Sabtu, 06 Desember 2008

Jejak Adam, Hawa Panas Washington

Budi Setyarso, Sunudyantoro, Yuliawati
http://majalah.tempointeraktif.com/

Mantan wakil presiden Adam Malik ditulis pernah menjadi agen CIA. Namanya bertebaran di dokumen dinas rahasia Amerika Serikat. Keluarga membantah, tapi sejumlah indikasi menunjukkan adanya hubungan intens antara Adam dan petinggi negara itu.


TELEGRAM itu dikirim Duta Besar Marshall Green di Jakarta kepada Asisten Menteri Luar Negeri Bill Bundy di Washington. Dikirim melalui roger channel—saluran khusus penghubung asisten menteri bidang intelijen dengan para kepala diplomatik negara itu—pada 2 Desember 1965, Green melaporkan figur yang dianggap penting bagi misi mereka di Indonesia: Menteri Perdagangan Adam Malik.

Adam, ketika itu 48 tahun, dinilai sebagai tokoh di belakang layar Kesatuan Aksi Pengganyangan Gerakan September Tiga Puluh (Kap-Gestapu). Gerakan ini dilakukan masyarakat luas, tapi direkayasa militer untuk memburu orang-orang yang dituduh terlibat Partai Komunis Indonesia. ”Melihat hasilnya, saya harus mengatakan program ini sangat berhasil,” kata Green dalam telegram itu.

Pak Menteri bukan pemimpin Kesatuan Aksi, tapi ia merupakan tokoh kunci dan promotor gerakan. Dia juga disebut sebagai tokoh pencari dana. Green menulis di awal telegram: ”Ini untuk menegaskan persetujuan saya sebelumnya bahwa kita menyediakan Rp 50 juta untuk Malik, sesuai dengan permintaannya, buat membiayai gerakan Kap-Gestapu.” Tanpa bantuan Amerika, Green menulis, Kap-Gestapu pasti akan terus berlanjut. ”Tapi di sisi lain, tak bisa dibantah, mereka sangat butuh duit.”

Agak sulit menentukan nilai Rp 50 juta ketika itu. Pada 11 September 1965, Bank Indonesia menetapkan kurs rupiah pada angka Rp 30 per dolar AS. Artinya, uang yang digelontorkan lewat Adam bernilai US$ 1,7 juta. Namun, kurs rupiah anjlok setelah Gerakan 30 September 1965. Pada 13 Desember 1965, nilai rupiah menjadi Rp 30 ribu per dolar AS. Pada 21 Desember 1965, pemerintah melakukan pemotongan uang dari Rp 1.000 menjadi Rp 1. Mulai 14 Januari 1966, nilai tukar rupiah dipatok pada Rp 45 per dolar AS.

Bantuan dana itu diberikan agar Adam berpikir bahwa Amerika setuju dengan peran yang dimainkannya dalam setiap aksi anti-PKI. Dengan duit di tangan, Adam juga dianggap bisa merapatkan hubungannya dengan militer. Menurut Green, kemungkinan terciumnya keterlibatan Amerika dalam misi ini sangat kecil. ”Sebagaimana operasi ’tas hitam’ yang selalu kita lakukan,” ia menulis. ”Tas hitam” adalah kata sandi untuk misi rahasia Amerika pada zaman itu.

Dinas rahasia Amerika Serikat, CIA, membuka dokumen rahasia ini sejak Agustus 2001. Sempat ditutup menjelang kunjungan Presiden Megawati Soekarnoputri ke Washington, dokumen itu kini bisa diunduh di situs Internet Departemen Luar Negeri Amerika. Penerbit Hasta Mitra bahkan telah mengunduh lengkap 374 dokumen itu dan menerbitkannya dalam buku berjudul Dokumen CIA: Melacak Penggulingan Soekarno dan Konspirasi G30S 1965 pada 2002.

Tim Weiner, wartawan senior The New York Times, memakai dokumen itu untuk mengungkapkan keterlibatan CIA dalam operasi penghancuran Partai Komunis Indonesia yang berujung pada runtuhnya kekuasaan Soekarno pada 1965. Versi bahasa Inggris, buku berjudul Legacy of Ashes, The History of CIA ini terbit tahun lalu. Isinya mengungkap sisi-sisi gelap operasi rahasia CIA. Buku ini membuat heboh Tanah Air setelah terbit dalam edisi bahasa Indonesia, bulan ini.

Untuk menyusun bagian operasi di Indonesia, Weiner mewawancarai Clyde McAvoy, mantan diplomat yang bertugas di Kedutaan Amerika di Jakarta pada 1961-1966. Menurut Weiner, sang diplomat bertemu dengan Adam di sebuah tempat rahasia dan aman. McAvoy pernah bertugas di Tokyo dan membantu merekrut seorang agen yang di kemudian hari menjadi Perdana Menteri Jepang. Ia bertugas ke Indonesia dengan misi penyusupan ke Partai Komunis Indonesia dan pemerintahan Soekarno.

”Saya merekrut dan mengendalikan Adam Malik,” McAvoy mengatakan kepada Weiner pada 2005. ”Dia adalah pejabat Indonesia tertinggi yang pernah kami rekrut.” Perekrutan ini dibantu oleh seorang pengusaha bekas anggota Partai Komunis Jepang, yang tinggal di Jakarta. Setelah perekrutan Adam ini, CIA meningkatkan operasinya. Ketika kemudian Soekarno jatuh, CIA terlibat dalam pembentukan triumvirat yang terdiri atas Adam Malik, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, dan Mayor Jenderal Soeharto, ketika itu Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat. Tiga serangkai ini pula yang membidani kelahiran Kap-Gestapu, gerakan yang membunuh sedikitnya 500 ribu orang yang dituding mendukung PKI di seluruh Indonesia.

McAvoy kepada Weiner mengaku bertemu dengan Adam sebelum pembentukan Kap-Gestapu. Ia memberikan 14 unit walkie-talkie di kedutaan kepada Soeharto, yang sekaligus dijadikan alat memonitor gerakan sang jenderal. Pada pertengahan Oktober 1965, Adam mengirim utusan ke rumah perwira politik kedutaan, Bob Martens. Adam mengenal perwira ini ketika menjadi duta besar di Moskow. Kepada utusan Adam, Martens menyerahkan daftar berisi 67 pemimpin Partai Komunis Indonesia. ”Sama sekali bukan daftar orang yang akan dibunuh,” kata sang diplomat.

Hubungan Adam dengan Washington tetap baik ketika Soeharto yang kemudian berkuasa menunjuknya menjadi Menteri Luar Negeri. Ia diundang berbincang-bincang selama 20 menit dengan Presiden Lyndon B. Johnson di Ruang Oval Gedung Putih. Dengan dukungan Amerika, Adam kemudian terpilih menjadi ketua Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Dalam dokumen lain yang tak dimasukkan ke buku Weiner, terdapat arsip notulan rapat para pejabat tinggi Departemen Luar Negeri, Departemen Pertahanan, Dewan Keamanan Nasional, dan asisten khusus presiden. Dalam memorandum Wakil Presiden Humphrey kepada Presiden Johnson, 25 September 1966, disebutkan ia baru saja bertemu dengan Menteri Luar Negeri Adam Malik di Sheraton Ritz Hotel, Minneapolis, Amerika.

Dalam pembicaraan tentang bantuan yang dibutuhkan Indonesia itu, Adam menyampaikan pesan Soeharto bahwa kehadiran Amerika di Vietnam berakibat langsung atas terjadinya perubahan di Indonesia. Pernyataan ini merupakan ”hadiah” Jakarta untuk Johnson, yang ketika itu terus dikritik karena kegagalan perang di Vietnam. Kepada Tempo, Weiner mengatakan, semua bukti itu menunjukkan bahwa Adam Malik bekerja sebagai agen untuk Amerika Serikat pada 1965-1966.
***

LAHIR pada 22 Juli 1917 di Pematangsiantar, Sumatera Utara, dari keluarga besar, Adam tumbuh dalam kehidupan penuh warna. Ia memimpin organisasi sopir di kampungnya ketika belum bisa menyetir. Tamat HIS (setingkat sekolah dasar), ia berhenti sekolah untuk bisa bergaul dengan teman-temannya. Sang ayah mengirimnya ke Madrasah Thawalib Parabek, Bukittinggi, pada 1930. Madrasah ini adalah pendidikan formal terakhir bagi anak ketiga dari 10 bersaudara ini.

Menurut putra pertamanya, Otto Malik, Adam sangat mengagumi Soekarno dan Tan Malaka, pendiri Partai Murba. Ia mendapatkan buku-buku Tan yang diselundupkan dari Singapura lewat kelompok pergerakan di Pematangsiantar. Adam juga memburu buku Tan dari Partai Republik Indonesia (Pari), yang didirikan Tan pada Juni 1927. Pada akhirnya, ia ikut memimpin Murba yang didirikan sang tokoh idola. Murba yang menganut sosialis-demokrat-nasionalis berseberangan dengan ideologi Partai Komunis Indonesia.

Adam yang dikenal dengan sebutan ”Bung Kancil” mengenal Bung Karno sejak persiapan Proklamasi 1945. Adam bergabung dengan kelompok Komite Van Aksi Menteng 31 bersama antara lain Sukarni, Chaerul Saleh, Nitimihardjo, dan Pandu Kartawiguna. Kelompok ini menyebarluaskan Proklamasi 17 Agustus 1945, berdaulatnya Republik Indonesia, dan kekalahan Jepang.

Pada 1959, Soekarno mengangkat Adam menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung. Kurang dari setahun, Presiden mengirim Adam ke Moskow sebagai Duta Besar Luar Biasa untuk Uni Soviet dan Polandia. Selama menjadi duta besar, Adam mempelajari kehidupan negara komunis itu. ”Bung berpendapat, praktek komunis tak sesuai dengan teorinya. Ajaran ini perlu dievaluasi,” kata Otto, kini 65 tahun.

Soekarno mengangkat Adam menjadi Menteri Perdagangan pada 1963. Menduduki posisi barunya ini, nama Adam banyak disebut dalam dokumen CIA. Pada sebuah telegram tertanggal 25 November 1964, tertulis Adam bersama-sama dengan Soeharto, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal A.H. Nasution, Wakil Perdana Menteri III Chaerul Saleh, serta Brigadir Jenderal Sukendro, asisten intelijen Angkatan Darat, sangat berharap campur tangan Amerika ketika Soekarno berkonflik dengan Malaysia. Adam dan Chaerul Saleh—dua tokoh Murba—merupakan kekuatan yang berseberangan dengan Soebandrio-Partai Komunis Indonesia.

Ada juga memorandum intelijen CIA tanggal 2 Desember 1964 yang membahas pembentukan Badan Pelaksana Pro-Soekarnoisme. Dibentuk dengan dalih menyelamatkan Pancasila, gerakan ini sebetulnya ditujukan untuk membentuk kekuatan pengimbang Partai Komunis Indonesia di lingkaran Soekarno. Adam Maliklah pemimpin gerakan Pro-Soekarno yang juga melibatkan Chaerul Saleh ini.

Menurut memorandum itu, Adam bertemu dengan Howard Palfrey Jones, Duta Besar Amerika sebelum Green, pada 19 November 1965. Kepada Jones, Adam melaporkan bahwa gerakan Pro-Soekarnoisme telah didukung Nahdlatul Ulama, satu-satunya partai muslim yang aktif ketika itu. Soekarno terkesan hati-hati terhadap gerakan ini. Menurut Malik, tertulis dalam dokumen itu, petinggi NU pada 18 November telah meminta dan menerima persetujuan Soekarno untuk menyampaikan ide-ide non-komunis dalam kunjungannya ke Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Ada pula dokumen lain yang dikirim pada 4 November 1965. Isinya: ”Hatta, Adam Malik, dan lainnya, yang kita tahu dari CAS dan laporan lain memiliki kontak dengan para pemimpin Angkatan Darat, mungkin disimpan untuk periode post-Soekarno”. Menurut Tim Weiner, CAS adalah kode Departemen Luar Negeri untuk CIA. Tentu saja, dokumen-dokumen itu tidak memberikan kepastian bahwa Adam adalah agen CIA.

Menurut Nitimihardjo Hadidjojo N., penulis pidato Adam Malik, Bung Kancil memang pernah berhubungan dengan CIA. Mendapat perintah dari Soekarno untuk berunding soal Irian Barat dengan Belanda, Adam bergaul dengan Ellsworth Bunker, diplomat senior dan agen CIA yang mewakili Amerika Serikat sebagai mediator. Perundingan berlangsung pada akhir Maret 1962 di Middleburg Virginia.

Amerika berkepentingan agar tak terjadi perang di Irian Barat. Karena itu, Amerika menekan Belanda agar menarik pasukannya dari sana. Tapi Belanda kukuh ingin mendirikan Negara Papua di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kepada Bunker, Adam menyatakan, jika Belanda tetap menolak mundur, perang sulit dielakkan. Melalui sidang NATO di Athena, Amerika menekan Belanda agar menerima Irian Barat masuk Indonesia. Sebagai imbalannya, Amerika meminta Adam Malik menggalang kekuatan antikomunis. ”Tapi bukan berarti Bung adalah agen CIA,” tuturnya.

Hadidjojo, kini 61 tahun, meminta posisi Adam dilihat dalam konteks Perang Dingin. Kerja intelijen, katanya, selalu berusaha merangkul musuh lawan. Murba, partai Adam, merupakan musuh Partai Komunis Indonesia. ”Jadi, secara teori, semua musuh PKI adalah teman Amerika. Tapi kan tidak harus menjadi agen Amerika,” katanya.

Para tokoh, seperti Wakil Presiden Jusuf Kalla; anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Adnan Buyung Nasution; juga mantan Kepala Badan Intelijen Negara A.M. Hendropriyono, menafikan kemungkinan Adam merupakan agen CIA. Namun seorang mantan pejabat intelijen senior di Tentara Nasional Indonesia menyatakan, bisa saja informasi itu benar. ”Mungkin bukan agen, tapi binaan: mereka yang direkrut untuk kepentingan jaringan intelijen CIA,” tuturnya.

Tim Weiner mengatakan, ”agen” adalah seseorang yang melakukan sesuatu atas permintaan perwira CIA. Adapun para perwira itu sering menyamar menjadi diplomat pada perwakilan Departemen Luar Negeri AS. ”Jadi sangat mungkin seorang agen asing mengira dia sedang berhubungan langsung dengan Departemen Luar Negeri, padahal dia sedang memberikan informasi kepada perwira CIA,” katanya.
***

AGEN atau bukan, Adam dikenal sebagai pribadi yang terbuka. Ketika menjadi wakil presiden, kawan-kawan lamanya bisa dengan mudah menelepon dan kemudian bertamu ke rumahnya. Ia selalu memenuhi permintaan para tamunya. Pernah suatu ketika, menurut cerita Joesoef Isak, temannya ketika menjadi wartawan pada 1950-an, seseorang dari Aceh minta duit untuk berobat. Adam langsung menulis memo kepada Direktur Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo agar orang itu dibantu.

Esok harinya, Direktur Rumah Sakit meminta konfirmasi apakah surat yang dibawa si pasien benar dari Adam. Wakil Presiden membenarkan dan kembali meminta agar si pasien dibantu. Sang direktur rumah sakit menyanggupi, tapi kemudian mengingatkan kelak akan ada ratusan pasien datang jika Adam selalu memberikan memo. Joesoef mengatakan, ”Adam lalu menjawab: tak usah kau pikirkan yang seratus pasien. Pikirkan saja yang satu orang itu.”

Joesoef juga menjadikan Adam tujuan mencari bantuan. Keluar dari penjara dengan tuduhan terlibat Partai Komunis Indonesia, ia datang bersama sastrawan Pramoedya Ananta Toer. Mereka meminta uang, dan langsung diberi. Sebelum pulang, Joesoef mengatakan di rumahnya dan rumah Pramoedya belum ada telepon. ”Dia langsung memanggil sekretarisnya agar membantu pemasangan telepon untuk rumah kami,” tutur pemilik penerbit Hasta Mitra itu.

Dengan pembawaannya yang supel dan terbuka seperti itu, Joesoef tak menutup kemungkinan bahwa Adam benar menjadi agen CIA. Sambil mengepulkan asap rokoknya, pria 80 tahun itu menyatakan: ”Namanya juga intel, enggak mungkin ada yang jelas.” Tentu saja, tak pernah ada bukti perekrutan.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Alexander A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Dahana A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.C. Andre Tanama A.J. Susmana A.S. Laksana A’an Jindan AS Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Rauf Singkil Abdul Walid Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adek Alwi Adhi Pandoyo Adhitia Armitrianto Adhy Rical Adi Faridh Adian Husaini Adin Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrizas Adu Pesona Sang Wakil Presiden RI AF. Tuasikal Afri Meldam Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agit Yogi Subandi Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Rakasiwi Agus Sulton Agus Wibowo Agus Wirawan Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ah. Atok Illah Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Anshori Ahmad Damanik Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Hasan MS Ahmad Jauhari Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad S. Zahari Ahmad Syafii Maarif Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fiah Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Siddiq Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al-Fairish Al-Ma'ruf I Al-Ma'ruf II Alang Khoiruddin Albert Camus Ali Mahmudi Ch Alia Swastika Alvi Puspita Alvin Amien Wangsitalaja Aminah Aming Aminoedhin Ana Mustamin Anam Rahus Anas AG Andhi Setyo Wibowo Andi Gunawan Andry Deblenk Angela Anggie Melianna Anindita S. Thayf Anis Ceha Anitya Wahdini Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anugerah Ronggowarsito Anwar Nuris Aprillia Ika Arida Fadrus Aridus Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Ariel Heryanto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Arwan Aryo Wisanggeni Aryo Wisanggeni Gentong AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Ashadi Ik Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asro Kamal Rokan Astrid Reza Asvi Warman Adam Atafras Atok Witono Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azwar Nazir Baca Puisi Badrus Siroj Bahrul Ulum A. Malik Balada Bambang kempling Bambang Riyanto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berita Utama Bernando J. Sujibto Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Bre Redana Brunel University Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Jay Utomo Budi P. Hatees Budi Palopo Budi Setyarso Budi Sp. Indrajati Budiman S. Hartoyo Budiman Sudjatmiko Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Choirul Rikzqa Christian Heru Cahyo Saputro Cover Buku D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dadang Widjanarko Damiri Mahmud Dani Fuadhillah Daniel Paranamesa Darju Prasetya Dati Wahyuni Dawet Jabung Ponorogo Dedykalee Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Deshinta Arofah Dewi Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan Dewi Anggraeni Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Didik Kusbiantoro Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dorothea Rosa Herliany Dr Andi Irawan Dr Siti Muti’ah Setiawati Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Drs. Solihin Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddi Koben Edeng Syamsul Ma’arif Edy Apriyanto Sudiyono Edy Firmansyah Edy Susanto Efri Ritonga EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hartono Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elita Sitorini Elly Trisnawati Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Em. Syuhada' Emha Ainun Nadjib Encep Abdullah Eni Sulistiyawati Eny Rose Esai Ester Lince Napitupulu Etik Widya Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathan Mubarak Fathul Qodir Fathul Qorib Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Seni Surabaya 2011 Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fikri. MS Fiqih Arfani Firman Daeva Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Forum Santri Nasional (FSN) Free Hearty Galuh Tulus Utama Gandis Uka Ganug Nugroho Adi Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gendut Riyanto Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Pratama Glenn Fredly Goenawan Mohamad Golput Gombloh Gombloh (1948 – 1988) Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Hadi Napster Hafis Azhari Halim HD Halimi Zuhdy Hamid Dabashi Han Gagas Hardi Hamzah Hari Prasetyo Haris Del Hakim Haris Saputra Hary B Kori’un Hasan Basri Marwah Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Hendro Situmorang Henri Nurcahyo Henry H Loupias Hera Khaerani Heri CS Heri Kris Heri Latief Heri Listianto Herman RN Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Kuntoyo Heru Kurniawan Hikmat Darmawan Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humaidi Humam S Chudori I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I. B. Putera Manuaba IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ichwan Prasetyo Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Munadjat Imam Nawawi Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Herdiana Imron Arlado Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indigo Art Space Madiun Indra Tjahyadi Indrian Koto Ingki Rinaldi Iqmal Tahir Is Faridatul Arifah Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Isra’ Mi’raj Iswadi Pratama Iswara N Raditya Iva Titin Shovia Iwan Awaluddin Yusuf Iwan Gunadi J. Sumardianta Jamrin Abubakar Jansen Sinamo Janu Jolang Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jemie Simatupang Jenny Ang Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jl Simo Jo Batara Surya Jodhi Yudono Joko Budhiarto Joko Sadewo Joko Sandur Joko Widodo Jones Gultom Joni Ariadinata Joresan Mlarak Ponorogo Joseph E. Stiglitz Jual Buku Paket Hemat Junus Satrio Jurnalisme Sastra K. Hirzuddin Hasbullah K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.H. Masrikhan Asy'ari K.H. Mudzakir Ma'ruf Kadjie MM Kajian Kitab Nashoihul 'Ibad Kang Daniel Karanggeneng Kartika Foundation Kasanwikrama Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kekal Hamdani Kemah Budaya Panturan (KBP) Kesenian KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Anwar Khoirul Inayah Khoirul Naim Khoirul Rosyadi Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Puisi Suluk Berahi karya Gampang Prawoto Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Koko Sudarsono Komaruddin Hidayat Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopuisi Korban Gempa di Lombok Kospela KPRI IKMAL Lamongan Kris Razianto Mada Kritik Sastra Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kusni Kasdut Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto Lagu Laili Rahmawati Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Latif Fianto Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Listiyono Santoso Liya Izzatul Iffah Liza Wahyuninto Lucky Aditya Ramadhan Ludruk Jawa Timur Lukisan Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lustantini Septiningsih Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Ismail M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Iqbal Dawami M. Irfan Hidayatullah M. Latief M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Mushthafa M. Riza Fahlevi M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Maghfur Munif Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahwi Air Tawar Majelis Ulama Indonesia Makalah Tinjauan Ilmiah Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mantan Pastur Hafidz Al-Qur'an Maqhia Nisima Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Marjohan Marsel Robot Martin Aleida Martin Hatch Marwan Ja'far Marwita Oktaviana Marzuki Mustamar Mashuri Masjid Tegalsari di Pesantren Gerbang Tinatar Masuki M. Astro Matroni el-Moezany Matroni Muserang Max Arifin Maya Handhini Mbah Kalbakal Medco Media Jawa Timur Medri Osno Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Misbahul Huda Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh Samsul Arifin Moh. Ghufron Cholid Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Mts Putra-Putri Simo-Sungelebak Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ghannoe Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Rain Muhammad Taufik Muhammad Yasir Muhammad Zia Ulhaq Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukhsin Amar Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Mun'im Sirry Muntamah Cendani Museum Bikon Blewut Ledalero Musfarayani Musfi Efrizal Musyayana Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nabi Adam Nanang Fahrudin Nandang Darana Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Ni Luh Made Pertiwi F Nindya Herdianti Ninin Nurzalina Wati Nitis Sahpeni Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noorsam Noval Jubbek Novel Pekik Novianti Setuningsih Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nur Hamzah Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nuswantoro Nyimas Nyoman Tingkat Obrolan Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Opini Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Pameran Seni Rupa Panda MT Siallagan Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit SastraSewu Penerbitan dan Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Pengajian Pengetahuan Perang Peringatan Hari Pahlawan 10 November Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pesantren Kampung Inggris Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Petrik Matanasi Pilang Tejoasri Laren Lamongan Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pilkada Piramid Giza Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pradana Boy ZTF Pradaningrum Mijarto Pramoedya Ananta Toer Prih Prawesti Febriani Pringadi AS Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Hartanto Puji Santosa Puput Amiranti N Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Satria Kusuma Putu Setia Putu Wijaya R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.Ng. Ronggowarsito Rabdul Rohim Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sazaly Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Rengga AP Reni Lismawati Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Rieke Diah Pitaloka Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rizka Halida Rizky Putri Pratimi Robin Al Kautsar Rocky Gerung Rodli TL Rofiqi Hasan Rohmad Hadiwijoyo Rohmah Maulidia Rohman Abdullah Rojiful Mamduh Rosdiansyah Rosi Rosidi Roso Titi Sarkoro Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rumah Literasi Rx King Motor S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Saifur Rohman Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Sardono W Kusumo Sartika Sari Sarworo Sp Sastra Facebook Satmoko Budi Santoso Satrio Lintang Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Savidapius Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Sejarah Sekolah Literasi Gratis SelaSAstra Boenga Ketjil SelaSAstra Boenga Ketjil #23 SelaSAstra Boenga Ketjil #24 Seni Ambeng Ponorogo Senirupa Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Shofiyatuz Zahroh Shohebul Umam JR Sholihul Huda Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Silfia Hanani Sindu Putra Sita Planasari Aquadini Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Hadi Purnomo Soediro Satoto Soegiharto Soeprijadi Tomodihardjo Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Igustin Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Sriyanto Danoesiswoyo Stefanus P. Elu Stevani Elisabeth STKIP PGRI Ponorogo Student Center Kampus ISI Yogyakarta Subagio Sastrowardoyo Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Ariyadi Sukitman Sumenep Sumiati Anastasia Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungelebak Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Suyadi San Syafrizal Sahrun Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syamsul Rizal Syi'ir Syifa Amori Syifa Aulia T.A. Sakti Tajuddin Noor Ganie Tamrin Bey dan Robin Al Kautsar TanahmeraH ArtSpace Tarpin A. Nasri Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Roda UNISDA Lamongan Teater Sakalintang Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tawon Teater Tewol Teguh LR Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Teori Darwin Teori Fisika Hawking Tgk Abdullah Lam U Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute Theresia Purbandini Thomas Koten Tien Rostini Timur Arif Riyadi Tjahjono Widarmanto Tjut Zakiyah Anshari Toeti Adhitama Tosa Poetra Tri Andhi S Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Tutut Herlina Ucu Agustin Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Uniawati Unieq Awien Universitas Jember Usman Arrumy Ustadz Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Vassilisa Agata Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Video Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vita Devi Ajeng Pratiwi W. Haryanto W.S. Rendra Wakos R. Gautama Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Suryandoko William Shakespeare Wisnu Kisawa Wiwik Widiyati Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yayat R. Cipasang Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yulianto Yuliawati Yunanto Sutyastomo Yunus Supriyanto Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf AN Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Yuyuk Sugarman Z. Mustopa Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zarra Martsella Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zen Hae Zii Zuhdi Swt