SAJAK TENTANG
Di setiap senyum yang terpasang
pada paras cantiknya,
di situlah aku berdiri.
Di setiap untaian kata yang keluar
dari bibir merahnya,
di situlah ragaku berada.
Dan di setiap tetes air mata yang mengalir
dari mata indahnya,
di sitilah aku mampu bertahan.
Izinkanlah aku bicara,
sepatah kata cinta, artian dirimu.
Sebab kini ku mengerti,
kau mampu meranggeh rasa takutku,
tanpa perlu surut.
Karna kaulah gulita,
yang mupuskan segala batas alasan.
Kaulah petunjuk jalan,
menuju palung kegembiraan.
Tunggu aku selangkah lagi,
dari bibir jurangmu.
Gersik
HARPAN
Enam purnama bersinar
bermain dengan waktu
berlomba dengan hari
dan untuk yang kesekian kali;
Aku rapuh,
kembali…
Aku patah,
kembali…
Terbujur kaku tak berdaya
terdiam dalam seribu bahasa
karena cinta.
Cukup, lelah, sudah
letih, sudah,
ku bermain dengannya.
Hanya satu pintaku,
mengenai sebuah harapan
kembali bersama.
181847
Pabila waktu dapat ku putar kembali,
ku ingin tak seorang pun tahu
rasa sakit begitu.
Pabila pagi enggan menyapa,
izinkan ku hidup dalam semu bayangmu,
tak lebih
Hanya senyummu
yang sanggup kuatkan inginku
untuk terus hidup
dalam bayang ketidakpastian
Apabila waktu dapat ku putar kembali,
izinkanlah aku terus meghirup,
hidup dalam senyum bayangmu.
SEPENGGAL KISAH
Akhirnya ku mengerti
daun kan kering,
senja pun menghilang
begitu pula dengan cinta
yang tak terbalaskan.
Akhirnya ku mengerti
Siluet pun akan memudar, dan
pergi bersama angin lalu
begitu jua dengan dirimu,
yang semakin hilang dari mimpi-mimpiku.
Ada asa yang hilang, ada mimpi yang sirna
dan ada bibir kelu tak sanggup sampaikan;
“AKU SAYANG KAMU”
Sama seperti minggu lalu,
ada sebuah asa yang hilang dan-
bibir kelu.
SUARA HATI
Izinkanlah aku terus mencintaimu
untuk terus menyayangi
walau kau tercipta,
memang bukan untukku.
Karena hanya dengan kaulah,
ku dapat bertahan hidup
dan sebab kaulah, harapan bagiku
sebagai seorang wanita pecinta
yang hidup dalam kesia-siaan
tanpa adanya, dirimu…
Di setiap senyum yang terpasang
pada paras cantiknya,
di situlah aku berdiri.
Di setiap untaian kata yang keluar
dari bibir merahnya,
di situlah ragaku berada.
Dan di setiap tetes air mata yang mengalir
dari mata indahnya,
di sitilah aku mampu bertahan.
Izinkanlah aku bicara,
sepatah kata cinta, artian dirimu.
Sebab kini ku mengerti,
kau mampu meranggeh rasa takutku,
tanpa perlu surut.
Karna kaulah gulita,
yang mupuskan segala batas alasan.
Kaulah petunjuk jalan,
menuju palung kegembiraan.
Tunggu aku selangkah lagi,
dari bibir jurangmu.
Gersik
HARPAN
Enam purnama bersinar
bermain dengan waktu
berlomba dengan hari
dan untuk yang kesekian kali;
Aku rapuh,
kembali…
Aku patah,
kembali…
Terbujur kaku tak berdaya
terdiam dalam seribu bahasa
karena cinta.
Cukup, lelah, sudah
letih, sudah,
ku bermain dengannya.
Hanya satu pintaku,
mengenai sebuah harapan
kembali bersama.
181847
Pabila waktu dapat ku putar kembali,
ku ingin tak seorang pun tahu
rasa sakit begitu.
Pabila pagi enggan menyapa,
izinkan ku hidup dalam semu bayangmu,
tak lebih
Hanya senyummu
yang sanggup kuatkan inginku
untuk terus hidup
dalam bayang ketidakpastian
Apabila waktu dapat ku putar kembali,
izinkanlah aku terus meghirup,
hidup dalam senyum bayangmu.
SEPENGGAL KISAH
Akhirnya ku mengerti
daun kan kering,
senja pun menghilang
begitu pula dengan cinta
yang tak terbalaskan.
Akhirnya ku mengerti
Siluet pun akan memudar, dan
pergi bersama angin lalu
begitu jua dengan dirimu,
yang semakin hilang dari mimpi-mimpiku.
Ada asa yang hilang, ada mimpi yang sirna
dan ada bibir kelu tak sanggup sampaikan;
“AKU SAYANG KAMU”
Sama seperti minggu lalu,
ada sebuah asa yang hilang dan-
bibir kelu.
SUARA HATI
Izinkanlah aku terus mencintaimu
untuk terus menyayangi
walau kau tercipta,
memang bukan untukku.
Karena hanya dengan kaulah,
ku dapat bertahan hidup
dan sebab kaulah, harapan bagiku
sebagai seorang wanita pecinta
yang hidup dalam kesia-siaan
tanpa adanya, dirimu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar