Membaca buku "Menyusuri Lorong-Lorong Dunia Jilid 2" (MLLD Jilid 2) karya Sigit Susanto, seakan mendapat bonus yang berlipat. Ya, bonus itu bukan sekadar menikmati catatan perjalanan sang penulis ke berbagai negara di berbagai benua. Ada bonus lain yang membuat saya tersihir untuk mengenali, dan menikmati jejak seorang sastrawan dunia James Joyce.
James Joyce adalah sastrawan yang sangat diidolakan oleh Sigit Susanto disamping Franz Kafka. Melalui buku MLLD Jilid 2 ini, secara khusus Sigit membawa pembaca untuk larut bersamanya menyusuri jejak James Joyce di Kota Dublin, Irlandia.
Buku suntingan Puthut EA ini secara keseluruhan memiliki ketebalan hingga 478 halaman. Secara khusus, Sigit menceritakan kisahnya mencari jejak Joyce hingga 100 halaman lebih di awal bab. Ini sungguh luar biasa, satu bab saja bisa menghabiskan lebih dari 100 halaman.
Bagaimana awal mula Sigit mengidolakan James Joyce? Hal itu dapat diketahui pada halaman awal catatan perjalanan ini. Ternyata, pengidolaan Sigit terhadap Joyce diawali dengan ketidaksengajaan. Awalnya Sigit mengunjungi sebuah gedung bernama Strauhofs. Maksud hati ingin melihat pameran penulis sohor dunia, Bertolt Brecht.
Namun, Sigit rupanya keliru membaca poster tentang pameran Brecht. Ternyata pameran diadakan pada dua tahun sebelumnya, yakni tahun 2004. Sementara, Sigit datang ke gedung itu tahun 2006! Kadung malu, Sigit akhirnya menerima tawaran petugas gedung untuk melihat pameran James Joyce. Sigit yang belum mengetahui atau mengenali sosok James Joyce, dengan ragu menerima tawaran si petugas.
Sejak kunjungan ke pameran Joyce yang tanpa sengaja itu, rupanya Sigit mulai tertarik dan ingin mengetahui seluk-beluk Joyce. Terlebih sejak perkenalannya dengan Pak Senn seorang Joyceian yang juga pemandu klub membaca "Ulysses" karya legendaris James Joyce. Sigit terpana begitu mendengar keterangan dari Pak Senn, bahwa "Ulysses" dibaca bersama-sama selama 3 tahun! "Luar biasa!" batin Sigit. Sehebat dan selegendaris apa penulisnya, hingga karyanya dibaca oleh sebuah klub baca selama itu?
Dari situlah, Sigit mulai penasaran ingin mengetahui lebih banyak tentang Joyce. Sigit pun memulai perjalanan liburannya pada hari Sabtu 16 Juni 2007, khusus mengunjungi kota-kota yang pernah ditinggali Joyce. Ada Zurich, Dublin, hingga Galway. Perjalanan itulah yang membawa Sigit menggali lebih banyak hal tentang Joyce, sampai dijadikannya catatan di bab khusus buku MLLD Jilid 2 ini.
Membaca buku ini saya jadi ikut merasakan betapa James Joyce begitu diidolakan banyak orang di seluruh belahan dunia. Sigit begitu tekun mencatat segala informasi baik yang penting maupun yang remeh-temeh tentang James Joyce. Membaca bab pertama buku MLLD Jilid 2 ini seolah sedang membaca biografi tentang sosok penulis dunia bernama James Joyce.
Cimahi, 2 Februari 2021 http://sastra-indonesia.com/2021/02/menapaki-jejak-joyce/
Link terkait:
http://pustakapujangga.com/2021/02/pengalaman-membaca-novel-ulysses-nya-james-joyce-sampai-13-tahun/
http://sastra-indonesia.com/2020/05/pengalaman-membaca-novel-ulysses-nya-james-joyce-sampai-13-tahun/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar