Rabu, 04 Mei 2011

Kosmos Perteateran Lokal (Ala) Jombang

Wong Wing King *
Radar Mojokerto-Jombang 16 Jan 2011

Akhir dan awal tahun gedung PSBR benar-benar sibuk. Aktivitas yang luar biasa terjadi disana, sesuatu yang biasanya tampak mewah, eskuisif di sajikan murah meriah. Pun oleh panitia dengan memasang spanduk beserta sang empunya kota tertulis besar “tontonan rakyat”. Panitia tak menyadari, pemilihan kata rakyat, jelas berbanding terbalik dan lurus dengan nama pemerintah, berbeda kalau tontonan “masyarakat”. Beserta itu suport dan fasilitas yang diberikan oleh Dinas Kebudayaan Jombang (DEKAJO) adalah wujud aprisiasi pada seni budaya lokal, sebagai identitas kota?


Ajang adu kreatif yang pernah dilakukan, kalau mereview acara televise semacam adu ketangkasan yang dilakukan oleh orang Jepang untuk mencari champion, kebetulan saya menyaksikan dan suka pertandingan seniman pahat es, pengrajin kaca dan perupa, saya pun menyukai acara ini.

Seperti yang terjadi minggu lalu, seniman –seniman teater berkumpul dan membuat semacam champion. Akh kok saru ya. Karena kata champion ini, mau tidak mau, kalau berbicara persoalan estetika tidak ada ukurannya, relative subyektif. Dan kalau ditemukan semacam pendekatan matematik logik, itu pun hanya berupa angka –angka, bukan ukuran keindahan. Setelah terjadi ajang ‘kompetisi”di sana (gedung PSBR), kelihatannya tambah rumit. Tercium aroma perang tanding disitu. Yakni acara “Kompetisi Teater Dana Hibah”. Sakit sih kedengarannya, atau malah sebaliknya terharu biru. Hari gini, ada dana hibah untuk kesenian teater gitu loh. Lha apa pusing saya, toh acara berlangsung meriah dengan dihadiri 196 pengunjung tiap hari.

Terlepas dari prasangka juri ataupun panitia, sebagai penonoton saya sempat menyaksikan perhelatan akbar tersebut. Meski tidak rutin selama lima hari dalam 13 penyaji (pementasan). Maklum jarak rumah saya terlalu jauh dengan gedung PSBR. Cukuplah untuk menghabiskan 1 liter premium, bagi saya memang tidak ada dana alokasi melihat teater, wong buat makan saja sulit, sekalipun pertunjukkannya tergolong murah, alias dan tumben juga hal itu ada pertunjukkan yang sampai segitunya, padahal biasa seperti pertunjukkan di gedung jelas memakan biasa yang luar biasa. Terlebih dapat terlihat nyata, ya itulah perkembangan teater di Jombang selama ini. Andaikan ada sebuah pertunjukkan yang ramai penontonnya, padahal di tiketkan, hal itu perlu ditanyakan, mereka datang secara sukarela, ingin melihat pertunjukan teater atau malah ada motivasi lain?

Berbeda dengan saya yang benar – benar ingin melihat teater, namun kantong bolong. Saya jadi ingat dulu suatu ketika dewan teater suatu kota mengatakan “teater miskin”. Bayangan saya, kalau kaya kenapa berteater, kok tidak punya mobil, naik haji, rumah mewah. Meski saya tidak sanggup menyaksikan secara full, namun saya juga sempat melihat pementasan sebanyak tiga kali, dan salah satu yang menarik adalah penyaji terbaik adalah Komunitas Tirto Agung Mojoagung.

Pertunjukan Komunitas Tirto Agung Mojoagung, saya menangkap hal baru yang disajikan dalam pertunjukkan tersebut. Awalnya dibuka dengan dua orang aktor menyuguhkan lawakannya ala “ludrukan”. Sangat mengocak perut. Kemudian mempersilahkan aktor memainkan lakon “Thok – Thok Ugel”. Bak MC yang member warning penonton agar menyiapkan diri untuk menyimak alur lakon pementasan. Sakral sekali pertunjukkan teater itu, makanya penonntonya takut melihat.

Perhelatan yang diikuti oleh 15 komunitas teater, entah nama baru atau lama, atau bahkan nama untuk keperluan festival saja. Karena secara riil tidak ada pendukomentasian secara literer, sejak kapan ada teater di Jombang, berapa yang independen, berapa yang ada di kampus – kampus, berapa yang ada di sekolah tingkat, SD, SMP, SMU/SML, beserta perkembangannya. Sebab inilah kenyataan sejarah lokal teater terhapus dari data-data sejarah perkembangan teater Jombang, beserta perkembangannya. Dari ke 15 peserta ternyata hanya 13 yang jadi mengikuti perhelatan akbar, sisanya mengundurkan diri. Alasannya tentu mereka sendiri yang mengetahuinya.

Ada banyak faktor sebenarnya jika di kaji, mengapa ada pengunduran terjadi dari peserta, padahal festival ini real, ada senyata –nyatanya, kecuali kalau festival pesanan. Pertama; panita menyebar info barangkali terlalu mendadak, sehingga batas kesiapan peserta, tidak mungkin menyesuaiakan kondisisi. Kedua; salah satu pemain tiba-tiba harus tidak ikut bermain dalam pementasan, aktor, sutradara, penata lampu, peñata rias, peñata kostum. Ketiga; zona wilayah festival terlalu kecil, skup lokal, bukan regional. Keempat; legowo mempersilahkan komunitas lain untuk menang, suatu sikap yang luar biasa, kalau ada.

Berdasarkan salah satu aktor sekaligus motor Komunitas Tirto Agung Mojoagung, sebut Eko Ugel (karena memernakan tokoh Ugel dalam lakon “Thok – Thok Ugel) bahwasanya “inilah jalan teater yang dipilih kelompoknya. Yakni pencampuran teater tradisi (ludruk) dan teater Eropa”. Sebuah perkawinan silang antara Jawa (ceritanya) dan Eropa (laku teknis) yang seperti dipentaskan itu, keinginan sang komunitasnya sebagai ciri atau style.

Naskah yang bercerita tentang cinta tak sampai ini, seperti halnya Siti Nurbaya, Si Cantik dan Si Buruk Rupa, dapat dirasakan dipertunjukkan lalu bersetting masa silam, ketika masih ada istilah adipati, yang dengan kekayaannya tidak mau menerima seorang calon menentu dari kalangan bawah (Ugel) yang secara nyata tidak sekelas, seimbang dalam strata sosial, Ugel dapat menjadi menentu Adipati sehingga dapat menikahi Dewi, harus memenuhi syarat ketentuan yang berlaku yang diwarningkan oleh sang Adipati. Bahwa kalau mendapatkan “intan sebesar telur angsa” Ugel berhak menikahi putrinya. Terpenuhilah sudah oleh Ugel keinginan Adipati, intan dibawa kepada Adipati, tetapi sesuatu menjadi terbalik. Intan di terima. Sedangkan Ugel dibuang begitu saja. Kemarahan Ugel meledak. Dengan perasaan kecewa, dendam dikeluarkanlah kutukan yang kemudan terjadi bencana berupa banjir bandang hingga meluluhlantahkan rumah Adipati beserta tubuh kikir dan sombongnya.

Pertunjukkan selesai. Ending/ akhir cerita yang sengaja di pilih oleh sang sutradara tergolong unik juga ringan. Bagaimana nasib Ugel, dan Dewi? Terserah penontonnya, mau diapakan. Ada semacam pendewasaan penonton, dan penonton juga cerdas, bahkan lebih cerdas dari para jurinya yakni Gunawan Maryanto (Teater Garasi Yogyakarta) dan Heri Nurcahyo (Surabaya), dari sudut pandang mengapresiasi pertunjukkan, bukan persoalan penilaian angka urusan festival, secara umum bahwa pertunjukkan sah diapresisikan.

Say berharap festival berikutnya, juri bukan dari seorang ahli teater tapi masyrakat (bukan rakyat), di daerah pelosok, 100 0rang secara sukarela. Disitulah tantangan terbesar seniman teater, sudahkan hal itu dijamah, bukan hanya terkenal saja.

Naskah Thok –Thok Ugel sebenarnya sudah dua kali diikutkan event festival. Yang pertama di tahun 2006 mewakili Jombang dengan Dinas Parbupora di Malang, ketika festival ludruk se – Jawa Timur, dan mendapatkan nominasi 5 penyaji terbaik. Ketika itu berkolaborasi dengan temen–teman kampus Undar (Universitas Darul ‘Ulum Jombang). Yakni Sangar Seni Mentari Fakultas Psikologi, Sanggar Laras Rinonce pimpinan Pak Wito, beberapa teman – teman kampung sekitar kampus Undar. Waktu itu saya belum tahu persisnya Komunitas Tirto Agung Mojoagung berdiri. Tak jauh berbeda apa yang disajikan dalam hal artistik panggung dan alur ceritanya, tetepi yang luar biasa adalah kekeuatan para aktornya. Ketegangan emosi sangat terasa pada aktor – aktornya, cimestry nya terpegang, sehingga ruh para pemain hidup di atas panggaung, yang tak sekedar seperti keaktoran klasik, telihat kaku. Walaupun pemain yang tetap adalah Adipati dan Ugel, dan sutradaranya , Haris.

Pementasan Thok–Thok Ugel tergolong realis – magis. Realisnya adalah cerita yang umum berkembang dimasyarakat bahwa kaya dan miskin tidak ada garis lurusnya, selalu patah –patah, dan dikerjakan secara realis pemanggungannya. Magisnya adalah memasukkan unsur – unsur magis Jawa, atau masyarakat mana pun yang dekat dengan mantra –mantra, dan khas bertutur bahasa khas Jombangan.

Persoalan yang terjadi adalah para penyaji terbaik versi kompetisi teater dana hibah ini hanya dari Komunitas Tirto Agung Mojoagung. Tapi yang lainnya ada kesinambungan untuk memperpanjang usia berkesenian dihatinya, dikotanya, bukan dikomunitasnya atau kantong sakunya. Paling tidak seperti yang baru – baru ini dilakukan oleh kelompok Teater Kopi Hitam, dengan “Jendral Markus” nya. Kopi Hitam berani melakukan pementasan di beberapa kota secara swadaya. Bahkan naskahnya merupakan garapan sendiri (tulisan salah satu anggotanya). Atau yang dilakukan Komunitas Teater Suket Indonesia dengan naskah “Cuh” yang hendak akan berangakat bulan–bulan ini keliling beberapa kota dengan naskah sendiri pula. Bukankah bermain naskah sendiri lebih mengasyikkan? Sekaligus menjadi pilihan yang tidak mudah. Karena menulis naskah bukan perkara mudah pula. Harus siap, minimnya berani malu. Maksimal keberaniannya yang teruji, mencoba, belajar bukan malu mencoba atao belajar. Setidaknya tidak hanya jadi jago kandang saja, paling tidak kharus jadi kandang jago, intens berteater, bahkan menjadi actor walau tidak muda lagi. Memeng mau memilih apa ketika sudah masuk dalam dunia teater, sebagai aktor saja, sutradara selamanya, pemusik selamanya, tukang lampu selamanya, tukang artistic selamanya, piñata rias selamanya, penjual tiket selamanya, supporter selamanya, event organizer (EO) teater curator selamanya, pelatih selamanya, guru teater selamanya, juragan selamanya, banyak lagi yang parah adalah punya nama teater tetapi tidak melakukan pementasan. Ironisnya teater tidak mengenal pensiun, semakin lama menjalani berteater setidaknya semakin menemukan spiritualitas berteater, yang tidak lagi berbicara tentang kitab suci teater “dramaturgi”. Tetapi lebih pada ruh berteater pada kehidupan umum bermasyarakat bahwa diri sendiri, yang dilakonkan oleh pencipta diperanakan oleh nama–nama, dimanapun berada selalu mementaskan dirinya sendiri sebagai manusia, tidak lebih.

Semoga di tahun berikutnya ada lagi kompetisi teater atau malah sepesifiknya lagi, kompetisi menulis naskah teater.

*)Aktif dalam Komunitas Teater Sanggar Mentari Indonesia, Medeleg-Tampingmojo Jombang

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Alexander A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Dahana A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.C. Andre Tanama A.J. Susmana A.S. Laksana A’an Jindan AS Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Rauf Singkil Abdul Walid Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adek Alwi Adhi Pandoyo Adhitia Armitrianto Adhy Rical Adi Faridh Adian Husaini Adin Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrizas Adu Pesona Sang Wakil Presiden RI AF. Tuasikal Afri Meldam Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agit Yogi Subandi Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Rakasiwi Agus Sulton Agus Wibowo Agus Wirawan Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ah. Atok Illah Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Anshori Ahmad Damanik Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Hasan MS Ahmad Jauhari Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad S. Zahari Ahmad Syafii Maarif Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fiah Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Siddiq Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al-Fairish Al-Ma'ruf I Al-Ma'ruf II Alang Khoiruddin Albert Camus Ali Mahmudi Ch Alia Swastika Alvi Puspita Alvin Amien Wangsitalaja Aminah Aming Aminoedhin Ana Mustamin Anam Rahus Anas AG Andhi Setyo Wibowo Andi Gunawan Andry Deblenk Angela Anggie Melianna Anindita S. Thayf Anis Ceha Anitya Wahdini Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anugerah Ronggowarsito Anwar Nuris Aprillia Ika Arida Fadrus Aridus Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Ariel Heryanto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Arwan Aryo Wisanggeni Aryo Wisanggeni Gentong AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Ashadi Ik Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asro Kamal Rokan Astrid Reza Asvi Warman Adam Atafras Atok Witono Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azwar Nazir Baca Puisi Badrus Siroj Bahrul Ulum A. Malik Balada Bambang kempling Bambang Riyanto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berita Utama Bernando J. Sujibto Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Bre Redana Brunel University Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Jay Utomo Budi P. Hatees Budi Palopo Budi Setyarso Budi Sp. Indrajati Budiman S. Hartoyo Budiman Sudjatmiko Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Choirul Rikzqa Christian Heru Cahyo Saputro Cover Buku D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dadang Widjanarko Damiri Mahmud Dani Fuadhillah Daniel Paranamesa Darju Prasetya Dati Wahyuni Dawet Jabung Ponorogo Dedykalee Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Deshinta Arofah Dewi Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan Dewi Anggraeni Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Didik Kusbiantoro Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dorothea Rosa Herliany Dr Andi Irawan Dr Siti Muti’ah Setiawati Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Drs. Solihin Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddi Koben Edeng Syamsul Ma’arif Edy Apriyanto Sudiyono Edy Firmansyah Edy Susanto Efri Ritonga EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hartono Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elita Sitorini Elly Trisnawati Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Em. Syuhada' Emha Ainun Nadjib Encep Abdullah Eni Sulistiyawati Eny Rose Esai Ester Lince Napitupulu Etik Widya Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathan Mubarak Fathul Qodir Fathul Qorib Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Seni Surabaya 2011 Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fikri. MS Fiqih Arfani Firman Daeva Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Forum Santri Nasional (FSN) Free Hearty Galuh Tulus Utama Gandis Uka Ganug Nugroho Adi Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gendut Riyanto Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Pratama Glenn Fredly Goenawan Mohamad Golput Gombloh Gombloh (1948 – 1988) Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Hadi Napster Hafis Azhari Halim HD Halimi Zuhdy Hamid Dabashi Han Gagas Hardi Hamzah Hari Prasetyo Haris Del Hakim Haris Saputra Hary B Kori’un Hasan Basri Marwah Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Hendro Situmorang Henri Nurcahyo Henry H Loupias Hera Khaerani Heri CS Heri Kris Heri Latief Heri Listianto Herman RN Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Kuntoyo Heru Kurniawan Hikmat Darmawan Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humaidi Humam S Chudori I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I. B. Putera Manuaba IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ichwan Prasetyo Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Munadjat Imam Nawawi Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Herdiana Imron Arlado Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indigo Art Space Madiun Indra Tjahyadi Indrian Koto Ingki Rinaldi Iqmal Tahir Is Faridatul Arifah Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Isra’ Mi’raj Iswadi Pratama Iswara N Raditya Iva Titin Shovia Iwan Awaluddin Yusuf Iwan Gunadi J. Sumardianta Jamrin Abubakar Jansen Sinamo Janu Jolang Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jemie Simatupang Jenny Ang Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jl Simo Jo Batara Surya Jodhi Yudono Joko Budhiarto Joko Sadewo Joko Sandur Joko Widodo Jones Gultom Joni Ariadinata Joresan Mlarak Ponorogo Joseph E. Stiglitz Jual Buku Paket Hemat Junus Satrio Jurnalisme Sastra K. Hirzuddin Hasbullah K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.H. Masrikhan Asy'ari K.H. Mudzakir Ma'ruf Kadjie MM Kajian Kitab Nashoihul 'Ibad Kang Daniel Karanggeneng Kartika Foundation Kasanwikrama Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kekal Hamdani Kemah Budaya Panturan (KBP) Kesenian KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Anwar Khoirul Inayah Khoirul Naim Khoirul Rosyadi Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Puisi Suluk Berahi karya Gampang Prawoto Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Koko Sudarsono Komaruddin Hidayat Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopuisi Korban Gempa di Lombok Kospela KPRI IKMAL Lamongan Kris Razianto Mada Kritik Sastra Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kusni Kasdut Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto Lagu Laili Rahmawati Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Latif Fianto Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Listiyono Santoso Liya Izzatul Iffah Liza Wahyuninto Lucky Aditya Ramadhan Ludruk Jawa Timur Lukisan Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lustantini Septiningsih Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Ismail M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Iqbal Dawami M. Irfan Hidayatullah M. Latief M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Mushthafa M. Riza Fahlevi M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Maghfur Munif Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahwi Air Tawar Majelis Ulama Indonesia Makalah Tinjauan Ilmiah Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mantan Pastur Hafidz Al-Qur'an Maqhia Nisima Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Marjohan Marsel Robot Martin Aleida Martin Hatch Marwan Ja'far Marwita Oktaviana Marzuki Mustamar Mashuri Masjid Tegalsari di Pesantren Gerbang Tinatar Masuki M. Astro Matroni el-Moezany Matroni Muserang Max Arifin Maya Handhini Mbah Kalbakal Medco Media Jawa Timur Medri Osno Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Misbahul Huda Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh Samsul Arifin Moh. Ghufron Cholid Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Mts Putra-Putri Simo-Sungelebak Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ghannoe Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Rain Muhammad Taufik Muhammad Yasir Muhammad Zia Ulhaq Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukhsin Amar Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Mun'im Sirry Muntamah Cendani Museum Bikon Blewut Ledalero Musfarayani Musfi Efrizal Musyayana Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nabi Adam Nanang Fahrudin Nandang Darana Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Ni Luh Made Pertiwi F Nindya Herdianti Ninin Nurzalina Wati Nitis Sahpeni Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noorsam Noval Jubbek Novel Pekik Novianti Setuningsih Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nur Hamzah Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nuswantoro Nyimas Nyoman Tingkat Obrolan Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Opini Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Pameran Seni Rupa Panda MT Siallagan Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit SastraSewu Penerbitan dan Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Pengajian Pengetahuan Perang Peringatan Hari Pahlawan 10 November Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pesantren Kampung Inggris Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Petrik Matanasi Pilang Tejoasri Laren Lamongan Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pilkada Piramid Giza Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pradana Boy ZTF Pradaningrum Mijarto Pramoedya Ananta Toer Prih Prawesti Febriani Pringadi AS Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Hartanto Puji Santosa Puput Amiranti N Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Satria Kusuma Putu Setia Putu Wijaya R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.Ng. Ronggowarsito Rabdul Rohim Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sazaly Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Rengga AP Reni Lismawati Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Rieke Diah Pitaloka Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rizka Halida Rizky Putri Pratimi Robin Al Kautsar Rocky Gerung Rodli TL Rofiqi Hasan Rohmad Hadiwijoyo Rohmah Maulidia Rohman Abdullah Rojiful Mamduh Rosdiansyah Rosi Rosidi Roso Titi Sarkoro Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rumah Literasi Rx King Motor S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Saifur Rohman Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Sardono W Kusumo Sartika Sari Sarworo Sp Sastra Facebook Satmoko Budi Santoso Satrio Lintang Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Savidapius Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Sejarah Sekolah Literasi Gratis SelaSAstra Boenga Ketjil SelaSAstra Boenga Ketjil #23 SelaSAstra Boenga Ketjil #24 Seni Ambeng Ponorogo Senirupa Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Shofiyatuz Zahroh Shohebul Umam JR Sholihul Huda Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Silfia Hanani Sindu Putra Sita Planasari Aquadini Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Hadi Purnomo Soediro Satoto Soegiharto Soeprijadi Tomodihardjo Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Igustin Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Sriyanto Danoesiswoyo Stefanus P. Elu Stevani Elisabeth STKIP PGRI Ponorogo Student Center Kampus ISI Yogyakarta Subagio Sastrowardoyo Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Ariyadi Sukitman Sumenep Sumiati Anastasia Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungelebak Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Suyadi San Syafrizal Sahrun Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syamsul Rizal Syi'ir Syifa Amori Syifa Aulia T.A. Sakti Tajuddin Noor Ganie Tamrin Bey dan Robin Al Kautsar TanahmeraH ArtSpace Tarpin A. Nasri Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Roda UNISDA Lamongan Teater Sakalintang Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tawon Teater Tewol Teguh LR Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Teori Darwin Teori Fisika Hawking Tgk Abdullah Lam U Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute Theresia Purbandini Thomas Koten Tien Rostini Timur Arif Riyadi Tjahjono Widarmanto Tjut Zakiyah Anshari Toeti Adhitama Tosa Poetra Tri Andhi S Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Tutut Herlina Ucu Agustin Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Uniawati Unieq Awien Universitas Jember Usman Arrumy Ustadz Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Vassilisa Agata Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Video Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vita Devi Ajeng Pratiwi W. Haryanto W.S. Rendra Wakos R. Gautama Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Suryandoko William Shakespeare Wisnu Kisawa Wiwik Widiyati Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yayat R. Cipasang Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yulianto Yuliawati Yunanto Sutyastomo Yunus Supriyanto Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf AN Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Yuyuk Sugarman Z. Mustopa Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zarra Martsella Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zen Hae Zii Zuhdi Swt