Jumat, 26 Desember 2008

Natal Sudah Lewat

Aris Kurniawan
http://www.suarakarya-online.com/

Rumah ini kembali sepi. Tak ada lagi jerit anak-anak berebut mainan. Tak ada lagi ceceran susu dan serakan bungkus bekas makanan di lantai. Semua telah kembali tertata rapi. Warti sudah mengepelnya bersih-bersih, menggulung karpet dan menyimpannya di gudang.


Televisi di ruang tengah memang masih menyala menyiarkan berita-berita kriminal yang bikin perut terasa mual: seorang istri memutilasi suami, seorang ibu meracuni bayinya sendiri sampai mati, seorang kakek bunuh diri. Hartiningsih segera memindahkan channel. Ah, semuanya sangat membosankan. Sebenarnya Hartiningsih ingin membiarkan karpet itu tetap terhampar di sana lengkap dengan ceceran susu, serpihan makanan yang berserakan supaya ia tetap merasakan kehadiran anak-anak dan cucunya di rumah ini sedikit lebih lama. Tetapi Warti, pembantunya yang setia menemaninya sejak puluhan tahun, tanpa diperintah segera melakukan tugasnya merapikan semuanya menjadi seperti sediakala. Seperti anak-anak dan para menantu serta cucu-cucunya tak pernah datang merayakan Natal di sini.

Di halaman depan pohon mangga itu kembali sendirian, tak ada lagi deretan mobil-mobil diparkir. Anak-anak dan para menantu serta cucunya sudah kembali pulang ke kota tempat tinggal mereka masing-masing. Hartiningsih menarik napas dalam-dalam. Betapa lekas semuanya bergegas lewat, seakan Natal tak pernah terjadi di sini. Hartiningsih harus menunggu setahun lagi untuk bertemu kembali dengan anak dan cucu-cucunya yang menyebar di pelbagai kota. Cepat sekali Natal pergi, gumamnya. Seperti sekedipan mata saja. Betapa ingin Hartiningsih lebih lama berkumpul dengan mereka. Melihat anak-anak dan menantunya rukun bercengkrama. Menyuruh Warti membuatkan wedang jahe atau teh poci yang disuguhkan dengan lepet, gadungan, jalabiya, dan makanan khas desa lainnya kegemaran mereka di masa kanak. Melihat cucu-cucunya yang lucu-lucu berlarian membuat rumah gaduh dan berantakan. Lalu dengan ketulusan seorang ibu Hartiningsih memberesi kembali. Betapa menyenangkan mempunyai kesibukan mengurusi anak-anak.

Tetapi Hartiningsih sadar, mereka tak mungkin ditahan. Dia harus kembali menahan rindunya sampai Natal yang akan datang. Bisakah usianya kembali sampai tahun depan? Tubuhnya memang sehat berkat kedisiplinannya berolahraga jogging secara rutin saban pagi. Tapi umur siapa yang tahu?

"Mbok ya kamu minta papamu cuti supaya bisa lebih lama menemani nenek di sini," ujar Hartiningsih pada Herman, cucunya yang tertua, malam sebelum esoknya mereka balik ke Jakarta. Papa Herman menatap dia penuh pengertian. "Nggak bisa, Ma. Pekerjaanku tak mungkin ditinggal. Coba Mama minta Gunadi saja yang cuti. Pekerjaan dia kan tidak mengikat," kilah anak sulungnya. Gunadi memang bekerja jadi copywriter lepas yang sering melakukan perjalanan guna mencari ide.

"Mas Eprim saja. Pekerjaanku memang tidak mengikat, tapi besok harus bertemu calon klien," ujar Gunadi memberi lemparan pada kakak keduanya. Tapi Eprim segera menangkis lemparan adiknya secara lebih gesit, "Wartawan itu nggak ada liburnya, Ma. Dikejar deadline tiap hari. Sekarang bisa mudik saja untung. Mba Yuni saja, waktu dia kan lowong. Bukan begitu, Mas Toro? Sampean nggak keberatan kan kalau Mba Yuni pulangnya menyusul?"

"Nggak bisa, aku harus segera mengurus keberangkatan ke Amerika. Aku dapat kesempatan mengajar di sana." ujar Yuni tak kalah gesit.

"Ya sudah, kalau kalian nggak pada bisa tinggal lebih lama di sini. Tapi si Herman dan si Yasa seminggu lagi di sini. Kemaren dia bilang bisa minta sekolah masuknya minggu depan kan?"
"Nggak mau, Nek" ujar kedua cucunya itu serempak.

Hartiningsih mendesah pelan. Dunia mereka memang sudah berbeda. Hartiningsih tahu dia tak mungkin membawa mereka ke dunianya yang sepi. Mereka tidak pernah tertarik lagi pada sawah ladang peninggalan ayah mereka. Kebun kelapa dan ikan-ikan di kolam. Cucunya sudah bisa melihat semuanya melalui televisi, internet dan game play station. Dan mereka agaknya merasa cukup melihat ikan-ikan, kerbau, sungai, pematang sawah melalui gambar-gambar di layar komputer.

"Sudahlah, Mama tidak usah sedih. Ada Warti kan yang selalu menemani. Lagi pula kalau kangen Mama kan bisa menelpon kami kapan saja. Mama sendiri kan yang nggak mau tinggal dengan salah satu di antara kami?" ujar anak sulungnya seperti memojokkan Hartiningsih.

Anak-anaknya memang sudah berkali-kali meminta Hartiningsih tinggal secara bergiliran di rumah mereka yang tersebar di Bandung, Bogor dan Jakarta. Namun berkali-kali pula dia menolak. Bermacam-macam alasan dia kemukakan. Tidak betah tinggal di kota, tak kuat melakukan perjalanan jauh, sampai tak tega meninggalkan Warti. Untuk semua alasan itu anak-anaknya bisa dengan mudah membantahnya.

"Ma, di kota atau di desa sama saja. Di halaman rumah kami juga ada pohon mangga. Kebun bunganya malah lebih terawat."

"Kami siapkan sopir untuk mengantar ke mana pun Mama ingin pergi. Mama bisa tidur sepanjang perjalanan supaya tidak mabuk."
"Bi Warti ajak saja sekalian. Pasti dia mau."

Anak-anaknya tidak bisa lagi membantahnya manakala Hartiningsih mengungkapkan alasan yang sesungguhnya.

"Aku tidak tega meninggalkan ayah kalian sendirian," ujar Hartiningsih dengan suara rendah, sebelum bibirnya mengatup lama sekali.

Ya, Hartiningsih selalu merasa almarhum suaminya masih hidup dan tinggal bersamanya di rumah ini. Anak-anaknya sudah tak tahu lagi bagaimana memberi pengertian pada Hartiningsih bahwa ayah mereka sudah meninggal. Dan orang yang sudah meninggal tidak mungkin bisa diajak bercakap-cakap dengan orang yang masih hidup. Kalau sudah begitu Hartiningsih tidak bisa lagi mempunyai alasan menahan-nahan anak-anak dan cucunya untuk sekadar dua atau tiga hari lagi menemaninya di rumah ini.

"Gimana ya, Pa. Mereka nggak pernah mau percaya kalau sampeyan masih berada di sini, mengawasi mereka," ucap Hartiningsih kepada suaminya yang selalu dianggapnya tak pernah pergi jauh dari sisinya.

"Mama ngomong sama siapa sih?" kata anaknya ketika suatu kesempatan memergoki Hartiningsih berucap sendirian di ruang tengah. Waktu itu Hartiningsih bermaksud mengabarkan pada suaminya tentang kedatangan anak-anak dan cucunya yang sudah pada besar, tentang Natal yang segera datang.

"Ayahmu, Nak, ayahmu. Lihatlah dia senang sekali melihat kalian datang," ujarnya lirih dengan mata mengharap anaknya sekali saja mempercayai omongannya.

Hampir lima tahun lalu, ketika suaminya dinyatakan meninggal oleh dokter, Hartiningsih tidak percaya. Ketika jenazah sang suami diantar ke rumah dari rumah sakit, Hartiningsih menyambut laksana suaminya pulang dari liburan.

"Hati-hati di jalan, Pa," ujar Hartiningsih ketika jenazah suami diberangkatkan ke permakaman. "Aku nanti menyusulmu bersama anak-anak," kata Hartiningsih berdiri di muka pintu. Anak-anak dan para pelayat menenangkannya.

Begitulah, sampai bertahun-tahun Hartiningsih tidak pernah merasa ditinggal mati suaminya. Dua hari setelah jenazah suaminya diberangkatkan ke permakaman, Hartiningsih melihat suaminya kembali pulang. Masuk ke ruang tengah, nyetel televisi dan minta dibuatkan teh poci lalu dikeroki.

"Begadang terus ya di luar, Papa jadi masuk angin. Biar Mama minta si Warti yang ngeroki," kata Hartiningsih melihat suaminya tampak letih dan kacau sekali pakaiannya.

Warti yang diminta ngerok, terbengong-bengong. Tapi Warti yang tahu dirinya tidak boleh membantah mengerjakan saja apa yang diperintah.
"Tuannya di mana, Nyah?"
"Warti, Warti, di sebelahku ini siapa? Mulai lamur mata kamu ya,"
* * *

Hari begitu redup. Hartiningsih melangkah masuk ke ruang tengah. Dia terheran-heran melihat suaminya sumringah. Kata suaminya Hendarman tidak jadi pulang ke Jakarta. Anak sulungnya itu berserta istri dan anak-anaknya sedang dalam perjalanan kembali ke rumah ini.
"Oya, kenapa mereka nggak ngabari Mama, ya Pa?"
"Mungkin pingin bikin kejutan,"

Ternyata benar, tak lama setelah itu Hartiningsih mendengar suara mobil memasuki halaman rumahnya. Tergopoh-gopoh Hartiningsih berlari ke depan menyambut mereka seraya berteriak supaya Warti menyiapkan makan malam.

"Warti, jangan ke mana-mana kamu. Siapkan makan malam lebih banyak, cucu-cucuku kembali lagi,"

Hartiningsih memeluki anak dan cucunya itu. "Nenek bilang apa, pasti kalian pengen ke sawah kan, menunggang kerbau lagi?" ujar Hartiningsih kepada Herman, cucu tertuanya. Tepat pada saat itu, telepon di ruang tengah berdering. Hartiningsih mengangkatnya. Dari Gunadi yang pulang beriringan dengan Hendarman karena searah, pagi tadi. Di telepon suaranya terdengar parau, terputus-putus.

"Ma, Mas Hendarman, Ma. Mobilnya tubrukan, dia di rumah sakit sekarang."

@ Pondok Pinang Musim Hujan, November 2008.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Alexander A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Dahana A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.C. Andre Tanama A.J. Susmana A.S. Laksana A’an Jindan AS Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Rauf Singkil Abdul Walid Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adek Alwi Adhi Pandoyo Adhitia Armitrianto Adhy Rical Adi Faridh Adian Husaini Adin Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrizas Adu Pesona Sang Wakil Presiden RI AF. Tuasikal Afri Meldam Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agit Yogi Subandi Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Rakasiwi Agus Sulton Agus Wibowo Agus Wirawan Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ah. Atok Illah Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Anshori Ahmad Damanik Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Hasan MS Ahmad Jauhari Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad S. Zahari Ahmad Syafii Maarif Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fiah Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Siddiq Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al-Fairish Al-Ma'ruf I Al-Ma'ruf II Alang Khoiruddin Albert Camus Ali Mahmudi Ch Alia Swastika Alvi Puspita Alvin Amien Wangsitalaja Aminah Aming Aminoedhin Ana Mustamin Anam Rahus Anas AG Andhi Setyo Wibowo Andi Gunawan Andry Deblenk Angela Anggie Melianna Anindita S. Thayf Anis Ceha Anitya Wahdini Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anugerah Ronggowarsito Anwar Nuris Aprillia Ika Arida Fadrus Aridus Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Ariel Heryanto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Arwan Aryo Wisanggeni Aryo Wisanggeni Gentong AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Ashadi Ik Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asro Kamal Rokan Astrid Reza Asvi Warman Adam Atafras Atok Witono Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azwar Nazir Baca Puisi Badrus Siroj Bahrul Ulum A. Malik Balada Bambang kempling Bambang Riyanto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berita Utama Bernando J. Sujibto Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Bre Redana Brunel University Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Jay Utomo Budi P. Hatees Budi Palopo Budi Setyarso Budi Sp. Indrajati Budiman S. Hartoyo Budiman Sudjatmiko Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Choirul Rikzqa Christian Heru Cahyo Saputro Cover Buku D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dadang Widjanarko Damiri Mahmud Dani Fuadhillah Daniel Paranamesa Darju Prasetya Dati Wahyuni Dawet Jabung Ponorogo Dedykalee Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Deshinta Arofah Dewi Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan Dewi Anggraeni Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Didik Kusbiantoro Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dorothea Rosa Herliany Dr Andi Irawan Dr Siti Muti’ah Setiawati Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Drs. Solihin Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddi Koben Edeng Syamsul Ma’arif Edy Apriyanto Sudiyono Edy Firmansyah Edy Susanto Efri Ritonga EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hartono Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elita Sitorini Elly Trisnawati Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Em. Syuhada' Emha Ainun Nadjib Encep Abdullah Eni Sulistiyawati Eny Rose Esai Ester Lince Napitupulu Etik Widya Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathan Mubarak Fathul Qodir Fathul Qorib Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Seni Surabaya 2011 Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fikri. MS Fiqih Arfani Firman Daeva Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Forum Santri Nasional (FSN) Free Hearty Galuh Tulus Utama Gandis Uka Ganug Nugroho Adi Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gendut Riyanto Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Pratama Glenn Fredly Goenawan Mohamad Golput Gombloh Gombloh (1948 – 1988) Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Hadi Napster Hafis Azhari Halim HD Halimi Zuhdy Hamid Dabashi Han Gagas Hardi Hamzah Hari Prasetyo Haris Del Hakim Haris Saputra Hary B Kori’un Hasan Basri Marwah Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Hendro Situmorang Henri Nurcahyo Henry H Loupias Hera Khaerani Heri CS Heri Kris Heri Latief Heri Listianto Herman RN Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Kuntoyo Heru Kurniawan Hikmat Darmawan Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humaidi Humam S Chudori I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I. B. Putera Manuaba IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ichwan Prasetyo Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Munadjat Imam Nawawi Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Herdiana Imron Arlado Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indigo Art Space Madiun Indra Tjahyadi Indrian Koto Ingki Rinaldi Iqmal Tahir Is Faridatul Arifah Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Isra’ Mi’raj Iswadi Pratama Iswara N Raditya Iva Titin Shovia Iwan Awaluddin Yusuf Iwan Gunadi J. Sumardianta Jamrin Abubakar Jansen Sinamo Janu Jolang Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jemie Simatupang Jenny Ang Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jl Simo Jo Batara Surya Jodhi Yudono Joko Budhiarto Joko Sadewo Joko Sandur Joko Widodo Jones Gultom Joni Ariadinata Joresan Mlarak Ponorogo Joseph E. Stiglitz Jual Buku Paket Hemat Junus Satrio Jurnalisme Sastra K. Hirzuddin Hasbullah K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.H. Masrikhan Asy'ari K.H. Mudzakir Ma'ruf Kadjie MM Kajian Kitab Nashoihul 'Ibad Kang Daniel Karanggeneng Kartika Foundation Kasanwikrama Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kekal Hamdani Kemah Budaya Panturan (KBP) Kesenian KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Anwar Khoirul Inayah Khoirul Naim Khoirul Rosyadi Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Puisi Suluk Berahi karya Gampang Prawoto Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Koko Sudarsono Komaruddin Hidayat Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopuisi Korban Gempa di Lombok Kospela KPRI IKMAL Lamongan Kris Razianto Mada Kritik Sastra Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kusni Kasdut Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto Lagu Laili Rahmawati Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Latif Fianto Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Listiyono Santoso Liya Izzatul Iffah Liza Wahyuninto Lucky Aditya Ramadhan Ludruk Jawa Timur Lukisan Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lustantini Septiningsih Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Ismail M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Iqbal Dawami M. Irfan Hidayatullah M. Latief M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Mushthafa M. Riza Fahlevi M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Maghfur Munif Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahwi Air Tawar Majelis Ulama Indonesia Makalah Tinjauan Ilmiah Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mantan Pastur Hafidz Al-Qur'an Maqhia Nisima Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Marjohan Marsel Robot Martin Aleida Martin Hatch Marwan Ja'far Marwita Oktaviana Marzuki Mustamar Mashuri Masjid Tegalsari di Pesantren Gerbang Tinatar Masuki M. Astro Matroni el-Moezany Matroni Muserang Max Arifin Maya Handhini Mbah Kalbakal Medco Media Jawa Timur Medri Osno Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Misbahul Huda Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh Samsul Arifin Moh. Ghufron Cholid Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Mts Putra-Putri Simo-Sungelebak Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ghannoe Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Rain Muhammad Taufik Muhammad Yasir Muhammad Zia Ulhaq Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukhsin Amar Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Mun'im Sirry Muntamah Cendani Museum Bikon Blewut Ledalero Musfarayani Musfi Efrizal Musyayana Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nabi Adam Nanang Fahrudin Nandang Darana Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Ni Luh Made Pertiwi F Nindya Herdianti Ninin Nurzalina Wati Nitis Sahpeni Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noorsam Noval Jubbek Novel Pekik Novianti Setuningsih Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nur Hamzah Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nuswantoro Nyimas Nyoman Tingkat Obrolan Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Opini Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Pameran Seni Rupa Panda MT Siallagan Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit SastraSewu Penerbitan dan Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Pengajian Pengetahuan Perang Peringatan Hari Pahlawan 10 November Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pesantren Kampung Inggris Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Petrik Matanasi Pilang Tejoasri Laren Lamongan Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pilkada Piramid Giza Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pradana Boy ZTF Pradaningrum Mijarto Pramoedya Ananta Toer Prih Prawesti Febriani Pringadi AS Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Hartanto Puji Santosa Puput Amiranti N Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Satria Kusuma Putu Setia Putu Wijaya R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.Ng. Ronggowarsito Rabdul Rohim Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sazaly Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Rengga AP Reni Lismawati Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Rieke Diah Pitaloka Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rizka Halida Rizky Putri Pratimi Robin Al Kautsar Rocky Gerung Rodli TL Rofiqi Hasan Rohmad Hadiwijoyo Rohmah Maulidia Rohman Abdullah Rojiful Mamduh Rosdiansyah Rosi Rosidi Roso Titi Sarkoro Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rumah Literasi Rx King Motor S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Saifur Rohman Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Sardono W Kusumo Sartika Sari Sarworo Sp Sastra Facebook Satmoko Budi Santoso Satrio Lintang Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Savidapius Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Sejarah Sekolah Literasi Gratis SelaSAstra Boenga Ketjil SelaSAstra Boenga Ketjil #23 SelaSAstra Boenga Ketjil #24 Seni Ambeng Ponorogo Senirupa Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Shofiyatuz Zahroh Shohebul Umam JR Sholihul Huda Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Silfia Hanani Sindu Putra Sita Planasari Aquadini Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Hadi Purnomo Soediro Satoto Soegiharto Soeprijadi Tomodihardjo Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Igustin Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Sriyanto Danoesiswoyo Stefanus P. Elu Stevani Elisabeth STKIP PGRI Ponorogo Student Center Kampus ISI Yogyakarta Subagio Sastrowardoyo Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Ariyadi Sukitman Sumenep Sumiati Anastasia Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungelebak Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Suyadi San Syafrizal Sahrun Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syamsul Rizal Syi'ir Syifa Amori Syifa Aulia T.A. Sakti Tajuddin Noor Ganie Tamrin Bey dan Robin Al Kautsar TanahmeraH ArtSpace Tarpin A. Nasri Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Roda UNISDA Lamongan Teater Sakalintang Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tawon Teater Tewol Teguh LR Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Teori Darwin Teori Fisika Hawking Tgk Abdullah Lam U Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute Theresia Purbandini Thomas Koten Tien Rostini Timur Arif Riyadi Tjahjono Widarmanto Tjut Zakiyah Anshari Toeti Adhitama Tosa Poetra Tri Andhi S Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Tutut Herlina Ucu Agustin Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Uniawati Unieq Awien Universitas Jember Usman Arrumy Ustadz Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Vassilisa Agata Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Video Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vita Devi Ajeng Pratiwi W. Haryanto W.S. Rendra Wakos R. Gautama Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Suryandoko William Shakespeare Wisnu Kisawa Wiwik Widiyati Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yayat R. Cipasang Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yulianto Yuliawati Yunanto Sutyastomo Yunus Supriyanto Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf AN Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Yuyuk Sugarman Z. Mustopa Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zarra Martsella Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zen Hae Zii Zuhdi Swt