BINTANG
Bintang, adakah kau sinarkan cahaya berbeda
bukan putih perak yang biasa kau biaskan
Bintang, saat malam larut ku menatapmu
pandanganku puas sebelum kau dijemput fajar
Bintang, kala sinarmu menyelinap di pelupuk-
mataku, laksana serpihan luka tergores balik.
Bintang, bisakah malam esok ku tatap kembali
sinarmu, tenggelam bersama waktu sepiku?
BODOH
Bodohnya, hanya barisan janji hati bersemi,
yang sekarang janji telah jadi duri.
Apakah yang harus dilakukan?
Janji di lidah tak bertulang
mudah terbalik, terombang-ambing.
Oh, Bodohnya...
TEMBOK NURANI
Tembok nurani putih mulai kusam
ditaburi debu peninggalan moyang
disinggahi jamur lumut masa kelam.
Masa berabad-abad silam
masa yang tak bertahun
namun masih saja temurun.
AKU BERJALAN
Ku berjalan ikuti alur masa berdetik kegelapan
meraba waktu mencoba dengar keluhan kesah.
Ku berjalan tertatih mengejar mentari
selami siang, mencari mimpi yang tenggelam.
Ku berjalan sambil genggam remukan hati
mengintai bintang hindari kejaran usia,
arungi samudra hayal menggapai angan,
namun tidak pernah tercapai.
Jiwa dan raga telah hancur
ku bawanya melangkah menjahui serta.
Bintang, adakah kau sinarkan cahaya berbeda
bukan putih perak yang biasa kau biaskan
Bintang, saat malam larut ku menatapmu
pandanganku puas sebelum kau dijemput fajar
Bintang, kala sinarmu menyelinap di pelupuk-
mataku, laksana serpihan luka tergores balik.
Bintang, bisakah malam esok ku tatap kembali
sinarmu, tenggelam bersama waktu sepiku?
BODOH
Bodohnya, hanya barisan janji hati bersemi,
yang sekarang janji telah jadi duri.
Apakah yang harus dilakukan?
Janji di lidah tak bertulang
mudah terbalik, terombang-ambing.
Oh, Bodohnya...
TEMBOK NURANI
Tembok nurani putih mulai kusam
ditaburi debu peninggalan moyang
disinggahi jamur lumut masa kelam.
Masa berabad-abad silam
masa yang tak bertahun
namun masih saja temurun.
AKU BERJALAN
Ku berjalan ikuti alur masa berdetik kegelapan
meraba waktu mencoba dengar keluhan kesah.
Ku berjalan tertatih mengejar mentari
selami siang, mencari mimpi yang tenggelam.
Ku berjalan sambil genggam remukan hati
mengintai bintang hindari kejaran usia,
arungi samudra hayal menggapai angan,
namun tidak pernah tercapai.
Jiwa dan raga telah hancur
ku bawanya melangkah menjahui serta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar