Rabu, 21 Januari 2009

LINGKUNGAN HIDUP DALAM SASTRA

Maman S Mahayana
http://mahayana-mahadewa.com/

Konon, lapisan ozon kini makin menipis. Tanpa lapisan itu, manusia segera akan tertimpa penyakit kanker kulit, katarak mata, dan berbagai penyakit lain. Panas bumi juga akan meningkat. Jika itu terjadi maka Singapura, akan tinggal sebagai negara yang pernah ada dan kini berada di dasar laut. Sebagian besar Jakarta tenggelam karena mencairnya es di kutub Utara dan Selatan. Jagat raya tinggal menunggu kehancurannya. Pemanfaatan, eksplorasi, dan eksploitasi alam secara tak terkendali mempercepat proses penghancuran planet bumi ini. Itulah beberapa masalah yang ditimbulkan akibat pencemaran alam. Dampak pemanasan global memang tidak dapat dibuat main-main.


Jika kini ramai orang mengangkat masalah lingkungan hidup, pencemaran laut dan udara, penggundulan hutan, dan punahnya makhluk hidup spesies tertentu akibat rusaknya ekosistem, para sastrawan di belahan dunia mana pun, justru sudah sejak dahulu mengingatkan pentingnya persahabatan dengan alam: kembali ke alam (back to nature). Persahabatan dengan alam dan kepedulian terhadap lingkungan, telah menempatkan alam dan lingkungan hidup sebagai sumber ilham dan kreasi imajinatif sastrawan.

Sekadar menyebut beberapa, periksalah puisi-puisi Manyoshu (sekitar tahun 759), Jepang, yang memperlakukan alam sebagai bagian dari kehidupan masyarakat Jepang pada masa itu. Bahkan, sebagian besar sastra Jepang sampai kini memperlihatkan betapa alam selalu ditempatkan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan keseharian mereka. Alam adalah sumber kehidupan, sumber ilham. Maka, perlakukanlah sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan manusia.

Tengoklah pula puisi-puisi Romantisisme (abad ke-16) yang sarat dengan nafas kerinduan pada alam. Eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam akibat Revolusi Industri, pengagungan atas rasionalisme, dan penciptaan senjata pembunuh massal, tidak hanya menjauhkan manusia dengan alam dan masyarakatnya, tetapi juga menjauhkan manusia dengan nilai-nilai kemanusiaan, spiritualitas, dan religiusitas. Sebagian besar puisi yang dihasilkan zaman Romantik memperlihatkan semangat kerinduan pada alam, kembali ke masa lalu, pemujaan pada nilai-nilai spiritualitas dan harapan besar mengusung kembali hubungan manusia dengan manusia, alam, dan Tuhan.
***

Dalam khazanah kesusastraan Indonesia, sikap sastrawan terhadap alam juga memperlihatkan hal yang sama. Cermatilah karya-karya Indonesia mulai dari khazanah sastra klasik sampai sekarang tidak sedikit yang mengekspresikan kreasi imajinatifnya sebagai bentuk pengagungan dan keakraban pada alam. Sebut saja puisi-puisi Muhammad Yamin. Ia merasa begitu kagum pada keindahan tanah kelahirannya, sehingga ia merasa perlu mengungkapkannya dalam puisinya yang berjudul “Tanah Air”. Gambaran yang terasa penuh pesona dengan segala keindahannya, diperlihatkan Ramadhan KH dalam “Priangan Si Jelita” yang mengangkat keindahan kota Priangan.

Jika kita periksa karya-karya penyair lainnya, tentulah kita akan mencacat sekian banyak puisi yang di dalamnya kita jumpai pengagungan para penyair kepada keindahan alam dan keingingan mereka untuk menjalin persahabatan dengan alam. Amir Hamzah, Sanusi Pane, Sutan Takdir Alisjahbana sampai kepara penyair generasi terkini, seperti Abdul Hadi WM dan Sapardi Djoko Damono—sekadar menyebut dua nama—, termasuk di antara penyair Indonesia yang karyanya memperlihatkan keakraban mereka pada alam. Laut, hutan, awan gunung, pohon, burung, ikan, adalah beberapa benda atau makhluk alam yang paling sering digunakan dalam ekspresi kreatifnya.

Pengungkapan alam dalam kesusastraan Indonesia umumnya lebih banyak terungkap jelas dalam bidang puisi daripada prosa –novel atau cerpen. Sungguhpun demikian, tidak berarti para pengarang prosa itu luput memperhatikan masalah lingkungan. Hanya secara kuantitas jumlah cerpen atau novel yang sarat bernafaskan lingkungan lebih sedikit dibandingkan dengan puisi.

Dalam prosa Indonesia, Sutan Takdir Alisjahbana dalam Anak Perawan di Sarang Penyamun (1940) cukup kuat menggambarkan latar alam (hutan). Kemudian, novel-novel Indonesia belakangan ini, juga tidak sedikit yang menampilkan latar alam secara meyakinkan. Sekadar menyebut beberapa, periksa misalnya, novel Upacara (1978) karya Korrie Layun Rampan yang mengangkat latar alam Kalimantan (Dayak), Aspar Paturisi dalam Arus (1976) dan Pulau (1976), juga berhasil mengangkat gambaran kehidupan laut Sulawesi. Perlu juga disebutkan karya Umar Kayam, Para Priyayi (1992) yang mengangkat keindahan hutan Madiun.

Di samping itu, novel-novel Indonesia yang sangat kuat menampilkan latar alam –kehidupan dunia flora dan fauna—barangkali dapat terwakili oleh karya-karya Ahmad Tohari, mulai dari Kubah (1980), trilogi Ronggeng Dukuh Paruk (1982,1985, 1986), Di Kaki Bukit Cibalak (1986), Lingkar Tanah lingkar Air (1993) sampai ke novelnya Bekisar Merah (1993). Ternyata kekuatan latar alam itu tampak pula dalam kumpulan cerpen Senyum Karyamin (1989) dan Nyanyian Malam (1997).

Ahmad Tohari secara meyakinkan telah berhasilmenggambarkan pentingnya keselarasan hubungan manusia dengan tumbuh-tumbuhan, binatang, dan alam jagat raya ini. Tokoh-tokoh yang ditampilkan sebagian besar hidup bersatu –dan menyatu—dengan semua makhluk hidup dan alam di sekitarnya. Hampir semua tokoh yang ditampilkan Ahmad Tohari adalah gambaran sosok manusia yang selalu menenkankan pentingnya menjalin keharmonisan hubungan manusia dengan makhluk hidup dan alam raya ini. Tanpa usaha itu, manusia cenderung akan melakukan eksploitasi terhadap kekayaan alam, kesewenang-wenangan terhadap makhluk hidup lainnya.

Dalam konteks ini, konsistensi kepengarangan Ahmad Tohari yang secara sadar menekankan pentingnya manusia bersahabat dengan alam, menjalin persaudaraan dengan makhluk hidup lainnya sesungguhnya –langsung atau tidak—telah menempatkan peran kepengarangannya sebagai “pejuang lingkungan.” Jika saja para pengambil keputusan yang menangani urusan “Kalpataru” mau menengok karya-karya Ahmad Tohari, niscaya ia sangat patut dipertimbangkan sebagai pemenang Kalpataru. Barangkali pula memang sudah saatnya hadiah Kalpataru diberikan kepada sastrawan yang karya-karyanya menyuarakan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan alam ini.

Begitulah, sudah sejak lama sastrawan Indonesia begitu peduli kepada alam, dan kepedulian itu terlihat dari penggambaran latar alam beserta isinya (hutan, gunung, pepohonan, sungai, tumbuh-tumbuhan, dan makhluk hidup di jagat raya ini).
***

Bagi sastrawan, kesadaran mengenai pentingnya lingkungan dalam kehidupan manusia, seperti telah disebutkan, sudah sejak lama mereka kumandangkan. Para penyair selalu mengingatkan pentingnya persaudaraan dengan dunia sekitar dan menekankan perlunya manusia menjalin hubungan yang harmonis dengan alam. Persahabatan dengan alam dan kepedulian penyair terhadap lingkungannya telah menempatkan alam dan lingkungan sebagai sumber ilham yang tiada pernah ada habisnya.

Untuk memberi gambaran yang lebih jelas mengenai masalah itu, berikut akan disinggung beberapa puisi penyair Indonesia yang coba mengangkat persoalan itu. Mohammad Yamin adalah penyair yang coba mengangkat persoalan itu, sebagaimana tampak dalam puisinya “Tanah Air” yang mengungkapkan kekagumannya pada keindahan.

Gambaran yang sama juga diperlihatkan Ramadhan KH dalam puisinya yang berjudul “Priangan Si Jelita”. Bahkan jika kita periksa karya-karya penyair lainnya, tentulah kita akan mencatat sekian banyak puisi yang di dalamnya kita jumpai pengagungan para penyairnya pada keindahan alam dan keinginan mereka untuk menjalin persahabatan dengan alam. Amir Hamzah, Sanusi Pane atau Sutan Takdir Alisjahbana sampai ke para penyair generasi berikutnya, seperti Taufiq Ismail, Abdul Hadi, Sapardi Djoko Damono sampai penyair yang muncul belakangan, termasuk di antara penyair Indonesia yang karyanya memperlihatkan keakraban mereka pada alam.

Sekadar contoh betapa kuatnya kepedulian penyairnya terhadap lingkungan alam di sekitarnya, periksa misalnya puisi Taufiq Ismail, “Adakah Suara Cemara”. Di sana citraan alam pegunungan--pohon, angin, mega, bukit, daun, ladang, jagung, berhasil menampilkan suasana alam yang menyejukkan, penuh ketenangan. Suara angin mendesing, bukit-bukit biru, gemerisik daunan, gugusan mega yang seperti hiasan kencana, dan ladang jagung, menguatkan suasana yang ingin diangkat penyair. Citraan pendengaran—mendesing, menderu, gemersik, menyeru—dimanfaatkan Taufiq Ismail secara amat bakt.

Sementara Sapardi Djoko Damono dalam puisinya, “Tekukur” menampilkan suasana yang mengharukan. Burung yang tiada berdaya namun tetap mendambakan kebebasan, tiba-tiba saja disergap kekejaman pemburu. Segalanya lalu menjadi tragedi, karena darah burung itu mencemari bunga, rumput, dan kilauan sinar matahari. Lalu ada pula gadis kecil, tak berdosa, yang justru merasakan merdunya suara burung itu. Sebuah ironi yang “mencerca” betapa sadisnya sang pemburu.

Dalam puisi “La condition Humaine”, Abdul Hadi juga memakai ironi untuk menyatakan hal yang bertentangan dengan kenyataan yang seharusnya terjadi. Pohon mangga yang tak berbuah dan tak berdaun, dan tanah yang tak subur, nyatanya tak mengurangi sang ayah dan si aku liris meninggalkan makan buah-buahan. Artinya, bahwa hutan nenek moyang si aku liris, sesungguhnya hutan yang subr dan penuh buah-buahan.

Jelas bahwa para penyair itu amat akrab dengan lingkungan hidup. Mereka tidak hanya hendak menekankan pentingnya menjaga kelestarian alam, tetapi juga menekankan persaudaraan dengan alam itu sendiri.

Begitulah sejak lama sebenarnya sastrawan kita begitu peduli pada alam. Kepedulian itu terlihat dari penggambaran keindahan latar alam beserta isinya. Jika saja kita periksa puisi-puisi Indonesia yang di dalamnya mengisyaratkan sikap penyairnya dalam menjalin persaudaraan dengan alam, maka kita akan menemukan ratusan, bahkan ribuan, puisi yang menggambarkan hal tersebut. Oleh karena itulah, peran sastrawan dalam mengkampanyekan pentingnya lingkungna hidup bagi umat manusia, tidak dapat diabaikan begitu saja. Sikap para penyair yang menempatkan alam sebagai “sumber ilham”, kiranya dapat diteladani.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Alexander A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Dahana A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.C. Andre Tanama A.J. Susmana A.S. Laksana A’an Jindan AS Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Rauf Singkil Abdul Walid Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adek Alwi Adhi Pandoyo Adhitia Armitrianto Adhy Rical Adi Faridh Adian Husaini Adin Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrizas Adu Pesona Sang Wakil Presiden RI AF. Tuasikal Afri Meldam Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agit Yogi Subandi Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Rakasiwi Agus Sulton Agus Wibowo Agus Wirawan Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ah. Atok Illah Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Anshori Ahmad Damanik Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Hasan MS Ahmad Jauhari Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad S. Zahari Ahmad Syafii Maarif Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fiah Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Siddiq Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al-Fairish Al-Ma'ruf I Al-Ma'ruf II Alang Khoiruddin Albert Camus Ali Mahmudi Ch Alia Swastika Alvi Puspita Alvin Amien Wangsitalaja Aminah Aming Aminoedhin Ana Mustamin Anam Rahus Anas AG Andhi Setyo Wibowo Andi Gunawan Andry Deblenk Angela Anggie Melianna Anindita S. Thayf Anis Ceha Anitya Wahdini Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anugerah Ronggowarsito Anwar Nuris Aprillia Ika Arida Fadrus Aridus Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Ariel Heryanto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Arwan Aryo Wisanggeni Aryo Wisanggeni Gentong AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Ashadi Ik Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asro Kamal Rokan Astrid Reza Asvi Warman Adam Atafras Atok Witono Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azwar Nazir Baca Puisi Badrus Siroj Bahrul Ulum A. Malik Balada Bambang kempling Bambang Riyanto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berita Utama Bernando J. Sujibto Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Bre Redana Brunel University Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Jay Utomo Budi P. Hatees Budi Palopo Budi Setyarso Budi Sp. Indrajati Budiman S. Hartoyo Budiman Sudjatmiko Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Choirul Rikzqa Christian Heru Cahyo Saputro Cover Buku D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dadang Widjanarko Damiri Mahmud Dani Fuadhillah Daniel Paranamesa Darju Prasetya Dati Wahyuni Dawet Jabung Ponorogo Dedykalee Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Deshinta Arofah Dewi Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan Dewi Anggraeni Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Didik Kusbiantoro Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dorothea Rosa Herliany Dr Andi Irawan Dr Siti Muti’ah Setiawati Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Drs. Solihin Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddi Koben Edeng Syamsul Ma’arif Edy Apriyanto Sudiyono Edy Firmansyah Edy Susanto Efri Ritonga EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hartono Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elita Sitorini Elly Trisnawati Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Em. Syuhada' Emha Ainun Nadjib Encep Abdullah Eni Sulistiyawati Eny Rose Esai Ester Lince Napitupulu Etik Widya Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathan Mubarak Fathul Qodir Fathul Qorib Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Seni Surabaya 2011 Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fikri. MS Fiqih Arfani Firman Daeva Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Forum Santri Nasional (FSN) Free Hearty Galuh Tulus Utama Gandis Uka Ganug Nugroho Adi Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gendut Riyanto Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Pratama Glenn Fredly Goenawan Mohamad Golput Gombloh Gombloh (1948 – 1988) Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Hadi Napster Hafis Azhari Halim HD Halimi Zuhdy Hamid Dabashi Han Gagas Hardi Hamzah Hari Prasetyo Haris Del Hakim Haris Saputra Hary B Kori’un Hasan Basri Marwah Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Hendro Situmorang Henri Nurcahyo Henry H Loupias Hera Khaerani Heri CS Heri Kris Heri Latief Heri Listianto Herman RN Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Kuntoyo Heru Kurniawan Hikmat Darmawan Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humaidi Humam S Chudori I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I. B. Putera Manuaba IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ichwan Prasetyo Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Munadjat Imam Nawawi Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Herdiana Imron Arlado Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indigo Art Space Madiun Indra Tjahyadi Indrian Koto Ingki Rinaldi Iqmal Tahir Is Faridatul Arifah Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Isra’ Mi’raj Iswadi Pratama Iswara N Raditya Iva Titin Shovia Iwan Awaluddin Yusuf Iwan Gunadi J. Sumardianta Jamrin Abubakar Jansen Sinamo Janu Jolang Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jemie Simatupang Jenny Ang Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jl Simo Jo Batara Surya Jodhi Yudono Joko Budhiarto Joko Sadewo Joko Sandur Joko Widodo Jones Gultom Joni Ariadinata Joresan Mlarak Ponorogo Joseph E. Stiglitz Jual Buku Paket Hemat Junus Satrio Jurnalisme Sastra K. Hirzuddin Hasbullah K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.H. Masrikhan Asy'ari K.H. Mudzakir Ma'ruf Kadjie MM Kajian Kitab Nashoihul 'Ibad Kang Daniel Karanggeneng Kartika Foundation Kasanwikrama Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kekal Hamdani Kemah Budaya Panturan (KBP) Kesenian KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Anwar Khoirul Inayah Khoirul Naim Khoirul Rosyadi Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Puisi Suluk Berahi karya Gampang Prawoto Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Koko Sudarsono Komaruddin Hidayat Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopuisi Korban Gempa di Lombok Kospela KPRI IKMAL Lamongan Kris Razianto Mada Kritik Sastra Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kusni Kasdut Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto Lagu Laili Rahmawati Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Latif Fianto Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Listiyono Santoso Liya Izzatul Iffah Liza Wahyuninto Lucky Aditya Ramadhan Ludruk Jawa Timur Lukisan Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lustantini Septiningsih Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Ismail M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Iqbal Dawami M. Irfan Hidayatullah M. Latief M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Mushthafa M. Riza Fahlevi M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Maghfur Munif Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahwi Air Tawar Majelis Ulama Indonesia Makalah Tinjauan Ilmiah Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mantan Pastur Hafidz Al-Qur'an Maqhia Nisima Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Marjohan Marsel Robot Martin Aleida Martin Hatch Marwan Ja'far Marwita Oktaviana Marzuki Mustamar Mashuri Masjid Tegalsari di Pesantren Gerbang Tinatar Masuki M. Astro Matroni el-Moezany Matroni Muserang Max Arifin Maya Handhini Mbah Kalbakal Medco Media Jawa Timur Medri Osno Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Misbahul Huda Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh Samsul Arifin Moh. Ghufron Cholid Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Mts Putra-Putri Simo-Sungelebak Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ghannoe Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Rain Muhammad Taufik Muhammad Yasir Muhammad Zia Ulhaq Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukhsin Amar Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Mun'im Sirry Muntamah Cendani Museum Bikon Blewut Ledalero Musfarayani Musfi Efrizal Musyayana Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nabi Adam Nanang Fahrudin Nandang Darana Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Ni Luh Made Pertiwi F Nindya Herdianti Ninin Nurzalina Wati Nitis Sahpeni Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noorsam Noval Jubbek Novel Pekik Novianti Setuningsih Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nur Hamzah Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nuswantoro Nyimas Nyoman Tingkat Obrolan Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Opini Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Pameran Seni Rupa Panda MT Siallagan Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit SastraSewu Penerbitan dan Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Pengajian Pengetahuan Perang Peringatan Hari Pahlawan 10 November Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pesantren Kampung Inggris Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Petrik Matanasi Pilang Tejoasri Laren Lamongan Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pilkada Piramid Giza Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pradana Boy ZTF Pradaningrum Mijarto Pramoedya Ananta Toer Prih Prawesti Febriani Pringadi AS Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Hartanto Puji Santosa Puput Amiranti N Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Satria Kusuma Putu Setia Putu Wijaya R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.Ng. Ronggowarsito Rabdul Rohim Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sazaly Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Rengga AP Reni Lismawati Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Rieke Diah Pitaloka Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rizka Halida Rizky Putri Pratimi Robin Al Kautsar Rocky Gerung Rodli TL Rofiqi Hasan Rohmad Hadiwijoyo Rohmah Maulidia Rohman Abdullah Rojiful Mamduh Rosdiansyah Rosi Rosidi Roso Titi Sarkoro Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rumah Literasi Rx King Motor S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Saifur Rohman Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Sardono W Kusumo Sartika Sari Sarworo Sp Sastra Facebook Satmoko Budi Santoso Satrio Lintang Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Savidapius Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Sejarah Sekolah Literasi Gratis SelaSAstra Boenga Ketjil SelaSAstra Boenga Ketjil #23 SelaSAstra Boenga Ketjil #24 Seni Ambeng Ponorogo Senirupa Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Shofiyatuz Zahroh Shohebul Umam JR Sholihul Huda Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Silfia Hanani Sindu Putra Sita Planasari Aquadini Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Hadi Purnomo Soediro Satoto Soegiharto Soeprijadi Tomodihardjo Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Igustin Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Sriyanto Danoesiswoyo Stefanus P. Elu Stevani Elisabeth STKIP PGRI Ponorogo Student Center Kampus ISI Yogyakarta Subagio Sastrowardoyo Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Ariyadi Sukitman Sumenep Sumiati Anastasia Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungelebak Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Suyadi San Syafrizal Sahrun Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syamsul Rizal Syi'ir Syifa Amori Syifa Aulia T.A. Sakti Tajuddin Noor Ganie Tamrin Bey dan Robin Al Kautsar TanahmeraH ArtSpace Tarpin A. Nasri Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Roda UNISDA Lamongan Teater Sakalintang Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tawon Teater Tewol Teguh LR Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Teori Darwin Teori Fisika Hawking Tgk Abdullah Lam U Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute Theresia Purbandini Thomas Koten Tien Rostini Timur Arif Riyadi Tjahjono Widarmanto Tjut Zakiyah Anshari Toeti Adhitama Tosa Poetra Tri Andhi S Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Tutut Herlina Ucu Agustin Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Uniawati Unieq Awien Universitas Jember Usman Arrumy Ustadz Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Vassilisa Agata Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Video Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vita Devi Ajeng Pratiwi W. Haryanto W.S. Rendra Wakos R. Gautama Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Suryandoko William Shakespeare Wisnu Kisawa Wiwik Widiyati Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yayat R. Cipasang Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yulianto Yuliawati Yunanto Sutyastomo Yunus Supriyanto Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf AN Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Yuyuk Sugarman Z. Mustopa Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zarra Martsella Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zen Hae Zii Zuhdi Swt