REFLEKSI HAYAT
Angin selalu kibasi hidupku
jala menjaring kedewasaanku;
Keduanya tawarkan kesanggupanku
untuk menyugguh secercah harapan.
Air tak selalu terlihat jernih
kaca tak selalu bening
kita hidup tak selamanya begini
untuk itu kita perlu refleksi diri.
Aku idamkan istana kebahagiaan
di dalamnya bersimpan kemaslahatan.
Ingin ku duduki kursi kebaikan
sambil menatap cermin Tuhan.
Ingin tinggalkan busana keangkuhan
ingin lepaskan cincin kepalsuan
ingin ku gelar sajadah keinsyafan,
bersamaan tangisi segala kebodohan.
Aku berhasrat jadi merpati
hinggapi di singgasana keselamatan hati
agar tak selalu merintih, pun suatu saat
sakit dan mati.
KERINDUAN SEORANG SAHABAT
Sahabat, di manakah kini kau berada?
sendiri ku di sini menanti kau kembali;
hampa diriku dilanda sepi
tanpa senyum pun suaramu.
Ingatlah kau padaku sahabat?
ku yang senantiasa merindumu,
yang selalu menanti kehadiranmu.
Ku tidak pernah tau apa isi hatimu
(Apakah aku selalu di hatimu?)
Asalkan kau tahu, dirimu selalu di hatiku.
Kau sahabat sejatiku, temani aku
dalam suka duka bersama.
Berat untukku lupakan dirimu.
Yakinlah, dirimu selalu di hatiku.
HELAI RENUNGAN
Dalam sepi ku merajuk,
ku menyimpang seribu sesalan wujud;
Aku yang terpuruk dengan hayalan itu
terjerumus dalam dosa panjang umur.
LAYAR RINDUKU
Ku berlayar disamudra hidup, berdayung
perasaan. Tak kubiar gejolak menipuku
walau hasrat itu sungguh.
Ku yakin terasa; kala karang sedih menyapa,
berderu nafas cinta, ku bertolak walau sayu.
Samar senja menyapa wajah, seakan
kehangatan tak searah; hatiku sejuk temaram
saat itu, di antara bebuahan rindu-merindunya.
Angin selalu kibasi hidupku
jala menjaring kedewasaanku;
Keduanya tawarkan kesanggupanku
untuk menyugguh secercah harapan.
Air tak selalu terlihat jernih
kaca tak selalu bening
kita hidup tak selamanya begini
untuk itu kita perlu refleksi diri.
Aku idamkan istana kebahagiaan
di dalamnya bersimpan kemaslahatan.
Ingin ku duduki kursi kebaikan
sambil menatap cermin Tuhan.
Ingin tinggalkan busana keangkuhan
ingin lepaskan cincin kepalsuan
ingin ku gelar sajadah keinsyafan,
bersamaan tangisi segala kebodohan.
Aku berhasrat jadi merpati
hinggapi di singgasana keselamatan hati
agar tak selalu merintih, pun suatu saat
sakit dan mati.
KERINDUAN SEORANG SAHABAT
Sahabat, di manakah kini kau berada?
sendiri ku di sini menanti kau kembali;
hampa diriku dilanda sepi
tanpa senyum pun suaramu.
Ingatlah kau padaku sahabat?
ku yang senantiasa merindumu,
yang selalu menanti kehadiranmu.
Ku tidak pernah tau apa isi hatimu
(Apakah aku selalu di hatimu?)
Asalkan kau tahu, dirimu selalu di hatiku.
Kau sahabat sejatiku, temani aku
dalam suka duka bersama.
Berat untukku lupakan dirimu.
Yakinlah, dirimu selalu di hatiku.
HELAI RENUNGAN
Dalam sepi ku merajuk,
ku menyimpang seribu sesalan wujud;
Aku yang terpuruk dengan hayalan itu
terjerumus dalam dosa panjang umur.
LAYAR RINDUKU
Ku berlayar disamudra hidup, berdayung
perasaan. Tak kubiar gejolak menipuku
walau hasrat itu sungguh.
Ku yakin terasa; kala karang sedih menyapa,
berderu nafas cinta, ku bertolak walau sayu.
Samar senja menyapa wajah, seakan
kehangatan tak searah; hatiku sejuk temaram
saat itu, di antara bebuahan rindu-merindunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar