Sabtu, 14 Januari 2012

Kangmas dan Diajeng

Maria Magdalena Bhoernomo
http://www.seputar-indonesia.com/

ENTAH karena habis melahap lempuk durian seberat dua ons menjelang petang, atau karena sudah satu pekan meninggalkan istri, malam itu Kangmas memberanikan diri mengetuk pintu kamar tempat Diajeng menginap.

Kebetulan bersebelahan dengan kamarnya, dan Diajeng ternyata bersedia membukakan pintu dengan tersenyum manis,setelah lebih dulu menanyakan siapa yang mengetuk pintu. Lalu Kangmas pun memberanikan diri memeluk Diajeng, dan ternyata Diajeng pun membalas pelukan Kangmas dengan mesra. Dan Kangmas tahu,betapa detak jantungnya berpacu dengan detak jantung Diajeng, makin keras, makin keras, sampai kemudian keduanya tiba-tiba sudah terbaring letih di ranjang.

“Kau menyesali perbuatan yang telah kita lakukan, Diajeng?” tanya Kangmas ketika menatap wajah Diajeng yang nampak redup. Ada cairan bening yang menggenang di pelupuk mata Diajeng yang berbulu lentik.Lalu setetes cairan bening itu merembes dan mengalir ke pipinya yang lembut.Tapi,Diajeng tiba-tiba tersenyum manis ketika jari-jari tangan Kangmas menghapus air mata di pipinya.

“Tak ada yang perlu disesali, Kangmas. Kita mungkin telah ditakdirkan bertemu dan bercinta di sini,” ujar Diajeng lirih, sambil menundukkan wajah,tampak matanya menatap perutnya yang terbalut selimut. “Kita punya agama yang melarang sepasang manusia bercinta bukan dengan pasangan resminya,” ujar Kangmas mencoba mengusik hati Diajeng, karena Kangmas tahu Diajeng sudah menjadi istri yang mengkhianati suami dan Kangmas pun telah menjadi suami yang mengkhianati istri.

“Bukankah dalam ikrar pernikahan dulu kau melafalkan cinta dan kesetiaan kepada suami dan aku pun melafalkan ikrar cinta dan kesetiaan kepada istri?”lanjut Kangmas. “Ya. Kita telah menjadi sepasang pengkhianat, Kangmas. Kita bisa jadi akan dikutuk Tuhan.Tapi, siapa yang telah mempertemukan kita di sini kalau bukan Tuhan?” kata Diajeng, seperti ingin menghibur Kangmas.

“Jangan memojokkan Tuhan. Agama melarang kita bersikap tidak adil kepada Tuhan. Dan agama menganjurkan kita untuk segera bertobat setelah berbuat dosa,” sergah Kangmas dengan lidah kelu. Kangmas sekilas terbayang api neraka jahanam berkobar menjilati tubuhnya dan tubuh Diajeng pada saat bersatu dalam kobaran gairah yang menggebu.Dan itulah sebabnya Kangmas menolak Diajeng ketika Diajeng mengajak bercinta lagi untuk yang kedua kalinya.

Dalam hati Kangmas sempat menduga Diajeng adalah perempuan dengan gairah besar sehingga dalam semalam tidak cukup hanya menikmati satu kali percintaan. Dugaan itu berdasarkan kenyataan betapa tadi Diajeng cukup lama melenguh-lenguh tak seperti istrinya ketika sedang meraih puncak kenikmatan.

“Maafkanlah, aku sudah cukup tua untuk mengulanginya,” bisik Kangmas dengan menahan malu ketika Diajeng memeluknya dalam kemesraan yang hangat. Dan tiba-tiba Diajeng melepaskan pelukannya dengan wajah tersipu. Kangmas yakin, Diajeng pasti mengerti betapa laki-laki setengah baya seperti Kangmas sudah mengalami kemerosotan stamina.

*** LEMPUK durian,makanan ringan khas Bengkalis Riau itu, memang terbuat dari durian dan gula, sangat kaya kalori, dan bisa menaikkan tekanan darah dan memanaskan gairah. Sejak Kangmas mendarat di Bumi Lancang Kuning, dalam rangka mengamati kerusakan hutan akibat penjarahan untuk proyek reboisasi nasional yang dikerjakan dengan teman- teman anggota LSM di seluruh pelosok Indonesia,

Kangmas bertemu perempuan kelahiran Solo yang kemudian mengikuti suaminya di Balikpapan. Perempuan itu punya nama,tapi Kangmas lebih suka memanggilnya Diajeng karena perempuan itu pun suka memanggilnya Kangmas. Diajeng adalah ketua LSM lingkungan di Balikpapan,meskipun sehari-hari sibuk menjadi ibu rumah tangga.Suaminya pedagang alat-alat elektronik yang sering pergi ke Singapura untukmencaridagangan.

Sejak menikah, Diajeng sering mengaku kesepian di rumah bersama dua anaknya yang kini sudah duduk di bangku SD. Itulah sebabnya, Diajeng kemudian mencari alasan untuk menghindari kejenuhan dan kesepian di rumah dengan membentuk LSM lingkungan. Diajeng merasa gembira karena suaminya ternyata sangat mendukungnya. “Siapa yang tidak bangga menjadi suami seorang aktivis lingkungan yang memang sangat dibutuhkan di negeri yang sedang mengalami kerusakan lingkungan sangat parah ini?”

ucap suaminya,seperti ditirukan Diajeng dalam percakapan dengan Kangmas ketika sedang sama-sama memotret kondisi hutan yang nyaris gundul di pinggiran Bengkalis sebelum kemudian kembali ke hotel. Seperti yang telah direncanakan, Kangmas dan Diajeng berada di Bengkalis selama 10 hari, kemudian pulang ke rumah masing-masing. Kangmas akan pulang ke Kudus, dan Diajeng pulang ke Balikpapan.

Selanjutnya, keduanya mungkin tidak akan pernah bertemu kembali. Keduanya hanya bertugas mengamati dan memotret serta membuat catatan tentang kondisi hutan di Bengkalis untuk dikirimkan ke Jakarta sebelum kemudian dijadikan bahan pembuatan proposal reboisasi nasional. Sejak pulang ke daerah masing-masing setelah bercinta di hotel di Bengkalis,hampir setiap pekan Kangmas dan Diajeng saling berkirim-kiriman SMS. “Sejak pulang dari Bengkalis aku tidak menstruasi, Kangmas,” ujar Diajeng lewat SMS.

“Kaumemangsubur.Suamimuberuntungpunyaistriyang subur,”balasKangmas. “Ada masalah serius, Kangmas. Enam bulan sebelum pergi ke Bengkalis dan bertemu Kangmas, sampai sekarang aku tidak pernah bercinta lagi dengan suamiku.Ketahuilah, suamiku impoten setelah kecelakaan ringan di jalan raya,” balas Diajeng. Dada Kangmas langsung sesak. Jantungnya berdetak kencang.DibayangkanDiajeng tiba-tiba dibantai oleh suaminya dalam keadaan perut bunting.

Lalu jenazahnya dirajang- rajangmenjadibelasan potongbersamajenazahjanin yang dikandungnya. Suaminya dendammelihatDiajenghamil, padahal tidak pernah dibuahinya lagi. Biasanya,dendamlakilaki impoten memang sangat dahsyat. Banyak pelaku penganiayaan istridariringansampai yang paling sadis adalah suami-suamiimpoten. “Sebaiknya gugurkan kandunganmu sebelum ketahuan suamimu,”balas Kangmas lagi. “Apa pun risikonya, janin buah cinta kita tak akan kugugurkan, Kangmas.

Kalau suamiku menceraikan aku karena aku hamil bukan dengan dia, aku akan pulang ke Solo, Kangmas,”balas Diajeng. Kangmas ingin membalas SMS Diajeng lagi, tapi pulsanya habis. Lalu diletakkan handphone di atas meja ruang keluarga sebelum Kangmas bergegas ke kamar mandi karena kebelet mau buang air kecil. SMS-SMS dari Diajeng tadi belum sempat dihapus. Ketika Kangmas keluar dari kamar kecil dan kembali ke ruang keluarga, handphone sudah dipegang oleh istrinya.

Tampak wajah istrinya sangat redup sambil membaca SMSSMS di dalam handphone. Kangmas mencoba berpura- pura santai, meski kecemasan menikam dadanya. Kangmas menduga, setelah istrinya membaca semua SMS dari Diajeng, akan langsung mengamuk dan mengutuknya sebagai suami pengkhianat. Benar dugaan Kangmas, istrinya langsung membanting handphone sambil menangis dan berlari ke kamar tidur. Kangmas mengejar istrinya ke kamar tidur.

Kangmas berusaha berbohong tentang SMSSMS yang baru saja dibaca istrinya. Dikatakan bahwa SMS-SMS itu hanya kata- kata kosong yang dikirimkan seseorang entah siapa untuk merusak rumah tangga.Tapi ternyata istrinya tidak mempercayainya lagi. Setelah capek menangis, istrinya bergegas mengemasi pakaiannya ke dalam koper. Kepada ibu mertua, istrinya menitipkan ketiga anakanaknya.

“Maaf, Bunda. Saya harus pulang ke Semarang. Titip anak-anak,” ujar istrinya dengan bercucuran air mata. Ibu mertua hanya terpana tak mengerti. “Dia marah karena membaca SMS,” lapor Kangmas kepada ibunya, setelah mobil istrinya meninggalkan halaman rumah. “SMS dari siapa? Kau sudah mengkhianatinya?” tanya ibunya dengan wajah redup. Kangmas tak mampu menjawab.

Tiga bulan kemudian, Diajeng tiba-tiba muncul dengan perut buncit dan wajah memar-memar. “Terpaksa aku datang, Kangmas.Entah akan ke mana aku jika tidak boleh tinggal di sini,” ujar Diajeng dengan mata berkaca-kaca. “Diajeng hamil karena perbuatan putraku ini?”tanya ibunya setelah menatap Kangmas hanya terbungkam di ruang tamu. “Ya, saya mencintainya, Bunda.”

Kangmas buru-buru mewakili Diajeng menjawab pertanyaan ibunya. Rasanya Kangmas harus bersikap tegas dan berani bertanggung jawab. Diajeng pasti sudah menderita akibat dianiaya suaminya yang dendam melihatnya hamil. Jika kini Diajeng datang kepada Kangmas di Kudus pasti karena tidak mau menyusahkan orang tuanya di Solo. “Bagaimana dengan anakanak? Kenapa tidak diajak?” tanya Kangmas.

“Suamiku mengusirku tanpa membolehkan aku membawa anak-anak,” jawab Diajeng. “Semoga anak- anakmu selamat. Kasihan mereka, kini harus kehilangan ibunya garagara perbuatanku,”ujar Kangmas penuh penyesalan. “Tak usah menyesal, Kangmas. Mungkin sudah takdir kita untuk menjalani hidup seperti ini.” *** SETELAH Diajeng datang dan menyatakan ingin hidup bersama Kangmas, ibunya segera menyuruh Kangmas mencari rumah kontrakan di luar kampung untuk menghindari pergunjingan masyarakat.

Diajeng dan Kangmas kemudian tinggal di rumah kontrakan. Keduanya seperti sepasang pengantin yang sedang bahagia menanti kelahiran anak pertama buah cintanya. Sebagai penulis lepas dan makelaran mobil bekas, Kangmas mampu menghidupi Diajeng dengan cukup sejahtera.Kangmas beruntung karena ibunya seorang pensiunan guru negeri. Dengan uang pensiunnya, ibunya mampu membahagiakan cucucucunya.

Tengah malam itu, Diajeng sakit perut. Ada tanda-tanda bayi yang dikandungnya akan segera lahir. Maka segera Kangmas melarikan Diajeng ke klinik untuk mendapatkan pertolongan bidan. Entah karena dikutuk Tuhan atau karena sudah takdirnya, Diajeng kesulitan melahirkan. Napas dan tenaganya nyaris habis, tapi bayinya belum juga lahir. Darah sudah terlalu banyak keluar.

Kangmas mendesak bidan untuk mengambil sikap tegas.Jika memang tak mampu menolong Diajeng, harus segera mengirimkannya ke rumah sakit agar dilakukan operasi Caesar. Tapi bidan tetap bersikukuh bahwa sebentar lagi bayi akan segera lahir. Di tengah proses persalinan yang sangat berat, Diajeng sesekali mengerang dan merintih- rintih. “Kangmas… Kangmas… Kangmas…”

Dan setiap Kangmas mendengar rintihan itu dari mulut Diajeng yang makin gemetar, jiwa Kangmas seperti tersayatsayat. Kangmas pun menangis seperti anak kecil. Didekapnya Diajeng dan diciumi wajahnya dengan mesra. Bidan tampak semakin gugup. “Kangmas… Kangmas… Kangmas…,” rintih Diajeng semakin lirih.Tangis Kangmas semakin menjadi-jadi. Sekian detik kemudian, Diajeng memejamkan mata, bibirnya diam,napasnya telah habis.

Sejak Diajeng wafat bersama bayinya, penyesalan terusmenerus merajam jiwa Kangmas. Ibunya gagal menghiburnya dengan berbagai cara. Ibunya juga gagal menyembuhkannya dari luka jiwa. Selebihnya, setiap hari Kangmas hanya bisa berdiri termangu-mangu di ruang keluarga, di ruang tamu, di beranda, di halaman, dan sesekali Kangmas tersentak dengan mata jelalatan karena telinganya tiba-tiba mendengar Diajeng merintih-rintih. “Kangmas… Kangmas… Kangmas...”

Griya Pena Kudus,20052011

Maria Magdalena Bhoernomo, lahir di Kudus, 23 Oktober 1962.
Menulis ribuan prosa, puisi, dan esai yang dipublikasikan di berbagai media.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Alexander A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Dahana A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.C. Andre Tanama A.J. Susmana A.S. Laksana A’an Jindan AS Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Rauf Singkil Abdul Walid Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adek Alwi Adhi Pandoyo Adhitia Armitrianto Adhy Rical Adi Faridh Adian Husaini Adin Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrizas Adu Pesona Sang Wakil Presiden RI AF. Tuasikal Afri Meldam Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agit Yogi Subandi Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Rakasiwi Agus Sulton Agus Wibowo Agus Wirawan Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ah. Atok Illah Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Anshori Ahmad Damanik Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Hasan MS Ahmad Jauhari Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad S. Zahari Ahmad Syafii Maarif Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fiah Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Siddiq Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al-Fairish Al-Ma'ruf I Al-Ma'ruf II Alang Khoiruddin Albert Camus Ali Mahmudi Ch Alia Swastika Alvi Puspita Alvin Amien Wangsitalaja Aminah Aming Aminoedhin Ana Mustamin Anam Rahus Anas AG Andhi Setyo Wibowo Andi Gunawan Andry Deblenk Angela Anggie Melianna Anindita S. Thayf Anis Ceha Anitya Wahdini Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anugerah Ronggowarsito Anwar Nuris Aprillia Ika Arida Fadrus Aridus Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Ariel Heryanto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Arwan Aryo Wisanggeni Aryo Wisanggeni Gentong AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Ashadi Ik Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asro Kamal Rokan Astrid Reza Asvi Warman Adam Atafras Atok Witono Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azwar Nazir Baca Puisi Badrus Siroj Bahrul Ulum A. Malik Balada Bambang kempling Bambang Riyanto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berita Utama Bernando J. Sujibto Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Bre Redana Brunel University Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Jay Utomo Budi P. Hatees Budi Palopo Budi Setyarso Budi Sp. Indrajati Budiman S. Hartoyo Budiman Sudjatmiko Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Choirul Rikzqa Christian Heru Cahyo Saputro Cover Buku D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dadang Widjanarko Damiri Mahmud Dani Fuadhillah Daniel Paranamesa Darju Prasetya Dati Wahyuni Dawet Jabung Ponorogo Dedykalee Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Deshinta Arofah Dewi Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan Dewi Anggraeni Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Didik Kusbiantoro Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dorothea Rosa Herliany Dr Andi Irawan Dr Siti Muti’ah Setiawati Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Drs. Solihin Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddi Koben Edeng Syamsul Ma’arif Edy Apriyanto Sudiyono Edy Firmansyah Edy Susanto Efri Ritonga EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hartono Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elita Sitorini Elly Trisnawati Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Em. Syuhada' Emha Ainun Nadjib Encep Abdullah Eni Sulistiyawati Eny Rose Esai Ester Lince Napitupulu Etik Widya Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathan Mubarak Fathul Qodir Fathul Qorib Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Seni Surabaya 2011 Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fikri. MS Fiqih Arfani Firman Daeva Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Forum Santri Nasional (FSN) Free Hearty Galuh Tulus Utama Gandis Uka Ganug Nugroho Adi Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gendut Riyanto Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Pratama Glenn Fredly Goenawan Mohamad Golput Gombloh Gombloh (1948 – 1988) Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Hadi Napster Hafis Azhari Halim HD Halimi Zuhdy Hamid Dabashi Han Gagas Hardi Hamzah Hari Prasetyo Haris Del Hakim Haris Saputra Hary B Kori’un Hasan Basri Marwah Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Hendro Situmorang Henri Nurcahyo Henry H Loupias Hera Khaerani Heri CS Heri Kris Heri Latief Heri Listianto Herman RN Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Kuntoyo Heru Kurniawan Hikmat Darmawan Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humaidi Humam S Chudori I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I. B. Putera Manuaba IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ichwan Prasetyo Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Munadjat Imam Nawawi Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Herdiana Imron Arlado Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indigo Art Space Madiun Indra Tjahyadi Indrian Koto Ingki Rinaldi Iqmal Tahir Is Faridatul Arifah Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Isra’ Mi’raj Iswadi Pratama Iswara N Raditya Iva Titin Shovia Iwan Awaluddin Yusuf Iwan Gunadi J. Sumardianta Jamrin Abubakar Jansen Sinamo Janu Jolang Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jemie Simatupang Jenny Ang Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jl Simo Jo Batara Surya Jodhi Yudono Joko Budhiarto Joko Sadewo Joko Sandur Joko Widodo Jones Gultom Joni Ariadinata Joresan Mlarak Ponorogo Joseph E. Stiglitz Jual Buku Paket Hemat Junus Satrio Jurnalisme Sastra K. Hirzuddin Hasbullah K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.H. Masrikhan Asy'ari K.H. Mudzakir Ma'ruf Kadjie MM Kajian Kitab Nashoihul 'Ibad Kang Daniel Karanggeneng Kartika Foundation Kasanwikrama Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kekal Hamdani Kemah Budaya Panturan (KBP) Kesenian KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Anwar Khoirul Inayah Khoirul Naim Khoirul Rosyadi Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Puisi Suluk Berahi karya Gampang Prawoto Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Koko Sudarsono Komaruddin Hidayat Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopuisi Korban Gempa di Lombok Kospela KPRI IKMAL Lamongan Kris Razianto Mada Kritik Sastra Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kusni Kasdut Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto Lagu Laili Rahmawati Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Latif Fianto Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Listiyono Santoso Liya Izzatul Iffah Liza Wahyuninto Lucky Aditya Ramadhan Ludruk Jawa Timur Lukisan Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lustantini Septiningsih Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Ismail M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Iqbal Dawami M. Irfan Hidayatullah M. Latief M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Mushthafa M. Riza Fahlevi M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Maghfur Munif Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahwi Air Tawar Majelis Ulama Indonesia Makalah Tinjauan Ilmiah Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mantan Pastur Hafidz Al-Qur'an Maqhia Nisima Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Marjohan Marsel Robot Martin Aleida Martin Hatch Marwan Ja'far Marwita Oktaviana Marzuki Mustamar Mashuri Masjid Tegalsari di Pesantren Gerbang Tinatar Masuki M. Astro Matroni el-Moezany Matroni Muserang Max Arifin Maya Handhini Mbah Kalbakal Medco Media Jawa Timur Medri Osno Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Misbahul Huda Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh Samsul Arifin Moh. Ghufron Cholid Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Mts Putra-Putri Simo-Sungelebak Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ghannoe Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Rain Muhammad Taufik Muhammad Yasir Muhammad Zia Ulhaq Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukhsin Amar Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Mun'im Sirry Muntamah Cendani Museum Bikon Blewut Ledalero Musfarayani Musfi Efrizal Musyayana Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nabi Adam Nanang Fahrudin Nandang Darana Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Ni Luh Made Pertiwi F Nindya Herdianti Ninin Nurzalina Wati Nitis Sahpeni Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noorsam Noval Jubbek Novel Pekik Novianti Setuningsih Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nur Hamzah Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nuswantoro Nyimas Nyoman Tingkat Obrolan Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Opini Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Pameran Seni Rupa Panda MT Siallagan Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit SastraSewu Penerbitan dan Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Pengajian Pengetahuan Perang Peringatan Hari Pahlawan 10 November Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pesantren Kampung Inggris Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Petrik Matanasi Pilang Tejoasri Laren Lamongan Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pilkada Piramid Giza Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pradana Boy ZTF Pradaningrum Mijarto Pramoedya Ananta Toer Prih Prawesti Febriani Pringadi AS Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Hartanto Puji Santosa Puput Amiranti N Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Satria Kusuma Putu Setia Putu Wijaya R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.Ng. Ronggowarsito Rabdul Rohim Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sazaly Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Rengga AP Reni Lismawati Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Rieke Diah Pitaloka Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rizka Halida Rizky Putri Pratimi Robin Al Kautsar Rocky Gerung Rodli TL Rofiqi Hasan Rohmad Hadiwijoyo Rohmah Maulidia Rohman Abdullah Rojiful Mamduh Rosdiansyah Rosi Rosidi Roso Titi Sarkoro Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rumah Literasi Rx King Motor S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Saifur Rohman Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Sardono W Kusumo Sartika Sari Sarworo Sp Sastra Facebook Satmoko Budi Santoso Satrio Lintang Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Savidapius Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Sejarah Sekolah Literasi Gratis SelaSAstra Boenga Ketjil SelaSAstra Boenga Ketjil #23 SelaSAstra Boenga Ketjil #24 Seni Ambeng Ponorogo Senirupa Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Shofiyatuz Zahroh Shohebul Umam JR Sholihul Huda Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Silfia Hanani Sindu Putra Sita Planasari Aquadini Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Hadi Purnomo Soediro Satoto Soegiharto Soeprijadi Tomodihardjo Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Igustin Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Sriyanto Danoesiswoyo Stefanus P. Elu Stevani Elisabeth STKIP PGRI Ponorogo Student Center Kampus ISI Yogyakarta Subagio Sastrowardoyo Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Ariyadi Sukitman Sumenep Sumiati Anastasia Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungelebak Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Suyadi San Syafrizal Sahrun Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syamsul Rizal Syi'ir Syifa Amori Syifa Aulia T.A. Sakti Tajuddin Noor Ganie Tamrin Bey dan Robin Al Kautsar TanahmeraH ArtSpace Tarpin A. Nasri Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Roda UNISDA Lamongan Teater Sakalintang Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tawon Teater Tewol Teguh LR Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Teori Darwin Teori Fisika Hawking Tgk Abdullah Lam U Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute Theresia Purbandini Thomas Koten Tien Rostini Timur Arif Riyadi Tjahjono Widarmanto Tjut Zakiyah Anshari Toeti Adhitama Tosa Poetra Tri Andhi S Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Tutut Herlina Ucu Agustin Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Uniawati Unieq Awien Universitas Jember Usman Arrumy Ustadz Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Vassilisa Agata Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Video Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vita Devi Ajeng Pratiwi W. Haryanto W.S. Rendra Wakos R. Gautama Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Suryandoko William Shakespeare Wisnu Kisawa Wiwik Widiyati Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yayat R. Cipasang Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yulianto Yuliawati Yunanto Sutyastomo Yunus Supriyanto Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf AN Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Yuyuk Sugarman Z. Mustopa Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zarra Martsella Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zen Hae Zii Zuhdi Swt