Wawancara di bawah ini, diambil dari Grup Facebook Apresiasi Sastra (APSAS) Indonesia
Dody Yan Masfa, lahir di Surabaya 15 Juni 1965, menulis puisi adalah kegemarannya sejak remaja, sebagai ngudo roso, katarsis, dan meneliti diri sendiri sejauh mana memiliki kepekaan rasa keindahan tentang bahasa tulisan. Prestasi karya bukan menjadi prioritas bagi dirinya. Menekuni teater sejak usia muda, sampai sekarang aktifitas itu menyeretnya untuk terus menulis. Dody adalah aktor dan sutradara teater Tobong. No Kontak: 085732439089 email : dodyyanmasfa@gmail.com
Nurel Javissyarqi: “Selamat merayakan Festival Puisi Mutakhir 2021 Pak! Pertanyaannya nanti menyusul, atau yang lain monggo bertanya dulu... Salam Sastra!” (Festival Puisi Mutakhir 2021 bertempat di Desa Weru, Paciran, Lamongan, Jawa Timur, tanggal 26 Juni 2021, oleh Komunitas Aksara Pesisir, atas Antologi Puisi “Perayaan Pertikaian dalam Rumah Puisi” karya Dody Yan Masfa).
Dody Yan Masfa: “Terima kasih Mas... Salam bahagia buat sampean yang selalu menggerakkan ruang literasi sastra... Semoga tak kan pernah berhenti...Aamiin...”
Nurel Javissyarqi: “Amien... ya Robbal alamien... Pak Dody, Apa yang mendorong sampean untuk terus bergerak dan berkarya hingga sekarang? Oya, sejak mulai tahun kapan, memasuki alam berkesenian?
Dody Yan Masfa: “Mulai bergabung dengan komunitas kesenian tahun 1987 Mas. Ya, tentunya ada masa-masa mengalami stagnasi, kejumudan, tapi selalu ada kesadaran baru yang menumbuhkan lagi spirit berkesenian. Semisal pemahaman ketika kita merasa tidak nyaman menyikapi kesenian sebagai kolektif art, kita bisa menyikapinya dengan personaliti art, atau sebaliknya. Banyak sekali teman-teman saya dulu, yang mandeg juga dari aktifitas berkesenian, karena tuntutan hal lain; karir politik, akademis, ya saya pikir itu pilihan, semuanya memang harus berani memilih, begitu juga berkesenian... Hal paling saya yakini dalam kesenian (teater) sebagai disiplin ilmu, dan selalu berfikir bahwa kesenian itu penting sebagai investasi bagi peradaban... Mungkin itu yang membuat saya masih terus bertahan berkesenian...
Nurel Javissyarqi: “Apa yang patut ditanamkan bagi generasi muda sekarang, ketika mengembangkan dirinya di dalam berkesenian, agar tetap menyetia jalan telah ditempuhnya, pula memiliki daya tahan terbaik kala melakoni alur luhur hidupnya? Sebelumnya matur suwon sanget Pak Dody Yan Masfa.”
Dody Yan Masfa: “Saya selalu menyerukan bahwa kesenian ialah investasi bagi peradaban, karena didalamnya menampung seluruh ilmu pengetahuan, dari tehne ke arte pula sebaliknya. Pendahulu kita yang melahirkan gagasan kesenian dari zaman ke zaman semuanya ilmuwan... sosiolog, teolog, filosof, politikus. Ada prinsip mendasar yang saya yakini, kesenian itu peralatan untuk mengolah referensi demi membaca masa depan... Kesadaran itulah Mas, yang selalu saya suarakan bagi generasi muda...”
Nurel Javissyarqi: “Matur suwon sanget Pak Dody atas jawabannya, dan mohon izin diposting nantinya -obrolan di Apsas ini...”
Dody Yan Masfa: “Siap, saya juga terima kasih Mas...”
***
Andy Eswe: “Halow Mas Dody... Saya bersua dengan Anda pertama di Solo, Teater Ruang. Itu sudah lama sekali. Dan ketika saya main ke Surabaya, sering juga melihat Anda, tapi belum pernah ngobrol meski acapkali satu tongkrongan. Hehwhw... Kali ini bertemu di FB dan berkesempatan untuk berbagi cerita dan tanya. Baik saya akan bertanya dalam hal teater, sejauh apa Mas Dody mengeksplorasi ruang-ruang untuk pementasan. Apakah selama ini di gedung panggung prosenium saja, ataukah juga di luar gedung? Mohon sharing pengalaman pementasan yang terkait dengan pilihan ruang yang Anda lakoni di kota Surabaya. Kemudian dalam hal susastra: Mas Dody lebih pada penulisan puisi, naskah drama, cerpen, atau novel? Bagaimana proses kreatif Mas Dody dalam berkarya sastra? Pada titik apa relasi / keterkaitan karya sastra dan karya teater? Lalu bagaimana mengolahnya hingga keduanya bersinergi?
Maaf, jika terlalu panjang dan bahasanya kurang bagus. Semoga bisa dipahami. Hehehe.. Salam dan hormat, Andy Eswe.”
Dody Yan Masfa: “Hai Mas Eswe, Salam dan Hormat pula...Wah ini pertanyaan berat semua... Pada teater Mas, saya mengawali proses di teater sejak tahun 1987, di teater Jaguar Surabaya. Tahun-tahun itu, teater lebih ke bentuk konvensional, dengan aturan pemanggungan yang ketat, prosenium, ada jarak penonton, ada visi, membangun, menciptakan penonton yang begitu-begitulah... Memasuki tahun 2000- an, mulai mengenal panggung tapal kuda sampai panggung arena, tentunya teater mengalami pola baru untuk penciptaan scenografi, untuk menyikapi penonton berada di tiga dan empat arah... Maka di tahun 2001, ketika saya mendirikan Teater Tobong, melanjutkan perkembangan pola baru, terlebih munculnya wacana tentang -teater alternatif, eksplorasi, ruang publik, teater tubuh... Nah, hadirnya wacana-wacana itulah yang membuat kita memiliki fleksiblelitas dalam penciptaan proses kreatif, apalagi sekarang kian hadir pula wacana-wacana baru, teater lintas disiplin, teater kota, teater foklor, instalasi teater dsb... Nah, kita Teater Tobong dan saya khususnya tidak menafihkan hal-hal baru tersebut, senyampang hal itu kita yakini menjadi pilihan proses kreatif kita, di ruang apapun, baik indoor maupun outdoor...
Dan untuk sastra, saya menulis puisi sejak remaja sih, SMP, SMA, nah beberapa waktu berikutnya mengalami stagnan, mandek sampai mengenal teater. Ada ruang-waktu yang penting bagi perjalanan proses saya di teater dan sastra, yaitu masa tahun 1999-2000, sebelum saya mendirikan Teater Tobong... Ada ruang proses kreatif yang kita bikin waktu itu, yaitu Teater Barzah, yang memang diniatkan untuk eksperiment. Waktu itu kita berfikir bahwa berteater tidak hanya sekadar mementaskan naskah-naskah orang lain, atau naskah yang sudah jadi, kita yakin bahwa kita harus memproduksi naskah sendiri. Nah, kebetulan waktu itu lagi maraknya wacana tentang teater non lakon, atau naskah non lakon (cerita ). Itulah yang memotivasi saya untuk menulis naskah-naskah, tulisan-tulisan lepas yang prioritasnya bukan ke cerita, tapi tema. Teks teks tematik yang tidak diikat oleh alur cerita, penokohan, seperti layaknya naskah-naskah konvensional, akhirnya keterusan kesenangan menulis lagi. Waktu itu kita menyebutnya teks besar (best teks), untuk dieksplorasi manjadi visual pertunjukan teater di program eksperiment teater Barzah... Maka saya pikir memang sangat dekat korelasi teks sastra dengan teater, meski saya masih mayakini bahwa wilayah teks dengan wilayah penciptaan itu punya kebebasannya sendiri-sendiri. Menurut saya, teks lepas atau best teks itulah yang cocok untuk mengantar kebebasan proses penciptaan... Karena itu, meskipun saya memberanikan diri menyebut tulisan-tulisan saya itu puisi, masih terasa sekali sebagai best teks teater... begitu Mas Eswe, hehehe maaf kalau jawabannya kurang memuaskan...
***
Lutfi S.M : “Selamat siang Om Do... Apa kabar? Semoga sehat selalu. Oya, sebelumnya saya ucapkan selamat dan sukses, atas diluncurkannya buku puisi karya sampean kamarin hari. Mohon maaf, saya belum bisa mengikuti, tersebab selepas kegiatan di Rumah Budaya Pantura itu, tiba-tiba badan drop, indera penciuman hilang fungsi, dan menjalar ke seisi rumah. Mohon doanya. Begini... Oya, dalam beberapa kesempatan terakhir, Om Do kerap mensosialisasi/mempublikasi/mempopulerkan istilah “sastra pertunjukan”. Pertanyaan saya: 1). Apakah itu sastra pertunjukan? 2). Apakah (kira-kira) ada perbedaan dari sastra yang dipentaskan alias “pertunjukan sastra” (macam pembacaan puisi, deklamasi, musikalisasi puisi, teaterikal puisi, drama, dll), ataukah bagaimana? Mungkin cukup itu dulu pertanyaan dari saya, yang semestinya kemarin saya diskusikan langsung saat bersua tetapi gagal. Terimakasih, dan Wassalam...”
Dody Yan Masfa: “Artinya, puisi yang dibacakan atau dideklamasikan itu sudah menjadi pertunjukan, sama halnya dengan naskah teater, naskah teater itu karya sastra. Nah, untuk menjadikannya sebuah pertunjukan, ya dikerjakan dengan khaidah teater. Nah sastra pertunjukan, berdasarkan asumsi saya, atau harapan saya tidak sekadar hanya dibacakan, bagaimana karya sastra yang bernama puisi itu bisa dikerjakan dengan pendekatan khaidah teater... Sebetulnya, bukan saya yang mempopulerkan.. Istilah sastra pertunjukan sudah ada beberapa tahun lalu... sebetulnya persoalan asumsi saja. Saya berasumsi, bahwa puisi itu identik dengan keberadaan teks yang memiliki metafora, rima, irama, suasana, bahkan cerita. Lantas saya berasumsi, jika puisi dideklamasikan dengan menggunakan karakter suara, emosi, gerak, suasana, maka keberadaan puisi sebagai sekadar teks akan bertambah kekuatannya. Nah, saya mengasumsikan bahwa itu adalah konsep pertunjukan.
Lutfi S.M.: “Oo... Berarti pada dasarnya memang memiliki kekhasan tersendiri dan itu melalui proses penggarapan yang utuh ya, Om... semacam alih wahana teks ke bentuk perform, begitukah?”
Dody Yan Masfa: “Seperti halnya jawaban saya kepada Mas Eswe, bahwa ada era dimana teks teater tidak harus merujuk pada kekuatan cerita, atau lakon, tapi bisa kekuatan tema (naskah non lakon). Kenapa tidak dengan puisi? Puisi bisa didekati dengan khaidah teater, semisal Emha Ainun Nadjib mengerjakan puisinya “Lautan Jilbab” menjadi pertunjukan teater. Saya mengasumsikan itu adalah sastra pertunjukan, yang lebih berkembang, ketimbang seorang Emha membacakannya sendirian, meskipun bisa disebut sebagai sastra pertunjukan...”
***
Sholihul Huda: “Selamat sore Om Dody, salam kenal dari saya. Sebenarnya sudah lama sekali saya ingin berkenalan dengan Om, sejak bertemu di Taman Budaya Cak Durasim, tetapi masih malu-malu. Dan mumpung ini ada kesempatan bertanya, saya ingin bertanya singkat saja sesuai pengetahuan saya yang minim tentang sastra. Puisi Mutakhir itu yang seperti apa ya Om?... terima kasih...”
Dody Yan Masfa: “Hihihi... Kata yang benar dan baku adalah Mutakhir. Arti kata mutakhir menurut KBBI adalah: terakhir, terbaru, modern.”
Sholihul Huda: “Ooo, jadi ini puisi yang terakhir Om, yang terbaru, atau yang modern? Keren Om puisi-puisinya... Terima kasih atas jawabannya yang lugas dan jelas sekali...”
Dody Yan Masfa: “Puisi bebas itu bagi saya modern Mas, kalau puisi klasik itu puisi terikat... dan hari ini puisi bebas masih uptodit... Lah, mau saya sebut festival puisi posmo, atau puisi 4.0. malah nggak cocok..”
***
Agus R. Subagyo: “Selamat sore Pak Do... Entah kapan dan di mana pertama bertemu dengan sampeyan. Aku mau bertanya, bagaimana caranya ketika kita mandeg dalam menulis?”
Dody Yan Masfa: “Hehehe... sebetulnya itu bukan mandeg otentik Mas, pengalaman saya mengatasinya dengan menumbuhkan kesadaran, mengalihkan dengan menabung referensi. Misalnya menyerap hal-hal empiris, membaca wacana sastra, membaca karya-karya orang lain, berdiskusi. Hal-hal itulah yang akan memperkaya kita akan perbendaharaan referensi... Kayaknya itu caranya... sehat selalu Mas...”
Agus R. Subagyo: “Aamiin. Aku saiki gak tau nulis Pak Do,... Tapi ngetik...”
Dody Yan Masfa: “Wkwkwkwk...iyo... satu jempol apa dua jempol...”
Agus R. Subagyo: “2 jempol Pak do, hehe...”
***
Sangat Mahendra: “Hallo Om Dody Yan Masfa, saya salah satu fans jenengan, tanya dong Om...
kaki Om terbuat dari apa? Bagaimana nafas Om sepanjang itu? Apakah yang Om percayai dalam hidup? Salam Om! Sehat dan bahagia selalu.”
Dody Yan Masfa: “Salam bahagia Mas Mahendra. Terhadap bumi yang keras, tajam dan terjal. Tuhan tidak membuat kulit pembungkus lembut untuk menutupi seluruh permukaan bumi : Ia menghadiahi kita sepasang kulit bagi kaki. Dalam tubuh ada banyak hal sederhana yang memiliki religiusitas, jika kita selalu mengingatnya dalam pikiran dan perasaan... “Ragawidya” (religiusitas prilaku sehari-hari), termasuk berjalan dan bernafas. Cosmologi alam Mas, alam di dalam diri dan di luar diri, hidup saya kuserahkan pada korelasi keduanya... Hihihi.. macak religius dan filosofis.. tentunya jawaban saya itu harus selalu dilanjutkan-diperbincangan dalam perjumpaan kita Mas Mahendra...”
Sangat Mahendra: “Matur tengkyu.”
***
Sigit Susanto: “Salam kenal Mas Dody Yan Masfa. Ikut bertanya, 1). Ketika sampean menemukan sebuah embrio kisah untuk ditulis, bagaimana menimbang embrio itu untuk ditulis dalam puisi atau naskah teater? 2). Embrio kisah seperti apa yang biasanya muncul? Bisakah embrio kisah itu ditulis dalam dua genre, puisi maupun teater atau cukup sekali saja puisi/teater? 3). Adakah puisi sampean yang berbentuk seperti teater? Sepertinya Faust-nya Goethe lebih menyerupai teater ketimbang puisi atau naskah teater sampean yang puitis. 4). Bagaimana sampean memperlakukan naskah puisi/teater yang gagal? Mungkin diperbaiki lagi, diingat, atau dilupakan sama sekali 5). Adakah karya sampean, baik puisi maupun teater, tiba-tiba ada orang bilang, Wah, Mas....cerita itu mirip kisahku pribadi?... Matur Thanks you. Salam Sehat.”
Dody Yan Masfa: “Salam Mas Sigit... Adakalanya embrio itu berasal dari hal yang sudah ada referensinya, baik secara empiris maupun yang bersifat literatif. Kemudian referensi tersebut dikorelasikan dengan tema yang pas untuk diangkat sebagai isi dari tulisan (puisi atau best teks teater). Untuk puisi, saya lebih membebaskan tema, tapi kalau untuk best teks saya lebih memilih tema yang universal. Sampai hari ini saya masih meyakini tema tentang kematian (untuk best teks teater), yang masih kuat, kematian bukan sekadar fisik, tetapi bisa kematian nurani, pikiran, kematian kesadaran terhadap kemanusiaan, peradaban, dsb. Dan berkaitan Faust-nya WG Goethe (itu naskah babon Mas, yang memiliki kelengkapan khaidah naskah teater yang lengkap), ada prolog, epilog, dialog, monolog, seliloqui, ada narasi, semuanya lengkap sebagai naskah teater, bahkan skema partitur orkestra untuk ilustrasi musiknya pun menjadi bagian dari tokoh dalam naskah tersebut. Untuk tulisan yang gagal, -saya membiasakan ada proses revisi Mas, sering kali puisi hari ini, itu bersumber dari puisi lama yang tertimbun, yang pernah saya tulis...”
Sigit Susanto: “Matur nuwun terima kasih paparannya Mas Dody Yan Masfa.”
Dody Yan Masfa: “Sama-sama Mas...”
***
Buku-buku karya Dody Yan Masfa:
***
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Alexander
A. Anzieb
A. Aziz Masyhuri
A. Dahana
A. Khoirul Anam
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A. Yusrianto Elga
A.C. Andre Tanama
A.J. Susmana
A.S. Laksana
A’an Jindan AS
Abd. Mun’im
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kirno Tanda
Abdul Lathif
Abdul Malik
Abdul Rauf Singkil
Abdul Walid
Abdurrahman Wachid
Abdurrahman Wahid
Abid Rohmanu
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adek Alwi
Adhi Pandoyo
Adhitia Armitrianto
Adhy Rical
Adi Faridh
Adian Husaini
Adin
Aditya Ardi N
Adreas Anggit W.
Adrizas
Adu Pesona Sang Wakil Presiden RI
AF. Tuasikal
Afri Meldam
Afrizal Malna
AG. Alif
Agama
Agama Para Bajingan
Agit Yogi Subandi
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Rakasiwi
Agus Sulton
Agus Wibowo
Agus Wirawan
Aguslia Hidayah
AH J Khuzaini
Ah. Atok Illah
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Anshori
Ahmad Damanik
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Gaus
Ahmad Hasan MS
Ahmad Jauhari
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Naufel
Ahmad S. Zahari
Ahmad Syafii Maarif
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ainul Fiah
Akbar Ananda Speedgo
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sahal
Akhmad Sekhu
Akhmad Siddiq
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akmal Nasery Basral
Aksin Wijaya
Al-Fairish
Al-Ma'ruf I
Al-Ma'ruf II
Alang Khoiruddin
Albert Camus
Ali Mahmudi Ch
Alia Swastika
Alvi Puspita
Alvin
Amien Wangsitalaja
Aminah
Aming Aminoedhin
Ana Mustamin
Anam Rahus
Anas AG
Andhi Setyo Wibowo
Andi Gunawan
Andry Deblenk
Angela
Anggie Melianna
Anindita S. Thayf
Anis Ceha
Anitya Wahdini
Anjrah Lelono Broto
Antologi Sastra Lamongan
Anugerah Ronggowarsito
Anwar Nuris
Aprillia Ika
Arida Fadrus
Aridus
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arief Junianto
Ariel Heryanto
Ariera
Arif Bagus Prasetyo
Aris Kurniawan
Armawati
Arswendo Atmowiloto
Art Sabukjanur
Arti Bumi Intaran
Arwan
Aryo Wisanggeni
Aryo Wisanggeni Gentong
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Ashadi Ik
Asrama Mahasiswa Aceh Sabena
Asro Kamal Rokan
Astrid Reza
Asvi Warman Adam
Atafras
Atok Witono
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Azwar Nazir
Baca Puisi
Badrus Siroj
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bambang kempling
Bambang Riyanto
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bastian Zulyeno
Beni Setia
Benni Setiawan
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Bernarda Rurit
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Biografi
Bre Redana
Brunel University
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi Jay Utomo
Budi P. Hatees
Budi Palopo
Budi Setyarso
Budi Sp. Indrajati
Budiman S. Hartoyo
Budiman Sudjatmiko
Buku Kritik Sastra
Buldanul Khuri
Candrakirana
Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cawapres Jokowi
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
Choirul Rikzqa
Christian Heru Cahyo Saputro
Cover Buku
D. Dudu AR
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Dadang Widjanarko
Damiri Mahmud
Dani Fuadhillah
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Dati Wahyuni
Dawet Jabung Ponorogo
Dedykalee
Deni Jazuli
Denny JA
Denny Mizhar
Desa Glogok Karanggeneng Lamongan
Deshinta Arofah Dewi
Dessy Wahyuni
Dewan Kesenian Lamongan
Dewi Anggraeni
Dian Sukarno
Diana A.V. Sasa
Didik Kusbiantoro
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Diskusi buku
Djadjat Sudradjat
Djasepudin
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djuli Djatiprambudi
Djulianto Susantio
Dody Kristianto
Dody Yan Masfa
Dorothea Rosa Herliany
Dr Andi Irawan
Dr Siti Muti’ah Setiawati
Dr. Hilma Rosyida Ahmad
Drs H Choirul Anam
Drs. Solihin
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwidjo Maksum
Dyah Ayu Fitriana
Eddi Koben
Edeng Syamsul Ma’arif
Edy Apriyanto Sudiyono
Edy Firmansyah
Edy Susanto
Efri Ritonga
EH Ismail
Eidi Krina Jason Sembiring
Eka Budianta
Eko Hartono
Eko Hendrawan Sofyan
Eko Hendri Saiful
El Sahra Mahendra
Elita Sitorini
Elly Trisnawati
Ellyn Novellin
Elokdyah Meswati
Em. Syuhada'
Emha Ainun Nadjib
Encep Abdullah
Eni Sulistiyawati
Eny Rose
Esai
Ester Lince Napitupulu
Etik Widya
Evan Ys
F Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Fahrur Rozi
Fajar Alayubi
Fakhrunnas MA Jabbar
Fanani Rahman
Fatah Yasin Noor
Fathan Mubarak
Fathul Qodir
Fathul Qorib
Felix K. Nesi
Festival Gugur Gunung
Festival Seni Surabaya 2011
Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan
Fikri. MS
Fiqih Arfani
Firman Daeva
Forum Lingkar Pena Lamongan
Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L)
Forum Santri Nasional
Forum Santri Nasional (FSN)
Free Hearty
Galuh Tulus Utama
Gandis Uka
Ganug Nugroho Adi
Gedung Sabudga UNISDA Lamongan
Gendut Riyanto
Gerakan Literasi Nasional
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gesit Ariyanto
Gita Pratama
Glenn Fredly
Goenawan Mohamad
Golput
Gombloh
Gombloh (1948 – 1988)
Grathia Pitaloka
Gugun el-Guyanie
Gunoto Saparie
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Dur
H.B. Jassin
Hadi Napster
Hafis Azhari
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamid Dabashi
Han Gagas
Hardi Hamzah
Hari Prasetyo
Haris Del Hakim
Haris Saputra
Hary B Kori’un
Hasan Basri Marwah
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasyim Asy’ari
Hendro Situmorang
Henri Nurcahyo
Henry H Loupias
Hera Khaerani
Heri CS
Heri Kris
Heri Latief
Heri Listianto
Herman RN
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Heru Kuntoyo
Heru Kurniawan
Hikmat Darmawan
Holy Adib
Hudan Hidayat
Hujuala Rika Ayu
Humaidi
Humam S Chudori
I Made Asdhiana
I Nyoman Suaka
I. B. Putera Manuaba
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ichwan Prasetyo
Ida Fitri
Ignas Kleden
Ilham Safutra
Ilham Wancoko
Imam Munadjat
Imam Nawawi
Imam Zanatul Huaeri
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Iman Herdiana
Imron Arlado
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indigo Art Space Madiun
Indra Tjahyadi
Indrian Koto
Ingki Rinaldi
Iqmal Tahir
Is Faridatul Arifah
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iskandar Zulkarnain
Isra’ Mi’raj
Iswadi Pratama
Iswara N Raditya
Iva Titin Shovia
Iwan Awaluddin Yusuf
Iwan Gunadi
J. Sumardianta
Jamrin Abubakar
Jansen Sinamo
Janu Jolang
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
Jejak Laskar Hisbullah Jombang
Jemie Simatupang
Jenny Ang
Jiero Cafe
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jl Simo
Jo Batara Surya
Jodhi Yudono
Joko Budhiarto
Joko Sadewo
Joko Sandur
Joko Widodo
Jones Gultom
Joni Ariadinata
Joresan Mlarak Ponorogo
Joseph E. Stiglitz
Jual Buku Paket Hemat
Junus Satrio
Jurnalisme Sastra
K. Hirzuddin Hasbullah
K.H. Anwar Manshur
K.H. M. Najib Muhammad
K.H. Ma’ruf Amin
K.H. Masrikhan Asy'ari
K.H. Mudzakir Ma'ruf
Kadjie MM
Kajian Kitab Nashoihul 'Ibad
Kang Daniel
Karanggeneng
Kartika Foundation
Kasanwikrama
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedai Kopi Sastra
Kekal Hamdani
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Kesenian
KH. M. Najib Muhammad
KH. Ma'ruf Amin
Khairul Mufid Jr
Khawas Auskarni
Khoirul Anwar
Khoirul Inayah
Khoirul Naim
Khoirul Rosyadi
Ki Ompong Sudarsono
Kitab Arbain Nawawi
Kitab Puisi Suluk Berahi karya Gampang Prawoto
Ko Hyeong Ryeol
Koh Young Hun
Koko Sudarsono
Komaruddin Hidayat
Kompas TV
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA)
Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA)
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Kopi Bubuk Mbok Djum
Kopuisi
Korban Gempa di Lombok
Kospela
KPRI IKMAL Lamongan
Kris Razianto Mada
Kritik Sastra
Kurnia Sari Aziza
Kurniawan
Kusni Kasdut
Kuswaidi Syafi’ie
Kuswinarto
Lagu
Laili Rahmawati
Laksmi Sitoresmi
Lamongan
Lan Fang
Larung Sastra
Lathifa Akmaliyah
Latif Fianto
Leila S. Chudori
Leo Tolstoy
Lina Kelana
Listiyono Santoso
Liya Izzatul Iffah
Liza Wahyuninto
Lucky Aditya Ramadhan
Ludruk Jawa Timur
Lukisan
Lukman Alm
Lukman Santoso Az
Luqman Almishr
Lustantini Septiningsih
Lutfi S. Mendut
Lynglieastrid Isabellita
M Ismail
M Zainuddin
M. Afif Hasbullah
M. Faizi
M. Iqbal Dawami
M. Irfan Hidayatullah
M. Latief
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Mushthafa
M. Riza Fahlevi
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M’Shoe
Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1
Maghfur Munif
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Mahmud Syaltut Usfa
Mahwi Air Tawar
Majelis Ulama Indonesia
Makalah Tinjauan Ilmiah
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Maman S. Mahayana
Mantan Pastur Hafidz Al-Qur'an
Maqhia Nisima
Mardi Luhung
Margita Widiyatmaka
Marhalim Zaini
Maria Magdalena Bhoernomo
Marjohan
Marsel Robot
Martin Aleida
Martin Hatch
Marwan Ja'far
Marwita Oktaviana
Marzuki Mustamar
Mashuri
Masjid Tegalsari di Pesantren Gerbang Tinatar
Masuki M. Astro
Matroni el-Moezany
Matroni Muserang
Max Arifin
Maya Handhini
Mbah Kalbakal
Medco
Media Jawa Timur
Medri Osno
Mega Vristian
Mei Anjar Wintolo
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Memoar
Memoar Purnama di Kampung Halaman
Menggalang Dana Amal
Mentari Meida
Mh Zaelani Tammaka
Michael Gunadi Widjaja
Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno)
Misbahul Huda
Misbahus Surur
Moch. Faisol
Mochammad A. Tomtom
Moh Samsul Arifin
Moh. Ghufron Cholid
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Afifi
Mohammad Rafi Azzamy
Mts Putra-Putri Simo-Sungelebak
Muh Muhlisin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Ghannoe
Muhammad Ghufron
Muhammad Hidayat
Muhammad Marzuki
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad N. Hassan
Muhammad Rain
Muhammad Taufik
Muhammad Yasir
Muhammad Zia Ulhaq
Muhammadun A.S.
Muhibin AM
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mukafi Niam
Mukhsin Amar
Mukti Sutarman Espe
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur
Mun'im Sirry
Muntamah Cendani
Museum Bikon Blewut Ledalero
Musfarayani
Musfi Efrizal
Musyayana
Mutia Sukma
N. Syamsuddin CH. Haesy
Nabi Adam
Nanang Fahrudin
Nandang Darana
Naskah Monolog
Naskah Teater
Nasru Alam Aziz
Nelson Alwi
Ni Luh Made Pertiwi F
Nindya Herdianti
Ninin Nurzalina Wati
Nitis Sahpeni
Nono Anwar Makarim
Noor H. Dee
Noorsam
Noval Jubbek
Novel Pekik
Novianti Setuningsih
Nu’man ‘Zeus’ Anggara
Nur Hamzah
Nur Haryanto
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nuruddin Al Indunissy
Nurul Aini
Nurul Anam
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nuswantoro
Nyimas
Nyoman Tingkat
Obrolan
Oktamandjaya Wiguna
Oky Sanjaya
Opini
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Oyos Saroso H.N.
Padepokan Lemah Putih Surakarta
Pagelaran Musim Tandur
Pameran Seni Rupa
Panda MT Siallagan
Pawang Surya Kencana
PDS H.B. Jassin
Pekan Literasi Lamongan
Pelukis Dahlan Kong
Pelukis Jumartono
Pelukis Saron
Pelukis Senior Tarmuzie
Pendidikan
Penerbit SastraSewu
Penerbitan dan Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan
Pengajian
Pengetahuan
Perang
Peringatan Hari Pahlawan 10 November
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
Pesantren An Nawawi Tanara (Penata)
Pesantren Kampung Inggris
Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011
Petrik Matanasi
Pilang Tejoasri Laren Lamongan
Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur
Pilkada
Piramid Giza
Politik
Pondok Pesantren Al-Madienah
Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan
Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang
Pradana Boy ZTF
Pradaningrum Mijarto
Pramoedya Ananta Toer
Prih Prawesti Febriani
Pringadi AS
Prof Dr Achmad Zahro
Prof Dr Aminuddin Kasdi
Profil MA Matholi'ul Anwar
Prosa
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
Puisi Menolak Korupsi (PMK)
Puji Hartanto
Puji Santosa
Puput Amiranti N
Purwanto
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Puspita Rose
Pustaka Ilalang
PUstaka puJAngga
Putri Utami
Putu Satria Kusuma
Putu Setia
Putu Wijaya
R. Sugiarti
R. Timur Budi Raja
R.Ng. Ronggowarsito
Rabdul Rohim
Radhar Panca Dahana
Raedu Basha
Rahmat Sazaly
Rahmat Sularso Nh
Raihul Fadjri
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Rambuana
Raudal Tanjung Banua
Raudlotul Immaroh
Redland Movie
Rengga AP
Reni Lismawati
Resensi
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Riadi Ngasiran
Rian Sindu
Ribut Wijoto
Rieke Diah Pitaloka
Riki Dhamparan Putra
Rinto Andriono
Rizka Halida
Rizky Putri Pratimi
Robin Al Kautsar
Rocky Gerung
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohmad Hadiwijoyo
Rohmah Maulidia
Rohman Abdullah
Rojiful Mamduh
Rosdiansyah
Rosi
Rosidi
Roso Titi Sarkoro
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rumah Budaya Pantura Lamongan
Rumah Literasi
Rx King Motor
S Yoga
S. Jai
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Saiful Amin Ghofur
Saifur Rohman
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sandiaga Uno
Sanggar Pasir
Sanggar Pasir Art and Culture
Santi Puji Rahayu
Sapardi Djoko Damono
Sardono W Kusumo
Sartika Sari
Sarworo Sp
Sastra Facebook
Satmoko Budi Santoso
Satrio Lintang
Satyagraha Hoerip
Saut Situmorang
Savidapius
Sayuri Yosiana
Sayyid Fahmi Alathas
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis
SelaSAstra Boenga Ketjil
SelaSAstra Boenga Ketjil #23
SelaSAstra Boenga Ketjil #24
Seni Ambeng Ponorogo
Senirupa
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shiny.ane el’poesya
Shofiyatuz Zahroh
Shohebul Umam JR
Sholihul Huda
Sidik Nugroho
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Silfia Hanani
Sindu Putra
Sita Planasari Aquadini
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Slamet Hadi Purnomo
Soediro Satoto
Soegiharto
Soeprijadi Tomodihardjo
Soetanto Soepiadhy
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sony Wibisono
Sosiawan Leak
Sreismitha Wungkul
Sri Igustin
Sri Mulyani
Sri Wintala Achmad
Sriyanto Danoesiswoyo
Stefanus P. Elu
Stevani Elisabeth
STKIP PGRI Ponorogo
Student Center Kampus ISI Yogyakarta
Subagio Sastrowardoyo
Suci Ayu Latifah
Sudarmoko
Sugeng Ariyadi
Sukitman
Sumenep
Sumiati Anastasia
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungelebak
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Supriyadi
Suripto SH
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suwardi Endraswara
Suyadi San
Syafrizal Sahrun
Syaifuddin Gani
Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili
Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari
Syamsul Arifin
Syamsul Rizal
Syi'ir
Syifa Amori
Syifa Aulia
T.A. Sakti
Tajuddin Noor Ganie
Tamrin Bey dan Robin Al Kautsar
TanahmeraH ArtSpace
Tarpin A. Nasri
Taufik Rachman
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teater
Teater Air
Teater Bias
Teater Biru
Teater Cepak
Teater Dua
Teater Kanjeng
Teater Lingkar Merah Putih
Teater Mikro
Teater nDrinDinG
Teater Nusa
Teater Padi
Teater Roda UNISDA Lamongan
Teater Sakalintang
Teater Tali Mama
Teater Taman
Teater Tawon
Teater Tewol
Teguh LR
Temu Karya Teater Jawa Timur XXI
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Teori Darwin
Teori Fisika Hawking
Tgk Abdullah Lam U
Tharie Rietha
The Ibrahim Hosen Institute
Theresia Purbandini
Thomas Koten
Tien Rostini
Timur Arif Riyadi
Tjahjono Widarmanto
Tjut Zakiyah Anshari
Toeti Adhitama
Tosa Poetra
Tri Andhi S
Triyanto triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Tutut Herlina
Ucu Agustin
Udo Z. Karzi
Ulil Abshar-Abdalla
Umar Fauzi
Uniawati
Unieq Awien
Universitas Jember
Usman Arrumy
Ustadz Bangun Samudra
Uwell's King Shop
Uwell's Setiawan
Vassilisa Agata
Veven Sp. Wardhana
Viddy AD Daery
Video
Vino Warsono
Virdika Rizky Utama
Vita Devi Ajeng Pratiwi
W. Haryanto
W.S. Rendra
Wakos R. Gautama
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Welly Suryandoko
William Shakespeare
Wisnu Kisawa
Wiwik Widiyati
Wong Wing King
Wuri Kartiasih
Y. Wibowo
Yayasan Thoriqotul Hidayah 1
Yayat R. Cipasang
Yesi Devisa
Yesi Devisa Putri
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yonathan Rahardjo
Yudhi Herwibowo
Yudi Latif
Yulianto
Yuliawati
Yunanto Sutyastomo
Yunus Supriyanto
Yurnaldi
Yushifull Ilmy
Yusri Fajar
Yusuf AN
Yusuf Suharto
Yusuf Wibisono
Yuval Noah Harari
Yuyuk Sugarman
Z. Mustopa
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zarra Martsella
Zawawi Se
Zed Abidien
Zehan Zareez
Zen Hae
Zii
Zuhdi Swt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar