![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZdSg0iK026J-EaOKx04kv48WkE07fe0fuzWXxqv0_ikhwWTV87woztbs423bE0P_rmGjkmgQnx80p6CJ40JSrbjA1HxMg-HbK8Psb9dGgP442uqedsHSotHnHa0DwoWkPOodX6IiP-Mw/s320/Diklat+Teater+Tawon%252C+Tarbiyatul+Wathon+di+Sanggar+Pasir%252C+23-25+Des+2020.jpg)
Zuhdi Swt
Jarang menulis di media sosial membuat bahasa yang saya sampaikan terlihat kaku dan kurang tertata, tapi keberanian menulis ini, semoga tidak menimbulkan masalah bagi keberlangsungan daya kreatif saya.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, proses penjabaran kemampuan mental manusia semakin berkembang. Hal ini dibuktikan munculnya berbagai istilah, seperti; IQ, EQ, dan CQ (CreativityQuestion). CQ adalah suatu indikator untuk menilai tingkat kreativitas seseorang yang meliputi komponen: rasa ingin tahu, keluwesan, produktivitas, keterbukaan, keyakinan visi, intuisi, menyederhanakan masalah, pengambilan risiko, kepekaan, ketertarikan pada tantangan, ketertarikan terhadap petualangan, dan kemampuan memecahkan masalah.
Berdasarkan konsep CQ di atas, teater sebagai wadah kegiatan kreativitas akan menggiring individu agar dapat memenuhi komponen CQ di atas. Jika individu yang kreatif dalam teater telah mampu memiliki beberapa saja komponen di atas, penulis berkesimpulan bahwa teater bukan hanya terkait ekspresi, tetapi lebih jauh pembinaan kematangan psikologis seseorang.
Semoga hati kita tak sekeras besi!NB: Selepas Diklat Teater Tawon, Tarbiyatul Wathon, di Sanggar Pasir, 23-25 Des 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar