Senin, 10 Januari 2011

Produksi Budaya, Orisinalitas, Dan Selera Kolektif

Nu’man ‘Zeus’ Anggara
Jurnal Jombangana, Nov 2010

Mengetengahkan persoalan bagaimana kegiatan keseharian sebagai reperesentasi konsumsi narasi menjadi sesuatu yang sedang mengalami masa pasang. Setelah ilmu sosial menampilkan tema-tema gigantis tentang kuasa politik sebagai satuan utama dalam mencari kualitas kebebasan manusia, berganti menjadi pembahasan yang berkaitan dengan kedekatan antar personal dengan kelengkapan-kelengkapan simbolisnya. Peristiwa yang terjadi dalam rentang waktu yang pendek lebih disukai daripada membayangkan milenearisme, tindakan yang berhubungan dengan benda-benda dan logika keseharian yang akrab menjadi lebih penting daripada membayangkan konsep-konsep yang tidak dapat diraba langsung.
Ini bukan sebuah gejala posmodernisme, melainkan kebutuhan untuk bereaksi langsung dengan ekonomi tanda menjadi sesuatu yang tidak dapat ditunda. Bahkan negara yang tidak ingin kehilangan popularitasnya harus bersinergi dengan tema-tema seperti ini, realisasi kongkritnya ada pada kebijakan publik.

Susah untuk membayangkan perkara-perkara seperti ini pada masyarakat yang masih berdekatan dengan komitmen metafisik dalam memutuskan mana yang baik dan buruk yang umumnya ada pada zaman-zaman ideologi. Zaman dimana kebutuhan melanggengkan nalar-nalar keagungan manusia dalam term borjuisme lama. Dibutuhkan kesantunan berpikir yang bahkan meminta gerakan-gerakan ideologis paling liar untuk beradaptasi. Hingga zaman modernisme, tidak ada yang layak dibicarakan oleh mereka-mereka yang menginkan perubahan dalam cara melihat konstruksi kreatif. Hanya yang berani untuk berubah dari dalam dan mendapat saat yang tepat untuk meluncurkannya dihadapan publik yang memiliki potensi pembaharuan, Arnold Schoenberg misalnya. Pergantian pikiran filosofis Schoenberg adalah persoalan temperamen. Sebagai anak asli Wina dia memilki bnayak pilihan. Pandangan umum mengenai eksistensi pada masa mudanya berupa kesinisan ringan, dengan sedikit warna ironi. Kecanggihan kelas menengahnya secara garis besar didasarkan pada derajat kemampuan menyikapi persoalan budaya dengan jernih. Bahkan seniman-seniman waktu itu diharapkan untuk bersikap bijak, menjaga argumen-argumen mereka selaras dengan café. Begitu kuatnya atmosfir ini menekan untuk menyatakan idealismenya dalam tingkat yang sangat menyiksa hati, padahal energi yang dimilikinya bisa diserap oleh bagian besar lain Eropa.

Kegiatan kultural merefleksikan penekanan salah satu fungsi eksistensial manusia yang dianggap sebagai hal paling utama dalam masyarakat, dan hal itu memiliki perbedaan-perbedaan seiring dengan siklus dominasi. Pergantian tendensi bukan sesuatu yang aneh dalam masyarakat meskipun bisa dikatakan terdapat stabilitas struktural yang inhern dan menjadi identitas yang bisa dijadikan acuan dalam kurun waktu lama. Pada masyarakat kontemporer praktik keseharian terproyeksikan dalam produk-produk kultural yang dalam proses apresiasinya sendiri sudah mengisyratkan dibutuhkannya penggalan tertentu dari manusia untuk dikuatkan.

Penciptaan film di Iran, kenangan yang kuat berdasar tradisi Muharram memberikan alasan yang tidak bisa dikesampingkan. Bagaimana film yang salah satu media seni era produksi massal bisa menjadi alat yang tepat untuk menyebarkan spektrum mistisisme mullah. Logika komodifikasi dibawah kapitalisme telah membawa kepada sebuah bentuk pencitraan yang mereduksi dunia imajinal ke dalam dunia inderawi. Sebagai akibatnya persepsi indera manusia terkorupsi dengan penggunaannya dalam proses karakterisasi dan produksi, proses pengutaraan voyeuristic dan fetishistic membangun citra yang terkomodifikasi yang terdapat pada sinema dominan di untuk dianggapa sebagia realitas itu sendiri. Dengan logika ini, bagian-bagian perceptual para pengiman, setelah dimurnikan dapat mengakses dunia imajinal dan memanggil gambar-gambar bersanding bersama di ruang antah berantah (Na-koja-Abad) untuk memperbaiki kesalahan, melepaskan tubuh pengiman dari agressor-agresor. Banyak ucapan dan tulisan Ayatollah Khomeini menegaskan bahwa teknologi penglihatan dan pendengaran, sebagai perluasan prostetik dari penginderaan tubuh kolektif nasional, sekali dimurnikan akan memungkinkan pengiman untuk mengakses dunia imajinal – sebuah dunia di luar semua koordinat.

Apapun kepentingannya, semua berkaitan dengan konsumsi ide dan sebelah mana bagian dari eksistensi yang paling membutuhkan prioritas sangat menyangkut yang terjadi hari ini. Bagain paling mendesak harus segera dipenuhi dan untuk mencukupinya kadang perlu persediaan yang diasumsikan, investasi yang cukup untuk menjamin masyrakat tidak gelisah dan mampu untuk menenangkan mereka. Salah satu hal penting dalam diskusi sosiologi saaat ini, modal sosial.

Modal sosial menarik bagi teoritisi sosial selain alas an integritas asli kelanjutan profesional dalam upaya menjaga jarak dari neo-liberalisme, negaraisme (statism), reduksionoisme, Marxisme, posmodernisme, dan isme-isme yang lain yang telah menjadi kebiasaan dilecehkan sebagai symbol-simbol dogmatisme dan kurangnya sikap realistis. Dan masalah positif modal sosial sebab dapat dijadikan kerangka peran untuk dimainkan dalam pembangunan ekonomi dan sosial oleh masyarakat sipil atau apa saja yang terdapat diantara pasar dan negara.

Perkiraan Ben Fine itu bukan sesuatu yang benar-benar steril, bahkan untuk kepentingan paling praktis sekalipun. Sisi tersembunyi dalam kepala manusia selalu mengindikasikan yanng ideal dan tidak terlihat langsung dalam kesibukan yang sadar, dengan tetap berhati-hati terhadap abosulutisme psikoanalitik, kadar delusi selalu butuh interpretasi yang seringkali hanya bisa tampak melalui strategi hasrat. Semuanya menjadi lebih kentara dalam pilihan konsumsi.

Permintaan akan barang dianggap sebagai agregat dan konsekwensinya mengganti sifat personal kebutuhan menjadi suatu amuk massa baik ukuran deografis dan populasi tertentu. Produsen hanya akan menanggapi permintaan sejauh itu memberikan selisih yang masuk akal. Kondisi yang dianggap masuk akal dalam pemenuhan benda budaya, baik yang abstrak maupun material, diukur melalui kesenangan umum. Keberlimpahan yang sesuai dengan prinsip-prinsip kesenangan akan selalu dapat diserap oleh masyarakat dibandingkan ekstasi yang rumit. Singkatnnya, tidak ada lagi nilai obyektif sebuah produk budaya, melainkan kesenangan yang bisa masuk dalam jangkauan pasar. Metode untuk menanggapi pasar juga telah banyak mendukung, riset-riset sistematis tentang layak tidaknya produk dijual telah banyak dijumpai. Yang indah dan yang buruk bisa diukur dengan perilaku tergeneralisasi, yang jika kurang yakin lagi bisa ditambah dengan pemantapan penekanan-penekanan biologis. Seperti karya yang sedih harus mampu membuat audiens mencucurkan air mata dan kegembiraan diukur melalui nyaring tidaknya gelak tawa. Sesederhana itu.

Jika Kant mengizinkan bahwa karya keindahan dapat dibentuk oleh manusia dia akan mempertahankan pendapat karya tersebut sebagai obyek yang indah tidak dapat direduksi oleh aturan-aturan yang pasti. Dengan demikian dalam posisinya dia akan menyatakan karya seni mesti memaparkan orisinalitas. Tetapi penting untuk dicatat, dalam membuat klaim ini dia tidak bermaksud mengatakan karya seni dibuat tanpa beberapa aturan yang mengarahkan maksud apa yang disebut indah. Harus ada beberapa aturan, bahkan jika itu tidak dapat dibayangkan oleh kita secara pasti, tetapi kita tidak dapat berpendapat bahwa obyek yang dimaksudkan dibentuk sebagai karya indah dengan demikian dapat dikatakan sebagai seni. Dalam kebutuhan memenuhi permintaan akan keindahan di pasar, tidak ada orisinalitas. Yang dibutuhkan adalah bagaimana dibutuhkan aturan-aturan tertentu yang dengan redaksional terukur mampu menetapkan karya akan menjamin kelangsungan produksi atau seharusnya dikesampingkan saja.

Karya yang dapat dikatakan indah produksinya harus muncul dari bakat penciptanya, yang artinya sebuah tindakan orisinal. Itu mengapa Kant bersiteguh seniman haruslah seorang jenius, mereka menciptakan seni mereka tidak dengan mengikuti eturan-aturan pasti –bahkan yang secara tidak sadar- tetapi mereka sendiri yang harus memberikan aturan-aturan seni. Dengan demikian aturan ini tidak dapat dirumuskan dari konsep-konsep spesifik (yang dengannya kita dapat menentukan lebih jauh mana obyek yang indah), ini hanya bisa ditunjukkan dalam karya itu sendiri. Bahkan sang seniman sendiri tidak dapat menspesifikasi dalam sebuah tatanan algoritma bagaimana mereka bisa mencapai hasil itu.

Tindakan orisinal artistik yang mencoba beradaptasi dengan produksi massal memeang tidak akan selalu berakhir dengan kekecewaan, tetapi tidak banyak produsen yang cukup berani berjudi dengan situasi semacam ini. Dengan memperhatikan rating perolehan minat dalam masyrakat, sebuah produksi membayangkan konsep-konsep artistik yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Trend adalah ukuran utama, jika tidak menghiraukannya sama saja membuang modal. Modal ekonomi tidak selalu bersinggungan dengan modal kultural juga modal sosial.

Kant menyatakan berkaitan dengan orisinalitas, sebagai kondisi kejeniusan, karya yang diproduksi oleh pikiran orisinal harus menjadi teladan. Gagasannya adalah bahwa seseorang dapat menghasilkan karya orisinal yang non-sense atau sampah, dan kebanyakan karya secara nyata tidak cukup menjamin kita untuk mengatakannya sebagai sumbangan untuk fine art. Oleh karenanya apa yang dihasilkan oleh jenius harus menjadi teladan.dalam pengertian diperlakukan sebagai model atau standar keputusan untuk mengestimasi karya mereka dalam gaya yang sama (dalam rangka menfasilitasi perkembangan selera penikmat) dan dalam waktu yang sama sebagai stimulus jenius lainnya untuk membentuk kekuatan orisinal mereka sendiri kedalam irama kreatif. Sebuah karya jenius sejati mesti mampu menstimulasi imajinasi untuk membebaskan dirinya sendiri dari jeratan aturan-aturan tertentu, sementara pada saat yang sama bekerja dalam sebuah deretan dari ide-ide terpisah yang berkesesuaian dengan tuntutan untuk penyatuaan paham.

Produk artistik merupakan sekelumit dari kompleksitas kemasyarakatan yang secara bertahap mengalami perubahan dalam melihat prioritas kesehariannya. Konsumsi terhadap karya-karya teladan merupakan sebuah parameter keberhasilan mereka mendidik diri. Teladan seperti apakah yang menjadi panutan tergantung pada kesanggupan dan kemampuan mengurai realitas obyektif yang ada di dalamnya. Produk artistik tidak sekedar pelepasan, tetapi juga memberikan reaksi balik terhadap kelanjutan masyarakat itu sendiri. Saat ini nilai penting itu ditetapkan oleh agen-agen gagasan dengan pertimbangan diluar kepentingan untuk menstimulasi imajinasi, melainkan merawat kedalaman pengaruh lewat politisasi budaya untuk memuaskan fantasi tentang hegemoni yang sempit yang tidak bisa dijamin kualitas kritisnya.

Dengan sejarah budaya yang serba limbung, ditarik kesana kemari tanpa menawarkan produk yang lebih banyak lagi untuk dikonsumsi secara massal dan mempunyai integritas kritis, bukan kebiasaan yang bertanggung-jawab untuk melupakan pembahasan yang mendasar mengenai upaya penyediaan modal kultural dan sosial dalam usaha yang lebih berani. Mendasarkan diri pada pemujaan atas masa lalu dan chauvinisme paradigmatis yang hanya memuaskan secara artifisial atau menjadikannya sebagai senjata apa adanya dalam berhadapan dengan pihak luar, perlu lebih banyak lagi spekulasi yang imajinatif. Spekulasi yang menghindarkan publik dari kecenderungan kehilangan potensi yang lebih jauh untuk berada di dunia di luar semua koordinat Dengan beberapa aturan tentunya, bahkan jika itu tidak dapat dibayangkan oleh kita secara pasti.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Alexander A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Dahana A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.C. Andre Tanama A.J. Susmana A.S. Laksana A’an Jindan AS Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Rauf Singkil Abdul Walid Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adek Alwi Adhi Pandoyo Adhitia Armitrianto Adhy Rical Adi Faridh Adian Husaini Adin Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrizas Adu Pesona Sang Wakil Presiden RI AF. Tuasikal Afri Meldam Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agit Yogi Subandi Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Rakasiwi Agus Sulton Agus Wibowo Agus Wirawan Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ah. Atok Illah Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Anshori Ahmad Damanik Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Hasan MS Ahmad Jauhari Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad S. Zahari Ahmad Syafii Maarif Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fiah Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Siddiq Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al-Fairish Al-Ma'ruf I Al-Ma'ruf II Alang Khoiruddin Albert Camus Ali Mahmudi Ch Alia Swastika Alvi Puspita Alvin Amien Wangsitalaja Aminah Aming Aminoedhin Ana Mustamin Anam Rahus Anas AG Andhi Setyo Wibowo Andi Gunawan Andry Deblenk Angela Anggie Melianna Anindita S. Thayf Anis Ceha Anitya Wahdini Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anugerah Ronggowarsito Anwar Nuris Aprillia Ika Arida Fadrus Aridus Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Ariel Heryanto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Arwan Aryo Wisanggeni Aryo Wisanggeni Gentong AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Ashadi Ik Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asro Kamal Rokan Astrid Reza Asvi Warman Adam Atafras Atok Witono Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azwar Nazir Baca Puisi Badrus Siroj Bahrul Ulum A. Malik Balada Bambang kempling Bambang Riyanto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berita Utama Bernando J. Sujibto Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Bre Redana Brunel University Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Jay Utomo Budi P. Hatees Budi Palopo Budi Setyarso Budi Sp. Indrajati Budiman S. Hartoyo Budiman Sudjatmiko Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Choirul Rikzqa Christian Heru Cahyo Saputro Cover Buku D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dadang Widjanarko Damiri Mahmud Dani Fuadhillah Daniel Paranamesa Darju Prasetya Dati Wahyuni Dawet Jabung Ponorogo Dedykalee Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Deshinta Arofah Dewi Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan Dewi Anggraeni Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Didik Kusbiantoro Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dorothea Rosa Herliany Dr Andi Irawan Dr Siti Muti’ah Setiawati Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Drs. Solihin Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddi Koben Edeng Syamsul Ma’arif Edy Apriyanto Sudiyono Edy Firmansyah Edy Susanto Efri Ritonga EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hartono Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elita Sitorini Elly Trisnawati Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Em. Syuhada' Emha Ainun Nadjib Encep Abdullah Eni Sulistiyawati Eny Rose Esai Ester Lince Napitupulu Etik Widya Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathan Mubarak Fathul Qodir Fathul Qorib Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Seni Surabaya 2011 Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fikri. MS Fiqih Arfani Firman Daeva Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Forum Santri Nasional (FSN) Free Hearty Galuh Tulus Utama Gandis Uka Ganug Nugroho Adi Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gendut Riyanto Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Pratama Glenn Fredly Goenawan Mohamad Golput Gombloh Gombloh (1948 – 1988) Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Hadi Napster Hafis Azhari Halim HD Halimi Zuhdy Hamid Dabashi Han Gagas Hardi Hamzah Hari Prasetyo Haris Del Hakim Haris Saputra Hary B Kori’un Hasan Basri Marwah Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Hendro Situmorang Henri Nurcahyo Henry H Loupias Hera Khaerani Heri CS Heri Kris Heri Latief Heri Listianto Herman RN Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Kuntoyo Heru Kurniawan Hikmat Darmawan Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humaidi Humam S Chudori I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I. B. Putera Manuaba IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ichwan Prasetyo Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Munadjat Imam Nawawi Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Herdiana Imron Arlado Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indigo Art Space Madiun Indra Tjahyadi Indrian Koto Ingki Rinaldi Iqmal Tahir Is Faridatul Arifah Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Isra’ Mi’raj Iswadi Pratama Iswara N Raditya Iva Titin Shovia Iwan Awaluddin Yusuf Iwan Gunadi J. Sumardianta Jamrin Abubakar Jansen Sinamo Janu Jolang Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jemie Simatupang Jenny Ang Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jl Simo Jo Batara Surya Jodhi Yudono Joko Budhiarto Joko Sadewo Joko Sandur Joko Widodo Jones Gultom Joni Ariadinata Joresan Mlarak Ponorogo Joseph E. Stiglitz Jual Buku Paket Hemat Junus Satrio Jurnalisme Sastra K. Hirzuddin Hasbullah K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.H. Masrikhan Asy'ari K.H. Mudzakir Ma'ruf Kadjie MM Kajian Kitab Nashoihul 'Ibad Kang Daniel Karanggeneng Kartika Foundation Kasanwikrama Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kekal Hamdani Kemah Budaya Panturan (KBP) Kesenian KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Anwar Khoirul Inayah Khoirul Naim Khoirul Rosyadi Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Puisi Suluk Berahi karya Gampang Prawoto Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Koko Sudarsono Komaruddin Hidayat Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopuisi Korban Gempa di Lombok Kospela KPRI IKMAL Lamongan Kris Razianto Mada Kritik Sastra Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kusni Kasdut Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto Lagu Laili Rahmawati Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Latif Fianto Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Listiyono Santoso Liya Izzatul Iffah Liza Wahyuninto Lucky Aditya Ramadhan Ludruk Jawa Timur Lukisan Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lustantini Septiningsih Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Ismail M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Iqbal Dawami M. Irfan Hidayatullah M. Latief M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Mushthafa M. Riza Fahlevi M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Maghfur Munif Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahwi Air Tawar Majelis Ulama Indonesia Makalah Tinjauan Ilmiah Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mantan Pastur Hafidz Al-Qur'an Maqhia Nisima Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Marjohan Marsel Robot Martin Aleida Martin Hatch Marwan Ja'far Marwita Oktaviana Marzuki Mustamar Mashuri Masjid Tegalsari di Pesantren Gerbang Tinatar Masuki M. Astro Matroni el-Moezany Matroni Muserang Max Arifin Maya Handhini Mbah Kalbakal Medco Media Jawa Timur Medri Osno Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Misbahul Huda Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh Samsul Arifin Moh. Ghufron Cholid Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Mts Putra-Putri Simo-Sungelebak Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ghannoe Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Rain Muhammad Taufik Muhammad Yasir Muhammad Zia Ulhaq Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukhsin Amar Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Mun'im Sirry Muntamah Cendani Museum Bikon Blewut Ledalero Musfarayani Musfi Efrizal Musyayana Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nabi Adam Nanang Fahrudin Nandang Darana Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Ni Luh Made Pertiwi F Nindya Herdianti Ninin Nurzalina Wati Nitis Sahpeni Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noorsam Noval Jubbek Novel Pekik Novianti Setuningsih Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nur Hamzah Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nuswantoro Nyimas Nyoman Tingkat Obrolan Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Opini Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Pameran Seni Rupa Panda MT Siallagan Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit SastraSewu Penerbitan dan Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Pengajian Pengetahuan Perang Peringatan Hari Pahlawan 10 November Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pesantren Kampung Inggris Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Petrik Matanasi Pilang Tejoasri Laren Lamongan Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pilkada Piramid Giza Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pradana Boy ZTF Pradaningrum Mijarto Pramoedya Ananta Toer Prih Prawesti Febriani Pringadi AS Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Hartanto Puji Santosa Puput Amiranti N Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Satria Kusuma Putu Setia Putu Wijaya R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.Ng. Ronggowarsito Rabdul Rohim Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sazaly Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Rengga AP Reni Lismawati Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Rieke Diah Pitaloka Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rizka Halida Rizky Putri Pratimi Robin Al Kautsar Rocky Gerung Rodli TL Rofiqi Hasan Rohmad Hadiwijoyo Rohmah Maulidia Rohman Abdullah Rojiful Mamduh Rosdiansyah Rosi Rosidi Roso Titi Sarkoro Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rumah Literasi Rx King Motor S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Saifur Rohman Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Sardono W Kusumo Sartika Sari Sarworo Sp Sastra Facebook Satmoko Budi Santoso Satrio Lintang Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Savidapius Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Sejarah Sekolah Literasi Gratis SelaSAstra Boenga Ketjil SelaSAstra Boenga Ketjil #23 SelaSAstra Boenga Ketjil #24 Seni Ambeng Ponorogo Senirupa Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Shofiyatuz Zahroh Shohebul Umam JR Sholihul Huda Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Silfia Hanani Sindu Putra Sita Planasari Aquadini Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Hadi Purnomo Soediro Satoto Soegiharto Soeprijadi Tomodihardjo Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Igustin Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Sriyanto Danoesiswoyo Stefanus P. Elu Stevani Elisabeth STKIP PGRI Ponorogo Student Center Kampus ISI Yogyakarta Subagio Sastrowardoyo Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Ariyadi Sukitman Sumenep Sumiati Anastasia Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungelebak Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Suyadi San Syafrizal Sahrun Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syamsul Rizal Syi'ir Syifa Amori Syifa Aulia T.A. Sakti Tajuddin Noor Ganie Tamrin Bey dan Robin Al Kautsar TanahmeraH ArtSpace Tarpin A. Nasri Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Roda UNISDA Lamongan Teater Sakalintang Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tawon Teater Tewol Teguh LR Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Teori Darwin Teori Fisika Hawking Tgk Abdullah Lam U Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute Theresia Purbandini Thomas Koten Tien Rostini Timur Arif Riyadi Tjahjono Widarmanto Tjut Zakiyah Anshari Toeti Adhitama Tosa Poetra Tri Andhi S Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Tutut Herlina Ucu Agustin Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Uniawati Unieq Awien Universitas Jember Usman Arrumy Ustadz Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Vassilisa Agata Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Video Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vita Devi Ajeng Pratiwi W. Haryanto W.S. Rendra Wakos R. Gautama Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Suryandoko William Shakespeare Wisnu Kisawa Wiwik Widiyati Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yayat R. Cipasang Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yulianto Yuliawati Yunanto Sutyastomo Yunus Supriyanto Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf AN Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Yuyuk Sugarman Z. Mustopa Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zarra Martsella Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zen Hae Zii Zuhdi Swt