Kamis, 31 Mei 2012

Militansi yang Menghidupi Sastra Jawa

Ichwan Prasetyo
http://www.facebook.com/ichwan.prasetyo

Hari Sabtu, 29 Oktober 2011, saya datang di acara Kongres Sastra Jawa (KSJ) III di Desa Wisata Jono, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Saya mendapat jatah berbicara di sesi tentang media massa berbahasa Jawa di tengah perkembangan media massa berbahasa Indonesia. KSJ III diselenggarakan tiga hari, Jumat-Minggu, 28-30 Oktober 2011.
Lokasi acara adalah sebuah desa berjarak 22 kilometer ke arah barat dari ibukota Kabupaten Bojonegoro. Sebuah desa yang sepi tapi bersih dan asri. Untuk menuju ke lokasi acara, panitia KSJ III menyediakan fasilitas penjemputan. Peserta datang dari berbagai wilayah di Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur. Sarana transportasi umum menuju lokasi acara dari ibukota Kabupaten Bojonegoro hanya bus 3/4 jurusan Bojonegoro-Nganjuk PP yang kebetulan milik Kepala Desa Jono.

Namun, bus yang hanya beberapa unit itu jeda kedatangan dan keberangkatannya sangat lama, bisa lebih dari satu jam. Angkutan yang paling cepat adalah ojek, sekali jalan Rp 20.000-Rp 25.000 tergantung negosiasi dengan pengemudinya. Dari Solo saya sengaja memilih numpang bus angkutan umum, sekalian bernostalgia zaman muda dulu ketika sering beravonturir ditemani ransel, selembar kaus cadangan, sikat gigi, handuk kecil dan buku bacaan. Saya sampai di Terminal Bus Rajekwesi Bojonegoro pukul 11.30 WIB dan jatah sesi saya adalah pukul 13.30 WIB. Demi memburu waktu, saya memutuskan menyewa ojek.

Pak Sarno, tukang ojek itu, saya temui saat salat Duhur berjemaah di musala terminal bus itu. Orangnya sederhana. Dia sebenarnya petani. Saya dikenalkan dengan Pak Sarno oleh imam musala terminal itu. “Kalau mau ngojek dengan tukang ojek yang biasa salat di sini saja,” kata imam musala yang akrab disapa Pak Mardi itu.

Di sepanjang perjalanan yang memakan waktu sekitar 20 menit, Pak Sarno bercerita tentang kehidupan sehari-harinya. Dia sebenarnya petani dan peternak. Dia punya lahan di dekat Terminal Bus Rajekwesi. Dia punya beberapa ekor sapi. Ngojek dia sebut sebagai hiburan semata. “Yah, alhamdulillah, Mas, ada hiburan. Hari ini saya bersyukur setelah salat ketemu panjenengan, dengan diawali ibadah insya Allah rezeki saya barokah,” kata dia.

Pak Sarno memang sangat ramah, khas orang Jawa. Kami berboncengan sepeda motor Honda produksi tahun ’90-an menyusuri jalan beraspal nanmulus menuju Desa Jono, sebuah desa wisata di kawasan Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro. Satu kilometer sebelum lokasi acara, kami kehujanan.

Kami berteduh di sebuah toko batik khas Bojonegoro yang belakangan saya ketahui ternyata juga milik Kepala Desa Jono. Beberapa orang yang berada di toko itu, laki-laki dan perempuan, remaja dan tua, mempersilakan kami masuk ke dalam, namun kami tolak. Saya merasakan kembali keramahan khas wong Jawa.

Dan sebagaimana jamaknya wong Jawa, kami berdua sudah cukup puas diizinkan berteduh di tritisan toko batik itu. Sesekali, mereka mengajak ngobrol kami yang kedinginan berteduh di tritisan tokok itu. Sekitar 20 menit kami berteduh.

Setelah pamit kepada penunggu toko itu, kami melanjutkan perjalanan menuju lokasi acara. Pak Sarnolah yang bertanya-tanya rute menuju tempat KSJ III. Sekitar 300 meter dari lokasi acara terlihat spanduk dan umbul-umbul yang memandu arah menuju lokasi acara, sebuah rumah berdesain joglo yang sederhana, tak jauh dari rumah Kepala Desa Jono.

***

Tiba di lokasi acara pas makan siang. Saya yang sudah kelaparan langsung ikut antre makan di belakang pendapa bangunan joglo itu. Di sana, saya melihat sastrawan dan budayawan Arswendo Atmowiloto dan begawan sastra Jawa Suparto Broto berbaur dengan peserta lain, bersama-sama makan siang di tempat yang sederhana itu.

Mereka berdua tak diistimewakan. Ikut antre mengambil makanan, kemudian memilih tempat sendiri untuk duduk. Mereka akrab berbaur dan berbincang-bincang dengan komunitas sastrawan dan pencinta sastra Jawa yang sangat beragam itu, laki-laki perempuan, tua muda, bahkan ada beberapa remaja.

Bangunan joglo itu berdinding setengah batako dan setengah kayu. Lantainya hanya plesteran semen yang kasar. Menu makan siang yang disajikan adalah menu khas masakan desa di kawasan Bojonegoro. Semua serba pedas, tapi saya suka. Benar-benar masakah khas desa. Ada gudangan, sayur tewel atau gudek dengan kuah yang pedas rasanya, ada bothok, tempe goreng, nasi jagung, nasi liwet, nasi tiwul dan berbagai jenis masakan khas pedesaan lainnya.

Di acara itu saya juga bertemu Diah Hadaning, perempuan yang sudah berpuluh-puluh tahun menggeluti sastra Jawa. Ketemu pula dengan sastrawan Jawa Bambang Nursinggih dari Jogja yang masih produktif menulis cerita cekak (Cerkak). Dari kalangan muda ada Sucipto Hadi Purnomo, esais dan dosen sastra Jawa di Universitas Negeri semarang (Unnes). Saya lihat pula wajah-wajah yang tak asing di dunia sastra Jawa.

Sayang, saya tak ketemu Daniel Tito, mantan wartawan yang kini konsisten menggeluti sastra Jawa dan nyambi jadi kontraktor di Sragen. Dia datang hari Jumat. Saya juga tak ketemu dengan Ki Demang Sokowaten yang nama aslinya Sudharto yang kini punya website khusus tentang sastra dan budaya Jawa. Website milik Ki Demang asal Jogja ini diakses dari seluruh penjuru dunia, tingkat kunjungannya cukup tinggi. Situs ini selalu diperbarui dan lumayan menyediakan banyak referensi tentang budaya dan sastra Jawa.

Saya merasa mendapatkan sesuatu yang luar biasa di forum yang begitu cair. Kejawaan sangat terasa di acara itu. Semua orang ramah. Saling bertegur sapa walau tak kenal. Seorang lelaki separuh baya yang sempat menyapa saya, langsung memuji-muji dan menepuk pundak saya begitu saya memperkenalkan diri dari Harian Umum SOLOPOS. Laki-laki itu adalah dosen di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang beberapa kali membaca suplemen berbahasa Jawa Jagad Jawa di SOLOPOS yang terbit tiap kamis.

“Wah, njenengan sing kerep nulis ning Jagad Jawa ya. Wah apik tenan, Mas. Apik banget,” kata dia sembari antre untuk mengambil nasi. Saya merasa senang karena ternyata media tempat saya bekerja dikenal banyak sastrawan Jawa. Dan memang tak hanya laki-laki itu yang langsung berbinar matanya ketika saya mengenalkan diri sebagai jurnalis SOLOPOS. Begitu mendengar kata SOLOPOS, mereka langsung menyebut Jagad Jawa.

Forum KSJ III memang sungguh luar biasa. Itu kesan saya. KSJ berasal dari ide para sastrawan Jawa yang merasa jengah dengan rutinitas Kongres Bahasa Jawa (KBJ) yang difasilitasi pemerintah, namun hingga kini tak kuasa membangkitkan budaya, bahasa dan sastra Jawa agar menjadi kuncara lagi. Sebagaimana dua KSJ sebelumnya, KSJ III juga diselenggarakan berbekal militansi murni.

Semua peserta, narasumber dan panitia urunan minimal Rp 100.000 untuk membiayai acara yang dihadiri kurang lebih 200 orang selama tiga hari itu. Menurut Ali Syafaat, salah seorang anggota panitia KSJ III, Pemkab Bojonegoro memberikan bantuan Rp 15 juta yang habis untuk biaya konsumsi. Pemprov Jatim punya komitmen memberi bantuan, tapi sampai acara terselenggara, uangnya belum cair.

Ketua KSJ III Bonari Nabonenar mengatakan KSJ memang terselenggara dengan bekal militansi. Semua peserta dan pembicara yang tergolong sastrawan Jawa senior, sastrawan Jawa yunior, pencinta sastra Jawa, guru dan dosen Bahasa Jawa, pengamat sastra Jawa dan lainnya, datang atas biaya sendiri, bahkan urunan untuk mendukung acara itu.

Tapi, menurut saya, justru itulah semangat yang sampai kini sanggup menghidupi dunia sastra Jawa. Dalam salah satu sesi diskusi, Diah Hadaning mengatakan sastrawan Jawa harus menjadi seniman sastra Jawa, bukan tukang sastra Jawa. Seniman sastra Jawa hadir dan berkarya karena panggilan nurani untuk melestarikan dan mengembangkan sastra Jawa. Sedangkan tukang sastra Jawa berkarya demi mendapatkan honor, bayaran atau keuntungan materi lainnya. Di dunia sastra Jawa–saat ini,kata Diah, tukang sastra Jawa takkan bertahan hidup.

“Tapi kondisi seperti ini memang tak boleh dibiarkan terus-menerus. Pemerintah tetap harus berperan serta, bahkan berada di garis depan, untuk menghidupkan, memberdayakan dan mengembangkan sastra Jawa,” kata Yusuf Susilo Hartono, sastrawan Jawa dari Jakarta, dalam salah satu sesi diskusi.

Menurut Bonari, strategi jangka panjang KSJ memang untuk mengangkat harkat dan martabat sastra Jawa–dan tentu saja dengan demikian juga budaya Jawa. Tiga kali KSJ diselenggarakan memang belum menunjukkan efek nyata atas kehidupan sastra Jawa. Sastra Jawa hingga kini tetap termarginalkan, terpinggirkan dari arus besar kebudayaan di negeri ini. Tetapi, militansi itu, kata Bonari, dia pastikan takkan luntur. Sastra Jawa yang tengah sakit terbukti tetap melahirkan sastrawan-sastrawan Jawa generasi muda.

JFX Hoeri, seorang laki-laki tua motor penggerak Pamarsudi Sastra Jawa Bojonegoro (PSJB) dan juga menjadi anggota panitia KSJ III, adalah salah satu tokoh senior sastra Jawa yang hingga kini tak kenal lelah menularkan kecintaannya pada sastra Jawa. Di PSJB, dia bersama Ali Syafaat dan pengurus lainnya tak pernah lelah menyelenggarakan workshop kecil-kecilan bagi generasi muda yang berminat dan tertarik dengan sastra Jawa. PSJB juga rutin menyelenggarakan lomba menulis geguritan dan Cerkak yang kemudian secara swadaya diterbitkan menjadi buku antologi.

Dalam KSJ III, Halim HD, pekerja jaringan kebudayaan dari Solo, mengingatkan bahwa narasi besar cita-cita menghidupkan dan memberdayakan sastra Jawa tak boleh lepas dari kebudayaan Jawa. Halim mengemukakan contoh keberhasilan Ki Hajar Dewantara di Taman Siswa mengembangkan kebudayaan Jawa. Menurut Halim, dengan mencontoh Ki Hajar Dewantara, narasi besar cita-cita menghidupkan dan mengembangkan sastra Jawa akan berhasil ketika kebudayaan Jawa hidup dan dihidupi dalam keluarga, dunia pendidikan dan masyarakat luas.

Saya sepakat dengan lontaran Halim ini. Dan saya juga sepakat bahwa kini sastra Jawa tetap hidup karena militansi para pencintanya. Militansi ini yang perlu dikembangkan guna menciptakan budaya literasi kejawaan. Sebenarnya, jika melihat sejarah, wong Jawa sesungguhnya masyarakat yang menjunjung tinggi budaya literasi. Karya-karya besar sastra Jawa era dulu adalah bukti tingginya budaya literasi wong Jawa.

Sayangnya, kini budaya literasi itu semakin menipis. Kini, generasi muda Jawa, memilih membelanjakan uang demi HP terbaru, atau gadget teknologi informasi dan komunikasi lainnya, daripada untuk membeli dan membaca buku–apalagi untuk bacaan berbahasa Jawa. Kesimpulan sementara saya, militansi para pencinta sastra Jawa itulah yang sampai kini menghidupi sastra Jawa. Militansi itu tak boleh surut. Sampai kapan pun selama masih ada wong Jawa. Militansi itu yang menjadi benteng terakhir budaya dan sastra Jawa dari gempuran globalisasi yang antikebudayaan dan kemanusiaan itu.

31 Oktober 2011
Dijumput dari: http://www.facebook.com/notes/ichwan-prasetyo/militansi-yang-menghidupi-sastra-jawa/10150438439374874

