TANGISAN KOTA ISTIMEWA
Bukannya tak bersebab dia tergoncang goyah
tak juga tanpa alas an dia luluh rata bertanah
Mengapa? Sayang, masa bosan sebuah tanya.
Berlalu sudah masamu, rubuh sudah ruangmu
apalagi yang kau bangga, kecuali Dia
yang getarkan kota istimewa.
Asamu terlalu tinggi untuk merunduk
fikirmu begitu lebar untuk menciut
tahukah kau kota istimewa
kini tak lagi bisa tertawa.
Begitu hinakah kau?
Atau begitu istimewakah kau?
hingga bumi telah enggan memikulmu.
Dia cetakkan kebanggaanmu
luntur, ronamu pun hancur
tinggal meranamu yang tertutur
dan, isikan tangis untuk yang terkubur
Bukannya tak bersebab dia tergoncang goyah
tak juga tanpa alas an dia luluh rata bertanah
Mengapa? Sayang, masa bosan sebuah tanya.
Berlalu sudah masamu, rubuh sudah ruangmu
apalagi yang kau bangga, kecuali Dia
yang getarkan kota istimewa.
Asamu terlalu tinggi untuk merunduk
fikirmu begitu lebar untuk menciut
tahukah kau kota istimewa
kini tak lagi bisa tertawa.
Begitu hinakah kau?
Atau begitu istimewakah kau?
hingga bumi telah enggan memikulmu.
Dia cetakkan kebanggaanmu
luntur, ronamu pun hancur
tinggal meranamu yang tertutur
dan, isikan tangis untuk yang terkubur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar