Jumat, 27 November 2020

Ahlulbait Kanjeng Nabi SAW : Antara Nasab, Ilmu dan Akhlak

Hasan Basri Marwah *
 
Suatu hari Syeikh Daud Attha’i, seorang pemuka kaum sufi generasi awal, sowan meminta suwuk kepada Syeikh Jakfar Shadiq (83 – 148 H), Imam keenam dari kalangan Ahlulbait Nabi SAW.
 
Suwuk dalam tradisi pesantren banyak pengertiannya. Bukan sekedar dijampi, didoakan, tetapi juga bisa berupa nasehat yang diberikan oleh para ahli karamat di dunia pesantren. Doa dan nasehat para ahli-karamat ini diyakini menyebabkan transformasi ruhani, peningkatan kepekaan dan kesadaran bagi yang menerimanya.
 
“Nasehati aku, wahai Aba Abdillah.” Daud memohon kepada Syeikh Jakfar.
 
“Tidak, Wahai Aba Sulaiman (nama lain Daud). Sampeyan tidak memerlukan nasehatku, karena sampeyan dari kalangan ulama-istimewa (ahlus zuhdi zamaanuka) jaman ini.” Imam Jakfar menimpali.
 
“Tidak, wahai putera Rasulullah SAW, kalian memiliki kemulian di atas semua orang. Perkataan kalian itu bertuah. Mengamalkannya adalah suatu keharusan.” Abu Daud masih tetap merajuk.
 
“Ketahuilah, wahai Aba Sulaiman, aku takut ditegur oleh eyangku (maksudnya: Kanjeng Nabi SAW). Beliau akan mengatakan: Kenapa kamu cederai hakekat keikutanmu dengan-ku? Ketahuilah, wahai Daud, bahwa ini (capaian ruhani) tidak bisa disempurnakan (tidak cukup) oleh persoalan nasab yang benar, tetapi sungguh disempurnakan dengan perilaku (kepada sesama) yang baik (ya Aba Sulaiman, haadzaa maa yutimmu bin-nasabis sohih bal innamaa yatimmu bihusnil mua’amalah).”
***
 
Penggalan kisah di atas, dikutip dari kitab Tazkiraatul Awliyaa karya Syaikh Fariduddin Attar, penyair sufi Persia abad ke-12: Sebuah hagiografi yang paling banyak dibaca dan dirujuk oleh umat Islam yang ingin mengetahui kisah para wali (para santo) dalam sejarah Islam.
 
Attar menempatkan Syeikh Jakfar Shadiq pada urutan pertama dalam kitabnya tersebut, sebagai bentuk tabbarukkan (mengharapkan berkah) kepada keluarga suci Nabi SAW. “Wa badaknaa bizikril imami Jakfaris Shoodiq tabbarukkan...” : Dan kami memulai kitab ini dengan menempatkan Imam Jakfar paling awal sebagai bentuk tabarukkan (mengharap berkah).
 
Bagi Attar, masalah kemuliaan para keturunan Nabi SAW yang bijak-bestari, kemuliaan nasab mereka tercermin dalam intelektualitas, pancaran ruhani, dan akhlak mereka, yang sebenarnya tidak perlu lagi dituliskan. Terlebih tokoh sekaliber Syeikh Shaduk yang kemuliannya sudah menjadi cerita wajib pengantar tidur umat Islam.
 
Pada khutbah pengantar kitab, sebenarnya Attar sudah menuliskan tidak akan memasukkan keluarga Nabi SAW dalam urutan kisah para santo Islam yang disusunnya. Kata dan kalimat akan terasa garing ketika menuliskan kemulian mereka, karena dipastikan para keluarga Suci Kanjeng Nabi SAW adalah golongan yang diberikan keistimewaan, tetapi mereka mengabaikan keistimewaan tersebut, dengan memilih menjadi hamba Allah seperti para hamba Allah umumnya. Mengabaikan kemuliaan bawaan (privilege yang “given”) dengan memilih sebagai seorang hamba biasa adalah suatu manifestasi dari kesempurnaan mereka dalam meneladani akhlak kakek mereka, Rasulullah SAW.
 
Syeikh Shaduq adalah salah satu mahkota dalam matarantai generasi Ahlulbait pada jamannya, tidak ada orang yang meragukannya. Dikenal sebagai seorang alim dalam berbagai disiplin pengetahuan, dan (paling penting) merupakan mercusuar dalam bidang keruhanian.
 
Dalam tradisi tarekat Uwaisyiah dan lebih khusus lagi tarekat Naqsabandiyah, Syeikh Shaduq dikenal sebagai ‘kiblat’ untuk tawajuhan, sehingga memungkinkan koneksi ruhani yang lebih cepat kepada Allah SWT dan kepada Rasulullah SAW.
 
Para Ahlulbait Kanjeng Nabi SAW paling tidak dikenal dengan lima karakter utamanya : alim (tidak lemah secara intelektual), berakhlak mulia, dermawan, menolak pemberian, tidak membedakan manusia satu dengan lainnya, dan (sangat penting) pemberani (saja’ah). Kelima sifat ini melekat kepada diri Rasulullah, kepada sayyidina Ali, Sayyidah Fatimah, dan para keturunan dari Ali dan Fatimah.
 
Sangat sulit membayangkan Ahlulbait tidak dilengkapi dengan kelima karakter di atas. Sebenarnya, ada satu karakter yang juga sering tergambar dalam kehidupan para pembesar Ahlulbait Nabi SAW, yaitu tradisi hidup dalam kesederhanaan, bahkan sengaja memilih kemiskinan. Praktek memilih sebagai kaum fakir adalah teladan Kanjeng Nabi dan Baginda Ali sendiri. Saking miskinnya, tidak ada pengertian kemiskinan sehakiki kemiskinan faktual yang dijalani Rasulullah SAW, Sayyidina Ali dan Sayyidah Fatimah dalam kehidupan.
 
Syeikh Shaduq dikenal sebagai seorang yang selalu tampil dengan pilihan pakaian yang cocok dengan kebesaran dan kemuliaannya. Dalam sebuah riwayat disebutkan, bahwa kepandaiannya memilih pakaian untuk setiap situasi dan suasana telah memancing seorang ulama mempertanyakan kecintaan beliau pada pakaian dan barang duniawiah lainnya.
 
Berpakaian yang bagus dan rapi adalah sepenting membaguskan hati dan tindakan. Syeikh Shaduq dan keturunan Nabi SAW lainnya dianugerahi paras yang tidak tergambarkan oleh kata-kata. Keelokan fisikal mereka, jika membaca lembaran sejarah, diadon dengan cahaya keruhanian dan kelembutan tindakan yang memancar dari khazanah batiniah mereka, sehingga mereka selalu menjadi sentral manifestasi Allah dalam ruang-waktu kefanaan ini.
 
Syeikh Ruzbihan Baqli, sufi besar Persia yang mewarisi “khirqah”Akbariyah, dalam tafsirnya, “Araaisyul Bayan fi Haqaaiqil Qur’an”, menafsirkan penggalan akhir surat al-Ahzab ayat 33, “...Wa Yuthahirukum tahhhiiraa“ (...dan menyucikan kalian (ahlulbait) dengan sesuci-sucinya) sebagai bersihnya hati para Ahlulbait Nabi SAW dari kecenderungan pada hal-hal rendah, hal-hal yang duniwiah, karena mereka adalah bentuk-bentuk kegaiban yang paling nyata di dalam kehidupan ini.”
 
Jadi, karakter Ahlulbait yang paling berat dikopi-paste oleh orang lain adalah bersihnya hati mereka dari kotoran dunia, dari keinginan rendah. Dunia diletakkan di bawah telapak kaki mereka. Dunia di sini adalah segala hal yang mengalihkan perhatian mereka dari Allah SWT. Kegaiban tidak selalu berarti “yang tersembunyi” secara harfiyah. Tetapi juga bisa diartikan sebagai kedekatan dengan sumber wujud (Allah SWT), yang telah memampukan mereka mengabaikan selain Allah. Jadi kegaiban juga bisa berarti kedekatan dengan Allah, jadi para gaib adalah mereka yang paling dekat dengan Allah, baik dalam kehidupan duniawiah, barzakhiyah dan akhirah, seperti para Ahlulbait Nabi SAW dan para kekasih Allah dari tangan Rasul, Nabi dan Wali.
 
Pertanyaanya : apakah ahlul-bait Kanjeng Nabi SAW ma’shum (seperti keyakinan kalangan Syiah)? Adakah batas-batas dari “privilege” nasab mereka? Dan apakah ahlul bait Kanjeng Nabi SAW dibatasi oleh nasab semata, karena Kanjeng Nabi SAW terhubung dengan seluruh ciptaan dan manusia (fungsi rahmaatan lil alamien)?
 
Saya pernah membaca satu bab tentang ahlul-bait Rasulullah SAW dalam kitab “Futuhat al-Makkiyah” karya Syaikhul Akbar Ibn Arabi, sang penutup kewalian dari jalur Kanjeng Nabi SAW, yang ringkasannya kira-kira tidak jauh dari sikap para ulama NU di Indonesia dalam menyikapi Ahlul Bait : para ahlul-bait adalah kalangan yang memiliki kemuliaan karena nasab, tetapi kemuliaan nasab mereka tidak membebaskan mereka dari kemungkinan dosa, kesalahan, kekurangan, dan kecerobohan dalam kehidupan mereka. Ketika mereka terjerumus dalam salah dan dosa, maka kaum beriman dan berislam diwajibkan memperingati mereka dalam kesabaran dan kebenaran, sebagaimana diwajibkan oleh agama, tanpa harus menyerang personalitas dan nasab mereka.
 
Syaikhul Akbar Ibn Arabi mengamini kesepakatan sebagian besar ulama bahwa: “Privelege” nasab ahlul-bait sebagai “bagian” (bidh’atun) Kanjeng Nabi SAW adalah jaminan mereka mendapatkan ampunan, magfirah dan penyucian di akherat kelak dari segela dosa dan salah.
 
Di samping itu, Syaikhul Akbar mengamini pendapat umum di kalangan Ahlus Sunnah wal-Jamaah, bahwa ahlul bait memiliki pengertian lebih luas. Dalam bab yang sama dibahas bagaimana Sayyidina Salman al-Farisi, sahabat Kanjeng Nabi SAW yang berasal dari Persia, mendapatkan ‘privelege’ sebagai ahlul-bait dengan sabda Kanjeng Nabi SAW “dan Salman adalah bagian dari keluarga kami (ahlu baitinaa)”. Kecintaan (mahabbah) kepada Kanjeng Nabi SAW yang diraih Salman adalah tiket mendapatkan status sebagai ahlul-bait walaupun tidak memiliki hubungan nasab dengan Kanjeng Nabi SAW. Mendapatkan anugerah mahabbah kepada Kanjeng Nabi SAW adalah hal sulit, tidak mudah. Kemuliaan Kanjeng Nabi SAW sebagai “pengumpul kalimat-kalimat” (jawami’ul kalim) adalah isyarat tentang adanya aspek jarak (distansi) antara manusia biasa dengan Kanjeng Nabi SAW. Distansi yang tidak terukur ini seringkali secara retoris diabaikan atau dianggap tidak ada oleh Kanjeng Nabi SAW dalam banyak hadist dan sunnah. Walaupun memiliki kemuliaan tidak terurai, memilih untuk tidak membedakan diri dengan para Nabi, Rasul dan manusia lainnya adalah bentuk kesempurnaan diri Kanjeng Nabi SAW dalam menjalankan perintah agama.
 
Salah satu tanda kesempurnaan akhlak orang beriman dan berislam adalah membakar hierarki kelas sosial dan rasialisme (termasuk hierarki karena nasab). Meleburkan diri sebagai satu kesatuan dengan manusia lainnya adalah salah satu peryarat pokok mencapai taqwa, dan merupakan salah satu perintah agama yang paling pokok. Seperti dicontohkan oleh para ahlul bait di masa lalu, bagaimana mereka tanpa ragu bercampur dan bergaul dengan semua kalangan, bahkan menikahi kalangan di luar mereka, tanpa beban dan rasa khawatir akan kehilangan kemuliaan.
 
Jadi tiket menjadi ahlul bait Kanjeng Nabi SAW bisa ‘shuwariyah’ yakni nasab dan bisa maknawiyah : paling dekat secara akhlak dengan Kanjeng Nabi SAW walaupun tanpa ada hubungan nasab. Tradisi menghormati para ulama di kalangan muslim pedesaan, karena para ulama adalah pewaris Kanjeng Nabi SAW secara ruhani dan akhlak.
 
Di Indonesia, belakangan kalangan Arab umumnya dan mereka yang memiliki dan mengklaim “status ahlul bait” cenderung menikmati status-kewargaan yang ekslusif -warisan kolonial. Seperti umumnya penduduk pendatang lainnya, mereka menjaga jarak dari kejamakan, tidak berbaur dengan masyarakat biasa. Pada masa Orde Baru, kalangan Arab dan golongan khusus di antara mereka sering dipakai sebagai perisai melindungi kepentingan ekonomi dan politik rezim dari kritik mayoritas umat Islam Indonesia. Kalangan “hadrami” biasa dan tidak biasa menikmati kemapanan status demografi demi kepentingan ekonomi dan politik mutakhir mereka, terlebih ketika sebagian mereka belakangan dengan terbuka memasuki ranah politik, baik menjadi kepala daerah atau jabatan eskutif negara lainnya. Persoalan nasab dan segala yang terkait dengan golongan Arab ini pun tidak kalis oleh isu politik.
 
Berdasarkan rumusan Syeikh Shaduq di atas, kita jadi mafhum dengan peringatan yang disampaikan para pemuka ulama Ahlusunnah waljamaah nahdliyah (ASWAJA NU) tentang kewajiban memuliakan Ahlulbait Kanjeng Nabi SAW, atau jangan sampai pernah terbersit dalam hati mencela, merendahkan dan mengabaikan mereka, tengah-tengah saja : memuliakan ahlul-bait, memuliakan nasab mereka, mengutamakan yang alim dan ahli zuhud di antara mereka, dan menjalankan kewajiban saling peringati dalam kesabaran dan kebenaran.
 
Tulisan ini juga bagian dari tabbarukan kepada Kanjeng Nabi SAW dan para ahlul baitnya, baik secara nasab maupun maknawiyah, shuwariyah wa maknawiah. Wal-Allah-yaquulul Haqqa wayahdis sabiil.
***
 
*) Hasan Basri Marwah, Pengurus Lesbumi PBNU, penulis, Pengajar di Pesantren Kaliopak Jogjakarta, serta pegiat dan pemerhati budaya. S2 Cultural Studies di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Berasal dari Mataram Nusa Tenggara Barat dan kini menetap di Yogyakarta. http://sastra-indonesia.com/2020/11/ahlulbait-kanjeng-nabi-saw-antara-nasab-ilmu-dan-akhlak/

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Alexander A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Dahana A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.C. Andre Tanama A.J. Susmana A.S. Laksana A’an Jindan AS Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Rauf Singkil Abdul Walid Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adek Alwi Adhi Pandoyo Adhitia Armitrianto Adhy Rical Adi Faridh Adian Husaini Adin Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrizas Adu Pesona Sang Wakil Presiden RI AF. Tuasikal Afri Meldam Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agit Yogi Subandi Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Rakasiwi Agus Sulton Agus Wibowo Agus Wirawan Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ah. Atok Illah Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Anshori Ahmad Damanik Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Hasan MS Ahmad Jauhari Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad S. Zahari Ahmad Syafii Maarif Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fiah Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Siddiq Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al-Fairish Al-Ma'ruf I Al-Ma'ruf II Alang Khoiruddin Albert Camus Ali Mahmudi Ch Alia Swastika Alvi Puspita Alvin Amien Wangsitalaja Aminah Aming Aminoedhin Ana Mustamin Anam Rahus Anas AG Andhi Setyo Wibowo Andi Gunawan Andry Deblenk Angela Anggie Melianna Anindita S. Thayf Anis Ceha Anitya Wahdini Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anugerah Ronggowarsito Anwar Nuris Aprillia Ika Arida Fadrus Aridus Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Ariel Heryanto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Arwan Aryo Wisanggeni Aryo Wisanggeni Gentong AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Ashadi Ik Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asro Kamal Rokan Astrid Reza Asvi Warman Adam Atafras Atok Witono Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azwar Nazir Baca Puisi Badrus Siroj Bahrul Ulum A. Malik Balada Bambang kempling Bambang Riyanto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berita Utama Bernando J. Sujibto Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Bre Redana Brunel University Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Jay Utomo Budi P. Hatees Budi Palopo Budi Setyarso Budi Sp. Indrajati Budiman S. Hartoyo Budiman Sudjatmiko Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Choirul Rikzqa Christian Heru Cahyo Saputro Cover Buku D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dadang Widjanarko Damiri Mahmud Dani Fuadhillah Daniel Paranamesa Darju Prasetya Dati Wahyuni Dawet Jabung Ponorogo Dedykalee Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Deshinta Arofah Dewi Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan Dewi Anggraeni Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Didik Kusbiantoro Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dorothea Rosa Herliany Dr Andi Irawan Dr Siti Muti’ah Setiawati Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Drs. Solihin Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddi Koben Edeng Syamsul Ma’arif Edy Apriyanto Sudiyono Edy Firmansyah Edy Susanto Efri Ritonga EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hartono Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elita Sitorini Elly Trisnawati Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Em. Syuhada' Emha Ainun Nadjib Encep Abdullah Eni Sulistiyawati Eny Rose Esai Ester Lince Napitupulu Etik Widya Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathan Mubarak Fathul Qodir Fathul Qorib Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Seni Surabaya 2011 Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fikri. MS Fiqih Arfani Firman Daeva Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Forum Santri Nasional (FSN) Free Hearty Galuh Tulus Utama Gandis Uka Ganug Nugroho Adi Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gendut Riyanto Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Pratama Glenn Fredly Goenawan Mohamad Golput Gombloh Gombloh (1948 – 1988) Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Hadi Napster Hafis Azhari Halim HD Halimi Zuhdy Hamid Dabashi Han Gagas Hardi Hamzah Hari Prasetyo Haris Del Hakim Haris Saputra Hary B Kori’un Hasan Basri Marwah Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Hendro Situmorang Henri Nurcahyo Henry H Loupias Hera Khaerani Heri CS Heri Kris Heri Latief Heri Listianto Herman RN Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Kuntoyo Heru Kurniawan Hikmat Darmawan Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humaidi Humam S Chudori I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I. B. Putera Manuaba IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ichwan Prasetyo Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Munadjat Imam Nawawi Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Herdiana Imron Arlado Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indigo Art Space Madiun Indra Tjahyadi Indrian Koto Ingki Rinaldi Iqmal Tahir Is Faridatul Arifah Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Isra’ Mi’raj Iswadi Pratama Iswara N Raditya Iva Titin Shovia Iwan Awaluddin Yusuf Iwan Gunadi J. Sumardianta Jamrin Abubakar Jansen Sinamo Janu Jolang Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jemie Simatupang Jenny Ang Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jl Simo Jo Batara Surya Jodhi Yudono Joko Budhiarto Joko Sadewo Joko Sandur Joko Widodo Jones Gultom Joni Ariadinata Joresan Mlarak Ponorogo Joseph E. Stiglitz Jual Buku Paket Hemat Junus Satrio Jurnalisme Sastra K. Hirzuddin Hasbullah K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.H. Masrikhan Asy'ari K.H. Mudzakir Ma'ruf Kadjie MM Kajian Kitab Nashoihul 'Ibad Kang Daniel Karanggeneng Kartika Foundation Kasanwikrama Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kekal Hamdani Kemah Budaya Panturan (KBP) Kesenian KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Anwar Khoirul Inayah Khoirul Naim Khoirul Rosyadi Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Puisi Suluk Berahi karya Gampang Prawoto Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Koko Sudarsono Komaruddin Hidayat Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopuisi Korban Gempa di Lombok Kospela KPRI IKMAL Lamongan Kris Razianto Mada Kritik Sastra Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kusni Kasdut Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto Lagu Laili Rahmawati Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Latif Fianto Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Listiyono Santoso Liya Izzatul Iffah Liza Wahyuninto Lucky Aditya Ramadhan Ludruk Jawa Timur Lukisan Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lustantini Septiningsih Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Ismail M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Iqbal Dawami M. Irfan Hidayatullah M. Latief M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Mushthafa M. Riza Fahlevi M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Maghfur Munif Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahwi Air Tawar Majelis Ulama Indonesia Makalah Tinjauan Ilmiah Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mantan Pastur Hafidz Al-Qur'an Maqhia Nisima Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Marjohan Marsel Robot Martin Aleida Martin Hatch Marwan Ja'far Marwita Oktaviana Marzuki Mustamar Mashuri Masjid Tegalsari di Pesantren Gerbang Tinatar Masuki M. Astro Matroni el-Moezany Matroni Muserang Max Arifin Maya Handhini Mbah Kalbakal Medco Media Jawa Timur Medri Osno Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Misbahul Huda Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh Samsul Arifin Moh. Ghufron Cholid Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Mts Putra-Putri Simo-Sungelebak Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ghannoe Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Rain Muhammad Taufik Muhammad Yasir Muhammad Zia Ulhaq Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukhsin Amar Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Mun'im Sirry Muntamah Cendani Museum Bikon Blewut Ledalero Musfarayani Musfi Efrizal Musyayana Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nabi Adam Nanang Fahrudin Nandang Darana Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Ni Luh Made Pertiwi F Nindya Herdianti Ninin Nurzalina Wati Nitis Sahpeni Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noorsam Noval Jubbek Novel Pekik Novianti Setuningsih Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nur Hamzah Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nuswantoro Nyimas Nyoman Tingkat Obrolan Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Opini Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Pameran Seni Rupa Panda MT Siallagan Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit SastraSewu Penerbitan dan Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Pengajian Pengetahuan Perang Peringatan Hari Pahlawan 10 November Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pesantren Kampung Inggris Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Petrik Matanasi Pilang Tejoasri Laren Lamongan Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pilkada Piramid Giza Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pradana Boy ZTF Pradaningrum Mijarto Pramoedya Ananta Toer Prih Prawesti Febriani Pringadi AS Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Hartanto Puji Santosa Puput Amiranti N Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Satria Kusuma Putu Setia Putu Wijaya R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.Ng. Ronggowarsito Rabdul Rohim Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sazaly Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Rengga AP Reni Lismawati Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Rieke Diah Pitaloka Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rizka Halida Rizky Putri Pratimi Robin Al Kautsar Rocky Gerung Rodli TL Rofiqi Hasan Rohmad Hadiwijoyo Rohmah Maulidia Rohman Abdullah Rojiful Mamduh Rosdiansyah Rosi Rosidi Roso Titi Sarkoro Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rumah Literasi Rx King Motor S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Saifur Rohman Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Sardono W Kusumo Sartika Sari Sarworo Sp Sastra Facebook Satmoko Budi Santoso Satrio Lintang Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Savidapius Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Sejarah Sekolah Literasi Gratis SelaSAstra Boenga Ketjil SelaSAstra Boenga Ketjil #23 SelaSAstra Boenga Ketjil #24 Seni Ambeng Ponorogo Senirupa Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Shofiyatuz Zahroh Shohebul Umam JR Sholihul Huda Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Silfia Hanani Sindu Putra Sita Planasari Aquadini Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Hadi Purnomo Soediro Satoto Soegiharto Soeprijadi Tomodihardjo Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Igustin Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Sriyanto Danoesiswoyo Stefanus P. Elu Stevani Elisabeth STKIP PGRI Ponorogo Student Center Kampus ISI Yogyakarta Subagio Sastrowardoyo Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Ariyadi Sukitman Sumenep Sumiati Anastasia Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungelebak Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Suyadi San Syafrizal Sahrun Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syamsul Rizal Syi'ir Syifa Amori Syifa Aulia T.A. Sakti Tajuddin Noor Ganie Tamrin Bey dan Robin Al Kautsar TanahmeraH ArtSpace Tarpin A. Nasri Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Roda UNISDA Lamongan Teater Sakalintang Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tawon Teater Tewol Teguh LR Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Teori Darwin Teori Fisika Hawking Tgk Abdullah Lam U Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute Theresia Purbandini Thomas Koten Tien Rostini Timur Arif Riyadi Tjahjono Widarmanto Tjut Zakiyah Anshari Toeti Adhitama Tosa Poetra Tri Andhi S Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Tutut Herlina Ucu Agustin Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Uniawati Unieq Awien Universitas Jember Usman Arrumy Ustadz Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Vassilisa Agata Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Video Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vita Devi Ajeng Pratiwi W. Haryanto W.S. Rendra Wakos R. Gautama Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Suryandoko William Shakespeare Wisnu Kisawa Wiwik Widiyati Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yayat R. Cipasang Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yulianto Yuliawati Yunanto Sutyastomo Yunus Supriyanto Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf AN Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Yuyuk Sugarman Z. Mustopa Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zarra Martsella Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zen Hae Zii Zuhdi Swt