Sabtu, 02 Desember 2017

Sastra dan Biografi Kekuasaan Raja-raja Nusantara

Fathan Mubarak *
Radar Cirebon, 19 Sep 2017

KERAJAAN-kerajaan di dunia lahir dan dibesarkan oleh sastra. Bentangan sejarah politik dari jaman Mesir Kuno di Afrika hingga Mataram di Solo dan Jogja, senantiasa mempertontonkan silang sengkarut suksesi dan legitimasi. Di sana, kekuasaan seperti sebuah kubah yang berdiri di puncak bangunan sistem kepercayaan setiap masyarakatnya. Dan perjumpaan teks-teks kekuasaan dengan mereka yang dikuasai, hingga bagaimana teks masuk dan memengaruhi, semua ”diurus” oleh sastra.

Ada banyak sekali teori legitimasi. Di zaman feodal, kekuasaan pertama-tama bersandar pada yang di luar sejarah: Tuhan, dewa-dewa, benda pusaka, lelembut dan segala yang bersifat supra materi. Seorang raja harus yang bukan ”manusia biasa”. Penguasaan militer hanyalah hardware yang membutuhkan perangkat lunak berupa penaklukan kesadaran publik agar tercipta kepatuhrelaan.

Di pedalaman hutan Amerika Tengah, suku Maya dipimpin seorang kepala yang terkoneksi dengan roh-roh yang bergentayangan dalam sastra lisan para tetua. Di Mesir, unit-unit politik kecil semacam itu dilebur dalam sistem monarki Menes yang merupakan titisan Dewa Osiris. Kekuasaan Firaun bertumpu pada sebuah legenda tentang kematian Osiris oleh Set, dan Horus sebagai anak Osiris membalaskan dendamnya.

Dalam egyptology, Firaun adalah Horus, Tuhan bagi bangsa Mesir. Tidak hanya sastra lisan, legenda Horus terdokumentasi dengan baik dalam tembikar dan dinding-dinding piramid. Akar sejarah kekuasaan di Yunani klasik juga dibentuk oleh legenda dan mitologi-mitologi. Keduanya menjadi tema dari sastra lisan yang berkembang dan banyak dituliskan dalam syair-syair kepahlawanan.

Maka, jagat nusantara mengenal legenda, cerita rakyat, babad, hikayat, kronik, dan sederet karya sastra di mana para penguasa menumpukan kekuasaannya pada itu. CC Berg, seorang profesor kenamaan dari Universitas Leiden, menggarisbawahi beberapa hal yang menjadi karakteristik pokok dari karya-karya sastra kuno yang belakangan oleh sebagian kalangan disebut sebagai historiografi tradisional.

Dalam karya-karya sastra kuno, kesaktian ditempatkan sebagai titik sentral di mana berbagai peristiwa alam termasuk yang menyangkut kehidupan manusia berpangkal. Penjelasan-penjelasannya juga beranjak dari kepercayaan akan klasifikasi magis yang memengaruhi segala sesuatu. Bisa mahluk hidup, benda mati, baik bagi pengertian-pengertian yang dibentuk dalam akal manusia maupun sifat-sifat yang terdapat dalam materi.

Dengan begitu, penghubungan antarsesuatu yang sebetulnya nonsense, dapat ditarik dengan gampang. Hal lainnya adalah bahwa kebanyakan tokoh dalam historiografi tradisional tidak lain para pelaku magisme itu sendiri.

Para pujangga keraton sebagai kaum cerdik pandai, kreator ulung, dikenai tanggung jawab itu. Ia ditugasi membuat komunikasi politik dengan publik lewat karya tulis yang berideologi istana-sentris dan bergenre religiomagis.

Keagungan dan kesakralan raja menjadi tema yang terus dikonstruksi dalam dunia kreatif para pujangga. Mitologisasi pun terjadi. Dan, sejarah membuktikan betapa cara tersebut cukup mangkus menanamkan kepatuhan massa.

Misalnya kitab Arjunawiwaha yang ditulis Mpu Kanwa atas titah raja Erlangga. Kitab ini menjadi satu dari sederet panjang di mana seorang raja melegitimasi kekuasaannya melalui penulisan karya sastra. Lewat kitab Arjunawiwaha, orang jadi ”tahu” bahwa Erlangga adalah raja digdaya—bak Arjuna, ia tak terkalahkan oleh musuh-musuhnya.

Kita juga bisa menyebut Babad Sultan Agung. Babad ini diawali dengan pengetengahan kehebatan Sultan Agung dalam penaklukan Palembang.

Tersebutlah bahwa Sultan Agung memiliki segudang kesaktian yang salah satunya dalam sekejap bisa pergi ke mana suka. Sultan Agung juga bisa melangsungkan pertemuan bahkan dengan tokoh-tokoh pewayangan seperti Semar dan Arjuna. Sultan Agung sendiri mewarisi kerajaan yang sejak awal pembentukannya, pertama-tama dikukuhkan oleh sebuah fiksi yang masih populer hingga hari ini.

Pada awal paruh kedua abad enam belas, Mitos Ratu Kidul yang sudah dikenal lama oleh masyarakat Jawa dan Sunda dimanfaatkan Panembahan Senopati untuk melegitimasi kerajaannya. Kitab Babad Tanah Jawi dan serat Wedotomo menyebutkan, penguasa laut selatan, Kanjeng Ratu Kidul, menjadi istri dan sekutu pendiri Mataram juga generasi-generasi penerusnya. Hal tersebut mengingatkan kita pada Babad Lombok di mana raja Khmer dan raja Bima mengawini putri naga demi kesuburan negerinya.

Kekuasaan raja-raja juga dikukuhkan karya-karya sastra yang mengisahkan asal-usul dan genealogi penguasa. Contoh bagus dalam hal ini kita dapati pada Babad Tanah Jawi. Babad yang ditulis Carik Braja atas perintah Sunan Paku Buwono III tersebut mengisahkan garis keturunan raja-raja cikal bakal kerajaan Mataram. Melintasi nenek moyang Mataram Islam, raja-raja Hindu Jawa, para nabi, hingga ke Adam yang pernah bermukim di surga.

Menaut-nautkan diri dengan para pembesar dan orang-orang suci tentu suatu ideologi. Perpaduan keduaanya sangat efektif melahirkan pengakuan massa: nasab para pembesar terjelaskan dalam teori politik ingatan, sedang nasab para nabi, mengingat Islam sudah menjadi mayoritas, terjelaskan dalam teori politik identitas.

Dalam hal ini, periodesasi-periodesasi tidak berlaku. Di Cirebon sendiri yang notabene dipimpin seorang wali, karya sastra tak lepas dari misi mitologisasi. Dalam babad Tanah Sunda dan Babad Cirebon, tokoh Sunan Gunung Jati digambarkan sebagai wali yang sakti mandraguna.

Sunan Gunung Jati pernah melakukan perjalanan Mesir-Jawa yang hanya ditempuh dengan berjalan kaki di atas air laut. Ia juga bisa mengubah pohon menjadi emas. Bisa mengubah bokor menjadi bayi. Dan Sunan Gunung Jati yang luar biasa sakti itu konon pernah mikraj bersama nabi Khidir menembus tujuh lapis langit.

Jika Pakubuwono III mendaraskan nasabnya pada para nabi, Sunan Gunung Jati justru meet up dan menerima wasiat langsung dari mereka. Ia bertemu dengan Nabi Isa, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Adam dan empat malaikat yang masing-masing memberinya nama.

Di langit lapis tujuh, sang Sunan bertemu dengan nabi Muhammad lalu dihadiahi sebuah jubah. Sampai saat mikraj Sunan Gunung Jati berakhir di puncak Masjid Sungsang dan ia kembali ke Cirebon dengan mengenakan cincin pemberian Nabi Sulaiman

Namun, tidak ada bukti bahwa Sunan Gunung Jati memerintahkan para pujangga untuk membuat puja sastra tentang dirinya. Karya-karya sastra yang mendewa-dewakan Sunan Gunung Jati justru ditulis para penerusnya seabad lebih setelah kematiannya.

Kepentingan legitimasi semacam ini bisa kita lihat juga dari selisih isi antara naskah Pararaton dan Negarakertagama saat keduanya membicarakan Ken Arok. Dalam kitab Pararaton, Ken Arok disebutkan lahir di desa Pangkur, dari pasangan Ken Endok dan Gajah Para.

Mereka seorang petani. Ketika Gajah Para tengah di sawah, di semak belukar sebuah kebun, Ken Endok ditemui Dewa Brahma. Peristiwa tersebut membuat Ken Endok tiba-tiba mengandung dan Gajah Para meninggal dunia.

Ken Arok pun lahir dan tumbuh sebagai bocah yang dikenal nakal. Ia kerap mencuri dan berjudi sabung ayam. Bahkan saat dewasa, tidak hanya mencuri, tapi juga sampai membunuh, merampok dan memperkosa—Ken Arok seorang gali.

Namun dalam teks Negarakertagama, teks yang ditulis oleh penguasa Majapahit yang mengklaim sebagai keturunan dari wangsa Rajasa, Ken Arok dikisahkan agung tanpa cela. Ken Arok disebut-sebut sebagai Raja Perwira Yudha Putra Girinatha yang lahir di dunia tanpa bunda.

Semua orang bersujud di kakinya sebagai tanda bukti akan ketaatan dan kepatuhan serta kebesaran raja. Ken Arok yang sejak memerdekakan Tumapel dari Panjalu bergelar Ranggah Rajasa itu, dilukiskan sebagai seorang penggempur musuh dan pahlawan bijaksana.

Legitimasi yang sudah diberikan sastra tidak hanya berlaku di jamannya. Sebab karya-karya sastra kuno, memungkinkan kita yang hidup di hari ini bersentuhan dengan banyak sekali simbol keagungan dan kebesaran para raja di masa lalu.

Terlepas dari apakah informasi-informasi tersebut kandas di tengah rasionalitas jaman atau terus memanjang dalam waktu—sebagaimaan dapat kita temui dengan mudah di pelosok-pelosok kota di republik ini, namun jelas bahwa keraton-keraton se-nusantara telah berhutang banyak pada sastra. Dalam perspektif inilah saya melihat Festival Keraton Nusantara 2017 yang hari ini masih berlangsung.

FKN secara resmi berlangsung lima hari dengan dihadiri 50 keraton peserta, 100 keraton peninjau dan sekitar 10 ribu kepala sebagai penggembira. Keraton Kasepuhan sebagai tuan rumah sendiri konon menyediakan 5 ribu kamar selama 1 minggu untuk menampung para tamu.

Berbagai macam event dan acara digelar. Mulai dari pameran pusaka, musyawarah raja-raja, arak-arakan, hingga lomba senam. Namun dalam lima hari yang padat acara tersebut, 5 hari yang penuh euforia dan gegap gempita tersebut, saya tidak melihat sastra meski cuma batang hidungnya. Ini menarik. Bukan karena saya pegiat sastra, namun karena saya tahu, keraton-keraton se-nusantara memang telah berhutang banyak pada sastra.

Alhasil, FKN tampak seperti parade lupa. Sebuah parade tanpa percakapan yang intim, dalam, bermartabat, dan menyehatkan pikiran. Bagaimana mungkin kekuasaan-kekuasaan yang lahir dan dibesarkan oleh sastra, dalam resepsi akbarnya justru mengabaikan sastra. Tanpa bermaksud apa-apa, namun FKN kali ini memang tampak seperti potongan puisi Lupa yang ditulis penyair Joko Pinurbo di Jogja sana:

Musuh utama lupa ialah kapan.
Teman terbaik lupa ialah kapan-kapan.
Kapan dan kapan-kapan ternyata sering kompak juga.

Namun saya percaya, lupa pun ada batasnya. Pada suatu ketika di suatu masa, sebuah jaman yang limbung, zaman yang chaos nilai dan mangmung, akan mengangkat tangan dan memohon sedekah agem-agem dari sastra—sebagaimana sebagian masyarakat Surakarta pernah merasa terselamatkan oleh petatah-petitih pujangga Ronggowarsito. Sebab lupa, mengutip baris terakhir puisi di atas, hanyalah mata waktu yang tidur sementara.

*) Fathan Mubarak, hamba Allah, tinggal di Rumah Kertas
http://www.radarcirebon.com/sastra-dan-biografi-kekuasaan-raja-raja-nusantara.html

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Alexander A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Dahana A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.C. Andre Tanama A.J. Susmana A.S. Laksana A’an Jindan AS Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Rauf Singkil Abdul Walid Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adek Alwi Adhi Pandoyo Adhitia Armitrianto Adhy Rical Adi Faridh Adian Husaini Adin Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrizas Adu Pesona Sang Wakil Presiden RI AF. Tuasikal Afri Meldam Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agit Yogi Subandi Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Rakasiwi Agus Sulton Agus Wibowo Agus Wirawan Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ah. Atok Illah Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Anshori Ahmad Damanik Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Hasan MS Ahmad Jauhari Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad S. Zahari Ahmad Syafii Maarif Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fiah Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Siddiq Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al-Fairish Al-Ma'ruf I Al-Ma'ruf II Alang Khoiruddin Albert Camus Ali Mahmudi Ch Alia Swastika Alvi Puspita Alvin Amien Wangsitalaja Aminah Aming Aminoedhin Ana Mustamin Anam Rahus Anas AG Andhi Setyo Wibowo Andi Gunawan Andry Deblenk Angela Anggie Melianna Anindita S. Thayf Anis Ceha Anitya Wahdini Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anugerah Ronggowarsito Anwar Nuris Aprillia Ika Arida Fadrus Aridus Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Ariel Heryanto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Arwan Aryo Wisanggeni Aryo Wisanggeni Gentong AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Ashadi Ik Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asro Kamal Rokan Astrid Reza Asvi Warman Adam Atafras Atok Witono Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azwar Nazir Baca Puisi Badrus Siroj Bahrul Ulum A. Malik Balada Bambang kempling Bambang Riyanto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berita Utama Bernando J. Sujibto Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Bre Redana Brunel University Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Jay Utomo Budi P. Hatees Budi Palopo Budi Setyarso Budi Sp. Indrajati Budiman S. Hartoyo Budiman Sudjatmiko Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Choirul Rikzqa Christian Heru Cahyo Saputro Cover Buku D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dadang Widjanarko Damiri Mahmud Dani Fuadhillah Daniel Paranamesa Darju Prasetya Dati Wahyuni Dawet Jabung Ponorogo Dedykalee Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Deshinta Arofah Dewi Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan Dewi Anggraeni Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Didik Kusbiantoro Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dorothea Rosa Herliany Dr Andi Irawan Dr Siti Muti’ah Setiawati Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Drs. Solihin Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddi Koben Edeng Syamsul Ma’arif Edy Apriyanto Sudiyono Edy Firmansyah Edy Susanto Efri Ritonga EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hartono Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elita Sitorini Elly Trisnawati Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Em. Syuhada' Emha Ainun Nadjib Encep Abdullah Eni Sulistiyawati Eny Rose Esai Ester Lince Napitupulu Etik Widya Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathan Mubarak Fathul Qodir Fathul Qorib Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Seni Surabaya 2011 Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fikri. MS Fiqih Arfani Firman Daeva Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Forum Santri Nasional (FSN) Free Hearty Galuh Tulus Utama Gandis Uka Ganug Nugroho Adi Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gendut Riyanto Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Pratama Glenn Fredly Goenawan Mohamad Golput Gombloh Gombloh (1948 – 1988) Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Hadi Napster Hafis Azhari Halim HD Halimi Zuhdy Hamid Dabashi Han Gagas Hardi Hamzah Hari Prasetyo Haris Del Hakim Haris Saputra Hary B Kori’un Hasan Basri Marwah Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Hendro Situmorang Henri Nurcahyo Henry H Loupias Hera Khaerani Heri CS Heri Kris Heri Latief Heri Listianto Herman RN Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Kuntoyo Heru Kurniawan Hikmat Darmawan Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humaidi Humam S Chudori I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I. B. Putera Manuaba IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ichwan Prasetyo Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Munadjat Imam Nawawi Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Herdiana Imron Arlado Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indigo Art Space Madiun Indra Tjahyadi Indrian Koto Ingki Rinaldi Iqmal Tahir Is Faridatul Arifah Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Isra’ Mi’raj Iswadi Pratama Iswara N Raditya Iva Titin Shovia Iwan Awaluddin Yusuf Iwan Gunadi J. Sumardianta Jamrin Abubakar Jansen Sinamo Janu Jolang Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jemie Simatupang Jenny Ang Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jl Simo Jo Batara Surya Jodhi Yudono Joko Budhiarto Joko Sadewo Joko Sandur Joko Widodo Jones Gultom Joni Ariadinata Joresan Mlarak Ponorogo Joseph E. Stiglitz Jual Buku Paket Hemat Junus Satrio Jurnalisme Sastra K. Hirzuddin Hasbullah K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.H. Masrikhan Asy'ari K.H. Mudzakir Ma'ruf Kadjie MM Kajian Kitab Nashoihul 'Ibad Kang Daniel Karanggeneng Kartika Foundation Kasanwikrama Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kekal Hamdani Kemah Budaya Panturan (KBP) Kesenian KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Anwar Khoirul Inayah Khoirul Naim Khoirul Rosyadi Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Puisi Suluk Berahi karya Gampang Prawoto Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Koko Sudarsono Komaruddin Hidayat Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopuisi Korban Gempa di Lombok Kospela KPRI IKMAL Lamongan Kris Razianto Mada Kritik Sastra Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kusni Kasdut Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto Lagu Laili Rahmawati Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Latif Fianto Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Listiyono Santoso Liya Izzatul Iffah Liza Wahyuninto Lucky Aditya Ramadhan Ludruk Jawa Timur Lukisan Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lustantini Septiningsih Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Ismail M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Iqbal Dawami M. Irfan Hidayatullah M. Latief M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Mushthafa M. Riza Fahlevi M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Maghfur Munif Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahwi Air Tawar Majelis Ulama Indonesia Makalah Tinjauan Ilmiah Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mantan Pastur Hafidz Al-Qur'an Maqhia Nisima Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Marjohan Marsel Robot Martin Aleida Martin Hatch Marwan Ja'far Marwita Oktaviana Marzuki Mustamar Mashuri Masjid Tegalsari di Pesantren Gerbang Tinatar Masuki M. Astro Matroni el-Moezany Matroni Muserang Max Arifin Maya Handhini Mbah Kalbakal Medco Media Jawa Timur Medri Osno Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Misbahul Huda Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh Samsul Arifin Moh. Ghufron Cholid Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Mts Putra-Putri Simo-Sungelebak Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ghannoe Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Rain Muhammad Taufik Muhammad Yasir Muhammad Zia Ulhaq Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukhsin Amar Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Mun'im Sirry Muntamah Cendani Museum Bikon Blewut Ledalero Musfarayani Musfi Efrizal Musyayana Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nabi Adam Nanang Fahrudin Nandang Darana Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Ni Luh Made Pertiwi F Nindya Herdianti Ninin Nurzalina Wati Nitis Sahpeni Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noorsam Noval Jubbek Novel Pekik Novianti Setuningsih Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nur Hamzah Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nuswantoro Nyimas Nyoman Tingkat Obrolan Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Opini Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Pameran Seni Rupa Panda MT Siallagan Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit SastraSewu Penerbitan dan Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Pengajian Pengetahuan Perang Peringatan Hari Pahlawan 10 November Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pesantren Kampung Inggris Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Petrik Matanasi Pilang Tejoasri Laren Lamongan Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pilkada Piramid Giza Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pradana Boy ZTF Pradaningrum Mijarto Pramoedya Ananta Toer Prih Prawesti Febriani Pringadi AS Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Hartanto Puji Santosa Puput Amiranti N Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Satria Kusuma Putu Setia Putu Wijaya R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.Ng. Ronggowarsito Rabdul Rohim Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sazaly Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Rengga AP Reni Lismawati Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Rieke Diah Pitaloka Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rizka Halida Rizky Putri Pratimi Robin Al Kautsar Rocky Gerung Rodli TL Rofiqi Hasan Rohmad Hadiwijoyo Rohmah Maulidia Rohman Abdullah Rojiful Mamduh Rosdiansyah Rosi Rosidi Roso Titi Sarkoro Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rumah Literasi Rx King Motor S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Saifur Rohman Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Sardono W Kusumo Sartika Sari Sarworo Sp Sastra Facebook Satmoko Budi Santoso Satrio Lintang Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Savidapius Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Sejarah Sekolah Literasi Gratis SelaSAstra Boenga Ketjil SelaSAstra Boenga Ketjil #23 SelaSAstra Boenga Ketjil #24 Seni Ambeng Ponorogo Senirupa Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Shofiyatuz Zahroh Shohebul Umam JR Sholihul Huda Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Silfia Hanani Sindu Putra Sita Planasari Aquadini Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Hadi Purnomo Soediro Satoto Soegiharto Soeprijadi Tomodihardjo Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Igustin Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Sriyanto Danoesiswoyo Stefanus P. Elu Stevani Elisabeth STKIP PGRI Ponorogo Student Center Kampus ISI Yogyakarta Subagio Sastrowardoyo Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Ariyadi Sukitman Sumenep Sumiati Anastasia Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungelebak Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Suyadi San Syafrizal Sahrun Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syamsul Rizal Syi'ir Syifa Amori Syifa Aulia T.A. Sakti Tajuddin Noor Ganie Tamrin Bey dan Robin Al Kautsar TanahmeraH ArtSpace Tarpin A. Nasri Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Roda UNISDA Lamongan Teater Sakalintang Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tawon Teater Tewol Teguh LR Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Teori Darwin Teori Fisika Hawking Tgk Abdullah Lam U Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute Theresia Purbandini Thomas Koten Tien Rostini Timur Arif Riyadi Tjahjono Widarmanto Tjut Zakiyah Anshari Toeti Adhitama Tosa Poetra Tri Andhi S Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Tutut Herlina Ucu Agustin Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Uniawati Unieq Awien Universitas Jember Usman Arrumy Ustadz Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Vassilisa Agata Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Video Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vita Devi Ajeng Pratiwi W. Haryanto W.S. Rendra Wakos R. Gautama Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Suryandoko William Shakespeare Wisnu Kisawa Wiwik Widiyati Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yayat R. Cipasang Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yulianto Yuliawati Yunanto Sutyastomo Yunus Supriyanto Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf AN Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Yuyuk Sugarman Z. Mustopa Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zarra Martsella Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zen Hae Zii Zuhdi Swt