Kamis, 28 Juni 2012

Kisah Perempuan Telanjang

Eko Hendri Saiful *
Tabloid Seputar Ponorogo, edisi III, 17-23 Jan 2012

Jika kawan melewati alun-alun kota kami, engkau akan menemukan sebuah menara yang berdiri tonggak di pojok alun-alun. Bentuknya seperti menara telephone seluler di kota-kota besar yang terbuat dari kesatuan besi berwarna hitam. Jika diukur kurang lebih 20 meter tingginya. Kebanggaan bagi kami selaku warga kota kecil memiliki menara setinggi dan semewah itu. Kabar terakhir menara itu dimiliki oleh sebuah stasiun radio swasta dikota kami dan berfungsi sebagai pemancar.
Pemandangan terakhir yang kulihat seeorang perempuan seusia ibuku tampak kebingungan di depan pintu masuk pagar menara. Tampaknya ia sedang mencari sesuatu untuk anak digendongannya. Bukan maksud saya untuk meminta sumbangan air mata, tetapi memang tragis kondisi lahir perempuan itu. Badannya tak tertutup sehelai kainpun memperlihatkan tubuhnya yang penuh luka. Rambutnya kumal, bergelombang dan tak terurus. Selain itu di wajahnya tampak lecet. Terlihat juga kejenuhan menimpa perempuan itu karena menyeret kakinya yang pincang.

Perempuan itu melewati kawat pelindung menara. Menerobos, memanjat, dan melipur anaknya yang menangis sedu. Wajahnya melukisakan keputusasaan yang mendalam. Menandakan usianya yang semakin lapuk dikoyak nasib. Orang-orang sering mencibir karena bau amis dari gelombang rambutnya yang hitam kemerahan. Ia menaiki tangga demi tangga dan berusaha menggapai puncak menara.

Dalam sekejab menara di pojok alun-alun itu di penuhi hiruk pikuk masyarakat kota. Dari mulai petani, kiai, politisi, hingga penjudi hadir dalam upacara dadakan itu. Mereka merayu agar perempuan telanjang itu segera turun dari menara. Namun perempuan itu tetap diam. Kakinya masih ragu untuk melangkah ke bawah. Dia masih mencoba melipur tangis anaknya dari atas menara. Bujukan orang-orang tak masuk telinganya.

“Ibu mari turun! kasihan anakmu”. Teriak seorang warga.
“Ayo Bu kubantu”. Bujuk yang lain.

Perempuan itu tetap diam. Tak sedikitpun rumah siputnya bergetar oleh rayuan itu. Tampaknya ia asyik menimang anaknya yang kira-kira masih berumur satu tahun. Sungguh malang nasib anak itu, wajah dan tubuhnya usang terpanggang terik matahari. Sementara di kakinya tampak bekas luka seperti sayatan pisau. Agaknya ibunya enggan merawatnya.

“Apakah saudara tahu mengenai riwayat ibu itu?” Tanya wali kota yang turut hadir di kerumunan itu.

Mendengar perkataan wali kota warga mulai berpikir dan mencari identitas perempuan itu. Mereka berpandangan cukup lama dengan penuh tanya, namun tidak ada satupun dari mereka yang mengetahui identitas perempuan telanjang itu. Banyak orang tak waras yang mampir di menara tersebut, namun warga tak pernah melihat perempuan itu sebelumnya. Mungkin dia orang luar kota kami yang terjaring operasi pembuangan.

“Ibu ……! Apa yang engkau kehendaki dan bolehkah kutahu tentangmu?” Wali kota bertanya dengan wibawanya.

Seketika dalam bibirnya yang kelam, perempuan itu sadar siapa yang bertanya padanya. Tentunya orang yang paling disayang dan dipandang di kota ini. Orang bijak terhormat yang mengubah krisis di kota ini.

“Wahai wali kota yang bijaksana, sesungguhnya aku adalah wargamu. Dulu aku adalah orang yang paling dekat dengan pendahulumu. Kelelahan menimpaku setelah lama berteman dekat dengannya. Perihal kehendakku… !” Perempuan itu memotong ucapannya, menghela nafas dan meneruskannya.

“Bolehkah ku kuminta kain untuk menutupi tubuhku dan anakku”.
“Baiklah ibu engkau akan mendapatkannya”.

Kesanggupan yang diterima wali kota mengharuskannya untuk meminta kepada seluruh warga mencarikan kain sesuai permintaan perempuan itu. Seluruh masyarakatpun berbondong-bondong melaksanakan perintah pemimpinnya. Dari mulai daerah terpencil di kota, rumah-rumah mereka, hingga memasuki pusat kota yang dipadati gedung bertingkat mereka obrak-abrik untuk menemukan kain penutup bagi perempuan dan anaknya. Bahkan ada sebagian dari mereka mencari hingga keseluruh propinsi dan ibu kota negara. Namun tak satupun dari mereka menemukan sehelai kain penutup tubuh perempuan itu. Hingga petang mereka berputus asa dan kembali berkumpul di menara.

“Maafkan aku ibu, masyarakatku sudah berusaha mencari permintaanmu sampai ke propinsi bahkan melapor ke ibu kota negara. Namun tak satupun dari mereka menemukan kain untukmu” Wali kota berucap mewakili masyarakatnya.

Suasana hening kembali menyelimuti menara. Beberapa orang terlihat sibuk mempersiapkan bantuan untuk menurunkan perempuan itu. Dan sebagian lagi masih berusaha membujuk perempuan itu untuk turun.

Tiba-tiba salah seorang masyarakat menghampiri wali kota.
“Bapak wali kota kutemukan selembar kain kafan di lorong tikus rumahku. Kain ini peninggalan ayahku dulu. Tapi tampaknya kain itu tak cukup untuk mereka berdua”. Lelaki itu berbisik pada wali kota.

Dari atas menara perempuan itu mendengar percakapan wali kota dan warganya. Dia mulai melepas gendongan anaknya dan berteriak di sisa tenaganya.

“Wahai wali kota tak apalah kain kafan itu. Aku hanya butuh kain untuk tubuh anakku.Tubuh anakku lebih membutuhkan kain itu dari pada tubuh amisku. Aku mohon jangan kau lepas kain kafan itu hingga anakku bisa balas budi padamu”.

Akhirnya perempuan itu bersedia turun dari atas menara. Wargapun bersiap menurunkan ibu dan anak itu. Namun sepertinya sungguh sangat beresiko bila menurunkan mereka secara bersamaan. Dan warga pun sepakat untuk menurunkan anaknya dengan alasan bobot yang lebih kecil.

Setelah berhasil diturunkan anak itupun segera dibalut dengan kain kafan yang sudah disiapkan. Wali kota pun berbahagia, mendekapnya dan menimang-nimang tak karuan. Senyum bahagia juga melekat pada perempuan itu karena melihat anaknya selamat. Ia ingin segera menyusul anaknya.

Kini giliran perempuan itu untuk diturunkan. Orang-orang sudah siap dengan tali dan peralatan lainnya. Seseorang membimbing dari atas menara. Satu meter, dua meter, tiga meter dengan berirama perempuan itu mulai meninggalkan pucuk menara. Masyarakat siap mengadakan pesta penyambutan.

Tetapi tiba-tiba tali tersebut putus. Perempuan itu terjatuh. Keras tanah di bawah menara dan ketinggian menara menyebabkan kepalanya pecah dan kedua tangannya patah. Bersamaan dengan itu darah memancar dari seluruh tubuhnya. Orang-orang tertegun. Mobil Dinas Kesehatan segera berdatangan. Perempuan telanjang itu tewas mengenaskan karena rusaknya beberapa organ dan patahnya anggota gerak.

Berita kematian perempuan itu segera meluas hingga seluruh kota, propinsi, bahkan ke seluruh negeri. Ribuan media massa baik media cetak maupun elektronik yang tergolong lokal maupun nasional menjadikan kematian perempuan itu sebagai berita utama. Sepertinya topik di seluruh negeri sudah diisi mengenai berita kematian perempuan telanjang…

Sementara itu, di pusat gedung DPRD kota sedang diadakan demonstrasi masal. Hajatan itu dimulai dari pukul 08.00 WIB pagi hingga pukul 13.00 WIB itupun masih ada extra time. Rakyat mengamuk, mahasiswa menyeruduk. Beberapa anggota DPRD diseret, ditendang, dan dibakar. Seperti tak mau kalah dengan teman-teman mereka yang beraksi sebelumnya, mereka membongkar gedung, mememecahkan kaca lalu meruntuhkannya. Kedahsyatan mereka melebihi gempa Yogyakarta. Setelah anggota dewan habis, para pengguna jalan pun jadi sasaran berikutnya. Kendaraaan mereka dirampas, mereka dibunuh dan anak mereka dibuang. Hingga berita kematian perempuan telanjang itu sampai ke salah satu dari demonstran melalui sebuah koran lokal yang ditemukan di bak sampah.

“Hentikan !” seseorang itu berteriak di tengah emosi kawan-kawannya.
“Mengapa? Pesta kita belum usai kawan. Mimpi kita belum tercapai”. Seorang demonstran bertanya.

“Tidak…….! Kita telah berhasil kawan. Mimpi kita akan terwujud”. Lelaki itu meyakinkan kawannya serta menujukkan berita mengenai kematian perempuan telanjang yang tewas karena terjatuh dari menara….

Sorak-sorai terdengar di depan gedung DPRD kota diikuti dengan dengungan yel-yel kemenangan. Semua anggota demonstran melonjak kegiarangan yang diiringi dengan pelukan hangat kebahagiaan. Mereka sepakat untuk menghentikan aksinya dan segera meninggalkan gedung . Aroma kebahagian memayungi sepnjang perjalananmereka. Dengan berjalan tegap mereka membawa bendera Negara yang bergambar kepala demokrasi. Sepanjang jalan mereka bernyanyi riang menyusuri jalan-jalan kota hingga melewati pasar, pertokoan, perumahan, rumah sakit dan berakhir di pemakaman. Mereka ingin menghadiri pemakaman teman mereka yang tewas karena terjatuh dari menara sehari sebelumnya. Seorang perempuan telanjang yang tewas karena terjatuh dari menara.

*) Eko Hendri Saiful, Ketua Himpunan Mahasiswa Penulis (HMP) STKIP PGRI Ponorogo.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Alexander A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Dahana A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.C. Andre Tanama A.J. Susmana A.S. Laksana A’an Jindan AS Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Rauf Singkil Abdul Walid Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adek Alwi Adhi Pandoyo Adhitia Armitrianto Adhy Rical Adi Faridh Adian Husaini Adin Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrizas Adu Pesona Sang Wakil Presiden RI AF. Tuasikal Afri Meldam Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agit Yogi Subandi Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Rakasiwi Agus Sulton Agus Wibowo Agus Wirawan Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ah. Atok Illah Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Anshori Ahmad Damanik Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Hasan MS Ahmad Jauhari Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad S. Zahari Ahmad Syafii Maarif Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fiah Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Siddiq Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al-Fairish Al-Ma'ruf I Al-Ma'ruf II Alang Khoiruddin Albert Camus Ali Mahmudi Ch Alia Swastika Alvi Puspita Alvin Amien Wangsitalaja Aminah Aming Aminoedhin Ana Mustamin Anam Rahus Anas AG Andhi Setyo Wibowo Andi Gunawan Andry Deblenk Angela Anggie Melianna Anindita S. Thayf Anis Ceha Anitya Wahdini Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anugerah Ronggowarsito Anwar Nuris Aprillia Ika Arida Fadrus Aridus Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Ariel Heryanto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Arwan Aryo Wisanggeni Aryo Wisanggeni Gentong AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Ashadi Ik Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asro Kamal Rokan Astrid Reza Asvi Warman Adam Atafras Atok Witono Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azwar Nazir Baca Puisi Badrus Siroj Bahrul Ulum A. Malik Balada Bambang kempling Bambang Riyanto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berita Utama Bernando J. Sujibto Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Bre Redana Brunel University Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Jay Utomo Budi P. Hatees Budi Palopo Budi Setyarso Budi Sp. Indrajati Budiman S. Hartoyo Budiman Sudjatmiko Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Choirul Rikzqa Christian Heru Cahyo Saputro Cover Buku D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dadang Widjanarko Damiri Mahmud Dani Fuadhillah Daniel Paranamesa Darju Prasetya Dati Wahyuni Dawet Jabung Ponorogo Dedykalee Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Deshinta Arofah Dewi Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan Dewi Anggraeni Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Didik Kusbiantoro Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dorothea Rosa Herliany Dr Andi Irawan Dr Siti Muti’ah Setiawati Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Drs. Solihin Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddi Koben Edeng Syamsul Ma’arif Edy Apriyanto Sudiyono Edy Firmansyah Edy Susanto Efri Ritonga EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hartono Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elita Sitorini Elly Trisnawati Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Em. Syuhada' Emha Ainun Nadjib Encep Abdullah Eni Sulistiyawati Eny Rose Esai Ester Lince Napitupulu Etik Widya Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathan Mubarak Fathul Qodir Fathul Qorib Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Seni Surabaya 2011 Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fikri. MS Fiqih Arfani Firman Daeva Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Forum Santri Nasional (FSN) Free Hearty Galuh Tulus Utama Gandis Uka Ganug Nugroho Adi Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gendut Riyanto Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Pratama Glenn Fredly Goenawan Mohamad Golput Gombloh Gombloh (1948 – 1988) Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Hadi Napster Hafis Azhari Halim HD Halimi Zuhdy Hamid Dabashi Han Gagas Hardi Hamzah Hari Prasetyo Haris Del Hakim Haris Saputra Hary B Kori’un Hasan Basri Marwah Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Hendro Situmorang Henri Nurcahyo Henry H Loupias Hera Khaerani Heri CS Heri Kris Heri Latief Heri Listianto Herman RN Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Kuntoyo Heru Kurniawan Hikmat Darmawan Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humaidi Humam S Chudori I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I. B. Putera Manuaba IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ichwan Prasetyo Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Munadjat Imam Nawawi Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Herdiana Imron Arlado Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indigo Art Space Madiun Indra Tjahyadi Indrian Koto Ingki Rinaldi Iqmal Tahir Is Faridatul Arifah Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Isra’ Mi’raj Iswadi Pratama Iswara N Raditya Iva Titin Shovia Iwan Awaluddin Yusuf Iwan Gunadi J. Sumardianta Jamrin Abubakar Jansen Sinamo Janu Jolang Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jemie Simatupang Jenny Ang Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jl Simo Jo Batara Surya Jodhi Yudono Joko Budhiarto Joko Sadewo Joko Sandur Joko Widodo Jones Gultom Joni Ariadinata Joresan Mlarak Ponorogo Joseph E. Stiglitz Jual Buku Paket Hemat Junus Satrio Jurnalisme Sastra K. Hirzuddin Hasbullah K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.H. Masrikhan Asy'ari K.H. Mudzakir Ma'ruf Kadjie MM Kajian Kitab Nashoihul 'Ibad Kang Daniel Karanggeneng Kartika Foundation Kasanwikrama Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kekal Hamdani Kemah Budaya Panturan (KBP) Kesenian KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Anwar Khoirul Inayah Khoirul Naim Khoirul Rosyadi Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Puisi Suluk Berahi karya Gampang Prawoto Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Koko Sudarsono Komaruddin Hidayat Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopuisi Korban Gempa di Lombok Kospela KPRI IKMAL Lamongan Kris Razianto Mada Kritik Sastra Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kusni Kasdut Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto Lagu Laili Rahmawati Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Latif Fianto Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Listiyono Santoso Liya Izzatul Iffah Liza Wahyuninto Lucky Aditya Ramadhan Ludruk Jawa Timur Lukisan Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lustantini Septiningsih Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Ismail M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Iqbal Dawami M. Irfan Hidayatullah M. Latief M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Mushthafa M. Riza Fahlevi M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Maghfur Munif Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahwi Air Tawar Majelis Ulama Indonesia Makalah Tinjauan Ilmiah Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mantan Pastur Hafidz Al-Qur'an Maqhia Nisima Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Marjohan Marsel Robot Martin Aleida Martin Hatch Marwan Ja'far Marwita Oktaviana Marzuki Mustamar Mashuri Masjid Tegalsari di Pesantren Gerbang Tinatar Masuki M. Astro Matroni el-Moezany Matroni Muserang Max Arifin Maya Handhini Mbah Kalbakal Medco Media Jawa Timur Medri Osno Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Misbahul Huda Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh Samsul Arifin Moh. Ghufron Cholid Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Mts Putra-Putri Simo-Sungelebak Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ghannoe Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Rain Muhammad Taufik Muhammad Yasir Muhammad Zia Ulhaq Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukhsin Amar Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Mun'im Sirry Muntamah Cendani Museum Bikon Blewut Ledalero Musfarayani Musfi Efrizal Musyayana Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nabi Adam Nanang Fahrudin Nandang Darana Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Ni Luh Made Pertiwi F Nindya Herdianti Ninin Nurzalina Wati Nitis Sahpeni Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noorsam Noval Jubbek Novel Pekik Novianti Setuningsih Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nur Hamzah Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nuswantoro Nyimas Nyoman Tingkat Obrolan Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Opini Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Pameran Seni Rupa Panda MT Siallagan Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit SastraSewu Penerbitan dan Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Pengajian Pengetahuan Perang Peringatan Hari Pahlawan 10 November Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pesantren Kampung Inggris Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Petrik Matanasi Pilang Tejoasri Laren Lamongan Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pilkada Piramid Giza Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pradana Boy ZTF Pradaningrum Mijarto Pramoedya Ananta Toer Prih Prawesti Febriani Pringadi AS Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Hartanto Puji Santosa Puput Amiranti N Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Satria Kusuma Putu Setia Putu Wijaya R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.Ng. Ronggowarsito Rabdul Rohim Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sazaly Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Rengga AP Reni Lismawati Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Rieke Diah Pitaloka Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rizka Halida Rizky Putri Pratimi Robin Al Kautsar Rocky Gerung Rodli TL Rofiqi Hasan Rohmad Hadiwijoyo Rohmah Maulidia Rohman Abdullah Rojiful Mamduh Rosdiansyah Rosi Rosidi Roso Titi Sarkoro Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rumah Literasi Rx King Motor S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Saifur Rohman Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Sardono W Kusumo Sartika Sari Sarworo Sp Sastra Facebook Satmoko Budi Santoso Satrio Lintang Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Savidapius Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Sejarah Sekolah Literasi Gratis SelaSAstra Boenga Ketjil SelaSAstra Boenga Ketjil #23 SelaSAstra Boenga Ketjil #24 Seni Ambeng Ponorogo Senirupa Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Shofiyatuz Zahroh Shohebul Umam JR Sholihul Huda Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Silfia Hanani Sindu Putra Sita Planasari Aquadini Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Hadi Purnomo Soediro Satoto Soegiharto Soeprijadi Tomodihardjo Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Igustin Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Sriyanto Danoesiswoyo Stefanus P. Elu Stevani Elisabeth STKIP PGRI Ponorogo Student Center Kampus ISI Yogyakarta Subagio Sastrowardoyo Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Ariyadi Sukitman Sumenep Sumiati Anastasia Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungelebak Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Suyadi San Syafrizal Sahrun Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syamsul Rizal Syi'ir Syifa Amori Syifa Aulia T.A. Sakti Tajuddin Noor Ganie Tamrin Bey dan Robin Al Kautsar TanahmeraH ArtSpace Tarpin A. Nasri Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Roda UNISDA Lamongan Teater Sakalintang Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tawon Teater Tewol Teguh LR Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Teori Darwin Teori Fisika Hawking Tgk Abdullah Lam U Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute Theresia Purbandini Thomas Koten Tien Rostini Timur Arif Riyadi Tjahjono Widarmanto Tjut Zakiyah Anshari Toeti Adhitama Tosa Poetra Tri Andhi S Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Tutut Herlina Ucu Agustin Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Uniawati Unieq Awien Universitas Jember Usman Arrumy Ustadz Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Vassilisa Agata Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Video Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vita Devi Ajeng Pratiwi W. Haryanto W.S. Rendra Wakos R. Gautama Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Suryandoko William Shakespeare Wisnu Kisawa Wiwik Widiyati Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yayat R. Cipasang Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yulianto Yuliawati Yunanto Sutyastomo Yunus Supriyanto Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf AN Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Yuyuk Sugarman Z. Mustopa Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zarra Martsella Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zen Hae Zii Zuhdi Swt