Minggu, 19 April 2020

DI BALIK KAMPANYE ANTI (ROKOK) KRETEK INTERNASIONAL

Muhammad Muhibbuddin *

Dulu tepatnya Selasa, 11 Oktober 2011, Komunitas Kretek (Komtek) pernah menyelenggarakan acara bedah buku, Kriminalisasi Berujung Monopoli di kompleks Kepatehan,  Yogyakarta. Buku ini adalah antologi hasil riset sejumlah aktivis LSM dan akademisi yang menguak soal kuatnya kriminalisasi rokok di dunia, khususnya terhadap kretek di Indonesia. Pembicara utama dalam diskusi tersebut adalah Salamuddin Daeng, salah satu penulis buku tersebut.

Versus Kesehatan

Isu kesehatan adalah senjata ampuh sekaligus dalih paling absah bagi aksi kriminalisasi dan kampanye anti merokok/mengkretek.  Merokok (kretek), oleh gerakan anti (rokok) kretek dan rezim kesehatan telah dibenturkan dan dikonfrontasikan secara brutal dengan masalah kesehatan. Terkait dengan masalah kesehatan ini, ada tiga asumsi dasar yang diusung sebagai dasar legitimasi gerakan anti merokok (kretek):

Pertama, tembakau dan (rokok) kretek membahayakan kesehatan si perokok karena menyebabkan jutaan kematian. Asumsi ini masih bersifat warning (himbauan/peringatan) dan belum menimbulkan tindakan atau regulasi preventif secara lebih jauh.

Kedua, tembakau dan (rokok) kretek membahayakan orang lain atau perokok pasif (second–hand smoker). Asumsi kedua ini kemudian memunculkan sebuah konsekuensi sosial berupa regulasi pelarangan merokok/mengkretek di tempat umum. Asumsi dasarnya: setiap sesuatu yang mengganggu kenyamanan orang lain maka harus diatur atau ditertibkan. Dari asumsi ini kemudian lahir peraturan-peraturan pemerintah tentang perlunya penertiban dan pelarangan merokok di tempat-tempat publik.

Sedangkan asumsi ketiga, para perokok adalah orang sakit yang harus disembuhkan melalui pengobatan khusus atau melalui therapy pengganti (rokok) kretek. Dari asumsi ketiga ini kemudian muncul konsekuensi sosial lainnya berupa diciptakannya produk-produk baru di bidang kesehatan sebagai terapi bagi para perokok/pengkretek untuk meninggalkan kebiasan merokoknya. Produk-produk ini bisa berupa klinik maupun barang-barang suplemen pengganti (rokok) kretek.

Hingga saat ini isu kesehatan yang melandasi gerakan kampanye anti merokok masih sangat debatable. Memang rokok, termasuk kretek, mengandung unsur yang bisa menimbulkan kanker atau penyakit jantung. Tetapi pertanyaannya: apakah semua orang yang menderita kanker atau penyakit kronis secara eksplisit dan seratus persen pasti disebabkan oleh rokok atau kretek?  Apakah kanker yang menyerang banyak manusia di dunia itu mutlak dan sepenuhnya disebabkan oleh rokok atau kretek?. Hingga saat ini belum ada sebuah penelitian ilmiah yang mampu memastikan benar tidaknya persoalan tersebut.

Dalam realitas empirik justru banyak ditemukan banyak para perokok/pengkretek yang usianya jauh lebih panjang dan kesehatannya jauh lebih prima daripada mereka yang tidak merokok/mengkretek. Tidak jarang pula orang yang tidak merokok/mengkretek justru banyak terserang penyakit berat sehingga mati lebih dini daripada mereka yang merokok/mengkretek. Karena itu, mengkorelasikan penyakit-penyakit kronis dengan aktifitas merokok (kretek) hingga saat ini belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah.

Sebaliknya, justru terkesan sangat simplistik apabila merokok atau mengkretek disebut-sebut sebagai biang keladi utama dan faktor tunggal munculnya penyakit-penyakit kronis semacam kanker atau jantung. Sebab, kita hidup ini berada dalam lingkungan yang tidak seratus persen bersih dari zat-zat polutan. Ada banyak radikal bebas di sekeliling kita yang menyebabkan maraknya banyak penyakit. Sampah, asap kendaraan bermotor, asap pabrik, limbah perusahaan, segala bentuk organisme semacam virus atau bakteri dan sebagainya bisa dikatakan penyumbang radikal bebas terbesar yang memicu banyaknya penyakit kronis semacam kanker maupun jantung. Namun dalam kenyataannya, para aktifis LSM dan akademisi yang anti merokok/mengkretek tidak pernah mempersoalkan zat-zat polutan dari kendaraan bermotor atau limbah pabrik itu sebagai faktor utama munculnya penyakit. Mereka justru seolah membuat framing dalam bentuk narasi wacana bahwa (rokok) kretek adalah pemicu utama berbagai penyakit.

Implikasi dan sasaran tembak gerakan mereka bukan hanya para perokok (konsumen). Para penjual, pemroduksi bahkan para petani tembakau dan cengkeh, juga turut mereka kriminalkan.  Seolah pihak-pihak yang terlibat dalam aktivitas rokok baik itu konsumen, produsen, penjual, buruh upahan hingga petani yang menanam tembakau dan cengkeh merupakan pihak yang harus bertanggung jawab terhadap terganggunya kesehatan masyarakat.

Rokok, terutama rokok kretek Indonesia, kini secara sepihak disudutkan oleh mereka yang anti rokokTuntutan utama dari pihak yang anti rokok ini adalah membatasi produksi, distribusi dan konsumsi rokok, terutama kretek, sebesar-besarnya sehingga pada akhirnya rokok kretek Indonesiaa, benar-benar lenyap dari peredaran.

Bahkan lebih jauh, usaha untuk membatasi (rokok) kretek dalam berbagai sektornya itu diwujudkan dalam berbagai bentuk regulasi atau peraturan, misalnya, peraturan dilarang merokok di tempat-tempat umum dan sebagainya. Padahal dalam negeri sendiri (rokok) kretek merupakan pemasok pajak terbesar.  Bahkan banyak beasiswa dan even–even seni dan olahraga yang disponsori oleh perusahaan (rokok) kretek.

Belakangan BPJS yang mengalami kerugian justru ditanggulangi lewat dana cukai (rokok) kretek. Ini aneh!. Tidak suka (rokok) kretek tetapi mau mengambil profite dari (rokok) kretek. Bahkan ada seorang mahasiswa yang anti rokok tetapi dia ikut menikmati beasiswa dari salah satu perusahaan ( rokok) kretek. Apakah tindakan seperti ini sehat?

Persaingan Pasar

Satu hal yang menjadi persoalan dalam polemik rokok ini adalah soal isu yang dimainkan oleh pihak-pihak tertentu di balik gerakan anti merokok/mengkretek. Masalah utama yang ada di balik gerakan anti merokok ini bukan semata persoalan kesehatan, melainkan persaingan ekonomi dan perdagangan, sebab geliat kampanye anti merokok yang sudah melibatkan intervensi negara melalui sejumlah peraturan dan regulasi ini lebih disebabkan oleh usaha untuk memperebutkan pangsa pasar; untuk memperebutkan konsumen.

Pada dasarnya, negara-negara maju, yang dikenal sangat getol berkampanye anti rokok, sepenuhnya tidak anti rokok. Produksi rokok terbesar justru ada di negara-negara maju. Di balik kampanye anti rokok, negara-negara maju itu berambisi ingin menguasai pangsa pasar dunia bagi produk rokoknya sekaligus menggilas produk-produk rokok di negara berkembang, yang kalau di Indonesia adalah rokok kretek. Di dalam buku Kriminalisasi Berujung Monopoli (2011:17) disebutkan data menarik bahwa ada lima perusahaan rokok terbesar di dunia yang memproduksi rokok dan sekaligus menguasai pangsa pasar global, yaitu National China Monopoli Tobbaco Company (menguasai 41 %), Philip Morris International (16 %), Britis American Tobacco /BAT(13 %), Japan Tobacco (11 %) dan Imperial Tobacco (6 %).

Selain itu, dan ini liciknya, bahwa negara-negara maju itu juga banyak memberikan subsidi terhadap produksi rokok mereka. Uni Eropa misalnya selama beberapa dekade telah menerapkan kebijakan subsidi untuk meningkatkan produksi tembakau. Ada delapan negara yang berada di bawah rezim Uni Eropa yang menerapkan subsidi bagi peningkatan produksi rokok: Austria, Belgia, Prancis, Jerman, Yunani, Italia, Portugal dan Spanyol. Begitu juga dengan Amerika Serikat. Amerika yang dikenal sebagai penghasil tembakau terbesar di dunia, pada tahun 2009 telah memberikan subsidi 203 juta dollar AS yaqng sebagian besar subsidi itu diterima perusahaan-perusahaan rokok besar yang ada di AS (Daeng, dkk., 2011:35 dan 36).

Dari keterangan tersebut menunjukkan bahwa negara-negara maju yang selama ini menggelar kampanye anti merokok atau anti tembakau di negara-negara berkembang seperti Indonesia, sesungguhnya tidak anti rokok. Negara-negara maju itu tahu bahwa rokok adalah komoditas paling menguntungkan untuk mengeruk pundi-pundi dollar. Tembakau sendiri adalah “emas hijau” yang bisa menghasilkan keuntungan besar, baik bagi perusahaan maupun bagi negara.

Karena itu alih-alih melarang dan menghentikan rokok, negara-negara maju yang dikenal sebagai produsen rokok dan tembakau terbesar di dunia semacam Amerika itu justru memberikan subsidi kepada perusahaan rokok dan petani tembakau yang ada di negeri itu. Lalu kenapa negara-negara maju itu, khsusunya Amerika, melakukan kampanye anti rokok di negara-negara Dunia Ketiga atau negara-negara berkembang, khususnya di Indonesia?  Jawabnya sekali lagi jelas: mereka hendak memperluas pangsa pasar bagi produk-produk rokok mereka. Khusus di Indonesia, supaya produk-produk tembakau dari negara-negara maju itu laku dan menguasai di pasar Indonesia, maka  di antara “strategi marketing” mereka adalah membunuh rokok-rokok lokal.

Salah satu sasaran rokok lokal yang hendak digulung paksa oleh berberapa korporasi rokok internasional tersebut adalah rokok kretek khas Indonesia. Dengan alasan kesehatan, rokok kretek kini hendak dimatikan produksi dan distribusinya. Rokok kretek yang merupakan hasil perpaduan antara tembakau dan cengkeh sehingga memunculkan rasa yang khas Nusantara diklaim lebih membahayakan kesehatan bila dibandingkan rokok putih hasil produksi para korporat rokok luar negeri semacam Philip Morris dan BAT.

Di sisi lain perusahaan farmasi juga ikut bermain. Dalam hal ini, perusahaan farmasi juga turut aktif menjadi agen penjual nikotin, yang kalau di Indonesia akan bersaing dengan perusahaan-perusahaan rokok kretek. Sebagai upaya untuk turut serta menggilas rokok, terutama kretek yang ada di Indonesia, perusahaan-perusahaan farmasi itu telah memproduksi obat-obat dan suplemen sebagai pengganti rokok dan/atau kretek. Dalaam rangka memasarkan produk-produknya inilah perusahaan-perusahaan farmasi dunia turut membiayai gerakaan dan kampanye anti rokok di berbagai dunia, termasuk di Indonesia. Jika kampanye ini diberjalan di Indonesia, maka sasarannya jelas rokok kretek, sebab rokok khas Indonesia ini dikenal mempunyai pangsa pasar yang besar; konsumennya di dalam negeri sungguh luar biasa.

 Perusahaan farmasi dalam usahanya melakukan kampanye anti rokok atau yang belakangan diperluas menjadi gerakan anti tembakau itu juga menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga lain atau LSM yang sevisi. Salah satu LSM yang turut melakukan gerakan anti merokok/mengkretek secara sistematis adalah Bloomberg Initiative, sebuah LSM yang didirikan oleh mantan walikota New York, Michael Bloomberg. Lembaga ini telah mengucurkaan dana dalam jumlah besar ke berbagai negara, termasuk ke Indonesia, untuk memerangi (rokok) kretek bahkan tembakau.

Sudah sering terdengar, di antara beberapa orang telah menyuarakan agar para petani tembakau di Indonesia berhenti menanam tembakau dan mengkonversinya ke tanaman lain seperti  sawi atau kubis. Akan tetapi, kenyataan membuktikan bahwa beberapa tanah pertanian yang sudah berpuluh-puluh tahun ditanami tembakau, seperti yang ada di Temanggung, Jawa Tengah tidak cocok untuk ditanami tanaman lain, apalagi sawi dan kubis. Selain itu, harga tembakau juga jauh lebih tinggi dari harga sayuran. Kalau misalnya para petani tembakau beralih ke tanaman lain, lalu keuntungan mereka merosot, apakah pemerintah atau LSM anti tembakau itu bersedia memberikan ganti rugi kepada para petani tembakau tersebut? Jawabnya jelas: imposibel.

Intinya, untuk memperluas pangsa pasar, rokok putih produksi asing, seperti Marlboro, Lucky Strike dan sebagainya dianggap lebih aman daripada rokok kretek.  Inilah salah satu bentuk kelicikan perdagangan global di balik kampanye anti rokok kretek sedunia. Hingga sekarang gerakan-gerakan anti rokok ini terus hidup bahkan mulai menelusup ke sejumlah lembaga mulai dari lembaga-lembaga pemerintahan, ormas keagamaan hingga universitas.

Berbagai langkah strategis telah dilakukan untuk menekan laju produksi dan konsumsi rokok kretek di tanah air, namun usaha mereka nampaknya sia-sia karena angka perokok kretek di Indonesia tetap tinggi. Belakangan ada isu bahwa cukai rokok di Indonesia akan dinaikkan sehingga harga rokok akan semakin mahal. Dengar-dengar, jika kebijakan ini terwujud bisa jadi harga rokok rata-rata akan di atas Rp.50.000,-. Benarkah demikian?

Kalau toh isu kenaikan cukai itu benar, maka tidak mungkin tradisi mengkretek di Indonesia akan berkurang, apalagi musnah. Kretek adalah tradisi yang sudah mendarah daging dalam diri manusia Indonesia. Karena sudah menjadi tradisi atau kebiasaan yang sulit ditinggalkan, masyarakat Indonesia senantiasa kreatif untuk mensiasati kendala-kendala mengkretek, termasuk dalam kendala ekonomi. Jika tidak mempunyai uang, orang Indonesia tidak lantas berhenti merokok/mengkretek tetapi mencari rokok kretek yang murah.  Kalau masih tidak ada rokok kretek murah, mereka akan bikin rokok kretek sendiri dengan citarasa lokal. Kalau bikin rokok sendiri dilarang juga, mereka masih bisa bikin Tengwe (mengklinting dewe) dengan modal kertas koran dan tembakau plus cengkeh buatan sendiri.  Dengan kreatifitas seperti ini, para korporasi rokok asing dan LSM-LSM serta rezim kesehatan yang hendak membunuh kretek di Indonesia, akan stress sendiri.

Ayo gencarkan terus kampanyemu dan guyurkan sebesar-besarnya uangmu untuk membungkam rokok kretek kami, maka kami wong Nuswantara akan tetap dan terus mengkretek. Sudah banyak produk-produk andalan kami, mulai dari jamu, minyak goreng dan sejenisnya yang kalian libas dengan produk-produk kalian. Sekarang kretek adalah di antara sedikit yang masih tersisa dari kami, dan kini masih hendak kalian libas juga dengan cara-cara kalian yang licik melebihi iblis manapun. Tidak akan pernah berhasil kalian anak cucu kaum penjajah, penindas dan penggarong, menghentikan kami, wong Nuswantara, untuk terus menyulut dan menghisap kretek.

*Muhammad Muhibbuddin adalah penulis lepas tinggal di krapyak.
https://sastra-indonesia.com/2020/04/di-balik-kampanye-anti-rokok-kretek-internasional/

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Alexander A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Dahana A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.C. Andre Tanama A.J. Susmana A.S. Laksana A’an Jindan AS Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Rauf Singkil Abdul Walid Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adek Alwi Adhi Pandoyo Adhitia Armitrianto Adhy Rical Adi Faridh Adian Husaini Adin Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrizas Adu Pesona Sang Wakil Presiden RI AF. Tuasikal Afri Meldam Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agit Yogi Subandi Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Rakasiwi Agus Sulton Agus Wibowo Agus Wirawan Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ah. Atok Illah Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Anshori Ahmad Damanik Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Hasan MS Ahmad Jauhari Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad S. Zahari Ahmad Syafii Maarif Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fiah Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Siddiq Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al-Fairish Al-Ma'ruf I Al-Ma'ruf II Alang Khoiruddin Albert Camus Ali Mahmudi Ch Alia Swastika Alvi Puspita Alvin Amien Wangsitalaja Aminah Aming Aminoedhin Ana Mustamin Anam Rahus Anas AG Andhi Setyo Wibowo Andi Gunawan Andry Deblenk Angela Anggie Melianna Anindita S. Thayf Anis Ceha Anitya Wahdini Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anugerah Ronggowarsito Anwar Nuris Aprillia Ika Arida Fadrus Aridus Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Ariel Heryanto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Arwan Aryo Wisanggeni Aryo Wisanggeni Gentong AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Ashadi Ik Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asro Kamal Rokan Astrid Reza Asvi Warman Adam Atafras Atok Witono Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azwar Nazir Baca Puisi Badrus Siroj Bahrul Ulum A. Malik Balada Bambang kempling Bambang Riyanto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berita Utama Bernando J. Sujibto Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Bre Redana Brunel University Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Jay Utomo Budi P. Hatees Budi Palopo Budi Setyarso Budi Sp. Indrajati Budiman S. Hartoyo Budiman Sudjatmiko Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Choirul Rikzqa Christian Heru Cahyo Saputro Cover Buku D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dadang Widjanarko Damiri Mahmud Dani Fuadhillah Daniel Paranamesa Darju Prasetya Dati Wahyuni Dawet Jabung Ponorogo Dedykalee Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Deshinta Arofah Dewi Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan Dewi Anggraeni Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Didik Kusbiantoro Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dorothea Rosa Herliany Dr Andi Irawan Dr Siti Muti’ah Setiawati Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Drs. Solihin Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddi Koben Edeng Syamsul Ma’arif Edy Apriyanto Sudiyono Edy Firmansyah Edy Susanto Efri Ritonga EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hartono Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elita Sitorini Elly Trisnawati Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Em. Syuhada' Emha Ainun Nadjib Encep Abdullah Eni Sulistiyawati Eny Rose Esai Ester Lince Napitupulu Etik Widya Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathan Mubarak Fathul Qodir Fathul Qorib Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Seni Surabaya 2011 Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fikri. MS Fiqih Arfani Firman Daeva Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Forum Santri Nasional (FSN) Free Hearty Galuh Tulus Utama Gandis Uka Ganug Nugroho Adi Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gendut Riyanto Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Pratama Glenn Fredly Goenawan Mohamad Golput Gombloh Gombloh (1948 – 1988) Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Hadi Napster Hafis Azhari Halim HD Halimi Zuhdy Hamid Dabashi Han Gagas Hardi Hamzah Hari Prasetyo Haris Del Hakim Haris Saputra Hary B Kori’un Hasan Basri Marwah Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Hendro Situmorang Henri Nurcahyo Henry H Loupias Hera Khaerani Heri CS Heri Kris Heri Latief Heri Listianto Herman RN Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Kuntoyo Heru Kurniawan Hikmat Darmawan Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humaidi Humam S Chudori I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I. B. Putera Manuaba IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ichwan Prasetyo Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Munadjat Imam Nawawi Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Herdiana Imron Arlado Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indigo Art Space Madiun Indra Tjahyadi Indrian Koto Ingki Rinaldi Iqmal Tahir Is Faridatul Arifah Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Isra’ Mi’raj Iswadi Pratama Iswara N Raditya Iva Titin Shovia Iwan Awaluddin Yusuf Iwan Gunadi J. Sumardianta Jamrin Abubakar Jansen Sinamo Janu Jolang Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jemie Simatupang Jenny Ang Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jl Simo Jo Batara Surya Jodhi Yudono Joko Budhiarto Joko Sadewo Joko Sandur Joko Widodo Jones Gultom Joni Ariadinata Joresan Mlarak Ponorogo Joseph E. Stiglitz Jual Buku Paket Hemat Junus Satrio Jurnalisme Sastra K. Hirzuddin Hasbullah K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.H. Masrikhan Asy'ari K.H. Mudzakir Ma'ruf Kadjie MM Kajian Kitab Nashoihul 'Ibad Kang Daniel Karanggeneng Kartika Foundation Kasanwikrama Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kekal Hamdani Kemah Budaya Panturan (KBP) Kesenian KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Anwar Khoirul Inayah Khoirul Naim Khoirul Rosyadi Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Puisi Suluk Berahi karya Gampang Prawoto Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Koko Sudarsono Komaruddin Hidayat Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopuisi Korban Gempa di Lombok Kospela KPRI IKMAL Lamongan Kris Razianto Mada Kritik Sastra Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kusni Kasdut Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto Lagu Laili Rahmawati Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Latif Fianto Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Listiyono Santoso Liya Izzatul Iffah Liza Wahyuninto Lucky Aditya Ramadhan Ludruk Jawa Timur Lukisan Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lustantini Septiningsih Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Ismail M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Iqbal Dawami M. Irfan Hidayatullah M. Latief M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Mushthafa M. Riza Fahlevi M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Maghfur Munif Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahwi Air Tawar Majelis Ulama Indonesia Makalah Tinjauan Ilmiah Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mantan Pastur Hafidz Al-Qur'an Maqhia Nisima Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Marjohan Marsel Robot Martin Aleida Martin Hatch Marwan Ja'far Marwita Oktaviana Marzuki Mustamar Mashuri Masjid Tegalsari di Pesantren Gerbang Tinatar Masuki M. Astro Matroni el-Moezany Matroni Muserang Max Arifin Maya Handhini Mbah Kalbakal Medco Media Jawa Timur Medri Osno Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Misbahul Huda Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh Samsul Arifin Moh. Ghufron Cholid Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Mts Putra-Putri Simo-Sungelebak Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ghannoe Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Rain Muhammad Taufik Muhammad Yasir Muhammad Zia Ulhaq Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukhsin Amar Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Mun'im Sirry Muntamah Cendani Museum Bikon Blewut Ledalero Musfarayani Musfi Efrizal Musyayana Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nabi Adam Nanang Fahrudin Nandang Darana Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Ni Luh Made Pertiwi F Nindya Herdianti Ninin Nurzalina Wati Nitis Sahpeni Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noorsam Noval Jubbek Novel Pekik Novianti Setuningsih Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nur Hamzah Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nuswantoro Nyimas Nyoman Tingkat Obrolan Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Opini Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Pameran Seni Rupa Panda MT Siallagan Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit SastraSewu Penerbitan dan Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Pengajian Pengetahuan Perang Peringatan Hari Pahlawan 10 November Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pesantren Kampung Inggris Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Petrik Matanasi Pilang Tejoasri Laren Lamongan Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pilkada Piramid Giza Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pradana Boy ZTF Pradaningrum Mijarto Pramoedya Ananta Toer Prih Prawesti Febriani Pringadi AS Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Hartanto Puji Santosa Puput Amiranti N Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Satria Kusuma Putu Setia Putu Wijaya R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.Ng. Ronggowarsito Rabdul Rohim Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sazaly Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Rengga AP Reni Lismawati Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Rieke Diah Pitaloka Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rizka Halida Rizky Putri Pratimi Robin Al Kautsar Rocky Gerung Rodli TL Rofiqi Hasan Rohmad Hadiwijoyo Rohmah Maulidia Rohman Abdullah Rojiful Mamduh Rosdiansyah Rosi Rosidi Roso Titi Sarkoro Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rumah Literasi Rx King Motor S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Saifur Rohman Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Sardono W Kusumo Sartika Sari Sarworo Sp Sastra Facebook Satmoko Budi Santoso Satrio Lintang Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Savidapius Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Sejarah Sekolah Literasi Gratis SelaSAstra Boenga Ketjil SelaSAstra Boenga Ketjil #23 SelaSAstra Boenga Ketjil #24 Seni Ambeng Ponorogo Senirupa Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Shofiyatuz Zahroh Shohebul Umam JR Sholihul Huda Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Silfia Hanani Sindu Putra Sita Planasari Aquadini Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Hadi Purnomo Soediro Satoto Soegiharto Soeprijadi Tomodihardjo Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Igustin Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Sriyanto Danoesiswoyo Stefanus P. Elu Stevani Elisabeth STKIP PGRI Ponorogo Student Center Kampus ISI Yogyakarta Subagio Sastrowardoyo Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Ariyadi Sukitman Sumenep Sumiati Anastasia Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungelebak Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Suyadi San Syafrizal Sahrun Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syamsul Rizal Syi'ir Syifa Amori Syifa Aulia T.A. Sakti Tajuddin Noor Ganie Tamrin Bey dan Robin Al Kautsar TanahmeraH ArtSpace Tarpin A. Nasri Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Roda UNISDA Lamongan Teater Sakalintang Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tawon Teater Tewol Teguh LR Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Teori Darwin Teori Fisika Hawking Tgk Abdullah Lam U Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute Theresia Purbandini Thomas Koten Tien Rostini Timur Arif Riyadi Tjahjono Widarmanto Tjut Zakiyah Anshari Toeti Adhitama Tosa Poetra Tri Andhi S Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Tutut Herlina Ucu Agustin Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Uniawati Unieq Awien Universitas Jember Usman Arrumy Ustadz Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Vassilisa Agata Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Video Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vita Devi Ajeng Pratiwi W. Haryanto W.S. Rendra Wakos R. Gautama Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Suryandoko William Shakespeare Wisnu Kisawa Wiwik Widiyati Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yayat R. Cipasang Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yulianto Yuliawati Yunanto Sutyastomo Yunus Supriyanto Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf AN Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Yuyuk Sugarman Z. Mustopa Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zarra Martsella Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zen Hae Zii Zuhdi Swt