Minggu, 30 Oktober 2011

MENGENALI STRUKTUR PENULISAN AMIR HAMZAH, CHAIRIL ANWAR, DAN DIMAS ARIKA MIHARDJA

Hadi Napster
http://sastra-indonesia.com/

Masih tentang pembicaraan licentia poetica dalam kaitannya dengan konvensional bahasa, pada kesempatan ini kita awali dengan kutipan pendapat dari Atmazaki (1993: 70-72) yang menulis; Ada tiga faktor yang menjadi penyebab licentia poetica digunakan oleh penyair, yaitu sebagai berikut: 1) Pada dasarnya penyair menyampaikan pengalaman puitiknya. Pengalaman puitik tersebut lebih banyak berhubungan dengan emosi dan intuisi daripada rasio, ilmu dan ilmiah; 2) Karena pengucapan puisi lebih pendek daripada pengucapan non puisi maka berbagai unsur yang menurut penyair mengganggu pengucapan puitiknya akan dihilangkan atau dibuang; 3) Sastrawan (penyair) adalah orang yang mampu menggunakan bahasa untuk tujuan tertentu.

Sabtu, 29 Oktober 2011

Strategi Budaya Mencari Titik Temu Islam-Jawa

Mh Zaelani Tammaka
http://sajaroh.blogspot.com/

MASALAH toleransi tetaplah menjadi masalah yang senantiasa urgen bagi masyarakat yang pluralistis-khususnya dari segi agama-seperti di Indonesia. Bermacam upaya dilakukan untuk menangani masalah itu. Di antara upaya tersebut adalah mencari titik temu (kalimatus sawa) di antara agama-agama yang ada. Namun demikian, upaya mencari titik temu sering seperti terbentur tembok yang tebal ketika masing-masing pihak merasa superior di antara pihak yang lain. Di luar itu, problem yang menghadang adalah bahwa pencarian titik temu tersebut dikhawatirkan akan merusak otentisitas ajaran suatu agama. Inilah yang kemudian tercermin pada munculnya gerakan-gerakan pemurnian agama, khususnya di kalangan Islam. Karena itu, perlu dicarikan jalan keluar bagaimana bisa membangun suatu praktik keagamaan yang terbuka, egalitarian, namun tidak mengorbankan otentisitas suatu agama.

Minggu, 23 Oktober 2011

Pameran Seni Rupa Kolaborasi Perupa-Penyair

Abdul Lathif
http://nasional.kompas.com/

Komunitas Teatar Gapus Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Surabaya menggelar pameran seni rupa kolaborasi perupa dengan penyair dalam rangka memperingati hari ulang tahun ke-19 teater Gapus, 15-24 Oktober 2008, di Ruang Sidang Lantai 2, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Surabaya.

Sebanyak 12 lukisan yang dipamerkan dan diapresiasikan kepada khalayak, itu adalah hasil dari respons kreatif para perupa atas karya puisi ciptaan penyair dari Komunitas Teater Gapus Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Surabaya.

KETIKA KRITIK SASTRA BERTOLAK PADA PERKIRAAN

(Tanggapan atas Tulisan Didik Wahyudi)
Indiar Manggara *
http://www.facebook.com/

Mengenai pentas drama monolog Merdeka oleh Putu Wijaya beberapa minggu lalu di Gedung Serba Guna UNAIR, nampaknya memunculkan sebuah polemik yang cukup menarik. Sebuah kritik terhadap pentas monolog berdurasi sekitar enam puluh menit ini, pertama kali dilontarkan oleh Ribut Wijoto dalam sebuah esai Catatan Pentas Monolog “Merdeka” Putu Wijaya (Jawa Pos edisi minggu, 23 november 2008).

Kamis, 20 Oktober 2011

Ben Okri, Pak Leo, dan El Boom

Wawan Eko Yulianto
http://berbagi-mimpi.info/

Andaikan Pak Leo Lumanto mahir menulis novel, dan dia melakukannya sebelum tahun 1991, dan dalam bahasa Inggris, dan distribusinya sampai ke Inggris, tidak mustahil pemenang Booker Prize tahun 1991 adalah Leo Lumanto. Saya yakin Saudara sekalian tahu ke mana arah mimpi saya kali ini. Ya, tentang novel pemenang Booker Prize 1991, atawa The Famished Road, atawa karya Ben Okri, atawa novel yang berkisah tentang alam roh di Afrika.

Sabtu, 15 Oktober 2011

Dua Sayap Mochtar Lubis

Yayat R. Cipasang*
Pikiran Rakyat, 13 Sep 2008

PELUNCURAN buku Nirbaya, Catatan Harian Mochtar Lubis Dalam Penjara Orde Baru, belum lama ini di Bentara Budaya Jakarta (BBJ), menjadi ajang pertemuan generasi muda dan orang tua pelaku sejarah seperti penyair Taufiq Ismail, dramawan Ikranegara, dan pengacara senior Adnan Buyung Nasution. Hadir pula tokoh pers seperti Wakil Ketua Dewan Pers Leo Batubara, tuan rumah Jacob Oetama serta pengamat pers dari UNESCO Arya Gunawan.

Penyair Masa Kini

Salamet Wahedi *
Radar Surabaya, 10 jan 2010

saya iba
pada para pujangga silam
karena mereka terpaksa mengambil peran
yang seharusnya dimainkan para sastrawan sekarang
(Michael Augustine, “Saya Iba”)
***

Feminis yang Terluka oleh Komunis

Asarpin
http://sastra-indonesia.com/

Pada tahun 1987, Partai Komunis Vietnam menyerukan kepada para penulis dan jurnalis untuk menghilangkan kekakuan, gaya formal realisme sosialis yang telah dipaksakan kepada mereka, dan meneguhkan kembali peran mereka sebagai pemegang kontrol sosial. Dalam atmosfir keterbukaan inilah, sebagian sastrawan dan intelektual Vietnam meresponnya dengan beragam karya sastra, film, novel dan teater yang secara terang-terangan mulai melontarkan kritik atas kebijakan partai Komunis.

FENOMENA KANTONG-KANTONG SASTRA

Gunoto Saparie
Harian Wawasan, 16 Juni 2010.

Menjelang Temu Sastrawan Jawa Tengah 2010 yang diadakan DKJT 19 Juni mendatang, saya teringat pernyataan Korrie Layun Rampan, yang mengatakan bahwa Jawa Tengah merupakan penyumbang terbesar para penyair dan sajak-sajak (puisi). Dalam Antologi Puisi Jawa Tengah , tercatat 47 penyair dengan 118 puisi. Selain itu, beberapa penerbitan lainnya seperti antologi puisi Kicau Kepodang (I-III), Menara, Menoreh, Serayu , dan lain-lain, menunjukkan bahwa Jawa Tengah menyimpan banyak penyair. Kota-kota seperti Solo, Magelang, Temanggung, Purworejo, Purwokerto, Tegal, Banjarnegara, Purbalingga, Semarang, Kudus, Jepara, Pati, Batang, dan Pekalongan, ternyata memiliki potensi kesuastraan yang tidak dapat diabaikan.

Ki Pandjikusmin, Misteri yang Dibawa Mati

Seno Joko Suyono
http://majalah.tempointeraktif.com/

AMPLOP itu lusuh. Sudah sejak 1968 dia terjepit di dalam sebuah map karton kuning. Amplop itu dialamatkan kepada majalah Sastra, Jalan Kramat Sentiong 43, Jakarta. Nama pengirimnya hampir tak terbaca—karena tertutup sebuah klip map. Bila kita mencabut klip itu, terbacalah nama pengirimnya dengan alamat 2-nd Floor Maritime Building Collyer Quay, Singapore.

TANGGUNG JAWAB SASTRAWAN DI SASTRA BALIK DESA

Adin
http://obyektif.com/

Benarkah tanggung jawab menjadi sastrawan, penyair, lebih-lebih kaitannya dengan dunia kesusastraan, menjadi semata-mata tugas individu? Benarkah para “calon” sastrawan atau penyair harus mengurus dirinya sendiri, berikut karyanya tanpa peduli pada konteks kultural, apa ia tumbuh, dan sistem apa yang melingkupinya?

PUISI SURABAYA: HABIS GELAP TERBITLAH TERANG

Umar Fauzi *
Surabaya Post, 23, 30 Agustus 2009

Membaca sejarah sastra (baca, perpuisian) Indonesia –pun mungkin kesusastraan dunia– dengan cara sederhana adalah membaca pengotakan zaman, sebagai khazanah yang coba dimitoskan ke dalam angkatan-angkatan atau periodeisasi kesusastraan. Dari bentukan angkatan/periode itulah, kritikus –secara sadar maupun terpaksakan– menemukan benang merah hingga layaklah disebut sebagai sebuah angkatan bla-bla-bla kesuasatraan Indonesia. Ini menjadi makfum, sebagaimana diungkapkan oleh Dami N Toda, tentang “benang merah” bahwa hadirnya kesamaan pencerapan diakibatkan “roh waktu” alamiah yang biasanya muncul sebagai trend mode karena lingkungan kode, simbol budaya, konversi dan konsumsi budaya yang sama. Secara praktis pun usaha ini memunyai kepentingan besar bagi perbendaharaan museum sastra Indonesia di masa mendatang, terutama bagi para pemerhatinya.

Buruh Bicara, Buruh Bersastra

Sony Wibisono
http://www.suaramerdeka.com/

KEMARIN, 1 Mei, adalah Hari Buruh Internasional. Jika para buruh di berbagai belahan dunia berdemonstrasi, sekelompok buruh merayakan hari itu dengan cara lain. Ya, para buruh migran itu mengadakan Festival Sastra Buruh di Gogodesa, Kecamatan Kanigoro, Blitar, Jawa Timur, pada 30 April-1 Mei.

Sejak awal mereka memang bersepakat untuk memperkenalkan karya seni, membaca puisi, dan berteater. Ajang itu juga menjadi bagi pengalaman lewat sastra mengenai kehidupan kaum buruh.

Indra Tjahyadi Inilah Pemenang Manuskrip FSS 2011

Ribut Wijoto
http://www.beritajatim.com/

Panitia Festival Seni Surabaya mengumumkan dua pemenang Lomba Manuskrip Buku Esai, Buku Puisi, dan Buku Cerpen, Kamis (13/10/2011). Pemenang adalah Indra Tjahyadi (Ponorogo) dan Erlang Niduparas (Serang).

PO Sastra FSS 2011 F Aziz Manna menuturkan, penentuan pemenang diputuskan oleh tim juri yang terdiri dari tiga sastrawan. Mereka adalah Beni Setia (Madiun), S Yoga (Ngawi), dan Tengsoe Tjahjono (Malang). "Keputusan bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat," katanya.

Pengumuman Lomba Manuskrip Kumpulan Esai, Cerpen, Puisi Festival Seni Surabaya 2011

www.festivalsenisurabaya.com

Setelah melakukan pembacaan, penelaahan, dan penilaian berdasarkan aspek: (a) ketajaman analisis; (b) daya menjelaskan; (c) eksplorasi tema; dan (d) keunikan gaya, dalam kematangan penulisan, maka tim juri Lomba Manuskrip Buku esai, Puisi, dan Cerpen memutuskan dan menetapkan naskah manuskrip buku di bawah ini:

Syair Pemanggul Mayat karya Indra Tjahyadi (Probolinggo)
La Rangku karya Erlang Niduparas (Serang)

TUBUH RATU KECANTIKAN VS TUBUH BURUH FREEPORT

Nurani Soyomukti *
Jawa Pos, 16 Oktober 2011

Ini adalah era krisis kapitalisme yang dipenuhi krisis moral—dan yang penting adalah adanya krisis (eksistensi) diri. Bagaimana seseorang memaknai keberadaan dirinya, kapitalisme telah membentuk sedemikian rupa sehingga eksistensi diri sesuai dengan kebutuhan masyarakat pasar.

Konsep cantik masih didominasi bentuk muka berwajah mirip Indo, karena kapitalisme berasal dari Barat, modal Barat, sehingga kelas (kapitalis) yang mendominasi pemaknaan membuat Indo menjadi parameter  dan standar estetika wajah. Apalagi kalau wajahnya unik, campuran Indo dan  pribumi, maka tipe seperti inilah yang laku di pasar kecantikan—dengan jagat hiburan (entertainment), yang kita bisa lihat melalui TV.

Kamis, 13 Oktober 2011

Sastra Biner

Beni Setia
http://www.lampungpost.com/

Dua tahunan yang lalu, seorang teman dari temannya temanku meneruskan SMS dari seorang kawan dari kawannya temanku itu, bunyinya sederhana sekali: “Akhirnya saya memutuskan menolak tawaran ikut UK Intl. Literary Biennale 2009″.

TIDAK ada yang istimewa dari SMS yang diterima pertengahan Maret ini, selain seseorang tak nyaman atau tak bisa hadir pada satu acara, dan karenanya ia menolak undangan buat berpartisipasi dalam acara itu.

Pram, Punk, dan Gerakan Komunitas di Blora

Abdul Malik, Fahrudin Nasrulloh
http://www.facebook.com/note.php?note_id=86042861838&ref=mf#/profile.php?id=770900011

Wahai huruf……
Alangkah akan tinggi ucapan
Terima kasihku, bilalah kamu
Menjadi buku terbuka
Bagi manusia yang membacanya
(Pramoedya Ananta Toer, Menggelinding 1)

Ketika Penggurit Lain Sibuk Menjinakkan Kata

Judul : Layang Seka Paran
Pengarang :Suryanto Sastroatmodjo
Halaman :107, ix (87×81,5 cm)
Penerbit : Cantrik, Malang, 2003
Peresensi : Suwardi Endraswara *
http://sastra-bojonegoro.blogspot.com/

Ketika Penggurit Lain Sibuk Menjinakkan Kata, Suryanto Sastroatmodjo telah asyik mempermainkannya.

DAFTAR PESERTA TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011, 15 OKTOBER 2011, DI TAMAN BUDAYA JAWA TIMUR

Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011
http://www.facebook.com/notes/wahyu-hariyanto/

1. Kelompok Rabo Sore Unesa
2. Laboratorium Sastra Unair
3. Komunitas ARS Sidoarjo
4. Komunitas Mahasiswa Pecinta Sastra (KOMPAS) STKIP PGRI Trenggalek
5. Komunitas Litera (QLC) Trenggalek
6. Komunitas Budaya Reborn Trenggalek
7. Komunitas KANSAS Pacitan
8. Kelompok Ilalang Gunung SMKN 1 Nglegok Blitar
9. Komunitas Rumah Idea Kediri

Mencari Jawab Menjaga Kegelisahan (Sastra) Multikultural Kita

Makalah Temu Sastra Jawa Timur 2011
Yonathan Rahardjo
http://www.facebook.com/notes/wahyu-hariyanto/

"Booming" multikulturalisme (pertama kali diistilahkan pada 1957 di Swiss, masuk Kanada 1960, lalu menyebar ke negara-negara berbahasa Inggris, Eropa, Amerika dan seluruh dunia sampai kini) menggiring begitu banyak penulis kita mengaitkan sastra dan multikultural sebagai bagian yang terpisahkan guna menjadi pijakan pemikiran (yang dapat diubah dengan kata-kata dalam sastra) untuk mengatasi masalah-masalah ketegangan antar suku, ras, agama dan antar golongan yang sesekali meletup dan kadang ada yang meledak (meski berbagai instrumen jaminan kebhinekaaan diwujudkan) mendirikan bulu kuduk.

PENYAIR-PENYAIR MUDA JATIM TERKINI DAN PENYAIR-PENYAIR JATIM ERA LEKRA: DUA JALAN PENCARIAN

Makalah Temu Sastra Jawa Timur 2011
Puput Amiranti N
http://www.facebook.com/notes/wahyu-hariyanto/

Membaca peta regenerasi kepenyairan Jawa Timur telah kita ketahui bahwa di awal tahun 2000an hingga saat ini, Jawa Timur telah membuahkan beberapa penyair muda. Nama-nama seperti A Mutaqqin, Didik Wahyudi, Helmy Prasetya, Ragil Sukriwul, Abimardha Kurniawan, Lubis Grafura adalah beberapa contoh dari penyair muda generasi 2000. Berbagai latar belakang baik pengalaman, keadaan geografis, pembacaan dan dialog dalam komunitas, maupun hal-hal teknis telah mempengaruhi warna penulisan mereka.

Selasa, 11 Oktober 2011

Acep Zamzam Noor: Pesantren Rusak karena Politik

Pewawancara: EH Ismail
Republika 12 Juli 2007

Akhir bulan lalu, tepatnya tanggal 28 Juni, sejumlah tokoh muda dari pesantren-pesantren yang ada di Jawa Tengah dan sekitarnya berkumpul di Gedung KNPI, Jakarta. Mereka menghadiri undangan Kantata Research Indonesia (KRI) yang menggelar seminar nasional bertema Mempertajam Kapasitas Pesantren sebagai Agen Pengelola Konflik. Seminar dilanjutkan dengan pelatihan Manajemen dan Resolusi Konflik Berbasis Pondok Pesantren untuk mengeksplorasi lebih jauh gagasan di atas.

Rabu, 05 Oktober 2011

Harga Diri Ayam

Emha Ainun Nadjib
http://sastra-indonesia.com/

AYAM memang hewan atau binatang, tetapi tak sekadar hewan atau binatang, ia adalah juga ayam. Ia bahkan punya banyak identitas dan kemungkinan eksistensi yang lain.

Ayam juga makhluk dunia, warga dunia, bagian dari alam, peliharaan Pak Kardjo, temannya ayam lain, putra atau putrinya bapak ayam ibu ayam, penghuni kandang ayam pojok RT. Ayam adalah juga hewan, bukan bebek, bukan angsa, bukan burung bukan anjing, bahkan bukan manusia. Identitas mana yang primer mana yang sekunder, itu soal cara pandang.

Roland Barthes dan Pembebasan Makna

Iwan Awaluddin Yusuf *
Newsletter Polysemia, Edisi 3/Tahun I, Juli 2006.

“Tidak ada pemahaman tunggal atas suatu teks”, “.. pemaknaan teks bersifat otonom merupakan inti dari kebebasan yang memberi tempat bagi siapa saja untuk bersuara”. Demikian aksioma yang sering mengemuka dalam diskusi mengenai “pembacaan” atas suatu pesan. Kehadiran konsep ini sendiri tidak dapat dilepaskan dari sumbangan pemikiran Roland Barthes, seorang intelektual yang pernah mengembara dalam alam pemikiran eksistensialis, marxis, strukturalis, hingga post-strukturalis

Selasa, 04 Oktober 2011

Bentuk Kematian Anjing

Dody Kristianto*
http://sastra-indonesia.com/

Bangkai anjing itu tergeletak di tengah jalan raya. Anjing jenis herder. Semua kendaraan berusaha menghindari bangkai anjing itu. Situasi jalan sedang ramai. Maklum, pagi hari ketika orang harus pergi ke tempat kerja. Tidak ada satu kendaraan pun yang berani melindas bangkai anjing itu.

Tubuh anjing itu terbelah menjadi dua bagian : bagian kaki ke ekor dan bagian kaki sampai kepala. Pada bagian kaki sampai ekor, tubuh itu telah burai, hancur berkeping-keping sehingga daging anjing itu berceceran. Sudah tak dapat lagi dikenali. Sedangkan bagian kaki sampai kepala masih utuh. Seolah nampak kalau hewan itu hanya tidur. Tidak ada sesuatu yang terjadi padanya.

FSS dan Semesta Kritik

Riadi Ngasiran
http://cetak.kompas.com/

Bersikap dan bertindak adalah berbeda. Akan tetapi, keduanya sama-sama mempunyai satu ujung: risiko. Demikian pula dalam berkesenian, seseorang dikatakan seniman lantaran ia memberikan diri dalam jagat pergaulan kreativitas. Ia pun dikenal sebagai kreator. Berkarya dengan memberikan nilai-nilai kebaruan.

Pun bila ia mengalami establish, kemapanan, tanpa diiringi pencarian-pencarian kreatif-eksperimentatif, seolah mendung kesenian menjadi gulita. Maka hujan kecaman turun bak halilintar yang menyambar-nyambar kesadaran akal budi mereka yang berpikir jernih. Di sini langkah seniman, retreat, menziarahi diri, merenung, dan mengambil langkah lagi untuk memaknai kehadiran eksistensinya.

Doa Malam Ketujuh

Ahmad Zaini*
http://sastra-indonesia.com/

Kumandang lantunan doa bergema dari rumah Yasak. Suara ratusan orang yang berjejal di rumah berbahan dari bambu itu berebut khusuk menembus celah-selah dinding rumah yang sudah lapuk. Tangis isak serta linangan air mata terus mengalir dari para pelantun doa. Mereka sibuk mengusap air mata dengan ujung baju atau dengan sarung untuk menahan air mata bening yang terus mengalir. Doa-doa terus bergema diiring hembusan angin rawa yang menembus celah dinding-dinding rumah.

Senin, 03 Oktober 2011

Teori Darwin, Nabi Adam dan Piramid Giza

Ada 2 ruangan rahasia di Piramida Giza

Gambar Piramid Giza
Teori Darwin memang menyesatkan, bagaimana mungkin, Homo Erectus yang selama 1.000.000 tahun (1,5 juta SM – 500.000SM), tidak mengalami perubahan yang berarti. Akan Tetapi hanya dalam tempo 200.000 tahun, mengalami perubahan yang drastis, menjadi Manusia/Homo Sapiens (500.000SM – 300.000SM)?.
Perlu dipahami bahwa, Homo Erectus adalah mamalia yang telah punah 500.000 tahun yang lalu. Jenis ini memiliki kemampuan berbudaya yang sangat terbatas, selama 1.000.000 tahun.

Teori Fisika Hawking, mengungkap Perjalanan Isra Rasulullah?

 

Salah satu mukjizat Nabi Muhammad, adalah diperjalankannya beliau oleh Allah melalui peristiwa Isra’ Mi’raj.

Minggu, 02 Oktober 2011

Fantasi Perubahan Orang Bangsa

Hasnan Bachtiar*
http://as-salafiyyah.blogspot.com/
 
TIDAK ADA keprihatinan yang paling mendalam selain menyaksikan bangsa sendiri terjangkit penyakit sosial yang kompleks. Korupsi, arogansi sosial, pelanggaran HAM, kekerasan, terorisme, kebodohan masal dan kemiskinan, hampir setiap hari menghiasi halaman utama koran-koran yang menemani sarapan pagi. Tentu, semua orang bersepakat bahwa bangsa ini harus berubah menjadi lebih baik. Tapi bagaimana?
 
Sebenarnya tidak ada yang sederhana untuk membincang bagaimana manusia atau komunitas manusia bisa berubah. Namun, pasti ada hal yang “luar biasa” yang turut membantunya dalam rangka perubahan.

Museum Bikon Blewut Ledalero

Museum Bikon Blewut Ledalero

Pulau Flores di Nusa Tenggara Timur ternyata aslinya bernama Pulau Ular. Dalam bahasa Lio, Nusa Nipa. Nama Flores ternyata pemberian orang Portugal ketika pertama kali datang ratusan tahun silam. Toh dari pulau yang sayup dari Jakarta ini, keindonesiaan sempat dibina.

Sabtu, 01 Oktober 2011

In memoriam, Ratna Indraswari Ibrahim

Yesi Devisa*
http://sastra-indonesia.com/

Ketika masih duduk di bangku sekolah, baik sekolah dasar hingga sekolah menengah, belum saya temukan nama pengarang asal malang tersebut. Saya baru diperkenalkan dengan tulisannya ketika Saya duduk di bangku kuliah. Tepatnya pada semester 4. Saya bertanya pada teman, apa mereka pernah membaca karya Ratna Indraswari sebelumnya? Jawaban mereka senada dengan Saya. Belum. Seiring berjalannya waktu hingga saat ini, baru saya sadari bahwa betapa pengarang yang begitu gigih menyuarakan kaumnya itu masih tidak dikenali oleh generasi muda.

PLAGIATOR VS PENGARANG

Nurel Javissyarqi

Pengarang yang mentalnya teriming-imingi keinginan menjiplak pesona karya para pendahulunya, ialah pengkarya yang tak memiliki keberanian mengeruk kesejatian di tengah peredaran sejarah. Terpedaya laluan kecil, lalu berhamburan bersuka ria, layaknya si bocah menyenangi permainan, tiada keinginan belajar lebih atas realitas. Sebayang-bayang terhapus, kala pamor yang dijiplak meningkatkan sorot cahaya, di siang hari jaman yang didengungkan.

Nostalgia Pengantin Sastra (nJombang)

Sabrank Suparno *
http://sastra-indonesia.com/

Sastra, kerap seruas dengan hal tak terduga, lepas dari prediksi dan jangkauan macam apa pun, tiba-tiba ada, hadir, mengalir, nyata, kemudian hilang, senyap, muram, kelam dan remang. Keunikan apa sesungguhnya yang terjadi di balik fenomena sastra? Sehingga sedemikian ‘membatmentul-nya’diayunkan keseimbangan sejarah.

Sebagaimana perjalanan sejarah, sastra tak luput dari pertarungan ‘trik-intrik’pengibaran bendera: sebutlah yang paling dikenal dengan aliran realis dan surealis, keduanya gigih menyiapkan jala untuk menjadikan alasan mengenai siapa yang paling limited mendekati fungsi sastra ketika dihadapkan pada disiplin ilmu lain.

KORUPSI dan KELUHURAN

Jansen Sinamo
Kompas 21 Juni

Seorang profesor fisika, Pantur Silaban namanya, dosen kami dulu di Bandung, berkata bahwa alam tidak pernah korupsi. Elektron, misalnya, hanya bersedia menerima jatah energi yang sudah ditetapkan alam baginya, yaitu sebesar kelipatan bulat konstanta Planck. Alam bekerja dengan prinsip ”secukupnya” – tidak berlebihan dan tidak kekurangan. Ini sesuai pula dengan selarik doa klasik, ”Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.” Bukan makanan lima tahun untuk pemilu berikutnya!

Ini mengejutkan seisi kelas pagi itu. Kami tidak sedang mengikuti kuliah Pancasila atau Agama atau Etika, soalnya, tetapi kuliah Fisika Kuantum yang super-rumit.

A Rodhi Murtadho A. Alexander A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Dahana A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.C. Andre Tanama A.J. Susmana A.S. Laksana A’an Jindan AS Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Rauf Singkil Abdul Walid Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adek Alwi Adhi Pandoyo Adhitia Armitrianto Adhy Rical Adi Faridh Adian Husaini Adin Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrizas Adu Pesona Sang Wakil Presiden RI AF. Tuasikal Afri Meldam Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agit Yogi Subandi Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Rakasiwi Agus Sulton Agus Wibowo Agus Wirawan Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ah. Atok Illah Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Anshori Ahmad Damanik Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Hasan MS Ahmad Jauhari Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad S. Zahari Ahmad Syafii Maarif Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fiah Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Siddiq Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al-Fairish Al-Ma'ruf I Al-Ma'ruf II Alang Khoiruddin Albert Camus Ali Mahmudi Ch Alia Swastika Alvi Puspita Alvin Amien Wangsitalaja Aminah Aming Aminoedhin Ana Mustamin Anam Rahus Anas AG Andhi Setyo Wibowo Andi Gunawan Andry Deblenk Angela Anggie Melianna Anindita S. Thayf Anis Ceha Anitya Wahdini Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anugerah Ronggowarsito Anwar Nuris Aprillia Ika Arida Fadrus Aridus Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Ariel Heryanto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Arwan Aryo Wisanggeni Aryo Wisanggeni Gentong AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Ashadi Ik Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asro Kamal Rokan Astrid Reza Asvi Warman Adam Atafras Atok Witono Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azwar Nazir Baca Puisi Badrus Siroj Bahrul Ulum A. Malik Balada Bambang kempling Bambang Riyanto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berita Utama Bernando J. Sujibto Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Bre Redana Brunel University Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Jay Utomo Budi P. Hatees Budi Palopo Budi Setyarso Budi Sp. Indrajati Budiman S. Hartoyo Budiman Sudjatmiko Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Choirul Rikzqa Christian Heru Cahyo Saputro Cover Buku D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dadang Widjanarko Damiri Mahmud Dani Fuadhillah Daniel Paranamesa Darju Prasetya Dati Wahyuni Dawet Jabung Ponorogo Dedykalee Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Deshinta Arofah Dewi Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan Dewi Anggraeni Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Didik Kusbiantoro Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dorothea Rosa Herliany Dr Andi Irawan Dr Siti Muti’ah Setiawati Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Drs. Solihin Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddi Koben Edeng Syamsul Ma’arif Edy Apriyanto Sudiyono Edy Firmansyah Edy Susanto Efri Ritonga EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hartono Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elita Sitorini Elly Trisnawati Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Em. Syuhada' Emha Ainun Nadjib Encep Abdullah Eni Sulistiyawati Eny Rose Esai Ester Lince Napitupulu Etik Widya Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathan Mubarak Fathul Qodir Fathul Qorib Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Seni Surabaya 2011 Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fikri. MS Fiqih Arfani Firman Daeva Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Forum Santri Nasional (FSN) Free Hearty Galuh Tulus Utama Gandis Uka Ganug Nugroho Adi Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gendut Riyanto Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Pratama Glenn Fredly Goenawan Mohamad Golput Gombloh Gombloh (1948 – 1988) Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Hadi Napster Hafis Azhari Halim HD Halimi Zuhdy Hamid Dabashi Han Gagas Hardi Hamzah Hari Prasetyo Haris Del Hakim Haris Saputra Hary B Kori’un Hasan Basri Marwah Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Hendro Situmorang Henri Nurcahyo Henry H Loupias Hera Khaerani Heri CS Heri Kris Heri Latief Heri Listianto Herman RN Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Kuntoyo Heru Kurniawan Hikmat Darmawan Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humaidi Humam S Chudori I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I. B. Putera Manuaba IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ichwan Prasetyo Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Munadjat Imam Nawawi Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Herdiana Imron Arlado Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indigo Art Space Madiun Indra Tjahyadi Indrian Koto Ingki Rinaldi Iqmal Tahir Is Faridatul Arifah Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Isra’ Mi’raj Iswadi Pratama Iswara N Raditya Iva Titin Shovia Iwan Awaluddin Yusuf Iwan Gunadi J. Sumardianta Jamrin Abubakar Jansen Sinamo Janu Jolang Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jemie Simatupang Jenny Ang Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jl Simo Jo Batara Surya Jodhi Yudono Joko Budhiarto Joko Sadewo Joko Sandur Joko Widodo Jones Gultom Joni Ariadinata Joresan Mlarak Ponorogo Joseph E. Stiglitz Jual Buku Paket Hemat Junus Satrio Jurnalisme Sastra K. Hirzuddin Hasbullah K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.H. Masrikhan Asy'ari K.H. Mudzakir Ma'ruf Kadjie MM Kajian Kitab Nashoihul 'Ibad Kang Daniel Karanggeneng Kartika Foundation Kasanwikrama Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kekal Hamdani Kemah Budaya Panturan (KBP) Kesenian KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Anwar Khoirul Inayah Khoirul Naim Khoirul Rosyadi Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Puisi Suluk Berahi karya Gampang Prawoto Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Koko Sudarsono Komaruddin Hidayat Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopuisi Korban Gempa di Lombok Kospela KPRI IKMAL Lamongan Kris Razianto Mada Kritik Sastra Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kusni Kasdut Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto Lagu Laili Rahmawati Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Latif Fianto Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Listiyono Santoso Liya Izzatul Iffah Liza Wahyuninto Lucky Aditya Ramadhan Ludruk Jawa Timur Lukisan Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lustantini Septiningsih Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Ismail M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Iqbal Dawami M. Irfan Hidayatullah M. Latief M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Mushthafa M. Riza Fahlevi M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Maghfur Munif Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahwi Air Tawar Majelis Ulama Indonesia Makalah Tinjauan Ilmiah Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mantan Pastur Hafidz Al-Qur'an Maqhia Nisima Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Marjohan Marsel Robot Martin Aleida Martin Hatch Marwan Ja'far Marwita Oktaviana Marzuki Mustamar Mashuri Masjid Tegalsari di Pesantren Gerbang Tinatar Masuki M. Astro Matroni el-Moezany Matroni Muserang Max Arifin Maya Handhini Mbah Kalbakal Medco Media Jawa Timur Medri Osno Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Misbahul Huda Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh Samsul Arifin Moh. Ghufron Cholid Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Mts Putra-Putri Simo-Sungelebak Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ghannoe Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Rain Muhammad Taufik Muhammad Yasir Muhammad Zia Ulhaq Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukhsin Amar Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Mun'im Sirry Muntamah Cendani Museum Bikon Blewut Ledalero Musfarayani Musfi Efrizal Musyayana Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nabi Adam Nanang Fahrudin Nandang Darana Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Ni Luh Made Pertiwi F Nindya Herdianti Ninin Nurzalina Wati Nitis Sahpeni Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noorsam Noval Jubbek Novel Pekik Novianti Setuningsih Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nur Hamzah Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nuswantoro Nyimas Nyoman Tingkat Obrolan Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Opini Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Pameran Seni Rupa Panda MT Siallagan Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit SastraSewu Penerbitan dan Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Pengajian Pengetahuan Perang Peringatan Hari Pahlawan 10 November Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pesantren Kampung Inggris Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Petrik Matanasi Pilang Tejoasri Laren Lamongan Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pilkada Piramid Giza Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pradana Boy ZTF Pradaningrum Mijarto Pramoedya Ananta Toer Prih Prawesti Febriani Pringadi AS Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Hartanto Puji Santosa Puput Amiranti N Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Satria Kusuma Putu Setia Putu Wijaya R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.Ng. Ronggowarsito Rabdul Rohim Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sazaly Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Rengga AP Reni Lismawati Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Rieke Diah Pitaloka Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rizka Halida Rizky Putri Pratimi Robin Al Kautsar Rocky Gerung Rodli TL Rofiqi Hasan Rohmad Hadiwijoyo Rohmah Maulidia Rohman Abdullah Rojiful Mamduh Rosdiansyah Rosi Rosidi Roso Titi Sarkoro Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rumah Literasi Rx King Motor S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Saifur Rohman Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Sardono W Kusumo Sartika Sari Sarworo Sp Sastra Facebook Satmoko Budi Santoso Satrio Lintang Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Savidapius Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Sejarah Sekolah Literasi Gratis SelaSAstra Boenga Ketjil SelaSAstra Boenga Ketjil #23 SelaSAstra Boenga Ketjil #24 Seni Ambeng Ponorogo Senirupa Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Shofiyatuz Zahroh Shohebul Umam JR Sholihul Huda Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Silfia Hanani Sindu Putra Sita Planasari Aquadini Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Hadi Purnomo Soediro Satoto Soegiharto Soeprijadi Tomodihardjo Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Igustin Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Sriyanto Danoesiswoyo Stefanus P. Elu Stevani Elisabeth STKIP PGRI Ponorogo Student Center Kampus ISI Yogyakarta Subagio Sastrowardoyo Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Ariyadi Sukitman Sumenep Sumiati Anastasia Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungelebak Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Suyadi San Syafrizal Sahrun Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syamsul Rizal Syi'ir Syifa Amori Syifa Aulia T.A. Sakti Tajuddin Noor Ganie Tamrin Bey dan Robin Al Kautsar TanahmeraH ArtSpace Tarpin A. Nasri Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Roda UNISDA Lamongan Teater Sakalintang Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tawon Teater Tewol Teguh LR Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Teori Darwin Teori Fisika Hawking Tgk Abdullah Lam U Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute Theresia Purbandini Thomas Koten Tien Rostini Timur Arif Riyadi Tjahjono Widarmanto Tjut Zakiyah Anshari Toeti Adhitama Tosa Poetra Tri Andhi S Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Tutut Herlina Ucu Agustin Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Uniawati Unieq Awien Universitas Jember Usman Arrumy Ustadz Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Vassilisa Agata Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Video Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vita Devi Ajeng Pratiwi W. Haryanto W.S. Rendra Wakos R. Gautama Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Suryandoko William Shakespeare Wisnu Kisawa Wiwik Widiyati Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yayat R. Cipasang Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yulianto Yuliawati Yunanto Sutyastomo Yunus Supriyanto Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf AN Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Yuyuk Sugarman Z. Mustopa Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zarra Martsella Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zen Hae Zii Zuhdi Swt