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Alexander A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Dahana A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.C. Andre Tanama A.J. Susmana A.S. Laksana A’an Jindan AS Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Rauf Singkil Abdul Walid Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adek Alwi Adhi Pandoyo Adhitia Armitrianto Adhy Rical Adi Faridh Adian Husaini Adin Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrizas Adu Pesona Sang Wakil Presiden RI AF. Tuasikal Afri Meldam Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agit Yogi Subandi Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Rakasiwi Agus Sulton Agus Wibowo Agus Wirawan Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ah. Atok Illah Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Anshori Ahmad Damanik Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Hasan MS Ahmad Jauhari Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad S. Zahari Ahmad Syafii Maarif Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fiah Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Siddiq Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al-Fairish Al-Ma'ruf I Al-Ma'ruf II Alang Khoiruddin Albert Camus Ali Mahmudi Ch Alia Swastika Alvi Puspita Alvin Amien Wangsitalaja Aminah Aming Aminoedhin Ana Mustamin Anam Rahus Anas AG Andhi Setyo Wibowo Andi Gunawan Andry Deblenk Angela Anggie Melianna Anindita S. Thayf Anis Ceha Anitya Wahdini Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anugerah Ronggowarsito Anwar Nuris Aprillia Ika Arida Fadrus Aridus Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Ariel Heryanto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Arwan Aryo Wisanggeni Aryo Wisanggeni Gentong AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Ashadi Ik Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asro Kamal Rokan Astrid Reza Asvi Warman Adam Atafras Atok Witono Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azwar Nazir Baca Puisi Badrus Siroj Bahrul Ulum A. Malik Balada Bambang kempling Bambang Riyanto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berita Utama Bernando J. Sujibto Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Bre Redana Brunel University Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Jay Utomo Budi P. Hatees Budi Palopo Budi Setyarso Budi Sp. Indrajati Budiman S. Hartoyo Budiman Sudjatmiko Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Choirul Rikzqa Christian Heru Cahyo Saputro Cover Buku D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dadang Widjanarko Damiri Mahmud Dani Fuadhillah Daniel Paranamesa Darju Prasetya Dati Wahyuni Dawet Jabung Ponorogo Dedykalee Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Deshinta Arofah Dewi Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan Dewi Anggraeni Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Didik Kusbiantoro Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dorothea Rosa Herliany Dr Andi Irawan Dr Siti Muti’ah Setiawati Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Drs. Solihin Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddi Koben Edeng Syamsul Ma’arif Edy Apriyanto Sudiyono Edy Firmansyah Edy Susanto Efri Ritonga EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hartono Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elita Sitorini Elly Trisnawati Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Em. Syuhada' Emha Ainun Nadjib Encep Abdullah Eni Sulistiyawati Eny Rose Esai Ester Lince Napitupulu Etik Widya Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathan Mubarak Fathul Qodir Fathul Qorib Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Seni Surabaya 2011 Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fikri. MS Fiqih Arfani Firman Daeva Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Forum Santri Nasional (FSN) Free Hearty Galuh Tulus Utama Gandis Uka Ganug Nugroho Adi Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gendut Riyanto Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Pratama Glenn Fredly Goenawan Mohamad Golput Gombloh Gombloh (1948 – 1988) Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Hadi Napster Hafis Azhari Halim HD Halimi Zuhdy Hamid Dabashi Han Gagas Hardi Hamzah Hari Prasetyo Haris Del Hakim Haris Saputra Hary B Kori’un Hasan Basri Marwah Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Hendro Situmorang Henri Nurcahyo Henry H Loupias Hera Khaerani Heri CS Heri Kris Heri Latief Heri Listianto Herman RN Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Kuntoyo Heru Kurniawan Hikmat Darmawan Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humaidi Humam S Chudori I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I. B. Putera Manuaba IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ichwan Prasetyo Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Munadjat Imam Nawawi Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Herdiana Imron Arlado Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indigo Art Space Madiun Indra Tjahyadi Indrian Koto Ingki Rinaldi Iqmal Tahir Is Faridatul Arifah Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Isra’ Mi’raj Iswadi Pratama Iswara N Raditya Iva Titin Shovia Iwan Awaluddin Yusuf Iwan Gunadi J. Sumardianta Jamrin Abubakar Jansen Sinamo Janu Jolang Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jemie Simatupang Jenny Ang Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jl Simo Jo Batara Surya Jodhi Yudono Joko Budhiarto Joko Sadewo Joko Sandur Joko Widodo Jones Gultom Joni Ariadinata Joresan Mlarak Ponorogo Joseph E. Stiglitz Jual Buku Paket Hemat Junus Satrio Jurnalisme Sastra K. Hirzuddin Hasbullah K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.H. Masrikhan Asy'ari K.H. Mudzakir Ma'ruf Kadjie MM Kajian Kitab Nashoihul 'Ibad Kang Daniel Karanggeneng Kartika Foundation Kasanwikrama Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kekal Hamdani Kemah Budaya Panturan (KBP) Kesenian KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Anwar Khoirul Inayah Khoirul Naim Khoirul Rosyadi Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Puisi Suluk Berahi karya Gampang Prawoto Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Koko Sudarsono Komaruddin Hidayat Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopuisi Korban Gempa di Lombok Kospela KPRI IKMAL Lamongan Kris Razianto Mada Kritik Sastra Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kusni Kasdut Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto Lagu Laili Rahmawati Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Latif Fianto Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Listiyono Santoso Liya Izzatul Iffah Liza Wahyuninto Lucky Aditya Ramadhan Ludruk Jawa Timur Lukisan Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lustantini Septiningsih Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Ismail M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Iqbal Dawami M. Irfan Hidayatullah M. Latief M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Mushthafa M. Riza Fahlevi M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Maghfur Munif Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahwi Air Tawar Majelis Ulama Indonesia Makalah Tinjauan Ilmiah Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mantan Pastur Hafidz Al-Qur'an Maqhia Nisima Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Marjohan Marsel Robot Martin Aleida Martin Hatch Marwan Ja'far Marwita Oktaviana Marzuki Mustamar Mashuri Masjid Tegalsari di Pesantren Gerbang Tinatar Masuki M. Astro Matroni el-Moezany Matroni Muserang Max Arifin Maya Handhini Mbah Kalbakal Medco Media Jawa Timur Medri Osno Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Misbahul Huda Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh Samsul Arifin Moh. Ghufron Cholid Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Mts Putra-Putri Simo-Sungelebak Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ghannoe Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Rain Muhammad Taufik Muhammad Yasir Muhammad Zia Ulhaq Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukhsin Amar Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Mun'im Sirry Muntamah Cendani Museum Bikon Blewut Ledalero Musfarayani Musfi Efrizal Musyayana Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nabi Adam Nanang Fahrudin Nandang Darana Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Ni Luh Made Pertiwi F Nindya Herdianti Ninin Nurzalina Wati Nitis Sahpeni Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noorsam Noval Jubbek Novel Pekik Novianti Setuningsih Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nur Hamzah Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nuswantoro Nyimas Nyoman Tingkat Obrolan Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Opini Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Pameran Seni Rupa Panda MT Siallagan Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit SastraSewu Penerbitan dan Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Pengajian Pengetahuan Perang Peringatan Hari Pahlawan 10 November Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pesantren Kampung Inggris Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Petrik Matanasi Pilang Tejoasri Laren Lamongan Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pilkada Piramid Giza Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pradana Boy ZTF Pradaningrum Mijarto Pramoedya Ananta Toer Prih Prawesti Febriani Pringadi AS Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Hartanto Puji Santosa Puput Amiranti N Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Satria Kusuma Putu Setia Putu Wijaya R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.Ng. Ronggowarsito Rabdul Rohim Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sazaly Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Rengga AP Reni Lismawati Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Rieke Diah Pitaloka Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rizka Halida Rizky Putri Pratimi Robin Al Kautsar Rocky Gerung Rodli TL Rofiqi Hasan Rohmad Hadiwijoyo Rohmah Maulidia Rohman Abdullah Rojiful Mamduh Rosdiansyah Rosi Rosidi Roso Titi Sarkoro Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rumah Literasi Rx King Motor S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Saifur Rohman Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Sardono W Kusumo Sartika Sari Sarworo Sp Sastra Facebook Satmoko Budi Santoso Satrio Lintang Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Savidapius Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Sejarah Sekolah Literasi Gratis SelaSAstra Boenga Ketjil SelaSAstra Boenga Ketjil #23 SelaSAstra Boenga Ketjil #24 Seni Ambeng Ponorogo Senirupa Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Shofiyatuz Zahroh Shohebul Umam JR Sholihul Huda Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Silfia Hanani Sindu Putra Sita Planasari Aquadini Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Hadi Purnomo Soediro Satoto Soegiharto Soeprijadi Tomodihardjo Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Igustin Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Sriyanto Danoesiswoyo Stefanus P. Elu Stevani Elisabeth STKIP PGRI Ponorogo Student Center Kampus ISI Yogyakarta Subagio Sastrowardoyo Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Ariyadi Sukitman Sumenep Sumiati Anastasia Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungelebak Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Suyadi San Syafrizal Sahrun Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syamsul Rizal Syi'ir Syifa Amori Syifa Aulia T.A. Sakti Tajuddin Noor Ganie Tamrin Bey dan Robin Al Kautsar TanahmeraH ArtSpace Tarpin A. Nasri Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Roda UNISDA Lamongan Teater Sakalintang Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tawon Teater Tewol Teguh LR Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Teori Darwin Teori Fisika Hawking Tgk Abdullah Lam U Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute Theresia Purbandini Thomas Koten Tien Rostini Timur Arif Riyadi Tjahjono Widarmanto Tjut Zakiyah Anshari Toeti Adhitama Tosa Poetra Tri Andhi S Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Tutut Herlina Ucu Agustin Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Uniawati Unieq Awien Universitas Jember Usman Arrumy Ustadz Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Vassilisa Agata Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Video Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vita Devi Ajeng Pratiwi W. Haryanto W.S. Rendra Wakos R. Gautama Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Suryandoko William Shakespeare Wisnu Kisawa Wiwik Widiyati Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yayat R. Cipasang Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yulianto Yuliawati Yunanto Sutyastomo Yunus Supriyanto Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf AN Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Yuyuk Sugarman Z. Mustopa Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zarra Martsella Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zen Hae Zii Zuhdi Swt