Rabu, 29 Juni 2011

Arsip dan Bahaya Desintegrasi Bangsa

H. Marjohan
http://www.harianhaluan.com/

Revolusi informasi yang diprediksi Alvin Toffler (The Third Ware, 1980), kini me­mang tengah menyeruak ke rumah–rumah, dan bahkan ke kamar–kamar tidur masyarakat dunia. Gaungnya pun kian terasa di negara-negara ber­kembang, termasuk Indonesia. Indikasinya? Nyaris semua orang baik individual maupun kolektif kian besar keter­gantungannya pada teknologi komunikasi. Sebut saja, DBS (SSL), TV, cellular radio, optic fiber, fax, antena parabolik, computer, internet dan lain sebagainya.


Di satu pihak, kecanggihan dunia komunikasi/informasi yang kian berkecambah dan meroket, tak dapat ditampik telah banyak menyuguhkan efektifitas dan efisiensi terhadap pelbagai kehidupan. Misalnya, dalam proses penyaluran plus penerimaan informasi atau pesan—lisan dan tulisan, bisa diakses secara gampang. Po­kok­nya, gawe (baca tupoksi/tugas pokok & fungsi) rumit bisa jadi mudah, jarak jauh dapat lebih dekat, lama waktu bisa dipercepat, dan kemu­dahan-kemudahan lain yang mampu diburu dalam tempo sekejap.

Sedang di sisi lain, ke­majuan teknologi informasi/ komunikasi disadari atau tidak tengah menggetarkan sendi–sendi kehidupan masyarakat. Sebuah kehidupan (pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara) mulai digerogoti virus individualisme, materia­lisme, hedonisme dan bahkan egosentrisme. Dulu, masyarakat Indonesia bangga dengan kredo hidup familiar dan egalitarian. Prinsip hidup bertetangga, tolong menolong, rasa senasib dan sepenanggungan sangatlah dijunjung tinggi. Namun seka­rang, berubah-sontak menjadi pola hidup nafsi–nafsi. Yang membuat kening banyak orang berkerut–marut, sikap hidup mementingkan diri (vested interest) dibarengi penyakit akut lain, yaitu berfaham kebendaan! Segala langkah, kerja bahkan setiap nafas yang keluar dari tenggorokan, acap-kali diukur dengan benda atau uang. Se­hingga bersiponganglah satu istilah: time is money!

Aneh bin ajaib lagi, untuk melunggukkan uang, ego­sentrisme pun, sepertinya jadi fenomena menggalaukan. Se­lain keegoan pribadi, keluarga, suku dan kedaerahan (primor­dialisme) ke-akuan sektoral juga jadi ancaman yang perlu diwaspadai/disikapi. Bukankah karena penyakit individualis, materialis, konsumtif dan egois mencuat pula ke permukaan: departemen basah, lembab, dan kering! Bukankah mengapung satu sebutan yang membuat telinga memerah: jabatan mata air, dan jabatan air mata!

Kenapa kondisi runyam di atas terjadi? Kalau ditelusuri hingga ke akar tunggangnya, selain pengaruh angin badai di era global, orang kayaknya mulai cuek bahkan melupakan yang namanya arsip, dokumen dan sejarah hidup. Skop orien­tasinya meliputi arsip (catatan kaehidupan) pribadi dan kelu­arga, arsip bangsa, arsip negara, arsip hukum dan HAM serta arsip pemerintahan/pemba­ngunan. Tulisan ini mencoba mengedepankan arsip dalam perspektif sejarah serta nilai dan khasanah arsip.

Arsip dalam Perspektif Sejarah

Menelusuri sejarah, arsip, sama tuanya dengan peradaban anak manusia. Pada abad ke–4 SM, bangsa Yunani menyim­pan dokumen–dokumen ber­harga di Kuil Metroan, terletak di alun–alun kota Athena. Dokumen berkategori hight quality itu, secara substansial memuat titah, perjanjian, norma hukum, notulen dan dokumen lain milik negara. Saking berharganya secarik dokumen, tulisan–tulisan tersebut, dia­wetkan dalam bentuk gulungan daun papyrus. Masih catatan sejarah, bangsa Mesir Kuno dan bangsa Romawi (2400 SM) juga menggunakan papyrus (serat buluh dianyam berbentuk lembaran) sebagai media pen­catat dokumen/arsip.

Sekitar 105 SM, bangsa Cina memelopori menumbuk tumbuh–tumbuhan menjadi gumpalan, dan mengolahnya secara apik, meski masih bersistem manual, dan itulah benda yang sekarang kita kenal dengan kertas. Pada abad ke-7 M, bangsa Arab melakukan transfer of technologi dari Cina, dan merakitnya dengan teknik–teknik baru, lalu mem­bo­yongnya ke Spanyol guna dijadikan industri. Kertas yang diproduksi bangsa Arab de­ngan kiat lebih moderen, merambah hingga ke daratan Eropa, sekitar paruh abad ke–7 M. Muaranya? Kertas pun menjadi kebutuhan primer bangsa–bangsa di Eropah. Ujung–ujungnya, bangsa Prancis pun menancapkan tiang-pancang Lembaga Arsip Nasional. Lewat sebuah dekrit, Lembaga Arsip Nasional secara legalitas formal, disuguhi hak hukum mene­lusuri, menyimpan plus meng­akuisisi arsip pemerintah, dan bahkan menjamah arsip gereja, rumah sakit, kelompok masya­rakat, perguruan tinggi dan tokoh–tokoh berjasa, termasuk kaum bangsawan.

Bagaimana di Indonesia? Jauh sebelum Portugis, Belan­da dan Inggris mencacahkan kaki di nusantara ini, nenek moyang kita ternyata telah melek arsip/dokumen. Bukti konkret, terukir indah lagi memukau berbagai prasasti berisi: dokumen resmi yang dikeluarkan raja/pejabat tinggi kerajaan. Pada beberapa pra­sasti, ditemui keterangan menarik tentang struktur kera­jaan, struktur perekonomian, struktur agama, budaya dan adat-istiadat. Bertumpu pada kajian sejarah, prasasti tertua di Indonesia ditemui di Kutai Kalimantan Timur, yaitu di abad ke-5 M. Kebanyakan sejarawan berpendapat, keber­adaaan prasasti tersebut, dipan­dang sebagai embrio dari sistem kearsipan di Indonesia. Lembaga kearsipan sebagai wahana menyelamatkan bukti sejarah dan pertanggung ja­waban, seperi yang dikenal kini, secara organisatoris formal dimulai pada 1892.

Kala itu, Belanda mengi­barkan apa yang disebut Kurt Handsarchief. Maksudnya? Apalagi kalau bukan untuk kepentingan Belanda (1816-1942). Dengan piawai, juragan Handsarchief Dr. JA. Vander­chijs, tak cuma menyelamatkan arsip-arsip Belanda, Vereeniying Oast Indische Compagnie (VOC), arsip maskapai dagang Hindia Timur juga disikat habis. Dan sampai berakhirnya kekuasaan Belanda pada 1949, nyaris semua arsip tersebut diangkut ke negaranya. Negeri kincir angin ini memang dikenal gila dan rakus arsip.

Bayangkan! Di Kokinklijk Institut Voor Land Teal en Volkenkunde (KITLV) di Lei­den, mengoleksi tidak kurang dari 500.000 judul buku, jurnal, koran, foto, gambar/post card, manuskrip dan arsip tentang Dunia Timur dan Dunia Barat. Yang membuat banyak orang terkesiap, tapi juga berdecak kagum, lebih dari separoh koleksi berharga itu, justru tentang Indonesia! Harap Maklum! Di Tropen Museum Amsterdam, masih menyimpan benda bersejarah ihwal Indo­nesia, Papua Nugini, Suriname dan Karibia. Semua dihimpun Belanda dalam rentang waktu cukup lama, yaitu sejak 1859 silam.

Nilai dan Khasanah Arsip

Berbeda jauh dengan Be­landa yang memosisikan arsip sebagai tiang penyangga politik devide et impera-nya, Bangsa Indonesia, justru menempatkan arsip sebagai dokumen negara yang otentik dan credible sebagai bukti utama bagi pelak­sanaan pemerintahan dan pembangunan. Lebih dari itu, arsip adalah juga sebuah me­mori kolektif, dan bukti jati diri bangsa serta bahan per­tanggung jawaban nasional—yang pada gilirannya perlu diwariskan pada generasi mendatang. Dan yang tidak kalah penting arsip diorien­tasikan seluas–luasnya guna merajut kemaslahatan masyara­kat, bangsa dan negara. Dengan bahasa lain, arsip dan dokumen adalah salah satu piranti mujarab guna merenda dan menggapai manusia Indonesia seutuhnya. Begitu tersurat dan tersirat dalam UU Nomor 7/1971 tentang Ketentuan–Ketentuan Pokok Kearsipan.

Makanya, ke depan sejatinya kita punya visi menjadikan arsip sebagai simpul pemersatu bangsa. Sebuah visi yang amat relevan dengan kondisi sosial objektif masyarakat dan bangsa Indonesia sejak mengge­lin­dingnya era reformasi, demok­ratisasi, dan otonomi (RDO), pada Mei 1998 lalu. Betapa tidak! Sigilah, dengan dalih RDO—beberapa daerah ber­obsesi besar ingin terungkai dari konsep NKRI yang telah diretas para founding father bangsa tempo doeloe.

Hati siapa yang tak ter­enyuh! Ketika Indonesia telah berumur lebih setengah abad, gerakan Aceh merdeka (GAM) ingin memisahkan diri dari NKRI. Di wilayah Timur pernah pula melambai bendera Bintang Kejora milik Papua Merdeka. Dan di wilayah tengah, bendera hijau ber­hiaskan pulau Sulawesi pun pernah dikerek di bumi Maka­sar. Ancaman desintegrasi dalam perspektif lain yang pernah menyemburat dari segelintir umat Islam—yang terperangkap dalam lorong sempit Islam simbolistik. Contoh aktual dari fenomena ini, mengapungnya gagasan dari sejumlah kecil komponen umat, menuntut dengan mulut ber­busa diberlakukannya syari’at Islam, dan atau diber­laku­kannya kembali Piagam Jakar­ta.

Sebagai komponen umat yang berorientasi pada pember­lakuan syariat Islam dan Jakarta Charter tersebut, selain kurang paham hakikat arsip dan dialektika sejarah—mereka justru lebih menekankan Islam simbolistik ketimbang Islam substantalistik. Mereka lebih tertarik politik gincu dari pada politik garam. Pada Orde Lama kelompok ini antara lain diwakili Darul Islam (DI), pada era Orde Baru oleh kelompok Negara Islam Indonesia (NII), dan pada era sekarang diwakili antara lain oleh Majlis Mujahiddin, Hizbut Tahrir dan lain sebagainya. Wallahu a’lam bish shawab.

*) Pemerhati Soial-Budaya. 10 April 2011

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Alexander A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Dahana A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.C. Andre Tanama A.J. Susmana A.S. Laksana A’an Jindan AS Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Rauf Singkil Abdul Walid Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adek Alwi Adhi Pandoyo Adhitia Armitrianto Adhy Rical Adi Faridh Adian Husaini Adin Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrizas Adu Pesona Sang Wakil Presiden RI AF. Tuasikal Afri Meldam Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agit Yogi Subandi Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Rakasiwi Agus Sulton Agus Wibowo Agus Wirawan Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ah. Atok Illah Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Anshori Ahmad Damanik Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Hasan MS Ahmad Jauhari Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad S. Zahari Ahmad Syafii Maarif Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fiah Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Siddiq Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al-Fairish Al-Ma'ruf I Al-Ma'ruf II Alang Khoiruddin Albert Camus Ali Mahmudi Ch Alia Swastika Alvi Puspita Alvin Amien Wangsitalaja Aminah Aming Aminoedhin Ana Mustamin Anam Rahus Anas AG Andhi Setyo Wibowo Andi Gunawan Andry Deblenk Angela Anggie Melianna Anindita S. Thayf Anis Ceha Anitya Wahdini Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anugerah Ronggowarsito Anwar Nuris Aprillia Ika Arida Fadrus Aridus Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Ariel Heryanto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Arwan Aryo Wisanggeni Aryo Wisanggeni Gentong AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Ashadi Ik Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asro Kamal Rokan Astrid Reza Asvi Warman Adam Atafras Atok Witono Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azwar Nazir Baca Puisi Badrus Siroj Bahrul Ulum A. Malik Balada Bambang kempling Bambang Riyanto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berita Utama Bernando J. Sujibto Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Bre Redana Brunel University Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Jay Utomo Budi P. Hatees Budi Palopo Budi Setyarso Budi Sp. Indrajati Budiman S. Hartoyo Budiman Sudjatmiko Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Choirul Rikzqa Christian Heru Cahyo Saputro Cover Buku D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dadang Widjanarko Damiri Mahmud Dani Fuadhillah Daniel Paranamesa Darju Prasetya Dati Wahyuni Dawet Jabung Ponorogo Dedykalee Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Deshinta Arofah Dewi Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan Dewi Anggraeni Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Didik Kusbiantoro Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dorothea Rosa Herliany Dr Andi Irawan Dr Siti Muti’ah Setiawati Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Drs. Solihin Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddi Koben Edeng Syamsul Ma’arif Edy Apriyanto Sudiyono Edy Firmansyah Edy Susanto Efri Ritonga EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hartono Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elita Sitorini Elly Trisnawati Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Em. Syuhada' Emha Ainun Nadjib Encep Abdullah Eni Sulistiyawati Eny Rose Esai Ester Lince Napitupulu Etik Widya Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathan Mubarak Fathul Qodir Fathul Qorib Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Seni Surabaya 2011 Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fikri. MS Fiqih Arfani Firman Daeva Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Forum Santri Nasional (FSN) Free Hearty Galuh Tulus Utama Gandis Uka Ganug Nugroho Adi Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gendut Riyanto Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Pratama Glenn Fredly Goenawan Mohamad Golput Gombloh Gombloh (1948 – 1988) Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Hadi Napster Hafis Azhari Halim HD Halimi Zuhdy Hamid Dabashi Han Gagas Hardi Hamzah Hari Prasetyo Haris Del Hakim Haris Saputra Hary B Kori’un Hasan Basri Marwah Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Hendro Situmorang Henri Nurcahyo Henry H Loupias Hera Khaerani Heri CS Heri Kris Heri Latief Heri Listianto Herman RN Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Kuntoyo Heru Kurniawan Hikmat Darmawan Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humaidi Humam S Chudori I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I. B. Putera Manuaba IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ichwan Prasetyo Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Munadjat Imam Nawawi Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Herdiana Imron Arlado Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indigo Art Space Madiun Indra Tjahyadi Indrian Koto Ingki Rinaldi Iqmal Tahir Is Faridatul Arifah Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Isra’ Mi’raj Iswadi Pratama Iswara N Raditya Iva Titin Shovia Iwan Awaluddin Yusuf Iwan Gunadi J. Sumardianta Jamrin Abubakar Jansen Sinamo Janu Jolang Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jemie Simatupang Jenny Ang Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jl Simo Jo Batara Surya Jodhi Yudono Joko Budhiarto Joko Sadewo Joko Sandur Joko Widodo Jones Gultom Joni Ariadinata Joresan Mlarak Ponorogo Joseph E. Stiglitz Jual Buku Paket Hemat Junus Satrio Jurnalisme Sastra K. Hirzuddin Hasbullah K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.H. Masrikhan Asy'ari K.H. Mudzakir Ma'ruf Kadjie MM Kajian Kitab Nashoihul 'Ibad Kang Daniel Karanggeneng Kartika Foundation Kasanwikrama Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kekal Hamdani Kemah Budaya Panturan (KBP) Kesenian KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Anwar Khoirul Inayah Khoirul Naim Khoirul Rosyadi Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Puisi Suluk Berahi karya Gampang Prawoto Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Koko Sudarsono Komaruddin Hidayat Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopuisi Korban Gempa di Lombok Kospela KPRI IKMAL Lamongan Kris Razianto Mada Kritik Sastra Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kusni Kasdut Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto Lagu Laili Rahmawati Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Latif Fianto Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Listiyono Santoso Liya Izzatul Iffah Liza Wahyuninto Lucky Aditya Ramadhan Ludruk Jawa Timur Lukisan Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lustantini Septiningsih Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Ismail M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Iqbal Dawami M. Irfan Hidayatullah M. Latief M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Mushthafa M. Riza Fahlevi M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Maghfur Munif Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahwi Air Tawar Majelis Ulama Indonesia Makalah Tinjauan Ilmiah Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mantan Pastur Hafidz Al-Qur'an Maqhia Nisima Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Marjohan Marsel Robot Martin Aleida Martin Hatch Marwan Ja'far Marwita Oktaviana Marzuki Mustamar Mashuri Masjid Tegalsari di Pesantren Gerbang Tinatar Masuki M. Astro Matroni el-Moezany Matroni Muserang Max Arifin Maya Handhini Mbah Kalbakal Medco Media Jawa Timur Medri Osno Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Misbahul Huda Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh Samsul Arifin Moh. Ghufron Cholid Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Mts Putra-Putri Simo-Sungelebak Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ghannoe Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Rain Muhammad Taufik Muhammad Yasir Muhammad Zia Ulhaq Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukhsin Amar Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Mun'im Sirry Muntamah Cendani Museum Bikon Blewut Ledalero Musfarayani Musfi Efrizal Musyayana Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nabi Adam Nanang Fahrudin Nandang Darana Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Ni Luh Made Pertiwi F Nindya Herdianti Ninin Nurzalina Wati Nitis Sahpeni Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noorsam Noval Jubbek Novel Pekik Novianti Setuningsih Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nur Hamzah Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nuswantoro Nyimas Nyoman Tingkat Obrolan Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Opini Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Pameran Seni Rupa Panda MT Siallagan Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit SastraSewu Penerbitan dan Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Pengajian Pengetahuan Perang Peringatan Hari Pahlawan 10 November Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pesantren Kampung Inggris Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Petrik Matanasi Pilang Tejoasri Laren Lamongan Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pilkada Piramid Giza Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pradana Boy ZTF Pradaningrum Mijarto Pramoedya Ananta Toer Prih Prawesti Febriani Pringadi AS Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Hartanto Puji Santosa Puput Amiranti N Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Satria Kusuma Putu Setia Putu Wijaya R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.Ng. Ronggowarsito Rabdul Rohim Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sazaly Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Rengga AP Reni Lismawati Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Rieke Diah Pitaloka Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rizka Halida Rizky Putri Pratimi Robin Al Kautsar Rocky Gerung Rodli TL Rofiqi Hasan Rohmad Hadiwijoyo Rohmah Maulidia Rohman Abdullah Rojiful Mamduh Rosdiansyah Rosi Rosidi Roso Titi Sarkoro Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rumah Literasi Rx King Motor S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Saifur Rohman Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Sardono W Kusumo Sartika Sari Sarworo Sp Sastra Facebook Satmoko Budi Santoso Satrio Lintang Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Savidapius Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Sejarah Sekolah Literasi Gratis SelaSAstra Boenga Ketjil SelaSAstra Boenga Ketjil #23 SelaSAstra Boenga Ketjil #24 Seni Ambeng Ponorogo Senirupa Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Shofiyatuz Zahroh Shohebul Umam JR Sholihul Huda Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Silfia Hanani Sindu Putra Sita Planasari Aquadini Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Hadi Purnomo Soediro Satoto Soegiharto Soeprijadi Tomodihardjo Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Igustin Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Sriyanto Danoesiswoyo Stefanus P. Elu Stevani Elisabeth STKIP PGRI Ponorogo Student Center Kampus ISI Yogyakarta Subagio Sastrowardoyo Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Ariyadi Sukitman Sumenep Sumiati Anastasia Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungelebak Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Suyadi San Syafrizal Sahrun Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syamsul Rizal Syi'ir Syifa Amori Syifa Aulia T.A. Sakti Tajuddin Noor Ganie Tamrin Bey dan Robin Al Kautsar TanahmeraH ArtSpace Tarpin A. Nasri Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Roda UNISDA Lamongan Teater Sakalintang Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tawon Teater Tewol Teguh LR Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Teori Darwin Teori Fisika Hawking Tgk Abdullah Lam U Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute Theresia Purbandini Thomas Koten Tien Rostini Timur Arif Riyadi Tjahjono Widarmanto Tjut Zakiyah Anshari Toeti Adhitama Tosa Poetra Tri Andhi S Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Tutut Herlina Ucu Agustin Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Uniawati Unieq Awien Universitas Jember Usman Arrumy Ustadz Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Vassilisa Agata Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Video Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vita Devi Ajeng Pratiwi W. Haryanto W.S. Rendra Wakos R. Gautama Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Suryandoko William Shakespeare Wisnu Kisawa Wiwik Widiyati Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yayat R. Cipasang Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yulianto Yuliawati Yunanto Sutyastomo Yunus Supriyanto Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf AN Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Yuyuk Sugarman Z. Mustopa Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zarra Martsella Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zen Hae Zii Zuhdi Swt