Nurel Javissyarqi *
Kegelisahan merupakan awal penjajakan dari kesadaran. Sampai dataran apa? Apakah begitu mencekam? Ini penarikan berat sekaligus membutuhkan nafas panjang demi perolehan-perolehan. Dan tentu mendapati hasil melimpah atas kegelisahan teramat sangat.
Kesadaran pada kegelisahan itu fundamental, yang mempengaruhi psikologi penelitian lebih lanjut, sekiranya benar menuntut manfaat dari reproduksi penjajakan gelisah. Ia tidak bisa dibuat-buat atau hasil rancangan dari beberapa jadwal yang sengaja digagalkan. Ia jatuh sendiri mengisi kesadaran.
Kegelisahan itu awal kebangkitan bernama kesadaran berperang. Menempati ruang-ruang ganjil, menghampiri alam tidak tersentuh sebelumnya. Dengan kaki-kaki penjajakan, kesadaran yang kasar dan lembut terangkat oleh tangan-tangan waktu berupa jalinan masa (: sejarah), yang terbentuk diakhir sebuah awal gelisah.
Kegelisahan hadir dari kesadaran yang terus ditingkatkan, terbentuk atas tumpukan berjenis-jenis jumlah, yang diperketat saat langkah memulai mendapati barisan jawaban. Jawaban itu melewati tahapan tertentu dalam mencapai apa yang digelisahi, dan tiada lagi kehawatiran terus-menerus.
Dan penjajakan itu mata pantul kegelisahan. Ini bahan awal yang dikaji lebih dalam, menembus batas dasar pertimbangan, menarik manfaat-madhorot dilampaui di dalam penegasan hadirnya suatu pilihan.
Berbicara penjajakan dan kegelisahan. Sungguh pewarnaan amat miris pada bilangan kalbu tercuri, yang luput dari pandangan. Namun tentu yang tidak sampai, esok bakal bertemu dari kegelisahan yang pernah dialami, sebab hal ini menarik harapan menjelma kepemilikan nantinya.
Saya menyebut kegelisahan pada urutan pertama mengenai pembentuk anatomi kesadaran berperang. Waktu-waktu yang dikembangkan menjadi layak dikaji, kiranya tuntutan masa mensejajarkan ruang yang digelisahi. Ini kehawatiran yang menambah tingkatan otot-daging kesadaran, atas apa yang digelisahi. Makna lain kegelisahan itu gempuran dari luar, dan terbentuk di kedalaman bathin hakiki.
Kegelisahan pada yang belum tercapai, memasuki ruang sakral mencari jutaan kemungkinanan pencerahan. Ia mendiami ruangan langut, tidak tersisir ketenangan, serupa timbangan tak stabil oleh bayu ruang kosong yang seharusnya terisi.
Dengan bertangan kesadaran, kegelisahan berpijak, kaki-kaki pemikiran melangkah pada keyakinan. Di mana tempat keyakinan berperang, tangan kesadaran menyelesaikan gelisah. Berpulang dari semua itu, akan tercipta tubuh aliran damai, kegelisahan mendapati cahaya terang, pokok yang terarah dengan kehati-hatian, dan kegelisahan menjelma tekad melawan.
Lantas masa-masa yang digelisahi menjelma harum hakikat keyakinan, ruang waktu berpihak, menarik nilai-nilai positif. Ini bukan sebuah terobosan, tetapi kelaziman memperoleh keterangan dari penjajakan. Maka kegelisahan serta penjajakan, merupakan tanya dan jawab peperangan. Apa yang terperoleh ialah keharusan pengertian dari kegelisahan memberat kemarin.
*) 2004, 09. Pengelana asal Lamongan, JaTim, Indonesia.
Kegelisahan merupakan awal penjajakan dari kesadaran. Sampai dataran apa? Apakah begitu mencekam? Ini penarikan berat sekaligus membutuhkan nafas panjang demi perolehan-perolehan. Dan tentu mendapati hasil melimpah atas kegelisahan teramat sangat.
Kesadaran pada kegelisahan itu fundamental, yang mempengaruhi psikologi penelitian lebih lanjut, sekiranya benar menuntut manfaat dari reproduksi penjajakan gelisah. Ia tidak bisa dibuat-buat atau hasil rancangan dari beberapa jadwal yang sengaja digagalkan. Ia jatuh sendiri mengisi kesadaran.
Kegelisahan itu awal kebangkitan bernama kesadaran berperang. Menempati ruang-ruang ganjil, menghampiri alam tidak tersentuh sebelumnya. Dengan kaki-kaki penjajakan, kesadaran yang kasar dan lembut terangkat oleh tangan-tangan waktu berupa jalinan masa (: sejarah), yang terbentuk diakhir sebuah awal gelisah.
Kegelisahan hadir dari kesadaran yang terus ditingkatkan, terbentuk atas tumpukan berjenis-jenis jumlah, yang diperketat saat langkah memulai mendapati barisan jawaban. Jawaban itu melewati tahapan tertentu dalam mencapai apa yang digelisahi, dan tiada lagi kehawatiran terus-menerus.
Dan penjajakan itu mata pantul kegelisahan. Ini bahan awal yang dikaji lebih dalam, menembus batas dasar pertimbangan, menarik manfaat-madhorot dilampaui di dalam penegasan hadirnya suatu pilihan.
Berbicara penjajakan dan kegelisahan. Sungguh pewarnaan amat miris pada bilangan kalbu tercuri, yang luput dari pandangan. Namun tentu yang tidak sampai, esok bakal bertemu dari kegelisahan yang pernah dialami, sebab hal ini menarik harapan menjelma kepemilikan nantinya.
Saya menyebut kegelisahan pada urutan pertama mengenai pembentuk anatomi kesadaran berperang. Waktu-waktu yang dikembangkan menjadi layak dikaji, kiranya tuntutan masa mensejajarkan ruang yang digelisahi. Ini kehawatiran yang menambah tingkatan otot-daging kesadaran, atas apa yang digelisahi. Makna lain kegelisahan itu gempuran dari luar, dan terbentuk di kedalaman bathin hakiki.
Kegelisahan pada yang belum tercapai, memasuki ruang sakral mencari jutaan kemungkinanan pencerahan. Ia mendiami ruangan langut, tidak tersisir ketenangan, serupa timbangan tak stabil oleh bayu ruang kosong yang seharusnya terisi.
Dengan bertangan kesadaran, kegelisahan berpijak, kaki-kaki pemikiran melangkah pada keyakinan. Di mana tempat keyakinan berperang, tangan kesadaran menyelesaikan gelisah. Berpulang dari semua itu, akan tercipta tubuh aliran damai, kegelisahan mendapati cahaya terang, pokok yang terarah dengan kehati-hatian, dan kegelisahan menjelma tekad melawan.
Lantas masa-masa yang digelisahi menjelma harum hakikat keyakinan, ruang waktu berpihak, menarik nilai-nilai positif. Ini bukan sebuah terobosan, tetapi kelaziman memperoleh keterangan dari penjajakan. Maka kegelisahan serta penjajakan, merupakan tanya dan jawab peperangan. Apa yang terperoleh ialah keharusan pengertian dari kegelisahan memberat kemarin.
*) 2004, 09. Pengelana asal Lamongan, JaTim, Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar