Rofiqi Hasan
http://www.tempointeraktif.com/
TEMPO Interaktif, Denpasar: Karya-karya 150 seniman Jepang akan dipamerkan di Tony Raka Gallery, Mas, Ubud, pada 14-17 November dalam rangka memperingati 50 Tahun Persahabatan Indonesia-Jepang.
Menurut pemilik galeri, Toni Hartawan, pameran yang bekerja sama dengan promotor seni Art Communication (Jepang) itu dimaksudkan untuk membuka ruang dialog antara seniman Jepang dengan seniman Indonesia, khususnya yang ada di Bali.
"Karena itu kita tampilkan juga karya sejumlah maestro seni Indonesia," ujarnya, "antara lain karya Mangu Putra, FX Harsono dan Tisna Sanjaya."
Berbagai seni rupa Jepang yang dihadirkan dalam pameran bertajuk "Nippon Artfest" itu meliputi seni lukis cat air tradisional, seni lukis gaya Jepang, seni lukis gaya Barat, seni kaligrafi, seni grafis, seni pahat, seni keramik, seni dekorasi bunga, fotografi dan seni media-campur (mixed media).
Seniman yang akan ditampilkan karyanya, di antaranya lukisan karya perupa terkemuka Ritsuko Kurokawa dan kaligrafi karya Seikoh Taira.
Secara khusus dipamerkan mashikoyaki, seni keramik tradisional Jepang. Karya seni mashikoyaki yang tampil dalam pameran ini berupa alat-alat makan yang dihiasi tulisan syair Jepang.
Menurut Tony, sekitar 300 karya yang ditampilkan mewakili hampir seluruh genre yang berkembang dalam tradisi seni rupa negara Matahari Terbit dari karya tradisional hingga kontemporer.
Bali dipilih oleh Art Communication karena sudah dikenal sebagai salah satu pusat seni di Indonesia dan banyak dikunjungi oleh warga Jepang. Sebelumnya, Art Communication telah membawa karya seniman Jepang ke pusat-pusat seni dunia seperti di New York (Amerika Serikat) dan Paris (Perancis).
Tony berharap kerja sama ini akan membuka jalan untuk membawa seniman Bali dapat berpameran ke Jepang sehingga karya seni dari Indonesia akan lebih dikenal.
Dia yakin, Jepang dan Indonesia memiliki ikatan historis yang panjang dan berkesinambungan. Jalinan hubungan seni budaya dapat memupuk rasa saling pengertian yang lebih mendalam.
"Seni adalah alat komunikasi tanpa kata-kata, sebagai wahana yang indah untuk mengakrabkan masyarakat kedua negara," ujarnya.
http://www.tempointeraktif.com/
TEMPO Interaktif, Denpasar: Karya-karya 150 seniman Jepang akan dipamerkan di Tony Raka Gallery, Mas, Ubud, pada 14-17 November dalam rangka memperingati 50 Tahun Persahabatan Indonesia-Jepang.
Menurut pemilik galeri, Toni Hartawan, pameran yang bekerja sama dengan promotor seni Art Communication (Jepang) itu dimaksudkan untuk membuka ruang dialog antara seniman Jepang dengan seniman Indonesia, khususnya yang ada di Bali.
"Karena itu kita tampilkan juga karya sejumlah maestro seni Indonesia," ujarnya, "antara lain karya Mangu Putra, FX Harsono dan Tisna Sanjaya."
Berbagai seni rupa Jepang yang dihadirkan dalam pameran bertajuk "Nippon Artfest" itu meliputi seni lukis cat air tradisional, seni lukis gaya Jepang, seni lukis gaya Barat, seni kaligrafi, seni grafis, seni pahat, seni keramik, seni dekorasi bunga, fotografi dan seni media-campur (mixed media).
Seniman yang akan ditampilkan karyanya, di antaranya lukisan karya perupa terkemuka Ritsuko Kurokawa dan kaligrafi karya Seikoh Taira.
Secara khusus dipamerkan mashikoyaki, seni keramik tradisional Jepang. Karya seni mashikoyaki yang tampil dalam pameran ini berupa alat-alat makan yang dihiasi tulisan syair Jepang.
Menurut Tony, sekitar 300 karya yang ditampilkan mewakili hampir seluruh genre yang berkembang dalam tradisi seni rupa negara Matahari Terbit dari karya tradisional hingga kontemporer.
Bali dipilih oleh Art Communication karena sudah dikenal sebagai salah satu pusat seni di Indonesia dan banyak dikunjungi oleh warga Jepang. Sebelumnya, Art Communication telah membawa karya seniman Jepang ke pusat-pusat seni dunia seperti di New York (Amerika Serikat) dan Paris (Perancis).
Tony berharap kerja sama ini akan membuka jalan untuk membawa seniman Bali dapat berpameran ke Jepang sehingga karya seni dari Indonesia akan lebih dikenal.
Dia yakin, Jepang dan Indonesia memiliki ikatan historis yang panjang dan berkesinambungan. Jalinan hubungan seni budaya dapat memupuk rasa saling pengertian yang lebih mendalam.
"Seni adalah alat komunikasi tanpa kata-kata, sebagai wahana yang indah untuk mengakrabkan masyarakat kedua negara," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar