Senin, 20 Oktober 2008

Kopi Senja di Negeri Siti

Suara Merdeka,15 Feb 2004.
Marhalim Zaini

Siak, sungaimu menyulapku. Perempuan itu, kaurendam di dada senjamu. Pekat hitam rambutnya, setiap kali kaubasahi, tumbuh ribuan bunga kenanga. Menyambangi hidung lelakiku. Segera, di taman imajinasiku, segala yang terindah merekah. Entah di mana tiba-tiba lenyapnya gubuk-gubuk yang runduk di sepanjang tepian sungai itu. Sampah-sampah yang terapung di bawahnya pun seolah menjelma bunga seroja yang digoyang ombak kecil dari sampan-sampan yang ditambatkan. Semua tampak serba indah. Rimbunan hijau dedaunan bakau itu, lihatlah, ia tiba-tiba menjelma sebuah lukisan impresif, penuh misteri, penuh imaji. Ah, perempuan itu di mataku seperti bidadari. Bidadari yang kerap disebut dalam cerita fiksi. Bidadari yang setiap senja mandi di sungai Siak dengan rambut basah tergerai.
Bidadari, yang kata orang sini, sama dengan putri kahyangan yang turun dari langit setiap bulan purnama. Perempuan selembut embun dengan selendang sutera seputih salju.

Tapi perempuan itu, manusia biasa dan bukan putri kahyangan. Ia begitu sederhana. Tak ada selendang sutera di pundaknya Dan ia juga bukan Jennifer Lopez perempuan yang menggemparkan di tahun 2000 itu, sebab tak ada gaun hijau tosca rancangan Donatella Versace yang mempertontonkan lekuk-liku tubuhnya. Yang ada hanya sepotong kain kemben batik bercorak burung merak yang telah luntur warnanya, melekat bersebati di dadanya. Mandi dengan gaya orang desa seadanya. Sebuah kesederhanaan yang sempurna. Semburat ketenangan dan lekuk keindahan yang mempesona. Meski ada pertanyaan yang terus mengambang berkelindan dalam pikiranku yang terpana, mampukah kesederhanaan dan ketenangan membungkus luka dan derita dalam gubuk kemiskinan?

“Melamun lagi!” Sebuah suara menyentak, dan sebuah pukulan mendarat di pundakku. “Siti itu memang bunga yang tersuruk dalam rimbunan semak.” Atan duduk di sampingku, memandang ke sungai. “Dan akan segera kautemukan ratusan Siti yang lain di negeri ini.” Atan membuang asap rokok seperti menghembuskan beban yang berat.

Di kedai kopi ini, senja merayap mengantar sepi.
“Sayang ya.” Kataku.
“Tak ada yang perlu disayangkan. Air adalah dunia dan hidup mereka. Siti, perempuan yang kaupandangi setiap petang itu, sudah jadi bagian dari habitat mereka. Seperti ikan, air tak bisa dipisahkan dari kehidupan mereka. Tapi tengoklah, air berwarna coklat kehitaman itu, rasanya tak layak disebut kehidupan! Itulah yang patut disayangkan.”

Dahiku berkerut. Bau air sungai bergetah di hidungku. Atan memang suka meracau. Aku lebih suka menerka-nerka arah pembicaraannya. Sejak pertama kali aku ketemu Atan sewaktu kuliah dulu, aku langsung akrab dengannya. Sampai-sampai bahasa Jakarta-ku terikut-ikut gaya Melayu. Aku kira, Atan adalah representasi sosok orang Melayu. Dia terlihat cerdas dan begitu khas.

“Tak hanya di sungai ini, mereka yang tinggal di daerah muara, kuala, selat, tanjung, dan teluk, merasakan nasib yang sama. Dan aku terlahir di sini, kawan. Aku tahu benar bagaimana rasanya menyelam di sungai keruh, tertelan air kotoran pabrik. Berlinang minyak rasanya, Wak.”

Di seberang, aku lihat anak-anak melompat, terjun ke sungai. Suaranya berdebum seperti batu kali yang jatuh dari bukit. Tawa mereka terngiang-riang. Selintas aku jadi teringat kolam renang di belakang rumahku yang berwarna biru, airnya jernih serupa kaca. Tawa kami, aku dan adik-adikku, tiba-tiba terngiang di telingaku. Hmm, tawa riang yang sama dalam dunia yang berbeda.

“Kalau kayu-kayu penyangga air sudah ditebang dengan serakah, beginilah jadinya.” Atan membuang puntung rokoknya ke sungai. “Air jadi dangkal. Setelah itu, ekosistem perairan pun terganggu. Habitat ikan dan biota habislah. Lenyap entah ke mana. Pukimak!”

Agaknya, aku harus mafhum. Bahwa makian adalah bahasa kekesalan yang buntu. Luapan yang tak menemukan tempat. Ia spontan. Melompat dari ketidaksadaran yang terpendam. Maka tak perlu ada pertanyaan atau jawaban.
Dan aku diam. Ada ratusan Siti membayang di kelopak ingatan.
***

Senja kedua, pada sebuah teluk yang tersuruk.
“Kalau sampai di Bandar ini, tak lengkap rasanya kalau tak singgah di kedai kopi.” Setiap kali kami menginjakkan kaki di ujung pelabuhan, Atan selalu mengucapkan kalimat ini.

Aku tak tahu, sejauhmana kopi telah merasuki hidup Atan. Tapi aku jadi ingat, di Jakarta minum kopi memang sedang jadi trend. Kedai kopi di sana disulap jadi kafe-kafe. Awalnya aku tak suka kopi, tapi suasana remang-remang kafe barangkali membuat kopi terasa lebih nikmat. Kafe, sebagai salah satu simbol kebudayaan baru, membawa tradisi “minum kopi” menjadi gaya hidup masyarakat kontemporer.

Makanya aku tak pernah menolak ajakan Atan untuk minum kopi. Meski bukan di kafe, tapi lama-lama kedai kopi di kampung Atan ini memberi nuansa yang lain. Jika kafe dibangun oleh kepentingan industri, maka kedai kopi di sini terasa seperti dibangun oleh kekuatan sejarah. Ada semacam ketuaan yang eksotis. Lihatlah, dinding-dinding papan coklat tua yang disusun tegak menjulang tinggi, dengan foto-foto keluarga berwarna hitam putih yang terbiar dilumuti sarang labah-labah, memberi kesan tentang masa lalu yang hidup. Ah, pengap asap rokok dan asap masakan yang menggenang ini, memaksa aku terpaku di atas kursi sebagai manusia renta yang abadi. Tapi apakah ada yang abadi di dunia ini, selain Tuhan?

“Bung, jangan macam-macam, Singapura dulu pernah jatuh hati dengan kampung aku ni. Maklumlah, zaman penjajahan dulu, pulau-pulau macam kampung aku ni apalagi yang nak diintip orang selain kekayaan alamnya. Beginilah, sampai sekarang pun pulau ini masih terus dikuras. Bayangkan saja, sekitar 60 persen produksi minyak bumi Indonesia yang mencapai 1,1 juta barel perhari itu disumbangkan oleh pulau ini. Sebenarnya aku tak kisah sangat, selama kehidupan masyarakatnya tetap diperhatikan. Kau tengoklah, macam mana nasib Siti dan masa depan budak-budak yang kemaren mandi di sungai tu!”

Seorang perempuan menghampiri, membawa dua gelas kecil kopi.
Aku memandang wajahnya tajam. Ia tersenyum, dan berlalu.
“Tan, bukankah ini Siti yang kemaren mandi di sungai itu?”
“Jangan mengigau, Wak. Di mata asingmu, perempuan-perempuan di sini memang berwajah serupa.”
Rasanya mataku tak salah lihat. Tapi Atan benar. Tak lama setelah itu, seorang perempuan lain yang muncul dari ruang yang lain pula, kembali membuat mataku terkicuh. Seperti tak percaya, tapi demikianlah kenyataannya. Mereka serupa, tapi tak sama.

“Sudahlah, mata lelaki di mana-mana selalu sama.” Atan menyeruput kopinya. “Tapi, kau tengoklah. Lelaki berpakaian seragam di kedai kopi ini. Banyaknya orang yang berseragam pegawai di negeri ini menunjukkan tingkat hidup masyarakatnya sudah mulai meningkat. Kau harus tahu, Wak, di sini menjadi pegawai negeri adalah obsesi semua orang. Nah, di lain hal, di negeri tempat aku lahir ini, orang sedang berebut duit. Tapi di lain hal lagi, yang tak pandai cari celah dan tetap apatis dengan dunia perpolitikan, ya terus saja terpinggirkan seperti Siti dan budak-budak yang mandi di sungai itu. Ya, begitulah, kapitalisme selalu memperjelas kesenjangan, Wak. Bedebah!”

Sembari mereguk kopi, kupandang sekeliling. Meski telingaku tetap terus mendengarkan ocehan Atan, tapi mataku terus liar mencuri-curi pandang pada Siti-Siti yang lalu-lalang mengantar minuman. Tiba-tiba pandangan terjerembab pada sosok lelaki paruh baya yang duduk di belakang meja kasir. Kulitnya putih. Matanya sipit. Cina?

Ya, aku ingat. Sebelum ke sini, Atan memang selalu bercerita tentang Cina keturunan yang sejak lama menghuni kampung ini. “Cina keturunan adalah sejarah yang lain,” kata Atan. Meski di hari yang lain, kerap juga aku mendengar Atan mengeluh, “Walaupun mereka telah menjadi bagian dari masyarakat di sini, tapi dominasi ekonomi masih di tangan mereka.”

Aku pun diam. Mereguk kopi terakhir. Burung-burung hitam terdengar riuh di ujung senja. Sekelebat bayangan menyelinap di kelopak ingatan; Siti-siti yang dirundung sepi.
***

Senja ketiga. Pada sebuah rumah panggung yang renta.
Memandang barisan pohon kelapa yang menjulang ke langit, waktu terasa berjarak. Aku seperti hidup dalam dunia daun-daun, dunia tumbuhan. Bau lembab rerumputan hijau yang merambati tanah gambut, kuhisap dalam-dalam. Ada kehidupan lain yang tiba-tiba bangkit dalam diriku. Kehidupan orang desa, yang jauh dari kota. Kehidupan yang dibangun dari kesederhanaan-kesederhanaan.

Dan Atan lahir di sini. Tapi di mana dia?
“Oi, jangan melamun, Wak. Nanti kesampok hantu bunian!” Suara Atan melengking dari belakang rumah. “Ke sinilah, kopi dah tersedia ni!”

Hantu Bunian? Atan memang pernah cerita kalau di kampungnya ini banyak hantunya. Tapi, bagi Atan hantu itu dianggap sebagai ikon kebudayaan timur, simbol bagi semangat jahat yang tak terlihat. Dan aku percaya, setiap kebudayaan memang dipenuhi simbol-simbol. Bahkan di Eropa pun, yang tingkat rasionalitasnya tinggi, hantu masih menempati sisi lain dari kehidupan manusianya.

Senja semakin kelam. Sesayup suara orang mengaji bersahutan dari surau-surau. Tak lama kami duduk sambil menikmati kopi di tengah rumah, tiba-tiba terdengar sebuah suara dari bawah, “Assalamualaikum.”

Serentak kami menjawab, “Waalaikumussalam.”
Dari tengah pintu kulihat seorang perempuan berkebaya dengan kerudung melilit di wajahnya, berjalan menuju tempat kami bersila. Aku benar-benar terkejut. Bukankah perempuan ini juga yang kupandangi di sungai Siak senja yang lalu? Dan rasanya perempuan ini juga yang kujumpai di kedai kopi kemarin.

“Ini adek aku, Wak. Namanya Siti.”
Aku pun terdiam. Menyimpan ribuan pertanyaan dalam senja yang kian padam. Mereguk kopi terakhir dengan mata yang terpejam. “Ah, tiba-tiba kopi ini terasa pahit, tak bergula…”

Yogyakarta, April 2003

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Alexander A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Dahana A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.C. Andre Tanama A.J. Susmana A.S. Laksana A’an Jindan AS Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Rauf Singkil Abdul Walid Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adek Alwi Adhi Pandoyo Adhitia Armitrianto Adhy Rical Adi Faridh Adian Husaini Adin Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrizas Adu Pesona Sang Wakil Presiden RI AF. Tuasikal Afri Meldam Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agit Yogi Subandi Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Rakasiwi Agus Sulton Agus Wibowo Agus Wirawan Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ah. Atok Illah Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Anshori Ahmad Damanik Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Hasan MS Ahmad Jauhari Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad S. Zahari Ahmad Syafii Maarif Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fiah Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Siddiq Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al-Fairish Al-Ma'ruf I Al-Ma'ruf II Alang Khoiruddin Albert Camus Ali Mahmudi Ch Alia Swastika Alvi Puspita Alvin Amien Wangsitalaja Aminah Aming Aminoedhin Ana Mustamin Anam Rahus Anas AG Andhi Setyo Wibowo Andi Gunawan Andry Deblenk Angela Anggie Melianna Anindita S. Thayf Anis Ceha Anitya Wahdini Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anugerah Ronggowarsito Anwar Nuris Aprillia Ika Arida Fadrus Aridus Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Ariel Heryanto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Arwan Aryo Wisanggeni Aryo Wisanggeni Gentong AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Ashadi Ik Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asro Kamal Rokan Astrid Reza Asvi Warman Adam Atafras Atok Witono Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azwar Nazir Baca Puisi Badrus Siroj Bahrul Ulum A. Malik Balada Bambang kempling Bambang Riyanto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berita Utama Bernando J. Sujibto Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Bre Redana Brunel University Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Jay Utomo Budi P. Hatees Budi Palopo Budi Setyarso Budi Sp. Indrajati Budiman S. Hartoyo Budiman Sudjatmiko Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Choirul Rikzqa Christian Heru Cahyo Saputro Cover Buku D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dadang Widjanarko Damiri Mahmud Dani Fuadhillah Daniel Paranamesa Darju Prasetya Dati Wahyuni Dawet Jabung Ponorogo Dedykalee Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Deshinta Arofah Dewi Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan Dewi Anggraeni Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Didik Kusbiantoro Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dorothea Rosa Herliany Dr Andi Irawan Dr Siti Muti’ah Setiawati Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Drs. Solihin Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddi Koben Edeng Syamsul Ma’arif Edy Apriyanto Sudiyono Edy Firmansyah Edy Susanto Efri Ritonga EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hartono Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elita Sitorini Elly Trisnawati Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Em. Syuhada' Emha Ainun Nadjib Encep Abdullah Eni Sulistiyawati Eny Rose Esai Ester Lince Napitupulu Etik Widya Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathan Mubarak Fathul Qodir Fathul Qorib Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Seni Surabaya 2011 Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fikri. MS Fiqih Arfani Firman Daeva Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Forum Santri Nasional (FSN) Free Hearty Galuh Tulus Utama Gandis Uka Ganug Nugroho Adi Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gendut Riyanto Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Pratama Glenn Fredly Goenawan Mohamad Golput Gombloh Gombloh (1948 – 1988) Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Hadi Napster Hafis Azhari Halim HD Halimi Zuhdy Hamid Dabashi Han Gagas Hardi Hamzah Hari Prasetyo Haris Del Hakim Haris Saputra Hary B Kori’un Hasan Basri Marwah Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Hendro Situmorang Henri Nurcahyo Henry H Loupias Hera Khaerani Heri CS Heri Kris Heri Latief Heri Listianto Herman RN Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Kuntoyo Heru Kurniawan Hikmat Darmawan Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humaidi Humam S Chudori I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I. B. Putera Manuaba IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ichwan Prasetyo Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Munadjat Imam Nawawi Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Herdiana Imron Arlado Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indigo Art Space Madiun Indra Tjahyadi Indrian Koto Ingki Rinaldi Iqmal Tahir Is Faridatul Arifah Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Isra’ Mi’raj Iswadi Pratama Iswara N Raditya Iva Titin Shovia Iwan Awaluddin Yusuf Iwan Gunadi J. Sumardianta Jamrin Abubakar Jansen Sinamo Janu Jolang Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jemie Simatupang Jenny Ang Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jl Simo Jo Batara Surya Jodhi Yudono Joko Budhiarto Joko Sadewo Joko Sandur Joko Widodo Jones Gultom Joni Ariadinata Joresan Mlarak Ponorogo Joseph E. Stiglitz Jual Buku Paket Hemat Junus Satrio Jurnalisme Sastra K. Hirzuddin Hasbullah K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.H. Masrikhan Asy'ari K.H. Mudzakir Ma'ruf Kadjie MM Kajian Kitab Nashoihul 'Ibad Kang Daniel Karanggeneng Kartika Foundation Kasanwikrama Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kekal Hamdani Kemah Budaya Panturan (KBP) Kesenian KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Anwar Khoirul Inayah Khoirul Naim Khoirul Rosyadi Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Puisi Suluk Berahi karya Gampang Prawoto Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Koko Sudarsono Komaruddin Hidayat Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopuisi Korban Gempa di Lombok Kospela KPRI IKMAL Lamongan Kris Razianto Mada Kritik Sastra Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kusni Kasdut Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto Lagu Laili Rahmawati Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Latif Fianto Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Listiyono Santoso Liya Izzatul Iffah Liza Wahyuninto Lucky Aditya Ramadhan Ludruk Jawa Timur Lukisan Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lustantini Septiningsih Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Ismail M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Iqbal Dawami M. Irfan Hidayatullah M. Latief M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Mushthafa M. Riza Fahlevi M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Maghfur Munif Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahwi Air Tawar Majelis Ulama Indonesia Makalah Tinjauan Ilmiah Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mantan Pastur Hafidz Al-Qur'an Maqhia Nisima Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Marjohan Marsel Robot Martin Aleida Martin Hatch Marwan Ja'far Marwita Oktaviana Marzuki Mustamar Mashuri Masjid Tegalsari di Pesantren Gerbang Tinatar Masuki M. Astro Matroni el-Moezany Matroni Muserang Max Arifin Maya Handhini Mbah Kalbakal Medco Media Jawa Timur Medri Osno Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Misbahul Huda Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh Samsul Arifin Moh. Ghufron Cholid Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Mts Putra-Putri Simo-Sungelebak Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ghannoe Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Rain Muhammad Taufik Muhammad Yasir Muhammad Zia Ulhaq Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukhsin Amar Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Mun'im Sirry Muntamah Cendani Museum Bikon Blewut Ledalero Musfarayani Musfi Efrizal Musyayana Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nabi Adam Nanang Fahrudin Nandang Darana Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Ni Luh Made Pertiwi F Nindya Herdianti Ninin Nurzalina Wati Nitis Sahpeni Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noorsam Noval Jubbek Novel Pekik Novianti Setuningsih Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nur Hamzah Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nuswantoro Nyimas Nyoman Tingkat Obrolan Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Opini Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Pameran Seni Rupa Panda MT Siallagan Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit SastraSewu Penerbitan dan Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Pengajian Pengetahuan Perang Peringatan Hari Pahlawan 10 November Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pesantren Kampung Inggris Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Petrik Matanasi Pilang Tejoasri Laren Lamongan Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pilkada Piramid Giza Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pradana Boy ZTF Pradaningrum Mijarto Pramoedya Ananta Toer Prih Prawesti Febriani Pringadi AS Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Hartanto Puji Santosa Puput Amiranti N Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Satria Kusuma Putu Setia Putu Wijaya R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.Ng. Ronggowarsito Rabdul Rohim Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sazaly Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Rengga AP Reni Lismawati Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Rieke Diah Pitaloka Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rizka Halida Rizky Putri Pratimi Robin Al Kautsar Rocky Gerung Rodli TL Rofiqi Hasan Rohmad Hadiwijoyo Rohmah Maulidia Rohman Abdullah Rojiful Mamduh Rosdiansyah Rosi Rosidi Roso Titi Sarkoro Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rumah Literasi Rx King Motor S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Saifur Rohman Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Sardono W Kusumo Sartika Sari Sarworo Sp Sastra Facebook Satmoko Budi Santoso Satrio Lintang Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Savidapius Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Sejarah Sekolah Literasi Gratis SelaSAstra Boenga Ketjil SelaSAstra Boenga Ketjil #23 SelaSAstra Boenga Ketjil #24 Seni Ambeng Ponorogo Senirupa Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Shofiyatuz Zahroh Shohebul Umam JR Sholihul Huda Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Silfia Hanani Sindu Putra Sita Planasari Aquadini Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Hadi Purnomo Soediro Satoto Soegiharto Soeprijadi Tomodihardjo Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Igustin Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Sriyanto Danoesiswoyo Stefanus P. Elu Stevani Elisabeth STKIP PGRI Ponorogo Student Center Kampus ISI Yogyakarta Subagio Sastrowardoyo Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Ariyadi Sukitman Sumenep Sumiati Anastasia Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungelebak Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Suyadi San Syafrizal Sahrun Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syamsul Rizal Syi'ir Syifa Amori Syifa Aulia T.A. Sakti Tajuddin Noor Ganie Tamrin Bey dan Robin Al Kautsar TanahmeraH ArtSpace Tarpin A. Nasri Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Roda UNISDA Lamongan Teater Sakalintang Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tawon Teater Tewol Teguh LR Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Teori Darwin Teori Fisika Hawking Tgk Abdullah Lam U Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute Theresia Purbandini Thomas Koten Tien Rostini Timur Arif Riyadi Tjahjono Widarmanto Tjut Zakiyah Anshari Toeti Adhitama Tosa Poetra Tri Andhi S Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Tutut Herlina Ucu Agustin Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Uniawati Unieq Awien Universitas Jember Usman Arrumy Ustadz Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Vassilisa Agata Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Video Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vita Devi Ajeng Pratiwi W. Haryanto W.S. Rendra Wakos R. Gautama Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Suryandoko William Shakespeare Wisnu Kisawa Wiwik Widiyati Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yayat R. Cipasang Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yulianto Yuliawati Yunanto Sutyastomo Yunus Supriyanto Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf AN Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Yuyuk Sugarman Z. Mustopa Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zarra Martsella Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zen Hae Zii Zuhdi Swt