Triyanto Triwikromo
http://suaramerdeka.com/
ILUSTRATOR cerita pendek Suara Merdeka, A Ibnu Thalhah memperoleh penghargaan bergengsi dari China. Karyanya mendapat predikat “The Most Conceptual Design” setelah “The Girl in the Lamb” yang merupakan ilustrasi cerpen “Sembahyang Makan Malam” Hanna Fransisca (yang dimuat di media ini 21 Februari 2010) ia kirimkan ke kontes AYACC 2010.
Ajang ini berupaya mencari bakat seniman muda Asia agar mereka memunculkan karya-karya terbaik. ”Alhamdulillah, bulan ini hasil kontes sudah diumumkan oleh dewan juri . Saya dapat piala, sertifikat, dan uang 3000 renmimbi (sekitar Rp 3 juta). Tidak terlalu banyak he he he. Tetapi tetap saya syukuri...”
Thalhah menyatakan, kemenangan itu patut disyukuri karena kontes bergengsi ini diikuti tak kurang dari 1.000 peserta dari negara-negara Asia. Jurinya pun berasal dari berbagai bangsa. Mereka antara lain John A Lent (pengajar Komunikasi Massa Universitas Western Ontario, Kanada), Liuyi Wang (pakar animasi China Communication University, China), Sander K Johnson (Amerika), dan Rolf Heimann (kartunis Australia), serta Erdogan Karayel (kartunis Turki).
”Saya tersanjung mendapat penghargaan ini sebab usaha keras saya akhirnya diapresiasi oleh institusi internasional,” kata pria yang sehari-hari bekerja sebagai kartunis dan Koordinator Liputan Tabloid Cempaka (Suara Merdeka Group) ini.
Kreatif
Pria kelahiran Tegal, 25 Mei 1976 ini memang dikenal sebagai sosok yang kreatif. Setelah lulus dari IAIN Walisongo Semarang dan bergabung dengan Suara Merdeka perlahan-lahan karya-karyanya menjadi perhatian para kritikus seni rupa. Sejak 2001 ia mulai terlibat dalam berbagai pameran yang memajang karya-karya drawing-nya hingga pada 2005 ia menjadi salah satu wakil Semarang dalam Bali Biennale 2005, di Ubud-Bali.
Selanjutnya ia juga terlibat dalam pertunjukan Jalan Angin karya sastrawan Triyanto Triwikromo dan Sitok Srengenge yang dipergelarkan di Darwin, Australia. Sebelumnya pada 2004 karyanya dipajang dalam The 12th International Bienial Print and Drawing Exibition, di Taiwan.
Prestasi Thalhah tak berhenti di sini. Pada 2007 ia mengikuti Pameran Seni Rupa Nusantara 2007, Galeri Nasional, Jakarta dan pameran-pameran bergengsi lain di Salihara maupun Grand Indonesia.
Sebagai kartunis, ia pada 1997 memperoleh penghargaan sebagai kartunis terbaik II, Lomba Kartun Mahasiswa nasional, Universitas Jember Malang. Pada 2004 jadi kartunis terbaik II Lomba Karikatur nasional ”Pemilu Langsung” Kompas, hingga pada perkembangan berikut, pada 2009 mendapat juara I lomba komik perbankan, Bank Indonesia, serta sebelumnya pada 2008 The Best illustration Prize, Master Cup International Cartoon and Illustration Biennial, Beijing. China.
Kini dalam dua tahun terakhir ia aktif mengikuti festival dan pameran kartun di Yunani, Belgia, Turki, Iran, Korea, China, dan Jepang.
”Karya saya antara lain dikoleksi oleh Museum Print and Drawing, Taiwan,” ucap Thalhah yang juga menjadi Finalis Indonesian Art Award (IAA, Yayasan Seni Rupa Indonesia) 2008 ini.
http://suaramerdeka.com/
ILUSTRATOR cerita pendek Suara Merdeka, A Ibnu Thalhah memperoleh penghargaan bergengsi dari China. Karyanya mendapat predikat “The Most Conceptual Design” setelah “The Girl in the Lamb” yang merupakan ilustrasi cerpen “Sembahyang Makan Malam” Hanna Fransisca (yang dimuat di media ini 21 Februari 2010) ia kirimkan ke kontes AYACC 2010.
Ajang ini berupaya mencari bakat seniman muda Asia agar mereka memunculkan karya-karya terbaik. ”Alhamdulillah, bulan ini hasil kontes sudah diumumkan oleh dewan juri . Saya dapat piala, sertifikat, dan uang 3000 renmimbi (sekitar Rp 3 juta). Tidak terlalu banyak he he he. Tetapi tetap saya syukuri...”
Thalhah menyatakan, kemenangan itu patut disyukuri karena kontes bergengsi ini diikuti tak kurang dari 1.000 peserta dari negara-negara Asia. Jurinya pun berasal dari berbagai bangsa. Mereka antara lain John A Lent (pengajar Komunikasi Massa Universitas Western Ontario, Kanada), Liuyi Wang (pakar animasi China Communication University, China), Sander K Johnson (Amerika), dan Rolf Heimann (kartunis Australia), serta Erdogan Karayel (kartunis Turki).
”Saya tersanjung mendapat penghargaan ini sebab usaha keras saya akhirnya diapresiasi oleh institusi internasional,” kata pria yang sehari-hari bekerja sebagai kartunis dan Koordinator Liputan Tabloid Cempaka (Suara Merdeka Group) ini.
Kreatif
Pria kelahiran Tegal, 25 Mei 1976 ini memang dikenal sebagai sosok yang kreatif. Setelah lulus dari IAIN Walisongo Semarang dan bergabung dengan Suara Merdeka perlahan-lahan karya-karyanya menjadi perhatian para kritikus seni rupa. Sejak 2001 ia mulai terlibat dalam berbagai pameran yang memajang karya-karya drawing-nya hingga pada 2005 ia menjadi salah satu wakil Semarang dalam Bali Biennale 2005, di Ubud-Bali.
Selanjutnya ia juga terlibat dalam pertunjukan Jalan Angin karya sastrawan Triyanto Triwikromo dan Sitok Srengenge yang dipergelarkan di Darwin, Australia. Sebelumnya pada 2004 karyanya dipajang dalam The 12th International Bienial Print and Drawing Exibition, di Taiwan.
Prestasi Thalhah tak berhenti di sini. Pada 2007 ia mengikuti Pameran Seni Rupa Nusantara 2007, Galeri Nasional, Jakarta dan pameran-pameran bergengsi lain di Salihara maupun Grand Indonesia.
Sebagai kartunis, ia pada 1997 memperoleh penghargaan sebagai kartunis terbaik II, Lomba Kartun Mahasiswa nasional, Universitas Jember Malang. Pada 2004 jadi kartunis terbaik II Lomba Karikatur nasional ”Pemilu Langsung” Kompas, hingga pada perkembangan berikut, pada 2009 mendapat juara I lomba komik perbankan, Bank Indonesia, serta sebelumnya pada 2008 The Best illustration Prize, Master Cup International Cartoon and Illustration Biennial, Beijing. China.
Kini dalam dua tahun terakhir ia aktif mengikuti festival dan pameran kartun di Yunani, Belgia, Turki, Iran, Korea, China, dan Jepang.
”Karya saya antara lain dikoleksi oleh Museum Print and Drawing, Taiwan,” ucap Thalhah yang juga menjadi Finalis Indonesian Art Award (IAA, Yayasan Seni Rupa Indonesia) 2008 ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar