Sebentar lagi Sumenep memasuki masa-masa debat publik calon-calon pemimpin masa depan. Pikiran mereka akan disampaikan kepada rakyat untuk dinilai. Dalam berpikir, setidaknya ada dua macam: pertama, induktif. Kedua, deduktif.
Cara berpikir induktif dapat dilakukan dengan mengumpulkan realitas di lapangan, mulai realitas pendidikan, kebudayaan, keagamaan, ekonomi, pertanian, kelautan, dan semua hal yang bisa diamati secara kasat mata, dilacak dokumentasinya. Kemudian dibangunlah gagasan problem solvingnya.
Cara berpikir induktif ini persoalan sederhana dan sifatnya sekunder. Mereka para calon tinggal memanggil para akademisi dan praktisi untuk menyiapkan bahan-bahan pidato, kemudian tinggal dihapalkan untuk disampaikan di atas podium. Di kemudian hari, jika kebetulan menang, maka para akademisi dan praktisi ini tinggal pakai saja untuk dipekerjakan sebagai buruh atau think-tanknya.
Cara berpikir deduktif jauh lebih penting dan sifatnya primer. Para calon pemimpin ini tidak cukup membangun pemikirannya di atas data-data empirik maupun analitis dari para akademisi dan praktisi, tetapi harus menyelam ke dalam dasar dan kedalaman jiwa masing-masing. Sangat mungkin calon bupati memiliki pandangan berbeda dari calon wakilnya; atau pasangan yang satu berbeda dari pasangan lainnya.
Hasil cara berpikir deduktif ini akan menjadi motor penggerak tahap lanjutan bagi hasil berpikir induktif. Misalnya, seandainya solusi-solusi atau problem solving atas beragam masalah di Sumenep berhasil, lalu apa berikutnya? Seandainya Sumenep berhasil keluar dari kutukan sejarah yang membuatnya jadi kota termiskin di Jawa Timur, dan kita bayangkan kelak Sumenep menjadi kota maju dalam beragam aspek kehidupan rakyatnya, lalu apa berikutnya? Jawaban atas pertanyaan itu akan ditemukan dari hasil cara berpikir deduktif masing-masing pasangan calon.
Selamat mencoba, dan semoga tidak mengecewakan publik.
Keterangan Gambar: dari matamaduranews.com
*) Imam Nawawi, lahir di Sumenep 1989. Sempat belajar di beberapa pondok pesantren seperti PP. Assubki Mandala Sumenep, PP. Nasyatul Muta’allimin Gapura Timur Sumenep, PP. Annuqayah Guluk-guluk Sumenep, PP. Hasyim Asy’ari Bantul Yogyakarta, PK. Baitul Kilmah Bantul Yogyakarta, PP. Kaliopak Bantul Yogyakarta, dan PP. Al-Qodir Sleman Yogyakarta. Kini sedang menempuh pendidikan jenjang S2 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar