BALADA TINA
Ketika tetes air mata jatuh dari pelupuk
segenggam duka tersisa, terkenang
terbayang sepanjang layaran senja,
seorang Tina, dalam kehancuran jiwa.
Hancur luluh, hati tersayat belati
mengalir darah hayat tersisia-sia,
Tina…Tina tersayup samudra
di atas bukit pendam luka.
Luka sayatan terpendam
pusaran angin bisu, duka saksinya
Tina, terbang terjama manusia
terinjak namanya, terdampar lumpur rawa.
Tina tabah secahaya lumpur kehidupan
terinjak harga dirinya bagai lempung tanah,
Tina, jangan-jangan siram luka berair garam
bahagia kan hadir bersama sinar sang fajar.
Dan ketika sinar bulan tampak di sela-sela
-mendung, mekar berbunga menunduk tangis,
Tina hiaskan untaian air atas pusaran duri
Tina…layu sebelum berkembang.
Ketika tetes air mata jatuh dari pelupuk
segenggam duka tersisa, terkenang
terbayang sepanjang layaran senja,
seorang Tina, dalam kehancuran jiwa.
Hancur luluh, hati tersayat belati
mengalir darah hayat tersisia-sia,
Tina…Tina tersayup samudra
di atas bukit pendam luka.
Luka sayatan terpendam
pusaran angin bisu, duka saksinya
Tina, terbang terjama manusia
terinjak namanya, terdampar lumpur rawa.
Tina tabah secahaya lumpur kehidupan
terinjak harga dirinya bagai lempung tanah,
Tina, jangan-jangan siram luka berair garam
bahagia kan hadir bersama sinar sang fajar.
Dan ketika sinar bulan tampak di sela-sela
-mendung, mekar berbunga menunduk tangis,
Tina hiaskan untaian air atas pusaran duri
Tina…layu sebelum berkembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar