Kamis, 09 September 2010

Problematik Kesenian Jombang

Fahrudin Nasrulloh*
http://www.sastra-indonesia.com/

Pada hakikatnya warisan tradisi merupakan hasil proses kesejarahan manusia yang panjang bercecabang dan karenanya tak gampang dilacak jejaknya. Ikhtiar pengembangan yang kita butuhkan adalah seberapa jauh dan telaten pegiat kesenian atau seniman itu sendiri dapat memahami kesenian, tidak hanya pada tataran sekadar mencermati, namun proses “melakoni” yang berlandaskan “daya telisik” dan bukti konkrit serta keterlibatannya agar dapat terus ditumbuhkan dan disadari sebagai sebuah cermin berkehidupan yang berkebudayaan. Pendek ungkap, khasanah tradisi adalah sebentang perjalanan di mana manusia dan kebudayaannya “mengada” dan “menghayat” di dalam kehidupan sehari-hari.


Kesenian, dalam pemikiran Halim HD (pekerja budaya dari Forum Pinilih Solo), “merupakan pernyataan dan menjadi milik dari sebuah wujud kebersamaan suatu masyarakat.” Karena itu, upaya untuk terus berinstrospeksi dan berpikir kritis atas berbagai kemungkinan yang akan terjadi merupakan hal pokok dan mendesak agar khasanah kesenian kita tidak terpuruk hanya sebagai “bahan dodolan” (barang jualan) yang akan menciptakan bayangan palsu dan trik manipulatif yang dapat merugikan secara sosial-ekonomis bagi warga pengampu tradisi.

Seberapa jeli kita melihat sekaligus meresapi semisal pada kesenian Topeng Jati Duwur di daerah Jatiduwur dan Jati Pandak yang begitu pelik permasalahannya ketika warga pengampu tradisi ini belum dapat secara penuh-seluruh melestarikannya dan menjadi bagian penting dalam kehidupan mereka. Seolah ada bayangan kepunahan di sana. Persoalan-persolan yang bersengkarutan di dalamnya perlu dipikirkan secara cermat. Juga pemecahan dan pemetaan problem di wilayah kesenian lainnya seperti seni jaranan (konon di Jombang ada sekitar 40-an grup jaranan), juga keberadaan ludruk yang salah satu sebab keterpinggirannya adalah dibayang-bayangi seni karawitan dan campursarian, pun Sandur Manduro yang “tak berlanjut” dari kajian intensif setelah penelitian yang berkeringat-keringat yang telah dilakukan oleh pegiat kesenian: Imam Ghozali Ar, Inswiardi, dan Dian Sukarno.

Sehubungan itu, apa yang telah dilakukan oleh Tim Pelestarian dan Perlindungan (TPP) Seni-Budaya Jombang, tidaklah sepenuhnya dapat mengurai secara tuntas semua problematik di atas. Maka pertemuan pada 28 Mei 2009, di Kantor Disporabudpar di Jl. Gatot Subroto No. 151, berusaha melakukan evaluasi kritis atas sejauh mana tim ini bergerak dan bervisi jelas. Untuk sementara, sebagai hasil kerja konkrit, tim ini beserta Disporabudpar akan menerbitkan buku berjudul Bunga Rampai Kesenian Jombang. Buku sederhana ini adalah hasil keringat dari tim penelusur yang terdiri dari Supriyo, Heru Cahyono, Koko Hari Pramono, Jabbar Abdullah, Dian Sukarno, Siti Sa’adah, Bu Ellin, Fahrudin Nasrulloh, Susnania, Ngaidi Wibowo, dan Nasrul Ilahi.

Gagasan selanjutnya dari TPP adalah meluaskan jejaring geraknya dalam bentuk media maya, yakni membikin blog dan facebook dengan bendera: http/pelestaribudayajombang. Media cyber ini sudah bergerak sejak 1 Juni 2009 yang secara aktif-simultan menyebarkan semua data hasil penelusuran beserta foto dan video-pendeknya. Menurut Gufron, Kepala Bidang Budaya dan Pariwisata Disporabudpar Jombang, “Penerbitan buku dan blog itu akan menjadi tolok-ukur agar kesenian dan budaya Jombang tidak luntur, agar generasi muda kini dan mendatang tidak kehilangan akar kesejarahannya sebagai warga Jombang yang musti memiliki karakter juga berkemandirian.” Kini blog http/pelestaribudayajombang.com bisa disambangi dan diapresiasi, sedang buku Bunga Rampai Kesenian Jombang akan diupayakan terbit pada bulan Agustus 2009 dan didiskusikan dalam rangkaian acara Pekan Budaya Jombang yang akan berlangsung Oktober 2009, di GOR Jombang.

Diadakannya Festival Seni dan Media Pertunjukan Rakyat Tingkat Nasional (juga dalam rangka peringatan Harkitnas ke-101 tahun), pada 29 Mei sampai 3 Juni 2009, di GOR Ken Arok, Malang, tampaknya perlu juga dicatat sebagai bentuk usaha pengembangan kebudayaan yang terus digali dan dilestarikan. Pada acara 29 Mei 2009 itu digelar dialog bertajuk “Pengembangan, Pemberdayaan, dan Pelestarian Seni Budaya Tradisional”, yang menghadirkan James Pardede (Direktur Depkominfo) dan Dirut RRI, Parni Hadi. James mengatakan bahwa Indonesia harus menjadi bangsa yang maju dengan teknologi informasi namun hal itu musti dilakukan tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya asli. Setali tiga uang, Parni berpendapat ada lima pilar untuk memajukan budaya Indonesia, yakni negara atau pemerintah yang memfasilitasi, seniman atau budayawan yang berkreasi, publik yang memberi apresiasi, dunia usaha yang memberi kesempatan, dan media massa yang mempublikasi.

Bagaimanakah dengan kesenian Jombang? Jika kita membincangkan soal nasib kesenian Jombang ke depan, perlukah ada semacam “laboratorium kesenian Jombang” sebagai konsentrasi penggodokan untuk upaya pelacakan sejarah keseniannya yang bertumpu pada geografi kultural di mana para penggerak seni dan senimannya menyadari bahwa merekalah pengemban kebudayaan yang seyogyanya bertanggung jawab dan bersetia melestarikannya? Semisal dalam ranah perludrukan. Bagaimanakah eksistensi ludruk di Jombang dalam menghadapi kepungan seabrek hiburan lain di samping pencermatan atas bayangan “sepi dan dinginnya” apresian ludruk. Artinya, tantangan ludruk ini seperti “hantu gila tak diundang tapi nyata datang”, di mana problem baik di wilayah internal ludruk maupun di luarnya membutuhkan solusi yang mendesak untuk dielaborasi.

Gagasan “laboratorium kesenian” ini, meminjam istilah Halim HD, bukanlah sebentuk “frase mati” dari “kata benda”, tapi sebentang tindakan nyata dari “kata kerja”. Artinya, pada tingkat “locus” (atau geografis), bisa menempat atau bertempat pada suatu desa atau kampung yang memiliki tradisi yang kokoh dan berakar yang bisa dijadikan sebagai pusat “laboratorium kesenian” dan, di sanalah konservasi dan pengembangan aneka bentuk kesenian digerakkan. Modelnya bisa seperti mengadakan ajang forum diskusi dan meluaskan jaringan kerja kesenian yang terkait dengan wilayah sosial yang lain.

Gerakan demikian ini diperlukan supaya tercipta suatu jaringan kesenian dari tingkat desa, kecamatan, sampai kabupaten untuk mengatasi dan menyaring arus kebudayaan asing yang tanpa terasa bahwa industrialisasi makin mengikis dan meminggirkan kebudayaan lokal Jombang. “Anjangsana budaya Jombang” ini juga bisa menjadi penakar dan penimbang di mana seluruh aspek dan jenis kesenian dari yang tradisional hingga yang moderen dapat berkumpul untuk membahas dan merumuskan suatu gerakan kesenian dan kebudayaan yang berakar pada penggalian tradisi lokal. Melacak dan menghidupkan dan selanjutnya mengelaborasinya semisal pada sanggar-sanggar atau grup-grup kesenian tersebut akan sangat kondusif ke depannya sebagai wadah komunikasi dan dialektika yang diharapkan di dalamnya mampu terjalin secara kontinyu agar dapat “mendudah” (membongkar) semua persoalan di tingkat lokal.

Langkah kerja nyata semacam itu diharapkan sebagai wujud dari kebijakan politik dan kebijakan kultural yang menuntut sinergitas dari warga kesenian dan Pemda setempat. Jika dikaitkan dengan wacana “geografis kultural Jombang”, maksudnya, pentingkah kesadaran berkebudayaan bagi warga Jombang jika dibayangkan itu ada dan berakar kuat? Apakah warga Jombang memerlukan itu sebagai pengerek dan penumbuh wacana atas berbagai hal yang terkait dengan watak dan identitas “manusia Jombang”? Barangkali ini berhubungan dengan adakah sejarah Kabupaten Jombang dianggap penting sebagai suatu “tetenger” bahwa mustahil “tlatah” Jombang lahir dari “sejarah yang kosong”. Atau sebaliknya, apa pun yang terkait dan yang pernah dimiliki Jombang: tak lain hanyalah omong kosong belaka.

Tentu, jika ini perlu dan menjadi bagian dari rasa memiliki warganya atas keberadaan kotanya, maka hal itu akan menjadi tanggung jawab bersama. Diadakannya semacam “Festival Kebudayaan Jombang”, atau yang lebih spesifik digelarnya semacam event seperti festival ludruk: berupa festival kidungan, festival tari remo, festival lawak ludruk, dan lain-lain. Kesemuanya itu tentu harus berpijak pada adanya perspektif yang jelas dan terencana untuk membentuk suatu rasa kebersamaan yang dilandaskan atas keprihatinan dan rasa syukur dari warga sebagai pemilik sah warisan seni budaya mereka. Bagi Ashadi Siregar, seorang budayawan dari Yogya, dalam tulisannya “Negara Berkebudayaan” (Kompas, 15 September 2004), menyebutkan bahwa: “Kebudayaan memang praktik warga sehari-hari. Namun, peranan penyelenggara negara sangat penting mengingat proses menyiapkan warga agar dapat berpraktik budaya (berbudaya) merupakan tugas utama negara. Makna kebudayaan yang pada hakikatnya mengandung nilai positif bagi kehidupan dikembangkan dalam tiga dimensi, yaitu keilmuan, etika, dan estetika. Dimensi keilmuan dilihat dari capaian-capaian pengetahuan dan teknologi, etika dengan penghayatan kebaikan universal dan multikultural dalam kehidupan nasional, serta estetika dengan apresiasi keindahan yang meningkatkan harkat kehidupan.”

Jika sekian hal tersebut dimafhumi lalu dimatangkan bersama, maka rumusan dan kajian tentang nilai-nilai “ke-Jombang-an” dan kesejarahannya dalam kaitannya dengan kehidupan kebudayaan, agama, filsafat, tradisi, dan karakter kebangsaan dan kenegaraan yang berporos pada karakter ke-Indonesia-an di masa mendatang diharapkan dapat terealisasikan.

Tentu, pencermatan atas sejumlah pokok gagasan dari beberapa perspektif di atas, perlu diuji dengan pertimbangan yang didasarkan dari aspek-aspek keilmuan dan bagaimana menarik simpul-simpul dari nilai-nilai etik-moral serta dari warisan tradisi Jombang. Dengan begitu, setiap individu, komunitas, LSM, maupun lembaga pemerintah, dapat bergerak secara bersama dan berkesinambungan demi tujuan tersebut. Semisal adanya Pusat Kajian Kebudayaan Jombang (PKKJ) sebagai radar-suar segala informasi terkait warisan tradisi apa saja yang dimiliki Jombang. Awalnya, lembaga ini boleh jadi tak bermanfaat apa-apa, ketika memang tak ada atau tak tahu bahan apa yang musti dikerjakan serta seberapa tangguh SDM pendukungnya.

Hanya pada keringat, pada ikhtiar penggalian pengalaman dari yang silam dan yang kini, lantas mematangkan gagasan-gagasan baru ke dalam suatu rencana kerja berkesenian dan berkebudayaan yang visioner. Bersedia mendengarkan. Bersikap terbuka. Dan tidak cuma cangkrukan di kantor tapi ngobrol bareng dengan siapa saja dan di mana saja. Pentingnya pertemuan antar seniman, peran nyata Dekajo (Dewan Kesenian Jombang), aparatur pemerintah, dan pegiat kesenian akan menjadi “spirit keguyuban” untuk melahirkan pemikiran-pemikiran baru dalam berkebudayaan yang progresif. Sebab semua perubahan tidak mletek begitu saja dari bumi dan dari sepetil mimpi.

—–
* Fahrudin Nasrulloh, koordinator Tim Pelestari dan Perlindungan Seni-Budaya Jombang.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Alexander A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Dahana A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.C. Andre Tanama A.J. Susmana A.S. Laksana A’an Jindan AS Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Rauf Singkil Abdul Walid Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adek Alwi Adhi Pandoyo Adhitia Armitrianto Adhy Rical Adi Faridh Adian Husaini Adin Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrizas Adu Pesona Sang Wakil Presiden RI AF. Tuasikal Afri Meldam Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agit Yogi Subandi Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Rakasiwi Agus Sulton Agus Wibowo Agus Wirawan Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ah. Atok Illah Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Anshori Ahmad Damanik Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Hasan MS Ahmad Jauhari Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad S. Zahari Ahmad Syafii Maarif Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fiah Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Siddiq Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al-Fairish Al-Ma'ruf I Al-Ma'ruf II Alang Khoiruddin Albert Camus Ali Mahmudi Ch Alia Swastika Alvi Puspita Alvin Amien Wangsitalaja Aminah Aming Aminoedhin Ana Mustamin Anam Rahus Anas AG Andhi Setyo Wibowo Andi Gunawan Andry Deblenk Angela Anggie Melianna Anindita S. Thayf Anis Ceha Anitya Wahdini Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anugerah Ronggowarsito Anwar Nuris Aprillia Ika Arida Fadrus Aridus Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Ariel Heryanto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Arwan Aryo Wisanggeni Aryo Wisanggeni Gentong AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Ashadi Ik Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asro Kamal Rokan Astrid Reza Asvi Warman Adam Atafras Atok Witono Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azwar Nazir Baca Puisi Badrus Siroj Bahrul Ulum A. Malik Balada Bambang kempling Bambang Riyanto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berita Utama Bernando J. Sujibto Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Bre Redana Brunel University Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Jay Utomo Budi P. Hatees Budi Palopo Budi Setyarso Budi Sp. Indrajati Budiman S. Hartoyo Budiman Sudjatmiko Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Choirul Rikzqa Christian Heru Cahyo Saputro Cover Buku D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dadang Widjanarko Damiri Mahmud Dani Fuadhillah Daniel Paranamesa Darju Prasetya Dati Wahyuni Dawet Jabung Ponorogo Dedykalee Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Deshinta Arofah Dewi Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan Dewi Anggraeni Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Didik Kusbiantoro Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dorothea Rosa Herliany Dr Andi Irawan Dr Siti Muti’ah Setiawati Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Drs. Solihin Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddi Koben Edeng Syamsul Ma’arif Edy Apriyanto Sudiyono Edy Firmansyah Edy Susanto Efri Ritonga EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hartono Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elita Sitorini Elly Trisnawati Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Em. Syuhada' Emha Ainun Nadjib Encep Abdullah Eni Sulistiyawati Eny Rose Esai Ester Lince Napitupulu Etik Widya Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathan Mubarak Fathul Qodir Fathul Qorib Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Seni Surabaya 2011 Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fikri. MS Fiqih Arfani Firman Daeva Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Forum Santri Nasional (FSN) Free Hearty Galuh Tulus Utama Gandis Uka Ganug Nugroho Adi Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gendut Riyanto Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Pratama Glenn Fredly Goenawan Mohamad Golput Gombloh Gombloh (1948 – 1988) Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Hadi Napster Hafis Azhari Halim HD Halimi Zuhdy Hamid Dabashi Han Gagas Hardi Hamzah Hari Prasetyo Haris Del Hakim Haris Saputra Hary B Kori’un Hasan Basri Marwah Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Hendro Situmorang Henri Nurcahyo Henry H Loupias Hera Khaerani Heri CS Heri Kris Heri Latief Heri Listianto Herman RN Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Kuntoyo Heru Kurniawan Hikmat Darmawan Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humaidi Humam S Chudori I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I. B. Putera Manuaba IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ichwan Prasetyo Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Munadjat Imam Nawawi Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Herdiana Imron Arlado Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indigo Art Space Madiun Indra Tjahyadi Indrian Koto Ingki Rinaldi Iqmal Tahir Is Faridatul Arifah Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Isra’ Mi’raj Iswadi Pratama Iswara N Raditya Iva Titin Shovia Iwan Awaluddin Yusuf Iwan Gunadi J. Sumardianta Jamrin Abubakar Jansen Sinamo Janu Jolang Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jemie Simatupang Jenny Ang Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jl Simo Jo Batara Surya Jodhi Yudono Joko Budhiarto Joko Sadewo Joko Sandur Joko Widodo Jones Gultom Joni Ariadinata Joresan Mlarak Ponorogo Joseph E. Stiglitz Jual Buku Paket Hemat Junus Satrio Jurnalisme Sastra K. Hirzuddin Hasbullah K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.H. Masrikhan Asy'ari K.H. Mudzakir Ma'ruf Kadjie MM Kajian Kitab Nashoihul 'Ibad Kang Daniel Karanggeneng Kartika Foundation Kasanwikrama Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kekal Hamdani Kemah Budaya Panturan (KBP) Kesenian KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Anwar Khoirul Inayah Khoirul Naim Khoirul Rosyadi Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Puisi Suluk Berahi karya Gampang Prawoto Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Koko Sudarsono Komaruddin Hidayat Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopuisi Korban Gempa di Lombok Kospela KPRI IKMAL Lamongan Kris Razianto Mada Kritik Sastra Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kusni Kasdut Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto Lagu Laili Rahmawati Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Latif Fianto Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Listiyono Santoso Liya Izzatul Iffah Liza Wahyuninto Lucky Aditya Ramadhan Ludruk Jawa Timur Lukisan Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lustantini Septiningsih Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Ismail M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Iqbal Dawami M. Irfan Hidayatullah M. Latief M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Mushthafa M. Riza Fahlevi M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Maghfur Munif Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahwi Air Tawar Majelis Ulama Indonesia Makalah Tinjauan Ilmiah Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mantan Pastur Hafidz Al-Qur'an Maqhia Nisima Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Marjohan Marsel Robot Martin Aleida Martin Hatch Marwan Ja'far Marwita Oktaviana Marzuki Mustamar Mashuri Masjid Tegalsari di Pesantren Gerbang Tinatar Masuki M. Astro Matroni el-Moezany Matroni Muserang Max Arifin Maya Handhini Mbah Kalbakal Medco Media Jawa Timur Medri Osno Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Misbahul Huda Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh Samsul Arifin Moh. Ghufron Cholid Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Mts Putra-Putri Simo-Sungelebak Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ghannoe Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Rain Muhammad Taufik Muhammad Yasir Muhammad Zia Ulhaq Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukhsin Amar Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Mun'im Sirry Muntamah Cendani Museum Bikon Blewut Ledalero Musfarayani Musfi Efrizal Musyayana Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nabi Adam Nanang Fahrudin Nandang Darana Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Ni Luh Made Pertiwi F Nindya Herdianti Ninin Nurzalina Wati Nitis Sahpeni Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noorsam Noval Jubbek Novel Pekik Novianti Setuningsih Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nur Hamzah Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nuswantoro Nyimas Nyoman Tingkat Obrolan Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Opini Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Pameran Seni Rupa Panda MT Siallagan Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit SastraSewu Penerbitan dan Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Pengajian Pengetahuan Perang Peringatan Hari Pahlawan 10 November Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pesantren Kampung Inggris Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Petrik Matanasi Pilang Tejoasri Laren Lamongan Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pilkada Piramid Giza Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pradana Boy ZTF Pradaningrum Mijarto Pramoedya Ananta Toer Prih Prawesti Febriani Pringadi AS Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Hartanto Puji Santosa Puput Amiranti N Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Satria Kusuma Putu Setia Putu Wijaya R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.Ng. Ronggowarsito Rabdul Rohim Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sazaly Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Rengga AP Reni Lismawati Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Rieke Diah Pitaloka Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rizka Halida Rizky Putri Pratimi Robin Al Kautsar Rocky Gerung Rodli TL Rofiqi Hasan Rohmad Hadiwijoyo Rohmah Maulidia Rohman Abdullah Rojiful Mamduh Rosdiansyah Rosi Rosidi Roso Titi Sarkoro Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rumah Literasi Rx King Motor S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Saifur Rohman Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Sardono W Kusumo Sartika Sari Sarworo Sp Sastra Facebook Satmoko Budi Santoso Satrio Lintang Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Savidapius Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Sejarah Sekolah Literasi Gratis SelaSAstra Boenga Ketjil SelaSAstra Boenga Ketjil #23 SelaSAstra Boenga Ketjil #24 Seni Ambeng Ponorogo Senirupa Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Shofiyatuz Zahroh Shohebul Umam JR Sholihul Huda Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Silfia Hanani Sindu Putra Sita Planasari Aquadini Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Hadi Purnomo Soediro Satoto Soegiharto Soeprijadi Tomodihardjo Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Igustin Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Sriyanto Danoesiswoyo Stefanus P. Elu Stevani Elisabeth STKIP PGRI Ponorogo Student Center Kampus ISI Yogyakarta Subagio Sastrowardoyo Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Ariyadi Sukitman Sumenep Sumiati Anastasia Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungelebak Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Suyadi San Syafrizal Sahrun Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syamsul Rizal Syi'ir Syifa Amori Syifa Aulia T.A. Sakti Tajuddin Noor Ganie Tamrin Bey dan Robin Al Kautsar TanahmeraH ArtSpace Tarpin A. Nasri Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Roda UNISDA Lamongan Teater Sakalintang Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tawon Teater Tewol Teguh LR Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Teori Darwin Teori Fisika Hawking Tgk Abdullah Lam U Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute Theresia Purbandini Thomas Koten Tien Rostini Timur Arif Riyadi Tjahjono Widarmanto Tjut Zakiyah Anshari Toeti Adhitama Tosa Poetra Tri Andhi S Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Tutut Herlina Ucu Agustin Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Uniawati Unieq Awien Universitas Jember Usman Arrumy Ustadz Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Vassilisa Agata Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Video Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vita Devi Ajeng Pratiwi W. Haryanto W.S. Rendra Wakos R. Gautama Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Suryandoko William Shakespeare Wisnu Kisawa Wiwik Widiyati Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yayat R. Cipasang Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yulianto Yuliawati Yunanto Sutyastomo Yunus Supriyanto Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf AN Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Yuyuk Sugarman Z. Mustopa Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zarra Martsella Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zen Hae Zii Zuhdi Swt