang, dan menempatkan beberapa meja catur di antara tiang-tiang tersebut.
Sebuah pameran berjudul Territories & Boundaries yang dikuratori oleh Farah Wardani akan menjadi kegiatan pamungkas Bienale XIII. Pameran ini akan dilangsungkan pada 28 Maret hingga 11 Maret 2009 mendatang di Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar