Usman Arrumy
http://sastra-indonesia.com/
Jadzab, di dalam istilah tasawuf adalah suatu maqom atau keadaan di luar kesadaran seseorang, atau bahkan, sudah tidak tertaklif secara syariat? kali ini saya hendak mengawalinya dengan asal-usul lafadz JADZAB terlebih dahulu, bahwa di dalam kamus bahasa arab mula dari JADZAB adalah – Jadzaba-Yajdzibu-Jadzban – yang berarti mempunyai makna ”menarik”, sementara obyek atau maf’ulnya adalah majdzub yang berarti mengandung makna tertarik, di dalam istilah sufi, biasanya jadzab di gunakan terhadap situasi bagi seseorang yang sedang mengalami (khoriqul adat) atau jenis yang lain,
seperti nyleneh, keluar dari adat kebiasaan umum, atau mungkin bisa di kategorikan orang gila yang berkeramat, di katakan gila sebab munculnya pemahaman bahwa jadzab adalah hilangnya keumuman secara manusia, tentu beda dengan arti dari gila sendiri, sebab gila di dalam bahasa arabnya adalah Junna- Junuunan – gila- atau, Janna-Yajunnu-Jannan – yang artinya menutup- .Secara etimologis, jadzdzaab adalah bentuk superlatif ( mubalaghah) dari kata jadzaba, yang artinya “;menarik”;, dan dalam format superlatif dapat diartikan “;sangat menarik”;. Dalam terminologi pesantren, ia sering digunakan dalam konteks pengalaman batin dan pemahaman seseorang yang dimanifestasikan dalam perbuatan dan kata yang kurang dapat dipahami oleh publik.
namun di sini, saya tidak hendak memperpanjang pembahasan tentang jadzab versi sufi, sebab saya- secara pribadi – hendak membahas jadzab dengan melibatkan Antologi Puisi Lintas Pesantren yang baru terbit beberapa waktu yang lalu, tentang sebuah puisi yang di tulis oleh 17 santri di jawa, Antologi yang merangkum 128 puisi yang muncul dari telaga yang wujudnya adalah pesantren, sebuah perjalanan dari angan ke fikiran, dari lamun ke renungan, hingga menjadi satu titik, titik luruh jadi huruf, huruf menjelma kata, kata di kutuk menjadi bahasa, sampai tercipta sebagai puisi.
mekanisme yang terjadi selanjutnya adalah proses menuju suatu tikungan, tikungan yang menyimpan beragam karya sastra, justru muncul dari sekelompok orang yang lahir dari pesantren, atau yang lebih di kenal dengan santri, sebab pada kenyataanya, riwayat yang secara umum muncul dari pesantren adalah santri hanya bisa khotbah, tausyiah, dan sejenisnya yang intinya hanya bersentuhan dengan kitab kuning, pendek kata, santri ya hanya ngaji. padahal, jika mau me-replay sejenak bagaimana di dalam pesantren ternyata paling dasar yang di ajarkan adalah sastra, kita lihat, pertama jurumiyah, menerangkan tentang dasar pengenalan bahasa, apalagi jika sudah merambah ke wilayah imriti? bahkan alfiyah? atau uqudul juman bahkan mantiq?
tentu dari sini, pemahaman di atas bisa menjadi konklusi bahwa 17 santri tersebut diamdiam mematahkan beragam anggapan dari luar dengan cara membuat buku yang seluruhnya adalah puisi, mereka seakan ingin menampilkan kepada publik bahwa ternyata santri juga bisa berpuisi dan memuisi, kalau ternyata di dalam pesantren juga mengenal seni, lebih jelas lagi, santri juga bisa menjadi penyair.
kembali lagi kepada pembahasan awal, JADZAB, sebuah judul dari buku yang secara implisit mengambil dari salah satu judul puisi di dalam buku tersebut, barangkali menyimpan esensi dari seluruh puisi yang di suguhkan oleh 17 santri tersebut, jika di pertanyakan, mengapa musti di beri judul JADZAB? sebagaimana yang tertulis di atas, arti dari substansi kata JADZAB: gila! dalam pada itu, gila dengan artian ketidakwarasan menulis kata sehingga yang muncul adalah berbeda dari yang lainnya, keanehan yang bertubitubi melanda para santri itulah yang mendasari terciptanya puisi, oleh karenanya, buku JADZAB itu mengambil posisi strategis di atas panggung sastra sebagai puisi yang keberadaannya adalah nyleneh, memang, estetika yang di pergunakan di seluruh puisi tersebut hanya sebatas hurufhuruf biasa, bahkan terlihat norak, tapi dari situ keanehan muncul justru dengan makna yang terkandung di dalamnya, sebab pada dasarnya, keindahan kata macam bagaimana yang mampu memikat seseorang jika ternyata hanya sebuah susunan huruf tanpa ada makna, iya tentu, keindahan kata hanya hiasan dari makna yang tersimpan di dalamnya, tidak lebih!
penekanan kata dan makna dari buku jadzab itu sendiri sebetulnya terdapat pada nilai religiusnya, tidak mengedepankan estetika atau kaidah tertentu dari pengertian puisi, namun tidak rela jika hanya di katakan tulisan biasa, sebab pada kelayakan sebagai puisi, buku JADZAB muncul dari perasaan, lebih dari itu, sejujurnya buku ini memang endapan dari pemikiran para santri, oleh sebabnya, gramatikal yang di gunakan kebanyakan menjurus pada khas keklasikan santri, namun simetris.
secara kenyataan, puisi dan santri memiliki relasi estetis, di antara keduanya di temukan dimensi esoteris yang menjadi kekuatan ruh di berbagai keseluruhan aktivitas, Belum lagi secara geneologis, kalau kita telisik akar susastra santri yang terkonstruk melalui tradisi Diba’an, maka akan kentara betul kedekatan pesantern dengan kultur sastrawi. Pembacaan antologi puisi karya Abdurrahman Ad-Dayba’ie ini hampir menjadi ritual yang dilakukan seminggu sekali oleh masyarakat pesantren. Diba’, bahkan secara magis-mistis, dianggap sebagai doa untuk penyembuhan dan ritus formal untuk keselamatan. Deskripsi di atas, paling tidak telah memunculkan ”tesis” betapa eratnya kaitan tradisi keilmuan pesantren dengan secangkir puisi, lalu menjadi embrio positif apa yang kemudian dikenal dengan istilah sastra pesantren.
itulah barangkali substansi etis yang hendak di tampilkan 17 santri dengan buku JADZAB-nya, meski banyak bertebaran di antara puisi di dalamnya yang mengandung kesan paradoks dan ambigu, namun di situlah keunikannya, tanpa memainkan unsur metafora dan nilai hiperbola, puisi tak ubahnya obrolan ringan para santri saat mengadakan ritual tetapnya: ngopi.
di dalam sampul buku JADZAB tertulis (sekumpulan sajak pesantren), ini tentu setidaknya akan meruncingkan persoalan antara pengertian SAJAK dan PUISI, sebab di dalam kata pengantar yang di tulis Dr. Suwardi Endraswara ada kata yang menyebutkan puisi, berarti kontradiksi secara redaksional? bagiku tidak. kalau begitu, saya hendak membahas keduanya.
saya hendak mengawali definisi puisi terlebih dahulu, menurutku secara pribadi, puisi adalah pembebasan perasaan yang di gubah melalui ungkapan dan di serat menjadi tulisan, lebih banyak menggunakan kata imajinatif yang di padatkan dari cerita panjangnya, suatu pikiran yang memusat dari seluruh struktur batin, bersifat emosional dengan menggunakan bahasa yang artistik menurut keadaan, pendek kata, jika puisi itu harus di definisikan berarti definisi puisi sebanyak orang yang mendefinisikan puisi itu sendiri, oleh karena itu, barangkali anda mempunyai definisi puisi secara privacy tanpa mengikut sertakan kaidah yang ada, dan itu, sah-sah saja, sebab jika harus di lebarkan pengertian puisi itu maka puisi sangat mengejawantah, ada puisi lama yang gaya bahasanya itu statis dan klise, juga ada puisi baru yang gaya bahasanya itu dinamis, namun di dalam seluruh pengertian puisi menurutku keberadaannya tidak terikat oleh jumlah baris dan rima dan matra dan irama, sebab puisi secara gholib, adalah individualitas sikap dari seseorang, fragmen dari pengalaman atau tikaian dramatik yang tanpa batas, di dalam puisi sendiri ada estetika atau di mustikan mempunyai arti semantiknya, namun, ku sadarkan, buku JADZAB ini telah mengalami berbagai proses yang tidak wajar, itulah sebabnya jika wujudnya juga aneh, aneh dalam arti beda dari keumuman, jika di perluas lagi, puisi adalah penyampaian isi hati yang muncul sebab keadaan tertentu, berdasarkan itu, maka akan timbul ekspreksi yang berfungsi untuk memilih diksi, auditif, visual dan imaji taktil guna menampilkan di dalam kata.
puisi, sebagai wahana untuk mengungkap perasaan, di dalam majas atau metafora yang di bentuk menjadi kata, personifikasi atau eufemisme atau paradoks yang selanjutnya adalah sebagai gaya bahasa puisi bagi masingmasing orang, di luar pembahasan itu semua, di butuhkan suatu pemusatan pikiran untuk mencapai suatu keadaan yang di awali dengan sense lalu feliing, tone dan itention, mungkin kucukupkan sampai sini dulu, sebab jika di paksa untuk membahas masalah puisi saja, butuh kolom tertentu untuk merampungkannya, oleh sebabnya, meski penjabaran di atas mungkin belum sangat mewakili pengertian puisi secara kaffah, namun dari sini pula, paling tidak ada gambaran sedikit tentang pengertian puisi, padahal belum lagi membahas jenis puisi secara kaidah dan bahkan belum sempat mengisahkan asal dari kata ”puisi” itu sendiri, mungkin lain waktu kita bahas. insya allah…
yang kedua yaitu sajak, sebetulnya tidak jauh beda dengan puisi, sebab keduanya mempunyai unsur yang sama dari hukum awal: pembebasan perasaan. namun sajak lebih mengedepankan esensi perasaan itu sendiri, berarti lebih luas ketimbang puisi, biasanya sajak di sandarkan pada distikon, kuatren dan sekstet untuk mewujudkannya, dalam pada itu, ketiganya bisa lenyap jika ikatan emosioal seseorang melebihi standard umum, itulah yang terjadi dalam buku JADZAB ini, tanpa ada kaidah yang mengikatnya sehingga menjadi nyleneh.
berbicara tentang sajak, berarti mengacu terhadap perasaan, apapun bentuknya, tidak harus indah, sebab perasaanlah yang akan membahasakannya, sesuai pengalaman empirik seseorang dalam upaya mewujudkannya menjadi kata, di dalam sajak ada periodisitas dari mula sampai akhir, lebih mengaitkan sintaksis dan akustis secara berbarengan, tegasnya, sajak adalah sebuah aktivitas yang bersifat sugestif dan asosiatif.
selanjutnya, buku JADZAB ini secara eksplisit, hendak mempersembahkan sebuah karya yang terbit dari pesantren, barangkali berangkat dari sini, buku JADZAB ini di harapkan menjadi tolak ukur kemampuan santri di wilayah sasta indonesia, meski di sadari, buku ini belum sepenuhnya mampu mewakili seluruh pesantren di jawa, namun setidaknya bisa menjadi oase bagi para santri khususnya untuk sejenak menyimak bahwa di dalam buku JADZAB ada benda yang berbentuk puisi yang lalu di jadikan sebagai renungan, ada santri yang mencoba tampil di depan publik, tanpa bermaksut mencari intregitas untuk menjadi penyair, sesuai dengan judulnya: JADZAB. apakah penulisnya se-JADZAB judulnya? apakah sajaknya sesuai dengan cover bukunya? atau bahkan JADZAB hanya sebagai judul belaka yang di ambil dari puisi yang ada di dalamnya? seluruh pertanyaan itu tidak akan terjawab dengan tuntas sampai kapanpun jika anda belum sempat membaca dan menyimak dan memahami seluruhnya puisi tersebut.
ini saya tampilkan puisi JADZAB di dalam Antologi JADZAB:
Jadzab
dia menyendiri dengan dzat yang maha sepi
dia menyatu dengan dzat yang maha satu
dia menepi dengan dzat yang maha sunyi
dia merindukan sang cinta
demikianlah…
ku lihat dia bertapa atas dunia
duniapun muak melihatnya
maka, dia meninggalkan dirinya sendiri
dari orang-orang menyendiri
demi bisa mendapat kebahagiaan haqiqi
rela dia dianggap tidak waras
demi bisa mencapai ridhonya
rela dia melepas kemewahan
demi bisa menggapai ihlas
rela dia menyembunyikan jubah kesufianya
kadang dia menyamar agar disangka sampah belukar
kadang dia berpakaian tak rapi agar tidak dikenali
kadang dia berpenampilan ngawur agar disangka amburadul
kadang dia pengayak padi juga penjual roti
agar sifat wali dan sufi tidak diketahui
demi apa dan siapa saja
rela dia merahasiakan segala apa dan siapa saja
pendek kata, kadang dia seperti wong edan
sesekali dia terbang meninggi menyendiri
dan menanggung segala resiko seorang diri
lalu khouf dan roja’ adalah dua sayap untuk berpasrah diri
agar terpisah dari nafsu dan perasaan hati
hingga dia mentalak dirinya sendiri
maka dia bukanlah muhrim bagi dunia
hingga diapun haram untuk menyentuhnya
baginya…semua yang tersaji di dunia
hanyalah bangkai-bangkai yang terserak di comberan
yang lain menganggapnya telah kufur
sebenarnya dia tenggelam dalam syukur
yang lain menduga mendengkur
sebenarnya dia terapung di laut tafakkur
yang lain mengira kafir
sebenarnya dia larut dalam sunyatnya dzikir
yang lain menduga murtad
sebenarnya dia mencuat dalam hakekat
yang lain mengira bejat
sebenarnya dia sedang munajat
yang lain mengira tersesat
sebenarnya dia menyelam dalam telaga kholwat
yang lain mengira hatinya goyah
sebenarnya dia sedang uzlah
yang lain menduga zina
sebenarnya dia lebur dalam fana
yang lain mengira gila
sebenarnya dia sedang bercinta
yang lain berprasangka hatinya redup tertutup kabut
hakekatnya dia qutub
dia khumul yang mengalami hulul sehingga menjadi wusul
mereka semua mengatakan dia terhijab
padahal dia sedang tengelam dalam jadzab
dia pun berbisik; aku tak peduli…
1 APRIL 2012. Jogoloyo Demak
Dijumput dari: http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150643506901777
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Sabtu, 14 April 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Alexander
A. Anzieb
A. Aziz Masyhuri
A. Dahana
A. Khoirul Anam
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A. Yusrianto Elga
A.C. Andre Tanama
A.J. Susmana
A.S. Laksana
A’an Jindan AS
Abd. Mun’im
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kirno Tanda
Abdul Lathif
Abdul Malik
Abdul Rauf Singkil
Abdul Walid
Abdurrahman Wachid
Abdurrahman Wahid
Abid Rohmanu
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adek Alwi
Adhi Pandoyo
Adhitia Armitrianto
Adhy Rical
Adi Faridh
Adian Husaini
Adin
Aditya Ardi N
Adreas Anggit W.
Adrizas
Adu Pesona Sang Wakil Presiden RI
AF. Tuasikal
Afri Meldam
Afrizal Malna
AG. Alif
Agama
Agama Para Bajingan
Agit Yogi Subandi
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Rakasiwi
Agus Sulton
Agus Wibowo
Agus Wirawan
Aguslia Hidayah
AH J Khuzaini
Ah. Atok Illah
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Anshori
Ahmad Damanik
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Gaus
Ahmad Hasan MS
Ahmad Jauhari
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Naufel
Ahmad S. Zahari
Ahmad Syafii Maarif
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ainul Fiah
Akbar Ananda Speedgo
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sahal
Akhmad Sekhu
Akhmad Siddiq
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akmal Nasery Basral
Aksin Wijaya
Al-Fairish
Al-Ma'ruf I
Al-Ma'ruf II
Alang Khoiruddin
Albert Camus
Ali Mahmudi Ch
Alia Swastika
Alvi Puspita
Alvin
Amien Wangsitalaja
Aminah
Aming Aminoedhin
Ana Mustamin
Anam Rahus
Anas AG
Andhi Setyo Wibowo
Andi Gunawan
Andry Deblenk
Angela
Anggie Melianna
Anindita S. Thayf
Anis Ceha
Anitya Wahdini
Anjrah Lelono Broto
Antologi Sastra Lamongan
Anugerah Ronggowarsito
Anwar Nuris
Aprillia Ika
Arida Fadrus
Aridus
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arief Junianto
Ariel Heryanto
Ariera
Arif Bagus Prasetyo
Aris Kurniawan
Armawati
Arswendo Atmowiloto
Art Sabukjanur
Arti Bumi Intaran
Arwan
Aryo Wisanggeni
Aryo Wisanggeni Gentong
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Ashadi Ik
Asrama Mahasiswa Aceh Sabena
Asro Kamal Rokan
Astrid Reza
Asvi Warman Adam
Atafras
Atok Witono
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Azwar Nazir
Baca Puisi
Badrus Siroj
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bambang kempling
Bambang Riyanto
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bastian Zulyeno
Beni Setia
Benni Setiawan
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Bernarda Rurit
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Biografi
Bre Redana
Brunel University
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi Jay Utomo
Budi P. Hatees
Budi Palopo
Budi Setyarso
Budi Sp. Indrajati
Budiman S. Hartoyo
Budiman Sudjatmiko
Buku Kritik Sastra
Buldanul Khuri
Candrakirana
Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cawapres Jokowi
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
Choirul Rikzqa
Christian Heru Cahyo Saputro
Cover Buku
D. Dudu AR
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Dadang Widjanarko
Damiri Mahmud
Dani Fuadhillah
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Dati Wahyuni
Dawet Jabung Ponorogo
Dedykalee
Deni Jazuli
Denny JA
Denny Mizhar
Desa Glogok Karanggeneng Lamongan
Deshinta Arofah Dewi
Dessy Wahyuni
Dewan Kesenian Lamongan
Dewi Anggraeni
Dian Sukarno
Diana A.V. Sasa
Didik Kusbiantoro
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Diskusi buku
Djadjat Sudradjat
Djasepudin
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djuli Djatiprambudi
Djulianto Susantio
Dody Kristianto
Dody Yan Masfa
Dorothea Rosa Herliany
Dr Andi Irawan
Dr Siti Muti’ah Setiawati
Dr. Hilma Rosyida Ahmad
Drs H Choirul Anam
Drs. Solihin
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwidjo Maksum
Dyah Ayu Fitriana
Eddi Koben
Edeng Syamsul Ma’arif
Edy Apriyanto Sudiyono
Edy Firmansyah
Edy Susanto
Efri Ritonga
EH Ismail
Eidi Krina Jason Sembiring
Eka Budianta
Eko Hartono
Eko Hendrawan Sofyan
Eko Hendri Saiful
El Sahra Mahendra
Elita Sitorini
Elly Trisnawati
Ellyn Novellin
Elokdyah Meswati
Em. Syuhada'
Emha Ainun Nadjib
Encep Abdullah
Eni Sulistiyawati
Eny Rose
Esai
Ester Lince Napitupulu
Etik Widya
Evan Ys
F Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Fahrur Rozi
Fajar Alayubi
Fakhrunnas MA Jabbar
Fanani Rahman
Fatah Yasin Noor
Fathan Mubarak
Fathul Qodir
Fathul Qorib
Felix K. Nesi
Festival Gugur Gunung
Festival Seni Surabaya 2011
Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan
Fikri. MS
Fiqih Arfani
Firman Daeva
Forum Lingkar Pena Lamongan
Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L)
Forum Santri Nasional
Forum Santri Nasional (FSN)
Free Hearty
Galuh Tulus Utama
Gandis Uka
Ganug Nugroho Adi
Gedung Sabudga UNISDA Lamongan
Gendut Riyanto
Gerakan Literasi Nasional
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gesit Ariyanto
Gita Pratama
Glenn Fredly
Goenawan Mohamad
Golput
Gombloh
Gombloh (1948 – 1988)
Grathia Pitaloka
Gugun el-Guyanie
Gunoto Saparie
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Dur
H.B. Jassin
Hadi Napster
Hafis Azhari
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamid Dabashi
Han Gagas
Hardi Hamzah
Hari Prasetyo
Haris Del Hakim
Haris Saputra
Hary B Kori’un
Hasan Basri Marwah
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasyim Asy’ari
Hendro Situmorang
Henri Nurcahyo
Henry H Loupias
Hera Khaerani
Heri CS
Heri Kris
Heri Latief
Heri Listianto
Herman RN
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Heru Kuntoyo
Heru Kurniawan
Hikmat Darmawan
Holy Adib
Hudan Hidayat
Hujuala Rika Ayu
Humaidi
Humam S Chudori
I Made Asdhiana
I Nyoman Suaka
I. B. Putera Manuaba
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ichwan Prasetyo
Ida Fitri
Ignas Kleden
Ilham Safutra
Ilham Wancoko
Imam Munadjat
Imam Nawawi
Imam Zanatul Huaeri
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Iman Herdiana
Imron Arlado
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indigo Art Space Madiun
Indra Tjahyadi
Indrian Koto
Ingki Rinaldi
Iqmal Tahir
Is Faridatul Arifah
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iskandar Zulkarnain
Isra’ Mi’raj
Iswadi Pratama
Iswara N Raditya
Iva Titin Shovia
Iwan Awaluddin Yusuf
Iwan Gunadi
J. Sumardianta
Jamrin Abubakar
Jansen Sinamo
Janu Jolang
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
Jejak Laskar Hisbullah Jombang
Jemie Simatupang
Jenny Ang
Jiero Cafe
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jl Simo
Jo Batara Surya
Jodhi Yudono
Joko Budhiarto
Joko Sadewo
Joko Sandur
Joko Widodo
Jones Gultom
Joni Ariadinata
Joresan Mlarak Ponorogo
Joseph E. Stiglitz
Jual Buku Paket Hemat
Junus Satrio
Jurnalisme Sastra
K. Hirzuddin Hasbullah
K.H. Anwar Manshur
K.H. M. Najib Muhammad
K.H. Ma’ruf Amin
K.H. Masrikhan Asy'ari
K.H. Mudzakir Ma'ruf
Kadjie MM
Kajian Kitab Nashoihul 'Ibad
Kang Daniel
Karanggeneng
Kartika Foundation
Kasanwikrama
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedai Kopi Sastra
Kekal Hamdani
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Kesenian
KH. M. Najib Muhammad
KH. Ma'ruf Amin
Khairul Mufid Jr
Khawas Auskarni
Khoirul Anwar
Khoirul Inayah
Khoirul Naim
Khoirul Rosyadi
Ki Ompong Sudarsono
Kitab Arbain Nawawi
Kitab Puisi Suluk Berahi karya Gampang Prawoto
Ko Hyeong Ryeol
Koh Young Hun
Koko Sudarsono
Komaruddin Hidayat
Kompas TV
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA)
Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA)
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Kopi Bubuk Mbok Djum
Kopuisi
Korban Gempa di Lombok
Kospela
KPRI IKMAL Lamongan
Kris Razianto Mada
Kritik Sastra
Kurnia Sari Aziza
Kurniawan
Kusni Kasdut
Kuswaidi Syafi’ie
Kuswinarto
Lagu
Laili Rahmawati
Laksmi Sitoresmi
Lamongan
Lan Fang
Larung Sastra
Lathifa Akmaliyah
Latif Fianto
Leila S. Chudori
Leo Tolstoy
Lina Kelana
Listiyono Santoso
Liya Izzatul Iffah
Liza Wahyuninto
Lucky Aditya Ramadhan
Ludruk Jawa Timur
Lukisan
Lukman Alm
Lukman Santoso Az
Luqman Almishr
Lustantini Septiningsih
Lutfi S. Mendut
Lynglieastrid Isabellita
M Ismail
M Zainuddin
M. Afif Hasbullah
M. Faizi
M. Iqbal Dawami
M. Irfan Hidayatullah
M. Latief
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Mushthafa
M. Riza Fahlevi
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M’Shoe
Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1
Maghfur Munif
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Mahmud Syaltut Usfa
Mahwi Air Tawar
Majelis Ulama Indonesia
Makalah Tinjauan Ilmiah
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Maman S. Mahayana
Mantan Pastur Hafidz Al-Qur'an
Maqhia Nisima
Mardi Luhung
Margita Widiyatmaka
Marhalim Zaini
Maria Magdalena Bhoernomo
Marjohan
Marsel Robot
Martin Aleida
Martin Hatch
Marwan Ja'far
Marwita Oktaviana
Marzuki Mustamar
Mashuri
Masjid Tegalsari di Pesantren Gerbang Tinatar
Masuki M. Astro
Matroni el-Moezany
Matroni Muserang
Max Arifin
Maya Handhini
Mbah Kalbakal
Medco
Media Jawa Timur
Medri Osno
Mega Vristian
Mei Anjar Wintolo
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Memoar
Memoar Purnama di Kampung Halaman
Menggalang Dana Amal
Mentari Meida
Mh Zaelani Tammaka
Michael Gunadi Widjaja
Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno)
Misbahul Huda
Misbahus Surur
Moch. Faisol
Mochammad A. Tomtom
Moh Samsul Arifin
Moh. Ghufron Cholid
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Afifi
Mohammad Rafi Azzamy
Mts Putra-Putri Simo-Sungelebak
Muh Muhlisin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Ghannoe
Muhammad Ghufron
Muhammad Hidayat
Muhammad Marzuki
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad N. Hassan
Muhammad Rain
Muhammad Taufik
Muhammad Yasir
Muhammad Zia Ulhaq
Muhammadun A.S.
Muhibin AM
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mukafi Niam
Mukhsin Amar
Mukti Sutarman Espe
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur
Mun'im Sirry
Muntamah Cendani
Museum Bikon Blewut Ledalero
Musfarayani
Musfi Efrizal
Musyayana
Mutia Sukma
N. Syamsuddin CH. Haesy
Nabi Adam
Nanang Fahrudin
Nandang Darana
Naskah Monolog
Naskah Teater
Nasru Alam Aziz
Nelson Alwi
Ni Luh Made Pertiwi F
Nindya Herdianti
Ninin Nurzalina Wati
Nitis Sahpeni
Nono Anwar Makarim
Noor H. Dee
Noorsam
Noval Jubbek
Novel Pekik
Novianti Setuningsih
Nu’man ‘Zeus’ Anggara
Nur Hamzah
Nur Haryanto
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nuruddin Al Indunissy
Nurul Aini
Nurul Anam
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nuswantoro
Nyimas
Nyoman Tingkat
Obrolan
Oktamandjaya Wiguna
Oky Sanjaya
Opini
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Oyos Saroso H.N.
Padepokan Lemah Putih Surakarta
Pagelaran Musim Tandur
Pameran Seni Rupa
Panda MT Siallagan
Pawang Surya Kencana
PDS H.B. Jassin
Pekan Literasi Lamongan
Pelukis Dahlan Kong
Pelukis Jumartono
Pelukis Saron
Pelukis Senior Tarmuzie
Pendidikan
Penerbit SastraSewu
Penerbitan dan Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan
Pengajian
Pengetahuan
Perang
Peringatan Hari Pahlawan 10 November
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
Pesantren An Nawawi Tanara (Penata)
Pesantren Kampung Inggris
Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011
Petrik Matanasi
Pilang Tejoasri Laren Lamongan
Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur
Pilkada
Piramid Giza
Politik
Pondok Pesantren Al-Madienah
Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan
Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang
Pradana Boy ZTF
Pradaningrum Mijarto
Pramoedya Ananta Toer
Prih Prawesti Febriani
Pringadi AS
Prof Dr Achmad Zahro
Prof Dr Aminuddin Kasdi
Profil MA Matholi'ul Anwar
Prosa
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
Puisi Menolak Korupsi (PMK)
Puji Hartanto
Puji Santosa
Puput Amiranti N
Purwanto
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Puspita Rose
Pustaka Ilalang
PUstaka puJAngga
Putri Utami
Putu Satria Kusuma
Putu Setia
Putu Wijaya
R. Sugiarti
R. Timur Budi Raja
R.Ng. Ronggowarsito
Rabdul Rohim
Radhar Panca Dahana
Raedu Basha
Rahmat Sazaly
Rahmat Sularso Nh
Raihul Fadjri
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Rambuana
Raudal Tanjung Banua
Raudlotul Immaroh
Redland Movie
Rengga AP
Reni Lismawati
Resensi
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Riadi Ngasiran
Rian Sindu
Ribut Wijoto
Rieke Diah Pitaloka
Riki Dhamparan Putra
Rinto Andriono
Rizka Halida
Rizky Putri Pratimi
Robin Al Kautsar
Rocky Gerung
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohmad Hadiwijoyo
Rohmah Maulidia
Rohman Abdullah
Rojiful Mamduh
Rosdiansyah
Rosi
Rosidi
Roso Titi Sarkoro
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rumah Budaya Pantura Lamongan
Rumah Literasi
Rx King Motor
S Yoga
S. Jai
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Saiful Amin Ghofur
Saifur Rohman
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sandiaga Uno
Sanggar Pasir
Sanggar Pasir Art and Culture
Santi Puji Rahayu
Sapardi Djoko Damono
Sardono W Kusumo
Sartika Sari
Sarworo Sp
Sastra Facebook
Satmoko Budi Santoso
Satrio Lintang
Satyagraha Hoerip
Saut Situmorang
Savidapius
Sayuri Yosiana
Sayyid Fahmi Alathas
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis
SelaSAstra Boenga Ketjil
SelaSAstra Boenga Ketjil #23
SelaSAstra Boenga Ketjil #24
Seni Ambeng Ponorogo
Senirupa
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shiny.ane el’poesya
Shofiyatuz Zahroh
Shohebul Umam JR
Sholihul Huda
Sidik Nugroho
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Silfia Hanani
Sindu Putra
Sita Planasari Aquadini
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Slamet Hadi Purnomo
Soediro Satoto
Soegiharto
Soeprijadi Tomodihardjo
Soetanto Soepiadhy
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sony Wibisono
Sosiawan Leak
Sreismitha Wungkul
Sri Igustin
Sri Mulyani
Sri Wintala Achmad
Sriyanto Danoesiswoyo
Stefanus P. Elu
Stevani Elisabeth
STKIP PGRI Ponorogo
Student Center Kampus ISI Yogyakarta
Subagio Sastrowardoyo
Suci Ayu Latifah
Sudarmoko
Sugeng Ariyadi
Sukitman
Sumenep
Sumiati Anastasia
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungelebak
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Supriyadi
Suripto SH
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suwardi Endraswara
Suyadi San
Syafrizal Sahrun
Syaifuddin Gani
Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili
Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari
Syamsul Arifin
Syamsul Rizal
Syi'ir
Syifa Amori
Syifa Aulia
T.A. Sakti
Tajuddin Noor Ganie
Tamrin Bey dan Robin Al Kautsar
TanahmeraH ArtSpace
Tarpin A. Nasri
Taufik Rachman
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teater
Teater Air
Teater Bias
Teater Biru
Teater Cepak
Teater Dua
Teater Kanjeng
Teater Lingkar Merah Putih
Teater Mikro
Teater nDrinDinG
Teater Nusa
Teater Padi
Teater Roda UNISDA Lamongan
Teater Sakalintang
Teater Tali Mama
Teater Taman
Teater Tawon
Teater Tewol
Teguh LR
Temu Karya Teater Jawa Timur XXI
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Teori Darwin
Teori Fisika Hawking
Tgk Abdullah Lam U
Tharie Rietha
The Ibrahim Hosen Institute
Theresia Purbandini
Thomas Koten
Tien Rostini
Timur Arif Riyadi
Tjahjono Widarmanto
Tjut Zakiyah Anshari
Toeti Adhitama
Tosa Poetra
Tri Andhi S
Triyanto triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Tutut Herlina
Ucu Agustin
Udo Z. Karzi
Ulil Abshar-Abdalla
Umar Fauzi
Uniawati
Unieq Awien
Universitas Jember
Usman Arrumy
Ustadz Bangun Samudra
Uwell's King Shop
Uwell's Setiawan
Vassilisa Agata
Veven Sp. Wardhana
Viddy AD Daery
Video
Vino Warsono
Virdika Rizky Utama
Vita Devi Ajeng Pratiwi
W. Haryanto
W.S. Rendra
Wakos R. Gautama
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Welly Suryandoko
William Shakespeare
Wisnu Kisawa
Wiwik Widiyati
Wong Wing King
Wuri Kartiasih
Y. Wibowo
Yayasan Thoriqotul Hidayah 1
Yayat R. Cipasang
Yesi Devisa
Yesi Devisa Putri
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yonathan Rahardjo
Yudhi Herwibowo
Yudi Latif
Yulianto
Yuliawati
Yunanto Sutyastomo
Yunus Supriyanto
Yurnaldi
Yushifull Ilmy
Yusri Fajar
Yusuf AN
Yusuf Suharto
Yusuf Wibisono
Yuval Noah Harari
Yuyuk Sugarman
Z. Mustopa
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zarra Martsella
Zawawi Se
Zed Abidien
Zehan Zareez
Zen Hae
Zii
Zuhdi Swt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar