Senin, 24 November 2008

SUATU KETIKA DI SRI KAHYANGAN

AS Sumbawi

Tak pernah kuduga sebelumnya aku akan mengunjungi desa Sri Kahyangan. Aku tak punya sanak keluarga, teman, guru, pacar yang tinggal di sana yang memberiku alasan untuk itu. Namun, kini aku sudah tinggal di desa itu selama dua minggu. Menurut rencana, aku masih akan tinggal di sana sekitar satu bulan setengah lagi. Dan ini adalah ketentuan yang telah ditetapkan oleh panitia pelaksanaan KKN suatu kampus di mana aku kuliah.


Beberapa hari sebelum berangkat, di depan papan pengumuman aku membayangkan bahwa dari namanya, desa yang akan menjadi lokasi KKN-ku berada di dataran tinggi dengan pemandangan indah. Sejuk dan permai. Dan ketika sampai di sana, aku kecewa. Ternyata kondisi yang sebenarnya berbeda dengan apa yang kubayangkan. Memang Sri Kahyangan berada di daerah perbukitan. Namun, kering dan panas. Ruas jalan naik turun dan masih berbatu, sehingga banyak di antara pengendara motor, sepeda, harus berzig-zag untuk mendapatkan medan yang tidak mendatangkan banyak guncangan. Sementara pengendara mobil harus sabar dengan tidak menginjak pedal gasnya dalam-dalam. Apabila angin bertiup cukup kencang, maka tak pelak debu-debu jalanan betebaran ke sana ke mari. Dan sepanjang jalan, banyak kutemui pohon jati kering tumbuh di kanan kiri jalan. Juga orang-orang yang duduk-duduk di depan rumah dengan baju terbuka.

Di sana aku dan delapan orang anggota kelompok tinggal di rumah Pak Dukuh Gowangsan. Ia bernama Waskito dan tinggal bersama istri dan seorang anak laki-laki yang masih duduk di kelas lima SD. Bapak dan Ibu Waskito ramah dan aku percaya mereka berdua orang baik. Barangkali begitu juga anggapan delapan orang temanku.
*

Saat itu sekitar pukul satu siang. Aku duduk-duduk di depan rumah bersama seorang teman. Beberapa waktu yang lalu, setelah beramah-tamah, kami dipersilahkan memasuki kamar kami, meskipun hanya dua kamar. Juga dipersilahkan membersihkan badan, shalat, kemudian makan siang. Ternyata, keluarga ini telah mempersiapkan penyambutan kedatangan kami, gumamku setelah melihat beraneka macam makanan.

“Panas ya, Wik,” kata Heru.
“Iya,” kataku. Heru mencopot kaosnya. Kulihat tubuhnya mengkilat ditumbuhi butir-butir keringat.
Di jalanan angin bertiup cukup keras menerbangkan debu-debu. Terik matahari nyalang. Cukup lama tak ada seorang pun lewat di jalan. Dan sejauh edaran mataku, aku tak menemukan salah seorang warga pun yang duduk-duduk ngisis di depan rumah.
“Kemana yang lain?” kataku.
“Tidur.”

Dalam hati aku berkata bahwa pantas saja, karena cuaca yang panas seperti ini.

Tiba-tiba aku melihat seorang laki-laki seumuran kami berdiri di depan rumah di hadapan kami. Aku tersenyum ketika bertatapan mata dengannya. Namun aneh, ia segera membuang langkahnya ke arah sebuah bangunan kandang ayam yang ada di sebelah kiri rumah itu. Dia pincang. Tak lama kemudian, ia masuk ke kandang ayam tersebut. Tadi, kata Pak Waskito, di samping bertani, banyak di antara warga yang beternak ayam petelur.

“Mau kemana?” kataku ketika Heru berdiri.
“Aku ngantuk. Semalam kurang tidur,” katanya kemudian melangkah ke dalam.
Setelah cukup lama menunggu, dan laki-laki pincang itu tak juga kulihat lagi, aku pun pergi ke kamar.
*

Sore itu aku dan anggota kelompok yang laki-laki menggabung dengan para warga yang sedang main voli di sebelah kanan rumah Pak Waskito. Sebagian besar di antara mereka adalah para pemuda. Kami berkenalan dan bercakap-cakap dengan mereka yang menunggu giliran untuk bermain. Sesekali tertawa oleh kejadian lucu yang terjadi di lapangan. Juga olok-olok ringan.

Tak lama kemudian, terjadi pergantian pemain. Beberapa orang warga yang menunggu giliran memasuki lapangan, termasuk tiga orang temanku. Sementara aku, temanku, dan salah seorang pemuda desa bernama Sobri masih menunggu giliran pada permainan selanjutnya sembari bercakap-cakap. Enam orang warga desa yang baru saja digantikan itu duduk bergerombol agak jauh di samping kami. Meskipun begitu, kami dan mereka sudah melempar senyum untuk menunjukkan keramahan masing-masing.
*

Malam itu kami sekelompok beramah-tamah dengan muda-mudi Karang Taruna. Sebagian di antaranya adalah mereka yang tadi sore bermain voli. Dalam kesempatan itu, kami juga membakar tiga ekor ayam. Menurut kabar yang beredar, salah seorang di antara anggota Karang Taruna berulang tahun.

Sembari menunggu ayam matang, aku bersama beberapa orang duduk melingkar di lapangan voli sembari menyanyi diiringi suara gitar. Karena di antara kami hanya aku dan Sobri yang cukup pandai bermain gitar, tentu saja aku dan dia yang memainkan gitar. Sementara beberapa orang lainnya memasak nasi di dapur keluarga Pak Waskito yang terletak terbuka di belakang rumah.

Dari beberapa orang aku mendengar bahwa sebelum kami datang, mereka sudah sering masak-masak di rumah keluarga Pak Waskito. Dan aku tambah percaya bahwa Bapak dan Ibu Waskito adalah orang baik.

Dengan mencuri-curi kesempatan, salah seorang teman kelompokku mengatakan padaku bahwa ia cukup gembira karena kami disambut dengan baik di sini. Aku juga, kataku saat itu.

Tak lama kemudian, kami kembali berkumpul di dalam rumah untuk menyantap ayam bakar. Pada saat itu, tiba-tiba aku teringat dengan laki-laki pincang yang kulihat siang tadi. Ia tak ada bersama kami malam itu.
*

Sejak malam itu, kami cukup akrab dengan warga kampung, terutama golongan muda-mudi. Kami saling sapa jika bertemu. Namun di antara mereka, Sobri yang cukup sering bermain ke posko kami. Ya, maklumlah. Karena ia cukup pandai bergaul. Dan di antara teman kelompok, akulah yang paling akrab dengan Sobri. Kami berdua sering bernyanyi bersama diiringi permainan gitar secara bergantian. Di samping itu, ia sudah dua kali mengajakku pergi untuk melihat tontonan campur sari. Katanya, para pemuda desa yang lain pergi ke sana.
*

Malam itu, setelah memarkirkan sepeda motor, aku dan Sobri segera mendekati panggung yang sudah ramai dengan pengunjung. Tiba-tiba terdengar suara memanggilku. Aku mengalihkan pandangan mataku. Kulihat beberapa orang pemuda desa duduk melingkar di antara pepohonan jati. Aku dan Sobri segera berjalan ke arah mereka. Ah, rupanya mereka minum, kataku setelah melihat beberapa botol minuman keras. Salah seorang di antara mereka menawariku minum. Namun, aku mengatakan bahwa aku tidak doyan minum. Dan untunglah, mereka mengerti.
*

Setelah nonton campur sari, aku dan para pemuda kampung menjadi lebih akrab. Aku sering pergi ke pos kampling, bergabung bersama mereka. Kadang aku sendiri, kadang juga dengan Heru. Teman-temanku lainnya tak pernah mau kuajak ke sana. Entahlah, barangkali memang sebelumnya mereka jarang nongkrong.

Sementara laki-laki pincang itu tak pernah kulihat bergabung dengan para pemuda desa lainnya. Di tempat tontonan campur sari, di pos kampling, atau dalam permainan bola voli. Namun, aku kerap melihat dia di sekitar rumahnya. Dan setiap kali kami bertatapan mata, dia selalu menghindar. Entah kenapa?

Pagi itu, aku merasa aneh. Ia tersenyum menganggukkan kepala kepadaku ketika aku menyapanya dari depan rumah, seperti yang kulakukan kepada para pemuda desa yang hampir setiap pagi lewat di jalanan. Pergi ke sawah. Ia kemudian berjalan menuju bangunan kandang ayam. Tiba-tiba saja aku ingin menghampirinya.

“Wah, banyak sekali telurnya, Mas,” kataku. Ia hanya tersenyum. Aku segera mengulurkan tanganku.
“Awik,” kataku.
“Joko,” katanya.
Aku mengamati kandang ayam itu.
“Kandang sebesar ini, berapa ekor ayam, Mas?”
“Lima ratus.” Aku mengangguk-angguk pelan.

Tiba-tiba aku mendengar suara memanggilku. Rupanya Sobri. Aku segera pamit kepadanya, karena sudah ada janji dengan Sobri. Ya, pagi ini, aku dan Sobri akan pergi ke kostku yang sudah seminggu kutinggalkan. Sementara jarak antara lokasi KKN dengan kostku kira-kira menghabiskan waktu 45 menit dengan sepeda motor.
*

Di kost, aku terkejut mendengar cerita tentang Joko. Kata Sobri, dulu Joko tidak pincang. Ia normal seperti kami. Suatu malam Joko tertangkap oleh warga desa sebelah karena mencuri. Salah seorang warga yang memergokinya dan membacok kakinya hingga memutuskan tulang yang ada di bawah mata kaki bagian belakang. Beberapa orang datang menghajarnya.

Untunglah, para warga desa lainnya segera berdatangan menghentikan perbuatan main hakim sendiri tersebut. Joko memang tidak meninggal. Namun, memerlukan perawatan yang cukup serius di rumah sakit. Ia kemudian dipenjara.

Baru dua minggu Joko dipenjara ketika keluarganya membawanya pulang dengan tebusan. Membayar jaminan. Sejak saat itu, para warga desa tahu bahwa Joko pincang. Salah seorang warga mengatakan bahwa tulang kaki Joko yang putus itu sengaja oleh dokter tidak disambung, tapi di tempelkan. Alasannya, biar Joko tidak bisa mencuri lagi. Karena ternyata Joko terlibat banyak kasus pencurian.
*

Pagi itu, aku kembali melihat Joko. Karena tak memperdulikan latar belakang hidupnya, aku menyapanya. Akan tetapi, ia tak merespon. Seperti dulu, ia membuang langkah menuju kandang ayam. Aku jadi berpikir sendiri. Dan pagi itu aku mengurungkan niatku untuk menghampirinya.
*

Waktu terus berjalan. Joko masih tak menghiraukan sapaanku. Tersenyum pun tidak. Sementara di antara para pemuda desa aku mendengar mereka membicarakan tentang kejelekan Sobri. Benarkah Sobri seperti itu? Tiba-tiba aku mencoba mengingat-ingat tentang Sobri. Setelah kuanalisa, memang Sobri tidak terlalu akrab dengan para pemuda desa. Dan selama ini, aku jarang melihat Sobri pergi bersama dengan salah seorang mereka.

*
Malam itu setelah mengadakan pengajian ibu-ibu dan bapak-bapak aku pergi ke pos kampling seperti biasa. Aku ingin mengawasi Sobri. Dan benar. Setiap kali Sobri berbicara, para pemuda desa berpura-pura memperhatikannya. Mereka memang diam, tapi aku melihat perhatian mereka singgah di tempat lain. Dan malam itu, aku menyimpulkan bahwa banyak di antara pemuda desa yang tak menyukai Sobri.
*

Sore itu aku duduk bersama dengan Bu Waskito dan anak laki-lakinya di depan rumah. Baru kali ini aku ngobrol-ngobrol dengan Ibu Waskito tanpa ditemani teman-temanku. Ya, tadi saat aku pulang dari konfirmasi proposal dana yang telah kami ajukan ke Pemerintah Daerah, aku tak menemukan seorang pun teman kelompokku. Kata Bu Waskito, mereka pulang ke kost. Untuk mengurus registrasi di kampus. Aku kecewa kepada mereka. Kenapa mereka tidak bergiliran saja untuk pulang? Karena sudah terjadi, meskipun kecewa aku pun harus menerimanya.

Dalam kesempatan ini, entah tiba-tiba saja aku ingin bertanya tentang Joko kepada Bu Waskito.
“Bu. Dulu, Joko katanya tidak pincang ya, Bu?”

Kemudian Bu Waskito menceritakan kepadaku bahwa kepincangan Joko disebabkan oleh kecelakaan di jalan raya. Saat itu ia pergi dengan Sobri untuk mengunjungi teman perempuannya. Sobri ingin berkenalan dengan perempuan itu. Karena tak sabar ingin cepat sampai, Sobri ngebut. Joko memintanya untuk pelan-pelan saja. Namun, Sobri tak menghiraukannya. Dan kecelakaan pun terjadi. Mereka tabrakan dengan truk. Memang Sobri hanya luka ringan saja, namun Joko mengalami patah tulang kakinya. Sejak itu ia pincang dan sempat mengalami tekanan berat. Ia menjadi pendiam, jarang keluar rumah, dan perasaannya menjadi sensitif. Padahal, dia terkenal pandai main voli dan bermain gitar.

Aku mengangguk-anggukkan kepalaku. Tiba-tiba aku teringat saat berbicara dengannya pagi itu. Sekilas tampak ada rona tak suka di wajahnya ketika Sobri memanggilku. (*).

2004

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Alexander A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Dahana A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.C. Andre Tanama A.J. Susmana A.S. Laksana A’an Jindan AS Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Rauf Singkil Abdul Walid Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adek Alwi Adhi Pandoyo Adhitia Armitrianto Adhy Rical Adi Faridh Adian Husaini Adin Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrizas Adu Pesona Sang Wakil Presiden RI AF. Tuasikal Afri Meldam Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agit Yogi Subandi Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Rakasiwi Agus Sulton Agus Wibowo Agus Wirawan Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ah. Atok Illah Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Anshori Ahmad Damanik Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Hasan MS Ahmad Jauhari Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad S. Zahari Ahmad Syafii Maarif Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fiah Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Siddiq Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al-Fairish Al-Ma'ruf I Al-Ma'ruf II Alang Khoiruddin Albert Camus Ali Mahmudi Ch Alia Swastika Alvi Puspita Alvin Amien Wangsitalaja Aminah Aming Aminoedhin Ana Mustamin Anam Rahus Anas AG Andhi Setyo Wibowo Andi Gunawan Andry Deblenk Angela Anggie Melianna Anindita S. Thayf Anis Ceha Anitya Wahdini Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anugerah Ronggowarsito Anwar Nuris Aprillia Ika Arida Fadrus Aridus Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Ariel Heryanto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Arwan Aryo Wisanggeni Aryo Wisanggeni Gentong AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Ashadi Ik Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asro Kamal Rokan Astrid Reza Asvi Warman Adam Atafras Atok Witono Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azwar Nazir Baca Puisi Badrus Siroj Bahrul Ulum A. Malik Balada Bambang kempling Bambang Riyanto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berita Utama Bernando J. Sujibto Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Bre Redana Brunel University Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Jay Utomo Budi P. Hatees Budi Palopo Budi Setyarso Budi Sp. Indrajati Budiman S. Hartoyo Budiman Sudjatmiko Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Choirul Rikzqa Christian Heru Cahyo Saputro Cover Buku D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dadang Widjanarko Damiri Mahmud Dani Fuadhillah Daniel Paranamesa Darju Prasetya Dati Wahyuni Dawet Jabung Ponorogo Dedykalee Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Deshinta Arofah Dewi Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan Dewi Anggraeni Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Didik Kusbiantoro Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dorothea Rosa Herliany Dr Andi Irawan Dr Siti Muti’ah Setiawati Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Drs. Solihin Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddi Koben Edeng Syamsul Ma’arif Edy Apriyanto Sudiyono Edy Firmansyah Edy Susanto Efri Ritonga EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hartono Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elita Sitorini Elly Trisnawati Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Em. Syuhada' Emha Ainun Nadjib Encep Abdullah Eni Sulistiyawati Eny Rose Esai Ester Lince Napitupulu Etik Widya Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathan Mubarak Fathul Qodir Fathul Qorib Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Seni Surabaya 2011 Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fikri. MS Fiqih Arfani Firman Daeva Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Forum Santri Nasional (FSN) Free Hearty Galuh Tulus Utama Gandis Uka Ganug Nugroho Adi Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gendut Riyanto Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Pratama Glenn Fredly Goenawan Mohamad Golput Gombloh Gombloh (1948 – 1988) Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Hadi Napster Hafis Azhari Halim HD Halimi Zuhdy Hamid Dabashi Han Gagas Hardi Hamzah Hari Prasetyo Haris Del Hakim Haris Saputra Hary B Kori’un Hasan Basri Marwah Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Hendro Situmorang Henri Nurcahyo Henry H Loupias Hera Khaerani Heri CS Heri Kris Heri Latief Heri Listianto Herman RN Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Kuntoyo Heru Kurniawan Hikmat Darmawan Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humaidi Humam S Chudori I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I. B. Putera Manuaba IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ichwan Prasetyo Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Munadjat Imam Nawawi Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Herdiana Imron Arlado Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indigo Art Space Madiun Indra Tjahyadi Indrian Koto Ingki Rinaldi Iqmal Tahir Is Faridatul Arifah Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Isra’ Mi’raj Iswadi Pratama Iswara N Raditya Iva Titin Shovia Iwan Awaluddin Yusuf Iwan Gunadi J. Sumardianta Jamrin Abubakar Jansen Sinamo Janu Jolang Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jemie Simatupang Jenny Ang Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jl Simo Jo Batara Surya Jodhi Yudono Joko Budhiarto Joko Sadewo Joko Sandur Joko Widodo Jones Gultom Joni Ariadinata Joresan Mlarak Ponorogo Joseph E. Stiglitz Jual Buku Paket Hemat Junus Satrio Jurnalisme Sastra K. Hirzuddin Hasbullah K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.H. Masrikhan Asy'ari K.H. Mudzakir Ma'ruf Kadjie MM Kajian Kitab Nashoihul 'Ibad Kang Daniel Karanggeneng Kartika Foundation Kasanwikrama Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kekal Hamdani Kemah Budaya Panturan (KBP) Kesenian KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Anwar Khoirul Inayah Khoirul Naim Khoirul Rosyadi Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Puisi Suluk Berahi karya Gampang Prawoto Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Koko Sudarsono Komaruddin Hidayat Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopuisi Korban Gempa di Lombok Kospela KPRI IKMAL Lamongan Kris Razianto Mada Kritik Sastra Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kusni Kasdut Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto Lagu Laili Rahmawati Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Latif Fianto Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Listiyono Santoso Liya Izzatul Iffah Liza Wahyuninto Lucky Aditya Ramadhan Ludruk Jawa Timur Lukisan Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lustantini Septiningsih Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Ismail M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Iqbal Dawami M. Irfan Hidayatullah M. Latief M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Mushthafa M. Riza Fahlevi M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Maghfur Munif Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahwi Air Tawar Majelis Ulama Indonesia Makalah Tinjauan Ilmiah Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mantan Pastur Hafidz Al-Qur'an Maqhia Nisima Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Marjohan Marsel Robot Martin Aleida Martin Hatch Marwan Ja'far Marwita Oktaviana Marzuki Mustamar Mashuri Masjid Tegalsari di Pesantren Gerbang Tinatar Masuki M. Astro Matroni el-Moezany Matroni Muserang Max Arifin Maya Handhini Mbah Kalbakal Medco Media Jawa Timur Medri Osno Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Misbahul Huda Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh Samsul Arifin Moh. Ghufron Cholid Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Mts Putra-Putri Simo-Sungelebak Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ghannoe Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Rain Muhammad Taufik Muhammad Yasir Muhammad Zia Ulhaq Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukhsin Amar Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Mun'im Sirry Muntamah Cendani Museum Bikon Blewut Ledalero Musfarayani Musfi Efrizal Musyayana Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nabi Adam Nanang Fahrudin Nandang Darana Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Ni Luh Made Pertiwi F Nindya Herdianti Ninin Nurzalina Wati Nitis Sahpeni Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noorsam Noval Jubbek Novel Pekik Novianti Setuningsih Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nur Hamzah Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nuswantoro Nyimas Nyoman Tingkat Obrolan Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Opini Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Pameran Seni Rupa Panda MT Siallagan Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit SastraSewu Penerbitan dan Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Pengajian Pengetahuan Perang Peringatan Hari Pahlawan 10 November Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pesantren Kampung Inggris Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Petrik Matanasi Pilang Tejoasri Laren Lamongan Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pilkada Piramid Giza Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pradana Boy ZTF Pradaningrum Mijarto Pramoedya Ananta Toer Prih Prawesti Febriani Pringadi AS Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Hartanto Puji Santosa Puput Amiranti N Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Satria Kusuma Putu Setia Putu Wijaya R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.Ng. Ronggowarsito Rabdul Rohim Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sazaly Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Rengga AP Reni Lismawati Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Rieke Diah Pitaloka Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rizka Halida Rizky Putri Pratimi Robin Al Kautsar Rocky Gerung Rodli TL Rofiqi Hasan Rohmad Hadiwijoyo Rohmah Maulidia Rohman Abdullah Rojiful Mamduh Rosdiansyah Rosi Rosidi Roso Titi Sarkoro Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rumah Literasi Rx King Motor S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Saifur Rohman Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Sardono W Kusumo Sartika Sari Sarworo Sp Sastra Facebook Satmoko Budi Santoso Satrio Lintang Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Savidapius Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Sejarah Sekolah Literasi Gratis SelaSAstra Boenga Ketjil SelaSAstra Boenga Ketjil #23 SelaSAstra Boenga Ketjil #24 Seni Ambeng Ponorogo Senirupa Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Shofiyatuz Zahroh Shohebul Umam JR Sholihul Huda Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Silfia Hanani Sindu Putra Sita Planasari Aquadini Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Hadi Purnomo Soediro Satoto Soegiharto Soeprijadi Tomodihardjo Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Igustin Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Sriyanto Danoesiswoyo Stefanus P. Elu Stevani Elisabeth STKIP PGRI Ponorogo Student Center Kampus ISI Yogyakarta Subagio Sastrowardoyo Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Ariyadi Sukitman Sumenep Sumiati Anastasia Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungelebak Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Suyadi San Syafrizal Sahrun Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syamsul Rizal Syi'ir Syifa Amori Syifa Aulia T.A. Sakti Tajuddin Noor Ganie Tamrin Bey dan Robin Al Kautsar TanahmeraH ArtSpace Tarpin A. Nasri Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Roda UNISDA Lamongan Teater Sakalintang Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tawon Teater Tewol Teguh LR Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Teori Darwin Teori Fisika Hawking Tgk Abdullah Lam U Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute Theresia Purbandini Thomas Koten Tien Rostini Timur Arif Riyadi Tjahjono Widarmanto Tjut Zakiyah Anshari Toeti Adhitama Tosa Poetra Tri Andhi S Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Tutut Herlina Ucu Agustin Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Uniawati Unieq Awien Universitas Jember Usman Arrumy Ustadz Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Vassilisa Agata Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Video Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vita Devi Ajeng Pratiwi W. Haryanto W.S. Rendra Wakos R. Gautama Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Suryandoko William Shakespeare Wisnu Kisawa Wiwik Widiyati Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yayat R. Cipasang Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yulianto Yuliawati Yunanto Sutyastomo Yunus Supriyanto Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf AN Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Yuyuk Sugarman Z. Mustopa Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zarra Martsella Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zen Hae Zii Zuhdi Swt