beritametro.co.i
Dalam upaya membangkitkan kembali gairah sastra di Lamongan, Dewan Kesenian Lamongan (DKL) menggelar bedah buku dan diskusi sastra di lantai dasar Plaza Lamongan, Minggu (29/11).
Acara bedah buku yang bertemakan ‘Membaca Cerita Menulis Kisah’ tersebut dihadiri sekitar 100 pengunjung dari berbagai kalangan. Mulai dari pelajar, mahasiswa, guru, dosen dan para sastrawan yang ada di Lamongan.
Dalam kegiatan tersebut juga mendatangkan beberapa nara sumber yakni Dr Sariban selaku pembawa antalogi cerpen, Dr Ahmad Syauqi Sumbawi selaku pembawa antologi puisi patungan. Dalam acara tersebut juga diramaikan penampilan resital biola puisi oleh fileksi.
Tak ketinggalan musikalisasi puisi La Rose, folk ballad acoustik dari Benny, serta ada juga dramatic reading dari Bambang Kempling. Sariban menjelaskan bahwa sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta sastra yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman dari kata dasar sas yang berarti instruksi atau ajaran.
Sedangkan antologi secara harfiah diturunkan dari kata bahasa Yunani yang berarti karangan bunga atau kumpulan bunga adalah sebuah kumpulan dari karya-karya sastra. “Awalnya, definisi ini hanya mencakup kumpulan puisi (termasuk syair dan pantun) yang dicetak dalam satu volume. Namun, antologi juga dapat berarti kumpulan karya sastra lain seperti cerita pendek, novel pendek dan prosa,” jelas Sariban kepada pengunjung.
Sementara Saiful Anam, selaku panitia pada acara tersebut mengatakan bahwa dengan diselenggarakannya acara tersebut dapat mengembalikan eksistensi serta sebagai ajang berkumpul bagi para sastrawan dan seniman yang ada di Lamongan.
“Banyak Sastrawan asal Lamongan yang telah meraih prestasi di tingkat nasional. Pada 2014 lalu sastrawan Lamongan berhasi meraih juara tingkat nasional yang saat itu digelar di Jakarta,” katanya. (dwi/nun/zen/nov)
Dalam upaya membangkitkan kembali gairah sastra di Lamongan, Dewan Kesenian Lamongan (DKL) menggelar bedah buku dan diskusi sastra di lantai dasar Plaza Lamongan, Minggu (29/11).
Acara bedah buku yang bertemakan ‘Membaca Cerita Menulis Kisah’ tersebut dihadiri sekitar 100 pengunjung dari berbagai kalangan. Mulai dari pelajar, mahasiswa, guru, dosen dan para sastrawan yang ada di Lamongan.
Dalam kegiatan tersebut juga mendatangkan beberapa nara sumber yakni Dr Sariban selaku pembawa antalogi cerpen, Dr Ahmad Syauqi Sumbawi selaku pembawa antologi puisi patungan. Dalam acara tersebut juga diramaikan penampilan resital biola puisi oleh fileksi.
Tak ketinggalan musikalisasi puisi La Rose, folk ballad acoustik dari Benny, serta ada juga dramatic reading dari Bambang Kempling. Sariban menjelaskan bahwa sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta sastra yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman dari kata dasar sas yang berarti instruksi atau ajaran.
Sedangkan antologi secara harfiah diturunkan dari kata bahasa Yunani yang berarti karangan bunga atau kumpulan bunga adalah sebuah kumpulan dari karya-karya sastra. “Awalnya, definisi ini hanya mencakup kumpulan puisi (termasuk syair dan pantun) yang dicetak dalam satu volume. Namun, antologi juga dapat berarti kumpulan karya sastra lain seperti cerita pendek, novel pendek dan prosa,” jelas Sariban kepada pengunjung.
Sementara Saiful Anam, selaku panitia pada acara tersebut mengatakan bahwa dengan diselenggarakannya acara tersebut dapat mengembalikan eksistensi serta sebagai ajang berkumpul bagi para sastrawan dan seniman yang ada di Lamongan.
“Banyak Sastrawan asal Lamongan yang telah meraih prestasi di tingkat nasional. Pada 2014 lalu sastrawan Lamongan berhasi meraih juara tingkat nasional yang saat itu digelar di Jakarta,” katanya. (dwi/nun/zen/nov)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar