Jawa Pos, 28 Juni 2008
Lantaran jabatan Gubernur Imam Utomo hampir selesai, pemberian penghargaan untuk sepuluh seniman Jawa Timur diajukan 30 Juni nanti. Biasanya penghargaan diserahkan pada menjelang Lebaran Idul Fitri.
Kepastian itu diungkapkan ketua panitia penghargaan seni Jatim 2008 Aribowo. ''Hal itu mengingat masa jabatan Pak Imam Utomo sudah akan berakhir,'' ujar dekan Fakultas Ilmu Budaya Unair itu, kemarin.
Sepuluh seniman dan penggerak seni yang tahun ini mendapat penghargaan adalah MH. Iskan (teater), Amirkiah (teater), Mahfoed (perupa), Mashuri (sastra), Shoim Anwar (sastra), alm. Gombloh (musik), Musafir Isfanhari (musik), Karimun (tari), F.C. Pamudji (seni tradisi), dan M. Anis (penggerak seni). Masing-masing akan mendapatkan piagam dan uang Rp 10 juta.
Sepuluh seniman yang mendapat penghargaan tersebut dipilih karena dinilai memenuhi tiga kriteria. Yakni kekaryaan, kepeloporan, serta pengabdian. Yang menarik, menginjak tahun kesebelas pelaksanaan program ini, baru tahun ini nama Gombloh masuk dalam jajaran penerima penghargaan.
Aribowo menjelaskan, tahun lalu Gombloh sudah mendapatkan penghargaan dari beberapa lembaga, sehingga tak banyak yang mengusulkan namanya. ''Tapi tahun ini banyak yang mengusulkan nama Gombloh masuk dalam jajaran seniman penerima penghargaan. Atas dasar masukan tersebut Gombloh kami pilih,'' jelas mantan ketua Dewan Kesenian Jawa Timur itu.
Selain kepada sepuluh seniman, gubernur juga akan memberikan penghargaan khusus untuk lembaga dan tokoh peduli kesenian. Yaitu CitraRaya, Ciputra Group Surabaya, Saleh Ismail Mukadar, Heri Purwanto, Erlangga Satriagung, La Nyalla Mattalitti, serta Chusnul Huda Soleh. Gubernur juga akan memberikan tali asih kepada 400 seniman se-Jatim. Masing-masing mendapatkan uang Rp 1 juta dan bingkisan.
''Ini salah satu bukti kepedulian gubernur terhadap kondisi seniman dan kesenian di Jawa Timur,'' komentar Farid Syamlan, ketua Bengkel Muda Surabaya, yang ikut menjadi panitia.
Setelah Imam Utomo lengser nanti, Aribowo berharap tradisi yang baik ini masih akan diteruskan penggantinya. ''Ini merupakan apresiasi kepada seniman Jatim. Sayang kalau harus hilang begitu saja,'' tandasnya. (ign/ari)
Lantaran jabatan Gubernur Imam Utomo hampir selesai, pemberian penghargaan untuk sepuluh seniman Jawa Timur diajukan 30 Juni nanti. Biasanya penghargaan diserahkan pada menjelang Lebaran Idul Fitri.
Kepastian itu diungkapkan ketua panitia penghargaan seni Jatim 2008 Aribowo. ''Hal itu mengingat masa jabatan Pak Imam Utomo sudah akan berakhir,'' ujar dekan Fakultas Ilmu Budaya Unair itu, kemarin.
Sepuluh seniman dan penggerak seni yang tahun ini mendapat penghargaan adalah MH. Iskan (teater), Amirkiah (teater), Mahfoed (perupa), Mashuri (sastra), Shoim Anwar (sastra), alm. Gombloh (musik), Musafir Isfanhari (musik), Karimun (tari), F.C. Pamudji (seni tradisi), dan M. Anis (penggerak seni). Masing-masing akan mendapatkan piagam dan uang Rp 10 juta.
Sepuluh seniman yang mendapat penghargaan tersebut dipilih karena dinilai memenuhi tiga kriteria. Yakni kekaryaan, kepeloporan, serta pengabdian. Yang menarik, menginjak tahun kesebelas pelaksanaan program ini, baru tahun ini nama Gombloh masuk dalam jajaran penerima penghargaan.
Aribowo menjelaskan, tahun lalu Gombloh sudah mendapatkan penghargaan dari beberapa lembaga, sehingga tak banyak yang mengusulkan namanya. ''Tapi tahun ini banyak yang mengusulkan nama Gombloh masuk dalam jajaran seniman penerima penghargaan. Atas dasar masukan tersebut Gombloh kami pilih,'' jelas mantan ketua Dewan Kesenian Jawa Timur itu.
Selain kepada sepuluh seniman, gubernur juga akan memberikan penghargaan khusus untuk lembaga dan tokoh peduli kesenian. Yaitu CitraRaya, Ciputra Group Surabaya, Saleh Ismail Mukadar, Heri Purwanto, Erlangga Satriagung, La Nyalla Mattalitti, serta Chusnul Huda Soleh. Gubernur juga akan memberikan tali asih kepada 400 seniman se-Jatim. Masing-masing mendapatkan uang Rp 1 juta dan bingkisan.
''Ini salah satu bukti kepedulian gubernur terhadap kondisi seniman dan kesenian di Jawa Timur,'' komentar Farid Syamlan, ketua Bengkel Muda Surabaya, yang ikut menjadi panitia.
Setelah Imam Utomo lengser nanti, Aribowo berharap tradisi yang baik ini masih akan diteruskan penggantinya. ''Ini merupakan apresiasi kepada seniman Jatim. Sayang kalau harus hilang begitu saja,'' tandasnya. (ign/ari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar