Selasa, 19 Agustus 2008

Pembantu Bintang Lima

A Rodhi Murtadho

Pembantu bintang lima. Sudah menjadi cita-cita Lina untuk menjadi pembantu. Sejak keinginan itu tebersit dalam benak. Berbagai usaha pun dilakukan untuk mewujudkannya. Belajar dari berbagai macam bacaan yang ada di sekolah. Magang langsung menjadi pembantu ataupun bergabung dalam organisasi masyarakat yang kerjanya membantu orang. Semua itu dilakukan untuk mencapai pangkat tertinggi pembantu. Bintang lima. Setara dengan jendral, pikirnya. Tentu saja akan menjadi terobosan baru dalam dunia karir perempuan.


Koran, majalah, radio, televisi, dan berbagai macam media memberitakan bencana yang sedang terjadi. Catatan jumlah korban dan kerugian. Terpampang begitu jelas. Total keseluruhan yang jelas makin bertambah.

Lina mengemasi peralatan pembantu yang ia gunakan. Perlengkapan yang selalu ia bawa setiap ingin membantu. Menjadi pembantu. Darah ‘O’ yang ia punyai. Sejumlah uang yang memenuhi tasnya. Beberapa koper pakaian bertumpuk. Buku pelajaran, buku bacaan buku tulis, dan alat tulis. Kardus-kardus berisi mie instan. Tenaganya juga dipersiapkan.

“Semua sudah masuk ke truk, Pak Marno?” tanya Lina pada sopir truk yang setia menemani.
“Siap Non, tapi…”
“Tapi apa pak?”

Kedua insan yang dipenuhi kegalauan terdiam terpaku. Mematung tak bergerak. Sejenak, Marno ingat truk yang akan dikendarai hampir tak bersolar. Bingung. Uang gajinya bulan ini dari mandor Parjo sudah diberikan kepada istrinya, Marini. Biasanya urusan solar selalu menjadi tanggung jawabnya. Walau sudah jelas kalau memang ada jatah dari mandor Parjo, ayah Lina.

“Tapi apa, Pak Marno?” memecah diam, “nanti sore kita harus berangkat. Kalau semua belum disiapkan, tentu keberangkatan kita bisa tertunda lama.”

“Sol…lar, Non.”
“Lho, bukankah sudah diberikan Ayah. Biasanya selalu begitu kan?”
“Be…betul, Non. Tapi uangnya sudah terlanjur sudah saya saya berikan istri saya untuk SPP anak-anak.”

Marno memang orang yang tak begitu berada. Kehidupan pas-pasan. Rumah kayu sedikit reot. Lantai tak berubin. Roda kelancaran hidup bergantung kepada mandor Parjo. Bekerja kepadanya sebagai sopir truk. Namun akhir-akhir ini harus menuruti perintah mandornya untuk menemani Lina. Keluar kota, bahkan keluar pulau untuk mengangkut segala kebutuhan yang diperlukan.

Lina mengambil beberapa lembar uang dari tasnya. Tak ada perintah berarti dari mulut Lina. Hanya diam. Namun isyarat Lina segera menggegaskan Marno untuk segera berangkat membeli solar. Lina masuk ke dalam rumah. Mengistirahatkan tubuhnya di kamar.

Lina terhenyak ketika tiba-tiba ia sudah sampai di lokasi bencana. Naluri pembantu yang ia punyai seakan musnah. Ia tak bisa menggerakkan dirinya. Kerumunan mayat dan puing-puing kesengsaraan terpampang. Ia merasakan darah golongan donor resepiennya muncrat keluar. Mencari lahan manusia yang kekeringan tak bergerak, tak tersadar. Darah yang ia persiapkan malayang mengitari air mata kesakitan.

“Marno, apa yang terjadi?” gumamnya lirih tak bertenaga. Tak juga ada jawaban dari Marno. Suaranya parau terkalahkan erangan dan isak tangis. Puji selalu ia panjatkan. Ia tak menemukan dirinya. Entah hilang ke mana dan menjadi apa. Tak peduli.

Detak jantung melayangkan pikirannya. Hembusan nafas memelintir otaknya. Bahkan mata yang nyalang dan ambisius redup dalam keremangan senja. Lina ingat bencana yang menimpa negeri. Mungkin sudah layak ia menggantikan jendral. Paling tidak kerjanya lebih cepat dari mereka yang hanya berpangku tangan.

“Saya akan menjadi pembantu bintang lima. Sebentar lagi setelah bencana ini. Paling tidak sudah 67 bencana yang telah saya bantu. Karir saya akan melonjak. Semua orang akan kenal saya sebagi dermawan. Dengan begitu para majikan nantinya akan berpikir seribu kali untuk menggaji saya rendah.”

“Saya tidak sepakat. Kamu ambil untung dari kejadian yang kuciptakan.”

Lina kaget. Matanya dibuka lebar mengawasi. Telinga ia tajamkan. Hidung pun mencari bau datangnya suara. Tangan meraba, mencari bentuk.

“Siapa kau?”
“Aku Bencana.”

Gerakan Lina semakin cepat. Menoleh kiri kanan. Tak mendapatkan siapa pun. Menghendus tak melewatkan anyir darah. Mungkin darah ini yang bicara, pikirnya. Tapi bagaimana? Mana mulutnya? Di mana otaknya?

“Hai Bencana! Kami sudah sulit untuk menciptakan tata keindahan. Mengapa kau selalu ciptakan kehancuran. Apa salah kami? Mengapa kau benci pada manusia?”

“Aku akan selalu membuat kehancuran dan bencana sebagai akibat dari pemanfaatan manusia kepada sesama manusia dan alam. Selalu mengambil keuntungan dari air mata dan darah saudara mereka.”

“Apa maksudmu.”

“Sebuah bencana,” diam sejenak, “memang ada penggalangan bantuan atas nama kemanusiaan. Tapi di balik itu demi nama mereka sendiri. Perjamuan makan di hotel berbintang untuk menggalang dana bagi bencana kelaparan. Nyanyian dan tarian untuk setiap bencana. Bahkan penceramah selalu berkoar mencari-cari siapa yang salah. Bukannya membantu tapi mementingkan nama dirinya dikenal orang lain. Apa itu bukan mencari keuntungan?”

Lina semakin bingung. Tak mengerti apa yang diucapkan oleh Bencana. Mengais-ngais segala ingatannya tentang bencana. Seluruh bencana. Apa yang ditimbulkannya. Untung dan rugi? Apa maksudnya? Semakin Lina bertanya pada apa yang ia sendiri tak mengerti.

“Ingat juga, kalau kamu mau bintang lima atau bintang berapa pun akan saya berikan. Akan saya timbulkan banyak bencana lagi. Dengan begitu kau akan semakin dikenal orang. Dermawan.”

“Tidak. Saya tidak mau.”

“Mengapa kau mesti berubah pikiran. Lakukanlah. Itu sudah menjadi cita-citamu. Menjadi pembantu bintang lima. Sampai majikan akan kalah kaya dengan pembantunya.”

Di kejauhan, Lina seperti melihat dirinya dan Rudi, pacarnya, yang ia tinggalkan demi mencapai cita-citanya. Kekasih yang menyayanginya dengan tulus. Tanpa pamrih. Ia meninggalkannya tanpa alasan yang kurang masuk akal. Demi menjadi pembantu.

“Maafkan saya, Mas, saya harus mewujudkan cita-cita,” Lina melihat dirinya di kejauhan berucap.

“Tidak! Tidak! Bukankah setiap orang akan menjadi pembantu. Sekretaris jadi pembantu direktur. Presiden pun akan jadi pembantu negara. Bahkan seluruh mandor dan majikan akan menjadi pembantu untuk kepentingannya.”

“Tapi saya harus punya predikat bintang lima sampai orang akan segan. Menundukkan kepala setiap berpapasan dengan saya.”

Lina terheran-hern bisa melihat dirinya dan Rudi bercakap-cakap di kejauhan. Bagaimana mungkin dirinya ada dua. Siapa sebenarnya orang yang mirip dirinya.

Sejenak Lina terdiam. Ia kembali kepada lautan mayat. Hamparan kepedihan. Serakan darah. Pikiran yang tertumpah nyaris sia-sia ditelan bencana. Menyanjung segala yang tersisa walau terisak kehilangan.

“Non, kita sudah sampai Sleman. Hampir sampai rumah,” seperti suara Marno mengingatkan.

Lina tergeragap. Pancaran mata yang tak bertuju. Degup jantung tak normal. Cepat. Tersengal-sengal nafas dalam guncangan diri. Pakaiannya basah dengan segala peluh. Asam. Parfum yang sempat ia cipratkan tadi pagi terbuai dalam setiap angin yang menyapa tubuhnya.

“Aku tak butuh bintang lima,” gumam Lina pelan, benar-benar lirih. Mewanti-wanti dirinya agar tak terjebak dalam kubangan kesalahan yang kerap dilakukan atas nama kemanusiaan.

Waktu sudah mengalahkan siang. Matahari sudah lelah dengan panasnya. Meredup di ufuk barat. Sore hari. Sayu-sayu sinar menentramkan. Lina terbangun dari tidurnya dan langsung menemui Marno.

“Marno, jika nanti ada wartawan tanya, jangan dijawab. Jika ada kamera merekam cepat menghindar. Jangan sampai apa yang kita berikan dan lakukan ini tersiar bangga di masyarakat,” ucap Lina pada Marno.

“Eh…bukankah…”

“Tidak,” potong Lina, “kita di sana nanti untuk membantu bukan mencari keuntungan. Lupakan cita-cita saya untuk menjadi pembantu bintang lima. Aku tak perlu lagi. Saya pun sudah berniat berhenti mewujudkan cita-cita itu. Sekarang saya hanya ingin membantu saudara tanpa pamrih.”

Marno makin tak paham yang diucapkan majikan kecil. Sebelumnya Marno malah disuruh mengekspose besar-besaran kegiatan kemanusiaan kepada wartawan. Membicarakan kepada seluruh korban tentang sumbangan yang diberikan. Bahkan kegiatan-kegiatan atas nama kemanusiaan harus dirinci setepat-tepatnya.

“Bencana, saya tidak akan membiarkan pengambilan untung atas nama kemanusiaan. Saya akan memulai dari diri saya, kawan saya, tetangga-tetangga. Kami akan tulus menolong mereka, saudara-saudara yang kau celakai. Yang kau jadikan mereka melarat. Berenang dalam kolam air mata. Tangis yang sudah bercampur darah, air mata, peluh, dan nanah,” Lina berucap pada dirinya.

Truk sudah menunggu. Sore yang telah direncanakan membuat tergesa. Lina masih berada di rumah tapi bencana mulai anyir tercium. Erangannya makin keras. Wujudnya makin jelas di mata Lina. Tangannya pun mulai merasakan kehangatan suhu bentuknya. Kasar. Lina meronta keras. Mengurungkan langkahnya menuju truk. Segera ia mendekati Parjo, ayahnya, yang jatuh tersungkur. Setiap langkah ia gunakan untuk memapah ayahnya yang sudah lemas. Belum sempat keluar rumah, Lina sudah tertimpa atap rumah yang ambruk.

Semilir angin tak menadakan apapun. Keriangan asap mulai berpesta di antara rumah. Melalap semua. Marno hanya terpaku menyaksikan dari kejauhan. Tak ada sempat langkah untuk menolong. Marno hanya mendengar jerit tangis majikan-majikannya. Marno tak bisa berhenti memikirkan. Baru akan mewujudkan ketulusan niat untuk membantu saudara jauh yang tertimpa bencana. Namun bencana sudah memeluk erat Lina dan keluarganya.

Marno semakin cemas. Tak memiliki majikan tentu tak akan memiliki pekerjaan. Tentu juga tak memiliki penghasilan. Marno terus memikirkan cara menghidupi keluarga tanpa majikan. Tak juga ditemukan cara. Marno berlari ke tengah bara api dengan solar berada di tangan. Menyusul majikannya.

Lamongan, 6 Juni 2006

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Alexander A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Dahana A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.C. Andre Tanama A.J. Susmana A.S. Laksana A’an Jindan AS Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Rauf Singkil Abdul Walid Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adek Alwi Adhi Pandoyo Adhitia Armitrianto Adhy Rical Adi Faridh Adian Husaini Adin Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrizas Adu Pesona Sang Wakil Presiden RI AF. Tuasikal Afri Meldam Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agit Yogi Subandi Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Rakasiwi Agus Sulton Agus Wibowo Agus Wirawan Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ah. Atok Illah Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Anshori Ahmad Damanik Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Hasan MS Ahmad Jauhari Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad S. Zahari Ahmad Syafii Maarif Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fiah Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Siddiq Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al-Fairish Al-Ma'ruf I Al-Ma'ruf II Alang Khoiruddin Albert Camus Ali Mahmudi Ch Alia Swastika Alvi Puspita Alvin Amien Wangsitalaja Aminah Aming Aminoedhin Ana Mustamin Anam Rahus Anas AG Andhi Setyo Wibowo Andi Gunawan Andry Deblenk Angela Anggie Melianna Anindita S. Thayf Anis Ceha Anitya Wahdini Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anugerah Ronggowarsito Anwar Nuris Aprillia Ika Arida Fadrus Aridus Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Ariel Heryanto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Arwan Aryo Wisanggeni Aryo Wisanggeni Gentong AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Ashadi Ik Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asro Kamal Rokan Astrid Reza Asvi Warman Adam Atafras Atok Witono Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azwar Nazir Baca Puisi Badrus Siroj Bahrul Ulum A. Malik Balada Bambang kempling Bambang Riyanto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berita Utama Bernando J. Sujibto Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Bre Redana Brunel University Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Jay Utomo Budi P. Hatees Budi Palopo Budi Setyarso Budi Sp. Indrajati Budiman S. Hartoyo Budiman Sudjatmiko Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Choirul Rikzqa Christian Heru Cahyo Saputro Cover Buku D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dadang Widjanarko Damiri Mahmud Dani Fuadhillah Daniel Paranamesa Darju Prasetya Dati Wahyuni Dawet Jabung Ponorogo Dedykalee Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Deshinta Arofah Dewi Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan Dewi Anggraeni Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Didik Kusbiantoro Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dorothea Rosa Herliany Dr Andi Irawan Dr Siti Muti’ah Setiawati Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Drs. Solihin Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddi Koben Edeng Syamsul Ma’arif Edy Apriyanto Sudiyono Edy Firmansyah Edy Susanto Efri Ritonga EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hartono Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elita Sitorini Elly Trisnawati Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Em. Syuhada' Emha Ainun Nadjib Encep Abdullah Eni Sulistiyawati Eny Rose Esai Ester Lince Napitupulu Etik Widya Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathan Mubarak Fathul Qodir Fathul Qorib Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Seni Surabaya 2011 Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fikri. MS Fiqih Arfani Firman Daeva Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Forum Santri Nasional (FSN) Free Hearty Galuh Tulus Utama Gandis Uka Ganug Nugroho Adi Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gendut Riyanto Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Pratama Glenn Fredly Goenawan Mohamad Golput Gombloh Gombloh (1948 – 1988) Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Hadi Napster Hafis Azhari Halim HD Halimi Zuhdy Hamid Dabashi Han Gagas Hardi Hamzah Hari Prasetyo Haris Del Hakim Haris Saputra Hary B Kori’un Hasan Basri Marwah Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Hendro Situmorang Henri Nurcahyo Henry H Loupias Hera Khaerani Heri CS Heri Kris Heri Latief Heri Listianto Herman RN Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Kuntoyo Heru Kurniawan Hikmat Darmawan Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humaidi Humam S Chudori I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I. B. Putera Manuaba IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ichwan Prasetyo Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Munadjat Imam Nawawi Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Herdiana Imron Arlado Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indigo Art Space Madiun Indra Tjahyadi Indrian Koto Ingki Rinaldi Iqmal Tahir Is Faridatul Arifah Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Isra’ Mi’raj Iswadi Pratama Iswara N Raditya Iva Titin Shovia Iwan Awaluddin Yusuf Iwan Gunadi J. Sumardianta Jamrin Abubakar Jansen Sinamo Janu Jolang Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jemie Simatupang Jenny Ang Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jl Simo Jo Batara Surya Jodhi Yudono Joko Budhiarto Joko Sadewo Joko Sandur Joko Widodo Jones Gultom Joni Ariadinata Joresan Mlarak Ponorogo Joseph E. Stiglitz Jual Buku Paket Hemat Junus Satrio Jurnalisme Sastra K. Hirzuddin Hasbullah K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.H. Masrikhan Asy'ari K.H. Mudzakir Ma'ruf Kadjie MM Kajian Kitab Nashoihul 'Ibad Kang Daniel Karanggeneng Kartika Foundation Kasanwikrama Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kekal Hamdani Kemah Budaya Panturan (KBP) Kesenian KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Anwar Khoirul Inayah Khoirul Naim Khoirul Rosyadi Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Puisi Suluk Berahi karya Gampang Prawoto Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Koko Sudarsono Komaruddin Hidayat Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopuisi Korban Gempa di Lombok Kospela KPRI IKMAL Lamongan Kris Razianto Mada Kritik Sastra Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kusni Kasdut Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto Lagu Laili Rahmawati Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Latif Fianto Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Listiyono Santoso Liya Izzatul Iffah Liza Wahyuninto Lucky Aditya Ramadhan Ludruk Jawa Timur Lukisan Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lustantini Septiningsih Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Ismail M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Iqbal Dawami M. Irfan Hidayatullah M. Latief M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Mushthafa M. Riza Fahlevi M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Maghfur Munif Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahwi Air Tawar Majelis Ulama Indonesia Makalah Tinjauan Ilmiah Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mantan Pastur Hafidz Al-Qur'an Maqhia Nisima Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Marjohan Marsel Robot Martin Aleida Martin Hatch Marwan Ja'far Marwita Oktaviana Marzuki Mustamar Mashuri Masjid Tegalsari di Pesantren Gerbang Tinatar Masuki M. Astro Matroni el-Moezany Matroni Muserang Max Arifin Maya Handhini Mbah Kalbakal Medco Media Jawa Timur Medri Osno Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Misbahul Huda Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh Samsul Arifin Moh. Ghufron Cholid Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Mts Putra-Putri Simo-Sungelebak Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ghannoe Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Rain Muhammad Taufik Muhammad Yasir Muhammad Zia Ulhaq Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukhsin Amar Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Mun'im Sirry Muntamah Cendani Museum Bikon Blewut Ledalero Musfarayani Musfi Efrizal Musyayana Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nabi Adam Nanang Fahrudin Nandang Darana Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Ni Luh Made Pertiwi F Nindya Herdianti Ninin Nurzalina Wati Nitis Sahpeni Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noorsam Noval Jubbek Novel Pekik Novianti Setuningsih Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nur Hamzah Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nuswantoro Nyimas Nyoman Tingkat Obrolan Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Opini Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Pameran Seni Rupa Panda MT Siallagan Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit SastraSewu Penerbitan dan Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Pengajian Pengetahuan Perang Peringatan Hari Pahlawan 10 November Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pesantren Kampung Inggris Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Petrik Matanasi Pilang Tejoasri Laren Lamongan Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pilkada Piramid Giza Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pradana Boy ZTF Pradaningrum Mijarto Pramoedya Ananta Toer Prih Prawesti Febriani Pringadi AS Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Hartanto Puji Santosa Puput Amiranti N Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Satria Kusuma Putu Setia Putu Wijaya R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.Ng. Ronggowarsito Rabdul Rohim Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sazaly Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Rengga AP Reni Lismawati Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Rieke Diah Pitaloka Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rizka Halida Rizky Putri Pratimi Robin Al Kautsar Rocky Gerung Rodli TL Rofiqi Hasan Rohmad Hadiwijoyo Rohmah Maulidia Rohman Abdullah Rojiful Mamduh Rosdiansyah Rosi Rosidi Roso Titi Sarkoro Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rumah Literasi Rx King Motor S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Saifur Rohman Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Sardono W Kusumo Sartika Sari Sarworo Sp Sastra Facebook Satmoko Budi Santoso Satrio Lintang Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Savidapius Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Sejarah Sekolah Literasi Gratis SelaSAstra Boenga Ketjil SelaSAstra Boenga Ketjil #23 SelaSAstra Boenga Ketjil #24 Seni Ambeng Ponorogo Senirupa Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Shofiyatuz Zahroh Shohebul Umam JR Sholihul Huda Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Silfia Hanani Sindu Putra Sita Planasari Aquadini Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Hadi Purnomo Soediro Satoto Soegiharto Soeprijadi Tomodihardjo Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Igustin Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Sriyanto Danoesiswoyo Stefanus P. Elu Stevani Elisabeth STKIP PGRI Ponorogo Student Center Kampus ISI Yogyakarta Subagio Sastrowardoyo Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Ariyadi Sukitman Sumenep Sumiati Anastasia Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungelebak Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Suyadi San Syafrizal Sahrun Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syamsul Rizal Syi'ir Syifa Amori Syifa Aulia T.A. Sakti Tajuddin Noor Ganie Tamrin Bey dan Robin Al Kautsar TanahmeraH ArtSpace Tarpin A. Nasri Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Roda UNISDA Lamongan Teater Sakalintang Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tawon Teater Tewol Teguh LR Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Teori Darwin Teori Fisika Hawking Tgk Abdullah Lam U Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute Theresia Purbandini Thomas Koten Tien Rostini Timur Arif Riyadi Tjahjono Widarmanto Tjut Zakiyah Anshari Toeti Adhitama Tosa Poetra Tri Andhi S Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Tutut Herlina Ucu Agustin Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Uniawati Unieq Awien Universitas Jember Usman Arrumy Ustadz Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Vassilisa Agata Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Video Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vita Devi Ajeng Pratiwi W. Haryanto W.S. Rendra Wakos R. Gautama Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Suryandoko William Shakespeare Wisnu Kisawa Wiwik Widiyati Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yayat R. Cipasang Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yulianto Yuliawati Yunanto Sutyastomo Yunus Supriyanto Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf AN Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Yuyuk Sugarman Z. Mustopa Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zarra Martsella Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zen Hae Zii Zuhdi Swt