Senin, 30 Mei 2011

LELAKI YANG SUKA BERGITAR

Sunlie Thomas Alexander
nostalgia.tabloidnova.com

IA merasa kehilangan lelaki muda itu. Berkali-kali ia mengintip keluar jendela dari balik gelap kaca nako, tetapi teras rumah kost itu tetap saja sepi. Hujan belum juga reda, tidak deras namun awet. Ia mengendus aroma bunga-bunga yang meruap wangi. Juga bau tanah yang sedikit menyengat.

Biasanya sore-sore begini, lelaki muda itu akan duduk di sana bermain gitar dan ia sibuk menyiram bunga-bunganya di teras atau memotong daun-daun bonsainya yang meranggas liar di halaman. Namun sudah dua hari, lelaki itu tidak kelihatan. Ke mana lelaki muda itu? Apa dia sakit?
Ia teringat sekantong jeruk sunkiss yang ia beli di supermarket tadi pagi. Ia ingin sekali menyambangi lelaki muda itu dengan membawa buah-buah segar yang saat ini ia simpan dalam kulkas itu. Tetapi segera ia buang jauh-jauh pikirannya. Lagipula belum tentu lelaki muda itu sakit kan? Ia berjalan mondar-mandir, berharap seseorang keluar dari rumah di seberang jalan itu. Seseorang yang dapat memberinya kabar tentang lelaki muda itu.

Tapi, ah, apa pedulimu sebenarnya? Lelaki muda itu bukan siapa-siapa bagimu, begitu juga kamu baginya.

Ada rasa malu yang menyelinap dalam hatinya… Ya, apa pedulinya? Bukankah hanya kebetulan saja ia mengenal lelaki muda itu sebagai salah seorang penghuni rumah kost di depan rumahnya. Sebatas itu, tidak lebih.

Ketika akhirnya seseorang-yang ia kenali sebagai teman sekost lelaki muda itu yang telah lama tinggal di sana-keluar dari rumah di seberang jalan itu, ia bergegas berlari ke teras. Ia hendak melambai memanggil. Tapi segera pula ia urungkan niatnya. Perlahan-lahan ia turunkan tangannya yang sudah terangkat setengah. Dengan murung, ia kembali masuk ke rumah. Lalu buru-buru melangkah ke dapur, setelah teringat belum menyiapkan makan malam. Tapi sebelumnya ia masih sempat menoleh sekilas lagi ke rumah seberang jalan itu. Teras itu tetaplah tinggal sepi.
***

SUDAH empat sore, lelaki muda itu tidak bermain gitar di sana, dan ia tidak menyiram bunga-bunganya di beranda atau memotong daun-daun bonsainya yang meranggas di halaman. Hujan terus berebahan.

Ia tidak begitu ingat, sudah berapa lama lelaki muda itu tinggal di sana. Tapi rasanya belum begitu lama. Mungkin baru setengah tahun, atau setahun, mungkin lebih. Ia betul-betul tak ingat. Karena awalnya, tentu saja, ia tidak peduli dengan kehadiran lelaki muda itu seperti juga ia tidak pernah mempedulikan penghuni lain di rumah kost itu. Tetapi lama kelamaan, entahlah, ia mulai merasa tertarik pada permainan gitar lelaki muda itu, bahkan kemudian menghafal lagu-lagu apa saja yang suka dimainkan lelaki muda itu setiap sore di teras rumah
seberang jalan. Setiap sore yang kemudian menimbulkan debar aneh di dadanya.

Ia lebih sering mengerling diam-diam. Tapi sesekali ia akan menoleh ke seberang jalan, lalu pandangan mereka pun bertemu dan ia melemparkan senyum dengan kikuk. Lelaki muda itu mengangguk dan balas tersenyum. Setelah itu mereka kembali dengan kesibukan masing-masing. Ia dengan bunga-bunga atau bonsainya, dan lelaki muda itu dengan gitar. Tak pernah lebih dari sekadar itu.

Lelaki muda itu tidak pernah tampak pada pagi atau siang hari. Dia hanya muncul pada sore hari dengan gitarnya di teras rumah seberang jalan itu, ketika ia sedang sibuk menyiram bunga-bunga atau memotong bonsai. Tanpa perlu berpaling ia sudah tahu kalau itu dia. Atau kadang-kadang dari balik jendela, ia melihat lelaki muda itu sekilas ketika hari telah larut malam. Lelaki muda itu keluar dari rumah kost dan berjalan dengan langkah-langkah bergegas ke persimpangan di ujung jalan, naik ke boncengan sebuah ojek yang mangkal di sana lalu lenyap bersama deru motor. Beberapa kali ia memergoki lelaki muda itu pulang subuh saat ia baru saja selesai menunaikan salat. Entahlah, ada sesuatu mendorongnya menyibak gordin lalu mengintip keluar jendela. Tentunya ia tidak tahu dari mana lelaki muda itu, ia hanya bertanya-tanya sendiri.

Hingga suatu sore. Sore yang cerah. Ia sedang menyiram bunga ester kesayangannya ketika tiba-tiba saja lelaki muda itu sudah ada di belakang ketika ia menoleh. Tak ada suara gitar. Gugup, ia tersenyum. Lelaki muda itu membalas dengan senyum tipis.

"Maaf, apakah saya mengganggu Mbak?" Tanya lelaki muda itu lembut sebagaimana juga tatapan kedua matanya. Ia cepat-cepat menggeleng, "Ah, tidak! Tidak!" Ia yakin saat itu ia terlihat amat kikuk. Terlebih karena tatapan mata lelaki muda itu.

"Tumben tidak main gitar, Mas?" Mungkin ia lontarkan pertanyaan itu sekadar menutupi kegugupan, mungkin juga karena memang kepingin tahu kenapa sore itu lelaki muda itu tidak memetik gitar sebagaimana biasa.

"Senar saya putus dan belum sempat mencari pengganti." Jawab lelaki muda itu datar.

"Oh!" suara yang keluar dari bibirnya itu barangkali terdengar mirip keluhan. Dan ia semakin jengah dengan mata lelaki muda itu. Mata yang menenteramkan sekaligus mencemaskan. Ia baru sadar hal itu.

"Bunga-bunga yang manis." Desis lelaki muda itu lirih, seolah pada diri sendiri, "Tentu karena telaten dirawat." Ia merasa yakin wajahnya saat itu berona merah, "Terima kasih. Mas suka bunga?"

"Dulu Ibuku juga suka menanamnya di teras rumah kami. Saya sering membantu menyiram." Kata lelaki muda itu sambil terus memperhatikan kesibukannya.

Tahu-tahu mereka sudah terlibat percakapan hangat tentang bunga. Sesekali mereka tertawa. Ia tidak menolak ketika lelaki muda itu menawarkan diri membantu menyiram bunga-bunganya.

Namun tiba-tiba gerimis turun dan lelaki muda itu berseru kaget. Ia terbeliak menyaksikan bagaimana sebuah pot kecil berisi bunga Lantana terguling rebah dan tumpah. Lelaki muda itu bergegas minta maaf.

INI sudah hari keenam lelaki muda itu menghilang dari teras rumah di seberang jalan itu. Ke mana sebenarnya lelaki muda itu? Apa yang sedang dilakukan dia? Atau apa yang terjadi pada dirinya? Ia tidak bisa menghalau pertanyaan-pertanyaan yang menyerbu pikirannya bertubi-tubi. Ia benar-benar dicekam kecemasan yang membuatnya benci. Ia merasa tak berkutik, walaupun cuma sekadar mengetahui secuil kabar berita lelaki muda itu. Dan ia merasa takut untuk merumuskan kecemasan semacam itu, bahkan juga malu untuk mengakui kecemasan tersebut bercokol dalam pikiran dan hatinya.

Siapa sangka bakal begini jadinya. Berkali-kali ia melemparkan pandang keluar jendela menembus gelap kaca nako dan menemukan kegelisahan yang semakin sempurna di teras rumah seberang jalan itu. Ya, kegelisahan yang semakin sempurna, yang tak mungkin ia bagi dengan siapa pun. Tentunya apalagi dengan seorang yang paling dekat dengannya.
Kalau saja suamimu tahu…

Ah, kamu merinding, tak berani membayangkan. Ada rasa takut yang sulit kamu cegah setiapkali dia menatap ke dalam sepasang matamu pada saat kalian makan malam atau sehabis bercinta. Kamu selalu bergegas memalingkan wajah, khawatir dia akan menemukan sesuatu pada mata dan wajahmu. Sesuatu yang kamu tak ingin dia, juga siapa pun mengetahuinya karena membayangkan risiko. Tapi kamu tak yakin sampai kapan kamu bisa menyembunyikannya lantaran kamu merasa matamu terlampau polos untuk berdusta.

Seharusnya sore-sore begini ia sedang menyiram bunga-bunganya di teras atau memotong daun-daun bonsai yang meranggas liar di halaman, dan lelaki muda itu sedang bermain gitar di teras rumah seberang jalan. Tetapi hujan belum juga berhenti. Sejak lelaki muda itu menghilang dari teras rumah seberang jalan itu, entah mengapa-ia bercuriga dengan sesuatu yang entah-hujan terus-terusan turun. Tak kenal waktu, hampir setiap hari.

Kenapa ia harus mengalami semua ini? Batinnya kesal. Ia menyakinkan dirinya kalau ia menyesal, tapi sia-sia. Meski ia merasa amat tersiksa, tapi ia seolah menikmati setiap dera yang datang. Setiap rajam yang menoreh hatinya, oleh hilangnya lelaki muda itu dari teras rumah seberang jalan, petikan gitar lelaki muda itu, lagu-lagunya, pandangan mata mereka yang sesekali bertemu dan senyum yang merekah setelah itu, juga obrolan ringan mereka yang berlangsung kadang-kadang. Ia ingin debar yang indah itu terus datang setiap sore. Debar yang akan membuat bunga-bunganya tampak semakin menawan dan petikan gitar lelaki muda itu semakin merdu.

Tetapi ia merasa suaminya seakan mengawasi hatinya. Ia terkadang curiga kalau diam-diam suaminya telah mengetahui sekian banyak rahasia yang ia sembunyikan. Ia merasa tidak nyaman dengan perasaannya setiapkali berada di dekat suaminya. Tanpa sadar ia berusaha menghindari suaminya, namun kemudian ia segera sadar kalau hal itu hanya akan semakin menambah kecurigaan. Karena itu, ia berusaha bersikap wajar setiap kali bersama suaminya, mencoba menyembunyikan kegelisahannya yang membuncah. Namun, tak urung suatu malam suaminya bertanya, "Kenapa akhir-akhir ini kamu murung terus, Sayang? Kamu sakit? Wajahmu pucat."

Ia nyaris menjatuhkan piring yang sedang ia cuci dan cepat-cepat menggeleng. Ketika berpaling ia melihat suaminya sedang memperhatikannya begitu lekat dari meja makan.
Ia ingin mengutuki diri. Ia sudah berusaha keras melawan rasa kehilangan itu, kerinduan itu. Namun tetap saja teras rumah di seberang jalan itu menawarkan sepi yang begitu nyata mencekam, sepi yang tak bisa ia hindari. Justru karena lagu-lagu petikan lelaki muda itu terus-menerus bertandang ke telinganya.

Ah, mestinya kamu punya suatu cara untuk menyirap kabar lelaki muda itu. Adakah seseorang yang bisa menolongmu? Seseorang yang takkan bercuriga pada getar suaramu bertanya tentang lelaki muda itu?

Ia hanya bisa menduga-duga terus apa yang terjadi pada lelaki muda itu. Mungkin lelaki muda itu sudah pindah kost ke tempat lain? Barangkali dia hanya pergi entah ke mana untuk beberapa waktu, atau dia pulang kampung karena orang tuanya sakit. Atau dia sedang sibuk mengerjakan sesuatu di suatu tempat. Bisa jadi lelaki muda itu menikah… Selalu hanya kemungkinan-kemungkinan yang membuat ia kian jengkel.

Sesuatu itu, yang kamu tak berani rumuskan namanya, kian bergelora seperti juga hujan kian deras singgah….

Ia mencoba mengingat-ingat apakah dulu dengan suaminya, ia juga mengalami kegelisahan yang serupa. Tapi rasa gelisah yang lebih tajam lagi menghunjamnya, membuatnya sempoyongan. Ia tercengang dengan napas tercekik.

Sesungguhnya ia cuma tahu amat sedikit tentang lelaki muda itu. Ia kadangkala tak sadar akan itu. Bahkan ia tidak tahu nama sebenarnya lelaki muda itu selain nama panggilannya saja, itu pun bukan dari mulut lelaki muda itu langsung melainkan ia dengar dari orang-orang memanggil dia. Ia tidak tahu lelaki muda itu berasal dari mana, apa pekerjaannya. Awalnya ia menduga lelaki muda itu seorang mahasiswa seperti penghuni lainnya di rumah kost seberang jalan itu. Tapi kemudian ia ragu karena tidak pernah melihat lelaki muda itu berangkat kuliah dengan buku-buku seperti yang lain. Lelaki muda itu hanya muncul sore hari di teras rumah kost itu saat ia sedang menyiram bunga atau memotong daun-daun bonsainya. Selebihnya dia menghilang entah ke mana setiap malam dan baru pulang waktu subuh, atau sesekali ketika matahari sudah tinggi.

Tentu saja ia ingin sekali mengetahui lebih banyak tentang diri lelaki muda itu. Lebih banyak dan lebih banyak lagi. Tetapi ia tak pernah punya keberanian untuk bertanya ketika sesekali, dalam waktu yang amat pendek, mereka berbincang. Ia terlalu malu untuk itu, terlebih merasa tidak pantas. Keinginan itu hanya pantas ia simpan dalam hati, pikirnya galau.

Di luar hujan masih saja awet. Seolah-olah hendak turun sepanjang waktu. Dan teras rumah di seberang jalan itu seakan mengabur dalam balutan hujan. Semakin lama ia memandang ke sana, ia merasa teras itu semakin kabur oleh helai-helai tirai air yang jatuh dari langit yang kian gelap. Tiba-tiba ia tersadar kalau ia belum menyiapkan makan malam sama sekali. Ia terburu-buru melihat jam dinding di ruang tamu dan kaget melihat jarum jam. Biasanya, tak lebih sepuluh menit lagi suaminya akan sampai di rumah.***

Belinyu-Yogyakarta, April 2006
:buat Bayu Arshiadi Putra.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Alexander A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Dahana A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.C. Andre Tanama A.J. Susmana A.S. Laksana A’an Jindan AS Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Rauf Singkil Abdul Walid Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adek Alwi Adhi Pandoyo Adhitia Armitrianto Adhy Rical Adi Faridh Adian Husaini Adin Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrizas Adu Pesona Sang Wakil Presiden RI AF. Tuasikal Afri Meldam Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agit Yogi Subandi Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Rakasiwi Agus Sulton Agus Wibowo Agus Wirawan Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ah. Atok Illah Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Anshori Ahmad Damanik Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Hasan MS Ahmad Jauhari Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad S. Zahari Ahmad Syafii Maarif Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fiah Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Siddiq Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al-Fairish Al-Ma'ruf I Al-Ma'ruf II Alang Khoiruddin Albert Camus Ali Mahmudi Ch Alia Swastika Alvi Puspita Alvin Amien Wangsitalaja Aminah Aming Aminoedhin Ana Mustamin Anam Rahus Anas AG Andhi Setyo Wibowo Andi Gunawan Andry Deblenk Angela Anggie Melianna Anindita S. Thayf Anis Ceha Anitya Wahdini Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anugerah Ronggowarsito Anwar Nuris Aprillia Ika Arida Fadrus Aridus Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Ariel Heryanto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Arwan Aryo Wisanggeni Aryo Wisanggeni Gentong AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Ashadi Ik Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asro Kamal Rokan Astrid Reza Asvi Warman Adam Atafras Atok Witono Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azwar Nazir Baca Puisi Badrus Siroj Bahrul Ulum A. Malik Balada Bambang kempling Bambang Riyanto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berita Utama Bernando J. Sujibto Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Bre Redana Brunel University Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Jay Utomo Budi P. Hatees Budi Palopo Budi Setyarso Budi Sp. Indrajati Budiman S. Hartoyo Budiman Sudjatmiko Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Choirul Rikzqa Christian Heru Cahyo Saputro Cover Buku D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dadang Widjanarko Damiri Mahmud Dani Fuadhillah Daniel Paranamesa Darju Prasetya Dati Wahyuni Dawet Jabung Ponorogo Dedykalee Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Deshinta Arofah Dewi Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan Dewi Anggraeni Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Didik Kusbiantoro Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dorothea Rosa Herliany Dr Andi Irawan Dr Siti Muti’ah Setiawati Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Drs. Solihin Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddi Koben Edeng Syamsul Ma’arif Edy Apriyanto Sudiyono Edy Firmansyah Edy Susanto Efri Ritonga EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hartono Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elita Sitorini Elly Trisnawati Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Em. Syuhada' Emha Ainun Nadjib Encep Abdullah Eni Sulistiyawati Eny Rose Esai Ester Lince Napitupulu Etik Widya Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathan Mubarak Fathul Qodir Fathul Qorib Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Seni Surabaya 2011 Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fikri. MS Fiqih Arfani Firman Daeva Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Forum Santri Nasional (FSN) Free Hearty Galuh Tulus Utama Gandis Uka Ganug Nugroho Adi Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gendut Riyanto Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Pratama Glenn Fredly Goenawan Mohamad Golput Gombloh Gombloh (1948 – 1988) Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Hadi Napster Hafis Azhari Halim HD Halimi Zuhdy Hamid Dabashi Han Gagas Hardi Hamzah Hari Prasetyo Haris Del Hakim Haris Saputra Hary B Kori’un Hasan Basri Marwah Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Hendro Situmorang Henri Nurcahyo Henry H Loupias Hera Khaerani Heri CS Heri Kris Heri Latief Heri Listianto Herman RN Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Kuntoyo Heru Kurniawan Hikmat Darmawan Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humaidi Humam S Chudori I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I. B. Putera Manuaba IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ichwan Prasetyo Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Munadjat Imam Nawawi Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Herdiana Imron Arlado Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indigo Art Space Madiun Indra Tjahyadi Indrian Koto Ingki Rinaldi Iqmal Tahir Is Faridatul Arifah Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Isra’ Mi’raj Iswadi Pratama Iswara N Raditya Iva Titin Shovia Iwan Awaluddin Yusuf Iwan Gunadi J. Sumardianta Jamrin Abubakar Jansen Sinamo Janu Jolang Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jemie Simatupang Jenny Ang Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jl Simo Jo Batara Surya Jodhi Yudono Joko Budhiarto Joko Sadewo Joko Sandur Joko Widodo Jones Gultom Joni Ariadinata Joresan Mlarak Ponorogo Joseph E. Stiglitz Jual Buku Paket Hemat Junus Satrio Jurnalisme Sastra K. Hirzuddin Hasbullah K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.H. Masrikhan Asy'ari K.H. Mudzakir Ma'ruf Kadjie MM Kajian Kitab Nashoihul 'Ibad Kang Daniel Karanggeneng Kartika Foundation Kasanwikrama Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kekal Hamdani Kemah Budaya Panturan (KBP) Kesenian KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Anwar Khoirul Inayah Khoirul Naim Khoirul Rosyadi Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Puisi Suluk Berahi karya Gampang Prawoto Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Koko Sudarsono Komaruddin Hidayat Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopuisi Korban Gempa di Lombok Kospela KPRI IKMAL Lamongan Kris Razianto Mada Kritik Sastra Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kusni Kasdut Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto Lagu Laili Rahmawati Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Latif Fianto Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Listiyono Santoso Liya Izzatul Iffah Liza Wahyuninto Lucky Aditya Ramadhan Ludruk Jawa Timur Lukisan Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lustantini Septiningsih Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Ismail M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Iqbal Dawami M. Irfan Hidayatullah M. Latief M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Mushthafa M. Riza Fahlevi M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Maghfur Munif Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahwi Air Tawar Majelis Ulama Indonesia Makalah Tinjauan Ilmiah Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mantan Pastur Hafidz Al-Qur'an Maqhia Nisima Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Marjohan Marsel Robot Martin Aleida Martin Hatch Marwan Ja'far Marwita Oktaviana Marzuki Mustamar Mashuri Masjid Tegalsari di Pesantren Gerbang Tinatar Masuki M. Astro Matroni el-Moezany Matroni Muserang Max Arifin Maya Handhini Mbah Kalbakal Medco Media Jawa Timur Medri Osno Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Misbahul Huda Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh Samsul Arifin Moh. Ghufron Cholid Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Mts Putra-Putri Simo-Sungelebak Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ghannoe Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Rain Muhammad Taufik Muhammad Yasir Muhammad Zia Ulhaq Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukhsin Amar Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Mun'im Sirry Muntamah Cendani Museum Bikon Blewut Ledalero Musfarayani Musfi Efrizal Musyayana Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nabi Adam Nanang Fahrudin Nandang Darana Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Ni Luh Made Pertiwi F Nindya Herdianti Ninin Nurzalina Wati Nitis Sahpeni Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noorsam Noval Jubbek Novel Pekik Novianti Setuningsih Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nur Hamzah Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nuswantoro Nyimas Nyoman Tingkat Obrolan Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Opini Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Pameran Seni Rupa Panda MT Siallagan Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit SastraSewu Penerbitan dan Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Pengajian Pengetahuan Perang Peringatan Hari Pahlawan 10 November Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pesantren Kampung Inggris Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Petrik Matanasi Pilang Tejoasri Laren Lamongan Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pilkada Piramid Giza Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pradana Boy ZTF Pradaningrum Mijarto Pramoedya Ananta Toer Prih Prawesti Febriani Pringadi AS Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Hartanto Puji Santosa Puput Amiranti N Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Satria Kusuma Putu Setia Putu Wijaya R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.Ng. Ronggowarsito Rabdul Rohim Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sazaly Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Rengga AP Reni Lismawati Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Rieke Diah Pitaloka Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rizka Halida Rizky Putri Pratimi Robin Al Kautsar Rocky Gerung Rodli TL Rofiqi Hasan Rohmad Hadiwijoyo Rohmah Maulidia Rohman Abdullah Rojiful Mamduh Rosdiansyah Rosi Rosidi Roso Titi Sarkoro Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rumah Literasi Rx King Motor S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Saifur Rohman Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Sardono W Kusumo Sartika Sari Sarworo Sp Sastra Facebook Satmoko Budi Santoso Satrio Lintang Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Savidapius Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Sejarah Sekolah Literasi Gratis SelaSAstra Boenga Ketjil SelaSAstra Boenga Ketjil #23 SelaSAstra Boenga Ketjil #24 Seni Ambeng Ponorogo Senirupa Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Shofiyatuz Zahroh Shohebul Umam JR Sholihul Huda Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Silfia Hanani Sindu Putra Sita Planasari Aquadini Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Hadi Purnomo Soediro Satoto Soegiharto Soeprijadi Tomodihardjo Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Igustin Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Sriyanto Danoesiswoyo Stefanus P. Elu Stevani Elisabeth STKIP PGRI Ponorogo Student Center Kampus ISI Yogyakarta Subagio Sastrowardoyo Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Ariyadi Sukitman Sumenep Sumiati Anastasia Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungelebak Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Suyadi San Syafrizal Sahrun Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syamsul Rizal Syi'ir Syifa Amori Syifa Aulia T.A. Sakti Tajuddin Noor Ganie Tamrin Bey dan Robin Al Kautsar TanahmeraH ArtSpace Tarpin A. Nasri Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Roda UNISDA Lamongan Teater Sakalintang Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tawon Teater Tewol Teguh LR Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Teori Darwin Teori Fisika Hawking Tgk Abdullah Lam U Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute Theresia Purbandini Thomas Koten Tien Rostini Timur Arif Riyadi Tjahjono Widarmanto Tjut Zakiyah Anshari Toeti Adhitama Tosa Poetra Tri Andhi S Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Tutut Herlina Ucu Agustin Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Uniawati Unieq Awien Universitas Jember Usman Arrumy Ustadz Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Vassilisa Agata Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Video Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vita Devi Ajeng Pratiwi W. Haryanto W.S. Rendra Wakos R. Gautama Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Suryandoko William Shakespeare Wisnu Kisawa Wiwik Widiyati Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yayat R. Cipasang Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yulianto Yuliawati Yunanto Sutyastomo Yunus Supriyanto Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf AN Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Yuyuk Sugarman Z. Mustopa Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zarra Martsella Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zen Hae Zii Zuhdi Swt